Akibat Pernikahan Dini - Bab 29 Disengajakan (I)

Keesokkan harinya, karena kejadian kemarin, Kirana mogok kerja, dia tidak pergi kerja dan juga tidak pergi membersihkan villanya.

Dia tidur hingga ibunya membangunkannya, Kirana baru saja bangun dan turun dari tempat tidur.

Suara dering telepon langsung mengikut, Kirana mengerutkan keningnya dan melihat nomor yang sedikit familiar, ingatan Kirana lumayan bagus, dia bisa mengingat banyak hal.

Dalam pikirannya muncuk lagi scene yang membuatnya tidak enak, lalu dia mematikan teleponnya, tapi nada deirng itu bedering.

Kirana sampai ingin melemparkan handphonenya, baru saja dia ingin menonaktifkan telpon, tapi dia lansung melihat ada sebuah pesan yang diterima.

Kirana membukanya, diatas sana tertulis “Angkat telepon! Terima akibatnya! Jika kamu tidak ingin orang tuamu mengetahui hal ini!”

Tetap saja gaya Helbert yang dulu, keras kepala dan tidak membawa sedikitpun perasaan, Kirana mencibir, sekarang bahkan mengancam……

Dan diikuti lagi dengan suara nada dering lagi, Kirana memandang kembali nomor telepon asing yang sedikit familiar itu.

Dengan membawa rasa marah, dia menjawab telepon itu.

“Kamu paling bagus muncul sebelum jam 11!” Kirana baru saja menjawab telepon lalu langsung dibuat marah oleh suara yang memerintah dan sombong itu.

“Haha, Helbert, kamu kira kamu siapa!” Kirana lebih tidak peduli lagi dengannya.

“Aku siapa? Kirana! Jangan lupa, kamu berhutang kepadaku! Ada apa? Perlu aku beritahu lagi?” suara Helbert sangatlah dingin, sambil membawa sedikit sindiran.

Kirana tersenyum, Helbert mulai tidak sabar, “Emosiku tidak baik, dan juga tidak punya kesabaran, paling bagusnya kamu muncul sekarang, jika tidak, nanti kedua orang tuamu tahu kamu putus sekolah dan karena untuk membayar hutnag, aku tidak tahu apa yang akan dipikirkan mereka.

Ancaman terang-terangan! Kirana mencibir, tidak tahu malu tetaplah tidak tahu malu, tidak ada lagi yang lebih cocok lagi daripada kata tidak tahu malu untuk mendeskripskannya.

“Kamu……” belum menunggu Kirana membantah, dia sudah mendengar suara” Du…du…du”, Helbert langsung mematikan panggilannya.

Kirana menatapi layarnya dengan lama, dia memegang hp dengan keras, seakan-akan membeku, api amarah berkobar di dalam hatinya.

Setelah bernafas dalam-dalam beberapa kali, Kirana tidak hnaya benci dengan Helbert, dan juga dirinya sendiri, dia juga sangat membenci dirinya sendiri.

Harga dirinya seolah-olah kalah, tapi ini juga karena perbuatannya sendiri, dia tidak bisa menyalakan siapa-siapa.

Setelah menenangkan pikirannya, Kirana beres-beres dan pergi ke kantor……

Baru saja sampai di kantor, saat melewati sebuah studio, dia terpaku oleh sesosok orang, Kirana selalu bukanlah orang yang suka akan keributan, ketika dia melihat orang yang sedang melakukan berfoto dengan gaya yang ganteng, tatapannya terpaku.

Jerry? Itu adalah artis yang kerja sama dengan kantor? Karyawan wanita terus mengerumunin studio dan berteriak karena senang.

Kirana sedikit mengerutkan keningku, dia melanjutkan langkahnya, disaat Jerry tanpa sengaja meliaht sosok cantik itu, dia tercengang, dia sedikit kaget.

Dia, ternyata kerja disini?!

“Nona Kirana…..Nona Kirana” Asisten Leo keringatan dingin menunggu di depan kantor, sepertinya dia sedang menunggunya, Kirana mengerutkan kening dan memandangnya>

“Kamu……cepat masuk, CEO sangat marah! Kamu…..hati-hati saja……” Leo juga datang kantor dan dmarahi, dia tahu emosi Helbert itu random, tapi dia tidak tahu apa yang terjadi!

Helbert masih marah, Leo saja bisa merasakan hawa dingin dari Helbert, tatapan nya yang seolah-olah bisa membekumu itu sedikit berbahaya.

Leo dimarahi hingga parah sekali, barulah dia keluar sambal keringatan dingin, jika masih tetap disana, dia takut dia bisa hidup sampai melihat matahari besok atau tidak……

Kirana menganggukkan kepalanya, lalu mendorong pintu dan masuk kedalam, dia melihat Helbert sedang mengetok sesuatu dan dia sedang duduk di meja kerjanya.

Setelah mendengar suara, Helbert tidak mengangkatkan kepala, dia pura-pura tidak melihat Kirana, Kirana juga tidak mempedulikannya, dia langsung duduk diatas sofa dengan marah.

Kirana tiba-tiba merasa dirinya dengan Helbert sedikit seperti pacar yang sedang ada konflik! Puft! Apa yang dipikirkan olehmu? Kirana, apakah otakmu sudah rusak?

Kirana juga diam sendiri, dan tidak memperhatikan bahwa Helbert melihatnya.

Sejenak kemudian, Kirana masih tetap saja tidak mau berbicara dengannya, dia hanya terdiam dan duduk di sofa, ini juga lebih baik daripada berbicara dengannya.

Tapi Helbert tidak memberikannya kesempatan, dia menyindir : “Aku segan dengan konsep waktumu!”

Kirana tidak melihatnya dan berkata : “Terima kasih atas pujianmu, kamu tidak perlu segan.”

“Ini adalah project dari bagian finance, besok harus kasih ke aku!”

Helbert tidak rebut dengannya, dia hanya melemparkan dokumen dimeja.

“Helbert! Kamu kira aku melakukan semua hal receh? Dan aku bukanlah omnivanta! Kamu terlalu meninggi-ninggikan saya, atau kamu ingin menyusahkanku, jangan melemparkan semua urusan ke aku!”

Kirana berdiri dan melotot Helbert, sepasang matanya seolah-olah bisa mengeluarkan api, matanya bertemu dengan mata Helbert yang dingin.

“Jika mengurus segala hal receh, maka hal seperti ini seharusnya tidak susah bagimu, oh iya, kamu mengingatkanku, ingat, jam 3 sore datang ke villa untuk membersihkan villa! Aku sudah tidak memperkerjakan para pembantu, jadi hal sebesar ini hanya bisa diselesaikan olehmu!”

Melihat Helbert seolah-olah berubah, dia menatapi Kirana layaknya melihat orang asing, tatapannya sedikit menyindir.

Ini sungguh membuat Kirana tersinggung : “Jangan terlalu kelewatan, Helbert!”

Helbert tersenyum : “Bukankah kamu bilang kamu tidak tahu malu? Ini sangatlah cocok dengan gayaku. Kamu belum beradaptasi?”

Kirana kehilangan kata-kata, lelaki tidak tahu malu ini, dia menggunakan katanya untuk membalasnya! Baik! Sangat baik! Satu tahun saja, bukankah 1 tahun saja!

Kirana menasihati dirinya dalam hati, dia tidak melihatnya lagi, dia berjalan dan mengambil dokumen itu, lalu keluar dari sana.

Dia hanya meninggalkan sosok marah saja untuk Hellbert……

Helbert tersenyum, wanita! Permainan baru saja dimulai……

Mendengar pintu kantor ditutup dengan keras, para karyawan terkejut dan menatapi Kirana dengan tatapan kaget.

Wanita ini, berani membanting pintu CEO! Apakah dia tidak ingin hidup lagi? Tapi para karyawan menunggu tapi tak kunjung melihat CEO mereka datang.

Yang lebih anehnya lagi, Leo masih menghapus keringatnya dan tersenyum sambil berkta sesuatu ke wanita ini. Ini semuanya berbalik……

“Nona……Nona Kirana……, apakah kamu tidak apa-apa?” Leo melihatnya dengan hati-hati, Kirana hanya meliriknya saja.

“Aku sangatlah bagus, aku pergi dulu!” siapapun yang melihat ekspresi dan tatapan Kirana pasti akan merasakan kemarahan dia, apakah ini juga termasuk sangat bagus?

Leo tidak bertanya lagi, dia tidaklah bodoh, melihat Kirana yang terburu-buru, Leo melirik kantor yang tidak ada suara apa-apa dan mulai termenung.

Kirana memegang dokumen itu dengan keras, dia seakan-akan sedang memegang muka dan mulut Helbert! Dia ingin mencekiknya, tapi dia tahu kalau itu hanya imajinasinya saja!

Dia berjalan ke arah perkiran dan bersiap untuk mengeluarkan kunci tapi terhenti oleh sebauh nada.

“Kirana……”

Kirana menoleh, dan dia melihat Jerry yang memakai kacamata hitam, tersenyum dan berjalan kearahnya, senyuman itu membuat hati Kirana seolah-olah terkontaminasi.

Suasana hatinya membaik, dia tidak memperhatikan yang lainnya dan langsung menganggukkan kepala : “Apa kabar.”

Jerry terhenti, “Apakah kamu punya waktu? Aku butuh bantuanmu lagi, bisakah kamu mengantarkanku pulang? Asistenku telah pergi karena ada urusan……”

Kirana tercengang sejenak, lalu mengiyakan : “Tidak apa-apa, aku akan mengantarkanmu.”

Dia pergi membuka pintu mobil, Kirana tidak memperhatikan senyuman Jerry yang semakin melebar, dalam matanya terlihat sedikit licik.

Mobil melaju di jalanan, Jerry tersenyum dan memandangi Kirana : “Kamu kerja di perusahaan ini?”

Mendengar suara nya, Kirana sedikit tercengang, lalu menganggukkan kepalanya : “Iya, bagaimana kamu bisa tahu?”

“Ketika aku lagi syuting dan aku melihatmu lewat, lalu aku tebak……”

Kirana terhenti, dia memperhatikan dirinya? Sambil melihat jalanan, Kirana berkata : “Kalau kamu, mengapa kamu yang datang menandatangani kontrak dengan perusahaan?”

Jerry terhenti, Kirana benar-benar tidak tahu! Dia mengelengkan kepalanya : “Aku terus mempertahankan ikatan kerja sama dengan perusahaan ini, apalagi CEO kalian adalah temanku.”

“Teman?” Kirana terkejut, orang tidak tahu malu seperti Helbert bisa mempunyai teman yang lemah lembut seperti Jerry?!

Kirana menatap Jerry dengan pandangan penuh belas kasihan, membuat Jerry merasa aneh : “Ada apa? Apakah aneh jika aku berteman dengan CEO kalian?”

“Tidak……hanya sedikit terkejut……”

“Haha, kalau aku bilang kami adalah teman satu kamar selama bertahun-tahun, bukankah kamu akan lebih terkejut lagi?

Novel Terkait

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu