Akibat Pernikahan Dini - Bab 99 Tanpa Diduga (1)

Ivan terbatuk pelan lalu dengan santun mengulurkan tangannya, diletakkan di depan Yesi. Tetapi Ivan belum melihat Yesi meletakkan tangan di atas tangannya.

Ivan medongakkan kepalanya sedikit dan menyipitkan matanya. Dengan nada memperingatkan bicara pada Yesi: "Jangan lupa, ganti pertolonganku! Dan juga ayahmu dan ayahku melihatnya!!!"

Yesi mengatupkan bibirnya. Dengan tidak rela meletakkan tangannya di atas tangan Ivan. Ketika tangannya dipegang oleh tangan besar Ivan, hati Yesi tiba-tiba berdebar.

Tangan Ivan sangat hangat, tetapi seperti ada kulit kasar. Pria ini dulunya melakukan hal apa?

Pinggang Yesi tiba-tiba ditarik lembut oleh Ivan. Kesadaran Yesi pun kembali. Tubuhnya terpaku sebentar. Merasakan tubuh Yesi yang kaku, Ivan mengejek, "Kenapa kaku sekali! Aku tidak mengambil kesempatan tahu! Lagipula juga tidak ada hal yang bisa ku manfaatkan! Jangan khawatir!"

Yesi memelototi Ivan. Matanya yang memandang ke atas berbenturan dengan sepasang mata yang sangat gelap itu. Dengan cepat keduanya beralih pandangan. Sebuah rasa yang sulit diartikan menelusup masuk ke dalam hati kedua orang tersebut.

Ivan terbatuk pelan lalu mengikuti irama musik membawa Yesi menari dengan anggun di lantai dansa.

Ivan merasa ada sebuah kecanggungan yang tak terlihat di antara mereka berdua. Ivan terbatuk dengan sengaja, berpura-pura asal bertanya: "Apakah kamu tahu apa yang aku lakukan di masa lalu?"

Kesadaran Yesi kembali, tanpa ekspresi melirik Ivan, "Mana ku tahu! Aku juga tidak tertarik untuk tahu!"

"Kau! Dasar wanita bodoh!" Benar-benar tidak memiliki cara untuk berbicara dengan menyenangkan! Benar-benar tidak mudah! Dia adalah Jenderal tentara udara, anak tertua dari keluarganya. Sangat mudah untuknya bicara dengan seorang wanita, tapi wanita ini tidak disangka tidak menghargainya!!

Ivan mencubit pelan bagian pinggang Yesi dengan maksud menghukum dan membuat Yesi berteriak kaget, "Ivan! Apa yang kamu lakukan?!"

"Aku tidak melakukan apapun. Hanya menyentuhmu saja. Lihat, sentuhanku bagaimana?" Ivan tertawa licik tetapi Yesi melotot tajam ke arah Ivan. Langkah kakinya sengaja dilambatkan dari langkah kali Ivan.

Lalu sepatu heels itu langsung menginjak kaki Ivan dengan keras, "Aww... wanita bodoh! Kau... kau tidak ku sangka balas dendam!!!"

Diinjak seperti itu oleh Yesi, Ivan melotot tajam pada wanita di depannya yang tersenyum puas.

"Aku hanya mencoba. Bagaimana sentuhanku? Dasar pria bodoh!"

Yesi menggunakan ucapan pria itu untuk memukul telak Ivan. Ivan dibuat diam oleh Yesi. Ivan menatap Yesi diam-diam. Wanita benar-benar makhluk hidup yang menakutkan!!!

Melihat pemandangan harmonis anak-anaknya, ayah Yesi dan ayah Ivan saling bertatapan dan tertawa satu sama lain. Mengangguk dengan puas.

Di samping itu, di sekolah bangsawan Elston, dengan wajah gelisah dan kacau Bryan berdiri di depan pintu masuk kelas Krystal Lee, kembali bersandar di tembok menunggu wanita itu.

Bunyi bel pulang sekolah berbunyi. Krystal Lee dengan seorang pria tampan keluar sambil tertawa. Ketika Krystal Lee melihat Bryan sedang bersandar di tembok, senyuman di wajah Krystal Lee langsung menghilang.

Krystal Lee melirik Bryan sekilas dengan tegang. Wajah Krystal Lee kembali dipenuhi senyuman ke arah pria di sampingnya. Kedua orang itu langsung melewati depan Bryan.

Bahkan Krystal Lee nampak seperti orang asing, mengabaikan keberadaan Bryan. Dimulai dari Krystal Lee keluar dari kelas, Bryan selalu menatap ke arah Krystal Lee.

Bryan tidak menduga Krystal Lee keluar dengan seorang pria sambil bicara dan tertawa. Tapi setelah wanita itu melihatnya, senyuman itu langsung menghilang. Setelah itu wanita itu seperti orang asing, mengabaikan dirinya!

Kedua tangan Bryan mengepal erat. Bryan selalu menatap bayangan punggung Krystal Lee, wajah Bryan menjadi sangat redup.

Di samping itu, setelah Krystal Lee melihat Bryan. Pikirannya entah pergi kemana. Pria di sebelahnya tersenyum lembut sambil menggoyang-goyangkan tangannya di depan wajah Krystal Lee.

"Krystal? Krystal?"

"Ha? Ehem, maafkan. Aku.. aku.. tadi memikirkan sesuatu... aku... tidak dengar. Tadi kamu bicara apa?"

Krystal Lee menatap pria tinggi di sebelahnya dengan menyesal. Pria ini adalah kakak sepupunya, Dylan Lee. Pria itu baru saja pindah sekolah dan berada di kelasnya.

"Bukan apa-apa. Aku cuma ingin tanya, sepulang sekolah apa kamu ada waktu? Ibuku ingin kamu makan di rumah kami."

"Ha? Emm, tunggu akhir pekan saja. Hari ini aku ingat ada acara lain,  tunggu akhir pekan, ya? Akhir pekan nanti aku pasti pergi! Sampaikan permintaan maafku pada ibumu, ya? Akhir pekan pasti aku datang untuk meminta maaf."

Hari ini Krystal Lee sama sekali tidak memiliki suasana hati yang baik. Setelah terakhir kali dirinya memaki Bryan dan tidak mencari pria itu lagi. Krystal Lee selalu berpikir, Bryan tidak akan memperdulikan dirinya lagi. Walaupun hati Krystal Lee sangat sakit, tapi juga ada rasa bebas. Setelah tidak bertemu, mungkin dirinya masih bisa melewati hidup dengan baik.

Waktu adalah suatu hal yang baik. Krystal Lee percaya, dia bisa melupakan Bryan! Tapi ketika dia melihat Bryan di depannya, hati Krystal Lee yang tenang kembali berombak. Dia sangat tahu, dirinya masih tidak menyerah! Cinta ini, dia ingin menyerah tapi sangat sulit untuknya menyerah!

Dylan Lee tertawa pelan. Setelah melihat Krystal Lee menatap pria itu, Krystal Lee langsung menjadi linglung. Dylan Lee juga tahu sedikit. Sambil mengelus kepala Krystal Lee, Dylan Lee tersenyum sambil berkata: "Sudah cukup. Akhir pekan nanti aku akan datang menjemputmu. Baik-baiklah dengan urusanmu."

Krystal Lee berusaha keras tersenyum dan mengangguk. Setelah Dyan Lee melambaikan tangan padanya, Krystal Lee menjadi sendiri setelah Dylan Lee pergi.

Krystal Lee memandangi bayangan punggung Dyan Lee. Setelah menghela napas pelan, saat sedang kembali berjalan, dari belakang tubuhnya sebuah suara yang familiar dan yang membuat hatinya perih terdengar.

"Dia, siapanya dirimu?"

Langkah kaki Krystal Lee tiba-tiba berhenti. Wanita itu memutar tubuhnya dan melihat Bryan dengan wajah murung berjalan ke arahnya. Degup jantung Krystal Lee tiba-tiba melambat.

Krystal Lee yang sedang ragu apakah harus pergi atau tidak, tahu-tahu sudah melihat Bryan berada di depannya.

"Jawab aku!"

Krystal Lee mengernyitkan alisnya. Mengangkat pandangannya dan menatap Bryan dengan dingin, "Apa urusannya denganmu?!"

"Aku..." Dalam sekejap Bryan terdiam. Benar. Sepertinya ini bukan urusannya! Bryan yang gelisah dengan kasar menarik leher bajunya.

Tapi Bryan mengernyitkan alisnya lalu kembali berkata: "Baiklah, kita jangan membicarakan orang itu dulu. Aku datang karena ingin bicara denganmu. Aku telah mempertimbangkan dengan lama. Aku.. aa...ku... aku bisa bertanggung jawab padamu!"

Bryan seperti menggunakan seluruh keberaniannya. Tuhan tahu, setelah Bryan pulang, dia selalu berpikir. Dirinya harus berbuat apa. Dia baru saja melepaskan rasa bersalah di dalam hatinya.

Setelah mendengar ucapan Bryan, Krystal Lee sama sekali tidak berekspresi. Masih menatap dingin Bryan.

"Bertanggung jawab? Bagaimana caranya kamu bertanggung jawab? Dan kenapa kamu harus bertanggung jawab? Mengasihani aku? Bryan! Aku beritahu padamu! Kamu tidak perlu bertanggung jawab perihal masalah ini! Dan perihal bertanggung jawab, kamu tidak cukup baik untuk membicarakannya! Lagipula bukankah itu hanya tidur? Apanya yang aneh? Aku tidak memasukannya ke dalam hati!"

Wajah Bryan tiba-tiba redup. Bryan menatap Krystal Lee dalam-dalam lalu berkata: "Coba kamu katakan sekali lagi! Kamu tidak peduli dengan masalah ini? Apakah kamu benar-benar berpikir aku seperti itu?"

"Ya! Bryan, aku membencimu! Jijik padamu! Kamu adalah orang yang tidak punya hati! Saat kau bilang bertanggung jawab, apakah semuanya selesai? Apa yang kau pahami dari bertanggung jawab? Kamu tidak mengerti! Selamanya kamu tidak akan mengerti!"

Selesai bicara, Krystal Lee langsung memutar tubuhnya dan berjalan dengan sikap dingin. Tapi ketika dia memutar tubuhnya, dalam sekejap air mata yang tidak bisa ditahannya mengalir...

Wajah redup Bryan menatap tajam bayangan tegas Krystal Lee. Kedua tangannya mengepal erat. Sialan! Sekarang dia benar-benar seorang bajingan!

Waktu telah berubah! Sekarang wanita itu sedang menghukum dirinya, kah? Bryan sudah merasakan rasanya diabaikan. Sudut bibir Bryan terangkat mentertawai dirinya sendiri.

Ketika melihat bayangan punggung tegas Krystal Lee, dengan sangat jelas Bryan merasa hatinya sangat sakit sampai tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata!

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu