Akibat Pernikahan Dini - Bab 119 Perampokan Cinta (1)

Tubuhnya memancakarkan aura kejam, sedangkan Annabella berada sangat dekat dengannya, tetapi ia malah tidak dapat merasakannya.

"Helbert! Apa yang kau lihat! Ayo kita pulang, aku tiba-tiba merasa tidak enak badan!" Suara lembut Annabella akhirnya membuat Helbert tersadar kembali, dia dengan lembut memeluk Annabella, dan dengan dingin ia membalas dengan sebuah kalimat.

"Baiklah, aku akan mengantarmu pulang."

"Kenapa, kamu tidak mau mampir ke rumah ku dulu?" Annabella berjalan dengan langkah yang berat, dari kalimat yang diucapkan Helbert itu terdengar beberapa isi.

"Aku masih ada urusan yang harus kuselesaikan, lagipula, kamu juga sedang tidak enak badan, nanti baru kita bicarakan lagi." Helbert menarik Annabella yang berhenti untuk lanjut berjalan, setelah ia membukakan pintu untuk Annabella, dia melihat wajah Annabella yang tidak senang, Helbert dengan lembut mengecup keningnya.

"Anak baik, setelah aku selesai dari kesibukan ini aku akan menemanimu..."

Annabella dengan tidak senang mengeluh, "Selalu saja seperti itu..."

Helbert tidak melihatnya, dia menyalakan mesin mobil, dan langsung melajukan mobilnya di jalanan.

Dan Marco Jiang disini, sedang duduk melamun, pasangannya melihat dia masih belum menyalakan mesin mobil, menanyakannya dengan bingung: "Marco, ada apa?"

Marco Jiang tidak menjawabnya, ia hanya mengerutkan keningnya berkata: "Pikiran wanita sugguh sangat sulit untuk ditebak, menjadi pasanganku, apakah ada buruknya? Wanita itu.. Sungguh tidak tau diri!"

"Ah, Marco, wanita, tidak semuanya sama sepertiku, yang ingin dengan tulus menjadi pasanganmu, ada beberapa orang, mungkin dia tidak dapat merasakan ketulusan hatimu, kamu harus memperlakukan wanita dengan sepenuh hati barulah kamu bisa meluluhkan dia."

"Sepenuh hati? Memakai hatiku... Apakah aku masih ada hati? Ah..." Marco Jiang juga tidak tau dia sedang menyindir atau menertawakan dirinya sendiri, dia langsung menyalakan mobilnya, menginjak pedal, dan mobilnya melaju seperti panah.

Di dalam villa yang elegan dan bernuansa eropa itu, terdapat Kirana yang sedang bersiap-siap untuk mandi lalu tidur, tetapi pintunya diketuk.

Kirana mengenakan baju tidur membuka pintu, ketika melihat orang yang berdiri di depan pintu, Kirana sontak ingin menutup pintunya kembali.

Tetapi sebuah kaki yang panjang masuk menahan pintu itu, dan badannya masih tertinggal di luar, Kirana menatapnya dengan dingin, "Lepaskan!"

"Aku harus membicarakan sesuatu denganmu!"

Yang sedang berdiri di luar, adalah Helbert yang terlihat dingin, ujung bibir Kirana tertawa, "Aku dan kamu, tidak ada yang perlu dibicarakan!"

Setelah berkata, dia tidak memperdulikan kaki Helbert yang masih menahan pintu itu, Kirana ingin langsung menutup pintunya.

Tetapi satu kaki Kirana ditahan oleh Helbert, selanjutnya, Kirana belum sempat meresponinya, Helbert dengan cepat langsung menahannya, memasuki ruangan, menutup pintu, dan memojoki Kirana di pintu.

Kedua telapak tangan Helbert bertengger di pintu, kepalanya mendekati Kirana, suara yang dingin dan tidak berperasaan itu terdengar.

"Apakah kamu begitu tidak ingin melihatku?"

"Ah... Kepada pria yang telah menginjak-nginjak harga diriku, kalau misalnya kamu adalah diriku, menurutmu?" ujung bibir Kirana tertawa.

Tatapan Helbert yang gelap itu menatap Kirana, dia menatapnya dalam-dalam...

"Maafkan aku..."

Ketika Helbert mengucapkan kata-kata ini dengan begitu mudahnya,. Kirana dengan tatapan terkejut menatap pria berwajah dingin itu, dia... Barusan dia tidak salah dengar, kan? Pria berhati tinggi ini, tak disangka masih bisa meminta maaf epadanya!"

Setelah menatap tatapan Kirana yang terkejut, dia mengalihkan pandangannya dan tidak tau apa yang sedang ia pikirkan.

Dagu Kirana dipegang olehnya, Helbert menatap Kirana dengan dingin.

"Ini adalah pertama kalinya aku meminta maaf! Apakah kamu mendengarnya! Kalau begitu, sekarang kita boleh membicarakannya!"

Tatapan dingin Kirana bertukar dengan tatapan Helbert, dengan keras ia memukul tangan Helbert yang memegang dagunya, ujung bibirnya yang tertawa menusuk mata Helbert.

"Brengsek lepaskan aku!"

Kirana ingin melepaskan diri dari dekapannya, tetapi sangat jelas, Helbert tidak bersedia untuk melepaskan dia, wajah Kirana berubah semakin gelap.

"Apakah kamu yang mendesain baju Isabella Yang?"

Novel Terkait

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu