Akibat Pernikahan Dini - Bab 102 Emosional (1)

Setelah asisten Leo memesan kamar hotel, Kirana dan Helbert pergi ke kamar mereka masing-masing. Asisten Leo pergi dengan wajah yang terlihat aneh, dia belum pernah melihat pasangan yang tidur di kamar terpisah!

Hanya beristirahat selama satu malam, Kirana tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan desain baju, dan juga dibangunkan oleh Helbert, dengan wajahnya yang kusuk, dia dan Helbert pergi ke sebuah klub golf.

Meskipun Kirana tidak mengerti apa yang dilakukan Helbert, tetapi Kirana yang terlihat jelas tidak ingin mempedulikan Helbert, dia tidak akan bertanya padanya, dia takut jika dia membuka mulutnya, akan keluar kata-kata yang memarahinya!

Helbert melirik Kirana yang pikirannya sedang di tempat lain,kemudian menatapnya dan berkata, "Kamu tunggu sebentar, aku akan segera kembali."

Setelah selesai bicara, dia tidak peduli apakah Kirana sedang mendengarkan atau tidak, dan langsung pergi. Setelah Kirana sadar, dia memandang punggung Helbert yang bergerak menjauh.

Dia tertegun melihat Helbert, karena tidak beristirahat dengan baik, Kirana merasa pusing, mencari tempat duduk dekat jendela, Kirana dengan lembut menopang kepalanya dengan satu tangan.

Tetapi pada saat ini, rasa kantuknya tiba-tiba datang, Kirana menutup mulutnya dan menguap. Melihat Helbert yang tidak kembali-kembali, Kirana secara pelan-pelan tertidur.

Sedangkan Helbert yang di sana, pergi ke rumput hijau yang luas, dengan bola matanya yang hitam melihat sekeliling, dia menatap seorang ayah dan anak perempuan yang sedang bermain golf.

“Ayah, bisakah kamu tidak mengalah terus!” Nelson Xu tanpa daya melihat putrinya yang cemberut, Nelson Xu dengan lembut menggelengkan kepalanya.

“Nikita, Ayah tidak mengalah, Ayah sudah tua, skill golf Ayah sudah benar-benar menurun.” Nikita masih cemberut.

Pada saat ini, Nikita Xu melihat belakang Ayahnya, ada seorang lelaki yang tampan berjalan ke arah mereka. Nikita Xu menahan mulutnya, "Ayah, ada seorang lelaki tampan yang datang mencarimu."

Nelson Xu sedikit terkejut dan berbalik, melihat Helbert yang berjalan ke arah mereka. Setelah Helbert mendekati mereka, Nelson Xu berkata dengan suara serak.

"Kebetulan sekali, Direktur Helbert!"

"Direktur Xu, iya, kebetulan sekali."

Nikita Xu mendengus, tidak mempedulikan omongan kedua orang tua itu, dia dengan sedikit bodoh merasa bahwa lelaki itu benar-benar tampan, lebih tampan dari lelaki yang pernah dia temui!

"Kakak tampan, ayo main golf denganku!"

Setelah Helbert mendengar suara lembut seperti itu, dia berbalik untuk melihat Nikita Xu, dan dengan lembut melirik Nelson Xu.

Dengan pelang mengangguk dan mengambil tongkat di tangan Nelson Xu. Pada saat yang sama, Nikita Xu juga bersiap-siap, gerakan dan sosok tampan Helbert membuat Nikita Xu memujinya.

Nikita Xu berteriak dengan pelan, "Kakak tampan, aku pukul duluan ya."

Seketika, satu pukulan sempurna Nikita Xu melengkung di udara, dan langsung jatuh ke lubang dengan akurat.

Nikita Xu melihat bola yang masuk ke dalam lubang, alisnya dengan lembut terangkat, dan melirik Helbert dengan ekspresi harapan.

Helbert menyipitkan matanya dengan tanpa ekspresi. Setelah melihat posisi lubang itu sekilas, tangan panjang itu dengan pelan melambung, kemudian bola itu terbang mengikuti gerakannya, melengkung di udara, dan masuk ke dalam lubang.

"Wah, kakak tampan, teknikmu sangat bagus!"

Nikita Xu belum pernah melihat pria yang bisa bermain golf yang membuatnya terpana!

Melihat Helbert begitu hebat, dia tidak bisa tidak memujinya.

Helbert tetap dengan ekspresi polosnya, bersuara: "Tidak sehebat itu."

Nelson Xu dengan lembut menyipit ke samping. Dia tahu Helbert yang selalu sibuk, bahkan bisa datang kepadanya. Dia tidak berpikir bahwa pertemuan hari ini benar-benar kebetulan.

"Direktur Helbert, ada urusan apa?"

"Direktur Xu terlalu segan, panggil saya Bert saja."

Wajah tanpa ekspresi Helbert dan wajah licik Nelson Xu bertemu, Nelson Xu tiba-tiba tersenyum dan berkata: "Baik, Bert, kita bicarakan disana."

“Saya juga pergi!” Nikita Xu tidak ingin melepaskan kesempatan untuk melihat pria tampan itu, meletakkan tongkat yang ada di tangannya, kemudian menarik pergelangan tangan ayahnya.

Nelson Xu melirik putrinya yang selalu membuatnya tak berdaya. Helbert tersenyum dan berkata dengan tanpa ekspresi: "Tidak apa-apa."

Nikita Xu tersenyum kepada Helbert, Helbert melirik sebentar dan ketiganya berjalan menuju area istirahat.

Ketika Helbert datang ke posisi di mana Kirana duduk, dia melihat kepala Kirana yang terangguk-angguk.

Mata hitam Helbert menyipit, sedangkan Nikita Xu dengan rasa ingin tahu memandang kakak cantik yang sedang tertidur.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu