Akibat Pernikahan Dini - Bab 30 Disengajakan (II)

Mendengar perkataannya, Kirana hanya tersenyum saja, asalkan yang berhubungan dengan Helbert dia tidak ingin mendengarkannya dan juga tidak peduli.

“Suasana hatimu buruk?” Jerry melihat ada sesuatu dari ekspresi datarnya Kirana.

Kirana melirik Jerry, “Kalian para artis-artis semuanya ramah seperti kamu…..?”

Kirana tidak menjawab pertanyaannya, dia menganti topik yang lain, sepengetahuannya terhadap artis, sebagian besar artis itu tidak ramah, setidaknya ada gaya artisnya sendiri, tapi berbalik melihat Jerry, dia tidak benar-benar mengerti Jerry.

“Haha, sifatku memang seperti ini, baiklah, terima kasih, oh iya, pinjam handphone mu sebentar……” Kirana tetap menurunkannya di hotel waktu itu.

Jerry tersenyum dan menoleh kearahnya, tanpa berpikir panjang, Kirana memberikan handphone kepadanya, setelah Jerry menekan sederet angka, dikantongnya terdengar nada dering panggilan telepon.

Mendengar nada dering itu, Kirana sedikit kaget, nada dering yang dipakainya sama seperti dirinya, begitu…kebetulan….

Jerry tidak menyadari ekspresi kaget yang muncul di wajah Kirana, dia tersenyum dan menatapi Kirana dengan lembut : “Ingatanku buruk, aku kira hanpphonenya tertinggal di kantor kalian……”

Sambil berkata, dia mengembalikan handphone Kirana, Kirana hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa, Jerry turun dari mobil dan melambaikan tangan kepadanya, Kirana juga melambaikan tangannya lalu menginjak gas dan pergi.

Jerry mengeluarkan handphonenya dan tersenyum, dengan cepat dia menganti nickname di handphone, nama nickname yang digantinya adalah Angel Xi……

Sepulangnya kerumah, Kirana tidak menemukan siapa-siapa, dia bertanya kepada pengurus rumah tangga, barulah dia tahu ayah dan ibunya pergi kerumah neneknya, sedangkan kakaknya sudah menghilang sejak pagi hari, mungkin dia pergi mengurus masalah perusahaan.

Kirana ingin mencari di komputer tentang cara membuat project yang diberikan itu, tapi baru saja meletakkan dokumennya, dia merasakan rasa sakit di perutnya, sesuatu hangat mengalir keluar.

Kirana setengah jongkok, mukanya pucat. Aduh, lupa dengan datang bulan, harusnya sudah datang beberapa hari yang lalu, tapi tertunda beberapa hari, ini membuatnya tegang selama beberapa hari, soalnya waktu melakukan hal itu dengan Helbert, dia tidak melakukan tindakan pengamanan apapun......

Tapi sekarang sudah datang, meskipun dia lega, tapi setiap kali dia datang bulan, dia merasakan sakit seolah-olah akan mati, terutama ditiga hari pertama......

Dia paling membenci bulanan wanita! Karena spesial ditubuhnya, setiap kali datang bulan, dia akan mengalami sakit layaknya di lindas.

Kirana mengigit bibirnya, mukanya pucat bagaikan kertas putih, keringat mengalir dari keningnya, sambil menahan sakit, Kirana bergegas berjalan ke depan lemari.

Dia mengeluarkan sebotol obat dengan tangannya yang bergetar dan dengan susah payah memasukkannya kedalam mulut dan menelannya begitu saja.

Dia terbaring diatas tempat tidur, menunggu rasa sakitnya hilang, dia memeluk perutnya erat-erat, sambil membungkukkan badannya, dengan cara itu, barulah dia bisa meredakan sedikit rasa sakit itu.

Penyakit Kirana dibidang ini juga diketahui oleh keluarganya, dan mereka juga tidak berdaya terhadap kondisi spesial fisiknya ini, tapi ini juga kebetulan Bibi Yani izin, ibunya juga keluar, jika ada mereka, setidaknya masih bisa buatkan gula merah ataupun obat-obatan chinese untuk meredakan sakitnya......

Namun saat ini, tidak ada seorangpun, Kirana hanya bisa mengandalkan obat untuk meredakan sakitnya, setelah sekian lama, rasa sakitnya sudah berlalu, Kirana ke kamar mandi untuk membersihkannya dengan wajah pucat.

Setelah selesai membersihkan, Kirana terlemas diatas tempat tidur, kepalanya pusing, badannya lemas, dia tidak ingin melakukan apa-apa, dia hanya ingin tidur......

Dia terbaring berjam-jam diatas tempat tidur, jika bukan nada dering handphonenya berbunyi, Kirana mungkin akan tidur terus......

Nada dering terus menerus berdering, Kirana mengerutkan keningnya, kelopak matanya terlalu berat, Kirana menutup matanya dan mencari handphone nya lalu mengangkat teleponnya.

“Halo......” suara lemas Kirana membuat Leo tercengang, dia tidak tahu apa yang terjadi dan bertanya : “Nona Kirana! Apakah kamu tidak apa-apa?”

Mendengar suaranya, Kirana lebih sadar sedikit, dia membenarkan suaranya : “Tidak apa-apa, Ada urusan apa?”

“Oh, CEO (Helbert)......mengingatkanmu untuk pergi........membersihkan villa tepat waktu......” Leo sedikit susah untuk mengatakannya, dia semakin tidak mengerti apa maksud Helbert.

Menyuruh Kirana untuk membersihkan villanya lagi......ini seharusnya adalah pekerjaan pembantu, mengapa dia......sifatnya yang aneh ini membuat Leo sendiri mulai bingung dirinya sudah baru bekerja dengan Helbert atau sudah lama bekerja dengan Helbert, dia semakin tidak mengerti Helbert.

Bulu mata Kirana sedikit bergerak, kedua matanya yang terlihat lemas perlahan dibuka, dia memandang jam pasir yang berada dimeja dan tidak berkata apa-apa.

Mendengar Kirana diam, Leo bertanya : “Nona Kirana......Nona Kirana? Apakah kamu masih ada?”

Kirana menghembuskan nafasnya, dan menjawab : “Aku sudah mengetahuinya.”

Lalu menutup teleponnya, Leo tidak mengerti apa yang terjadi, dia mengelengkan kepalanya sambil menatapi teleponnya, benar-benar sekarang susah untuk bekerja......

Kirana tiduran diatas tempat tidur sangat lama, rasa sakit diperutnya membuatnya mengerutkan alisnya, dia perlahan menahan badannya dan berdiri dari tempat tidur, rasa bencinya terhadap Helbert bertambah!

Karena kedatangan bulan, mau apapun yang dilakukannya, Kirana merasa lemas, dia membereskan sedikit barang dan melihat jam, ternyata hanya tersisa 20 menit lagi.......

Kirana berjalan perlahan kearah tempat parkir, lalu mengendarai mobil ke villa itu dengan pelan.

Baru saja dia sampai di tempat parkir villa Helbert dan memarkirkan mobilnya, pengurus rumah tangga yang dia ketemu waktu itu sudah lama mennunggunya.

Melihat Kirana datang, dia tersenyum bijak : “Nona Kirana?”

Kakek panggil aku Kirana saja.” Melihat umur pengurus rumah tangga yang berumur lumayan besar dengan rambut emasnya, Kirana terpikiran dengan kakeknya yang sudah lama meninggal, tampangnya sama-sama ramah.

Terutama senyuman itu, membuat Kirana merasa dekat dengannya, seolah-olah kakek yang sangat menyayanginya masih berada didunia ini.

“Hahaha, Kirana, panggil aku kakek Deng saja.” Senyuman pengurus Deng sangatlah ceria, baru saja melihat Kirana, dia merasa gadis ini sangatlah lembut dan diam, sangatlah membuat orang suka kepadanya.

Sifatnya yang tidak sombong dan tidak membanggakan diri, dan wajahnya yang tenang membuat dia seakan-akan melihat para putri dari keluarga ternama, dan sapaan yang dekat itu membuatnya sangat suka dengannya.

Pengurus Deng berkata dengan suara lembut : “Nona Kirana, sebenarnya dulu tuan muda tidak seperti ini, tapi......uh......kamu bantu-bantu dikit......”

Pengurus Deng juga tahu apa maksud Helbert memanggil Kirana kemari, dia yang tidak tahu hubungan dibalik semua itu tidak mengerti mengapa Helbert melakukan hal seperti itu, tapi, dipikir ualng sifat tuan muda yang lembut.......

Tapi semenjak terjadi hal itu, Tuan muda seakan-akan berubah menjadi orang lain, senang dan marahnya membuat orang takut.

Kirana berkata dalam hati benar-benar tidak tahu malu, masih dulu dan sekarang, bukannya sama-sama tidak tahu malu, sejak Kirana masuk ke Villa, dia tidak meliaht seorang pembantu pun.

Dia mengerti Helbert ingin mempermainkan dia, dia menahan rasa sakit di perutnya dan rasa kacau dihatinya, dan berkata kepada pengurus Deng : “Kakek Deng, kamu bilang saja, apa yang harus aku lakukan?”

Melihat Kirana yang tidak peduli, pengurus Deng juga menghembuskan nafasnya karena tidak berdaya, dan dia menjelaskan hal-hal yang harus dilakukannya.

“Pertama siram bunga-bunga yang berada ditaman, lalu pergi setrika jas dan kemeja tuan muda......”

Melihat Kirana yang mendengarkannya dengan rajin, meskipun mukanya sedikit pucat, tapi muka rajin itu tidak menunjukkan ketidak-sabaran, ini membuat pengurus Deng lebih suka dengan Kirana.

“Lalu, dekorasi yang berada di dalam villa itu harus dibersihkan dan dilap, kamu bersihkan saja, tuan muda suka bersih, dia tidak mengizinkan ada sedikitpun debu yang berada dihadapannya, tolonglah.”

“Oh, iya, nanti juga harus memberi makan hewan peliharaan tersayang nya tuan muda, satunya bernama Domy, seekor alaskan malamute, sifatnya sedikit aneh, satunya lagi bernama junjun, seekor pomeranian, kamu hari-hati saja, mereka adalah hewan peliharaan kesayangan tuan muda, dia sangat memanjakan mereka, oh iya, Kirana, apakah kamu takut anjing......?”

Pengurus Deng baru saja menyadari masalah ini, melihat Kirana yang tetap berekspresi tenang, pengurus Deng sedikit tenang.

“Tidak apa-apa, aku lumayan menyukai anjing.” Kirana menganggukkan kepalanya, lalu didalam hatinya bertambah rasa tidak kepeduliannya terhadap Helbert, dan bersamaan dengan itu, dia sedikit terkejut seorang lelaki sepertinya ternyata memelihara anjing yang begitu lucu!

Ini benar-benar tidak masuk akal! Jangan-jangan ini adalah peninggalan pacarnya yang dulu, ini semua adalah hewan peliharaan imut yang disukai gadis, dulu dia ingin memeliharanya tapi dibatalkan karena ibunya alergi terhadap rambut binatang.

Lalu Kirana tidak bisa memelihara anjing dirumah, pengurus Deng tidak melihat sesuatu aneh dengan Kirana, lalu tersenyum dan berkata : “Hanya ini saja, kamu kerjakan dulu, jika ada yang tidak mengerti, kamu boleh datang bertanya kepadaku.”

“Baik, terima kasih kakek Deng.” Kirana menganggukkan kepalanya, lalu memutarkan badannya dan berjalan kearah taman bunga, pengurus Deng mengelengkan kepalanya dan menatapi sosok yang pergi itu dengan pandangan tidak berdaya, sebenarnya masih ada yang belum dia katakan.

Terlalu banyak yang diperintahkan oleh tuan muda, dia takut gadis ini tidak kuat melakukan semuanya, barulah dia hanya memberitahunya ini saja, sisanya akan dia bantu untuk menyelesaikannya, duh.......

Tidak tahu juga apa yang terjadi dengan tuan muda, dia bersikeras mau mempersulit gadis yang cantik dan lembut ini, dia sudah tua, dia merasa semakin tidak mengerti pemikiran orang muda.

Disaat Kirana memasuki taman bunga dan menyiram air untuk tanaman di taman, sebuah mobil hitam mewah memasuki parkiran dengan pelan, ini adalah Helbert yang baru saja pulang dari kantor......

Pengurus Deng juga melihat mobil tuan muda masuk, sudut matanya yang sudah keriput tersenyum, bersamaan dengan itu, dia juga sedikit terkejut, ada apa hari ini, mengapa tuan muda pulang begitu cepat?

Menoleh kearah taman bunga, tatapannya sepertinya menangkap sesuatu, dia terlihat ingin tertawa, tuan muda sepertinya berubah sesuatu lagi......

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu