Akibat Pernikahan Dini - Bab 190 Pembalasan Dendam Dimulai (2)

Kirana mengangguk ringan, setelah ragu beberapa saat, dengan pelan dia berkata, "Jika kamu memiliki bawahan seorang wanita, yang bisa sedikit ilmu bela diri, juga banyak akal, bolehkah pinjamkan padaku sebentar untuk melakukan sesuatu?"

Gerakan Marco Jiang yang sedang minum teh tiba-tiba berhenti. Dia menatap Kirana untuk jangka waktu lama dengan tatapan yang aneh. Dia melihat bahwa Kirana yang mendapat tatapannya merasa tidak nyaman, kemudian mulutnya menyeringai.

"Aku punya, banyak, aku bisa meminjamkan mereka kepadamu, tetapi kamu harus memberitahuku dulu apa yang kamu ingin dia lakukan."

Kirana mengira dia sudah menyetujuinya, hatinya sangat gembira, tetapi setelah mendengar bagian kedua kalimatnya, mimik wajah Kirana langsung berubah.

"Ada beberapa hal, aku tidak bisa mengatakan terlalu banyak, aku hanya bisa memberitahumu, aku menggunakan dia untuk membalas dendam kepada seseorang, kamu jangan banyak bertanya lagi."

Mata Marco Jiang menatap dalam-dalam kepada Kirana untuk waktu yang lama. Apa yang sudah terjadi pada wanita ini. Tampaknya setelah dia pulang dari sini, dia harus memeriksanya.

"Jika ada sesuatu hal apapun yang perlu aku bantu, kamu boleh datang mencariku kapan saja, jika aku bisa melakukannya, aku pasti akan pergi walaupun harus melewati api dan badai sekalipun, aku akan merasa terhormat untuk melakukan apa pun untuk kamu. Ini adalah kehormatanku." Marco Jiang tersenyum serius menatap Kirana.

Kirana sedikit terkejut, dia, mengapa mau membantu dirinya sampai seperti ini. Melihat matanya yang dalam menatap dirinya, mata Kirana bergerak canggung.

"Terima kasih ..."

"Aku belum menyelesaikan kalimatku. Aku tidak dapat membantumu dengan begitu saja. Bagaimanapun, kamu juga harus membayarnya bukan." Marco Jiang memandang Kirana dengan senyum licik.

Mendengar ini, Kirana jadi diam, dia menarik kembali perasaan senang tadi! Pria ini adalah tuan yang tidak bersedia rugi!

“Katakan! Apa keuntungannya bagiku!” namun, Kirana juga dapat memahami bahwa apa yang Marco Jiang katakan itu benar, mana ada orang yang bersedia membantu orang lain tanpa pamrih, dan tidak mengharapkan balasan apapun.

Namun, dia tidak menyangka bahwa Marco Jiang hanya mencibir sedikit dan berkata dengan penuh arti dan tatapan jahat, "Cukup traktir aku makan."

Kirana jelas terpana, dan mulutnya sedikit mengerut. Pria ini, bisakah mempunyai permintaan lain! Dia pikir harus balasan yang seberapa besar, ternyata hanya traktir makan! Mengapa setiap kali harus dirinya yang mentraktirnya makan! Apakah pria ini dilahirkan sebagai babi pada kehidupan sebelumnya!

"Bisakah kamu meminta yang lain, mengapa permintaanmu hanya makan setiap kali? Waktu itu, kamu masih belum jera dikerjai olehku." Kirana berkata, tetapi Marco Jiang hanya tertawa kecil.

Dia tidak menginginkan apapun, hanya ingin orang yang bisa makan malam bersamanya. Dia tidak suka makan, selalu ditemani dengan anggur. Sedangkan Kirana, ketika dia makan dengannya, dia bisa makan dengan sangat baik .

Bahkan makanan pedas waktu itu, dapat membuatnya makan dengan sangat nikmat, perasaan itu selalu membuatnya menjadi ketergantungan dan merindukannya!

“Aku tidak takut, selama kamu bisa makan bersamaku, mau kamu mengerjaiku sampai bagaimanapun juga tidak apa-apa.” Marco Jiang tertawa dengan mimik cuek, membuat wajah Kirana sedikit cerah.

Ini semacam rasa malu. Dia melakukan ini pada Marco Jiang, dan pria itu masih mengatakan tidak apa-apa. Sepertinya benar-benar tidak baik untuk mengerjainya.

“Oke, tiba saatnya nanti, aku akan membawa kamu untuk makan makanan lezat.” sudut mulut Kirana menyeringai. Sebagai seorang pecinta makanan, Marco Jiang benar-benar sangat mudah dibuat puas. Marco Jiang tersenyum seperti rubah.

Setelah Kirana kembali ke villa, sudah malam jam delapan lewat. Seperti biasa, dia tidak melihat orang itu di ruang tamu. Kirana berpikir bahwa dia akan berada di perusahaan atau di kamarnya sendiri.

Namun, ketika dia membuka pintu, dia melihat pria itu duduk di tempat tidurnya dan menatapnya, dan tangan yang memegang pegangan pintu menjadi agak kuat.

Kemudian dia dengan tenang menutup pintu dan ingin pergi ke kamar mandi untuk mandi, tetapi dihentikan oleh orang yang duduk di tempat tidur, "Kamu pergi kemana?"

Helbert Han akhirnya menemukan ke mana dia pergi, baru merasa lega, tetapi tidak menyangka bahwa dia akan bertemu dengan orang itu! Keduanya berbincang begitu lama lagi!

Dia sebenarnya ingin pergi menemuinya, tetapi pada akhirnya, dia memutuskan untuk tidak pergi. Sekarang, dia hanya ingin bertanya padanya untuk melihat apakah dia akan memberitahunya.

Tetapi yang menjawabnya, hanya punggung Kirana yang terus diam, hingga masuk ke kamar mandi, Kirana tetap tidak mengatakan sepatah kata pun padanya!

Wajah Helbert Han langsung menjadi suram, mata hitamnya diselimuti kabut tebal. Kirana bersikap seperti ini padanya adalah sejak kembali dari villa Annabella An terakhir kali!

Apa ini terjadi karena wanita itu merasa, bahwa dirinya tidak percaya padanya?

Setelah Kirana selesai mandi dan keluar, melihat masih ada seorang manusia besar yang duduk di atas ranjang, Kirana dengan wajah tak berekspresi duduk di sisi lain ranjang.

Benar-benar menganggapnya seperti udara! Wajah Helbert Han sangat suram!

Dia dengan kuat mengambil lengan Kirana untuk menghadap dirinya, melihat Kirana masih tidak berencana untuk menghiraunya, rasa kesal pada mata Helbert semakin bertambah.

Menundukkan badan, dia mencium dalam bibir orang yang membuatnya geram. Mata Kirana melebar, bibirnya ditutupi oleh bibir Helbert Han, berusaha keras untuk lepas, tapi tidak bisa.

Helbert Han hanya menyisap bibirnya sebentar, lalu melepaskannya kembali. Tidak disangka, Kirana hanya memandangnya dengan pandangan dingin.

Helbert Han merasa ekspresi Kirana sekarang sangat menyakitkan! Dia ingin marah, tapi tidak bisa, hanya bisa menghela napas tidak berdaya, kemudian dia bertatapan dengan Kirana.

"Kamu beritahu aku, salahku dimana. Coba kamu katakan, aku akan merubahnya, jangan tidak mempedulikanku seperti ini." Helbert Han sudah tidak berdaya sampai batasnya.

Hanya karena wanita ini, wanita yang membuatnya tidak berdaya ini, seluruh kesabarannya, sudah hampir habis!

Kirana tertawa pahit, "Terhadap pria yang tidak percaya padaku, tidak ada yang perlu kukatakan." selesai berkata, Kirana mengibaskan tangan Helbert Han yang mengurungnya.

Membalikkan badan, memberikan punggungnya menghadap Helbert Han. Mata Helbert Han redup, ternyata benar, karena masalah itu.

Dia pernah mencari tahu tentang ini setelah kejadian waktu itu. Namun, semua orang yang ditangkap olehnya, mengatakan bahwa Vina Zhou yang menyakiti Kirana! Dengan begitu, apa yang harus dia perbuat.

"Aku percaya padamu, tapi ..."

"Tapi, tapi apa, tapi kamu lebih percaya pada wanita yang berlagak dengan wajah kasihan itu? Helbert Han! Karena kamu memilih untuk percaya padanya, jangan sentuh aku! Aku tidak sudi!" Kirana duduk dan menatap Helbert Han dengan marah.

Melihat wajah dingin Helbert Han, Kirana hanya menyeringai, "Kamu bukannya begitu percaya padaku. Kamu seharusnya tahu dengan siapa aku bertemu. Dengan keahlianmu, apa yang tidak kamu ketahui? Kamu hanya percaya padaku. Lalu mengapa kamu percaya padanya, dan kamu begitu yakin bahwa bukan dia orang yang melukai wajahku? Sekarang tidak ada yang bisa dikatakan lagi di antara kita! "

"Silakan keluar! Aku sudah mau tidur!" Sstelah Kirana selesai berbicara, dia segera berbalik badan dengan acuh tak acuh lalu tidu. Helbert Han menatap punggungnya, wajahnya berubah beberapa kali.

"Kamu baik-baiklah istirahat, selamat malam, aku akan mencari tahu kebenarannya, aku bukan percaya padanya, aku hanya ..." Helbert Han ingin mengatakan sesuatu, tetapi hanya sampai di tenggorokan.

Akhirnya tiba-tiba berubah menjadi desahan, Helbert Han berdiri, dan setelah melirik punggung Kirana, dia berjalan keluar dari kamar Kirana.

Kamar itu kembali menjadi sunyi, dan Kirana membuka dengan pelan matanya, menatap tirai jendela yang dengan lembut ditiup angin.

Sedangkan Helbert Han di sisi lain, menelepon kepada kepala pelayan di tempat lain, "Apakah Annabella sudah tidur?"

“Jawab, tuan muda, belum.” setelah pelayan pergi untuk melihat sebentar, dia menjawab dengan suara hormat.

“Baiklah, jangan katakan padanya dulu, aku akan datang nanti.” suara Helbert Han memancarkan secercah cahaya.

“Ya, tuan muda.” meskipun pelayan itu ragu, tapi dia tidak berani bertanya terlalu banyak.

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu