Akibat Pernikahan Dini - Bab 99 Tanpa Diduga (2)

Dan juga ketika dirinya melihat Krystal Lee mengobrol dan tertawa bersama seorang pria, lalu Krystal Lee melihat dirinya lalu wanita itu menyembunyikan senyumannya. Bagian dalam tubuh Bryan hampir dipenuhi amarah yang akan meledak.

Hatinya semakin gelisah. Bryan benar-benar tidak tahu, sekarang ini dirinya harus berbuat apa!

Dirinya sekarang selalu ragu antara Kirana dan Krystal Lee. Hatinya tidak mengerti perasaannya yang sekarang, juga tidak mengerti perasaannya pada Kirana dan Krystal Lee....

Bryan kembali membeli alkohol. Di balkon kamarnya Bryan, ketika Hendra mendorong pintu untuk masuk, Hendra bisa mencium dengan jelas aroma alkohol yang sangat kuat di kamar ini!

Hendra juga merasa dengan jelas, adiknya yang selalu membuatnya resah kembali menunjukkan emosinya!

Hendra memanfaatkan waktu luangnya untuk datang memperhatikan adiknya, tapi melihat adiknya yang seperti ini, Hendra untuk sekian kalinya mengernyitkan alisnya.

Hendra mengabaikan botol alkohol yang berantakan dan berjalan ke sebelah Bryan dengan alis yang berkerut. Melihat Bryan kembali bersiap mengambil sebuah botol dan meneguknya secara brutal, Hendra langsung menghentikannya, "Jangan minum lagi. Kamu harus hati-hati jikalau kakek tahu. Pantatmu bisa benar-benar hancur!"

"Jangan perdulikan aku! Jika dia ingin pukul ya pukul saja! Lebih bagus pukul aku sampai mati! Hik!" Bryan tiba-tiba merampas alkohol yang ada di tangan Hendra sambil cegukan karena terlalu banyak minum alkohol.

Hendra menggeleng pasrah. Melihat Bryan kembali lanjut meminum alkoholnya, Hendra terdiam lalu juga membuka sebotol alkohol, "Baiklah, jika kamu ingin minum, kakak akan menemanimu!"

Setelah itu Hendra langsung meminum alkoholnya. Bryan terpatung sebentar, melirik Hendra yang meminum alkohol sekilas.

"Kak, kau jangan menambah masalah!"

Tangan Hendra berhenti lalu pria itu menatap Bryan dengan tatapan tidak biasa, "Ck ck ck, masih bisa memanggilku kakak? Lihatkan siapa yang mabuk."

Bryan diam, tidak memperdulikan kakaknya. Hendra pelan-pelan membuat malu Bryan, "Apakah karena Kirana?"

Tangan Bryan yang sedang meminum alkohok membatu, wajahnya semakin redup, "Bukan. Emmm bisa dibilang begitu tapi tidak semuanya tentang dia!"

Hendra menurunkan botol alkoholnya. Mendengar jawaban Bryan, Hendra semakin tidak mengerti.

Melihat sepasang mata Hendra yang kebingungan, Bryan menjadi ragu. Kakaknya selalu menjadi orang yang membereskan masalah yang dibuat. Dari kecil sampai besar, kakaknya tidak pernah membereskan masalahnya sendiri, hanya masalahnya....

Dan sekarang, masalah yang membuatnya sangat resah adalah harusnya dia mengatakannya dan membuat kakaknya mengerti jelas, itu sudah cukup.

Bryan semakin minum dengan banyak dan keinginannya untuk memberitahu perihal Krystal Lee ke kakaknya semakin kuat. Melihat ekspresi Hendra yang agak terkejut, ucapan selanjutnya yang ingin Bryan ucapan tidak berani ia ucapkan.

"Uhuk, akhirnya adik laki-lakiku yang bodoh pikirannya menjadi terbuka! Walaupun mengerti dengan paksaan! Bagus, bagus, kau punya masa depan!"

Bryan tidak menduga akan mendengar Hendra berkata seperti itu. Bryan memutar matanya kesal, "Kau bisa serius sedikit tidak? Aku sedang bicara sangat serius denganmu!"

"O? Apakah aku tidak serius? Aku juga sangat serius! Oh baiklah. Lanjutlah bicara..." Hendra melihat tatapan Bryan yang semakin menderita sangat lucu.

Hendra mengepalkan tangannya dan meletakkannya dibawah bibirnya lalu melalui senyuman memberi petunjuk Bryan untuk lanjut bercerita.

Setelah Bryan memberikan tatapan mencibir, Bryan kembali bercerita: "Bukankah aku tidak mengerti dengan diriku sendiri? Aku memikirkannya sangat lama, aku berpikir akan bertanggung jawab padanya! Tapi wanita itu! Tidak disangka dia menolakku tanpa tahu baik dan buruknya! Lalu... lalu wanita itu berkata aku tidak mengerti apa yang disebut dengan tanggung jawab!"

Bryan sangat kesal. Ada emosi pada setiap kata yang dikeluarkan pria itu. Hendra mengerutkan dahinya lalu menatap Bryan dengan serius, "Apakah kamu benar-benar tahu apa itu tanggung jawab?"

"Lalu tentang Kirana dan Krystal Lee, apakah hatimu sudah menilainya? Perasaanmu lebih condong ke siapa?"

"Tentu saja ke Kirana!" Tanpa berpikir Bryan langsung menjawab. Tetapi Hendra mengernyitkan dahinya dan menggeleng, "Jangan terlalu cepat menjawabku. Kamu harus memikirkannya dengan sangat jelas. Apakah kamu yakin mencintai Kirana?"

"Ya, aku cinta Kirana!"

"Lalu kenapa karena masalah Krystal Lee kamu sampai membeli banyak alkohol begini?"

"Aku... aku... ini bukan karena wanita itu.... dia... dia..." Bryan tiba-tiba terdiam karena pertanyaan itu. Di waktu itu Bryan juga tidak jelas harus menjelaskannya bagaimana. Tapi Bryan menekankan pada Hendra bahwa hatinya tidak pernah berubah. Dia masih mencintai Kirana!

Tetapi ucapannya yang gagap tiba-tiba membuat hati Bryan sangat merasa tidak nyaman. Bryan juga tidak tahu, sebenarnya apa yang membuat dirinya tidak nyaman!

"Sudah terlihat. Ucapanmu yang gagap tadi dan mengenai Kirana dan Krystal Lee, hatimu masih belum mengerti. Sebelumnya kamu pernah mencintai Kirana, tetapi setelah itu Krystal Lee muncul. Hatimu sudah berubah tetapi kamu masih belum mengetahuinya atau dirimu yang tidak membiarkan dirimu tahu isi hatimu yang sebenarnya!"

"Ti...tidak... aa... aku.. hanya... hanya...."

Bryan ingin mengelak tapi dirinya tiba-tiba tidak tahu bagaimana cara mengelaknya!

"Dahulu kamu pernah mencintai Kirana, tapi setelah kamu disakiti olehnya, tanpa sadar kamu ingin melupakannya. Dan saat ini, Krystal Lee tanpa sengaja masuk ke hatimu tapi kamu selalu memaksa dirimu. Kamu masih mencintai Kirana. Nah biarkan aku bertanya, ketika kamu melihat Krystal Lee bersama pria lain, apakah kamu cemburu?"

"Ketika kamu melihatnya sedih dan sakit hati apakah hatimu sakit? Ketika kamu melihatnya dia tidak menempel padamu lagi, apakah kamu merasakan kehilangan? Nah kamu hanya tidak pernah memikirkannya, kenapa demi wanita yang tidak kamu cintai kamu sampai membeli alkohol seperti ini?"

"Lalu juga...."

"Jangan bicara! Kau jangan bicara!!!" Hendra hendak bersiap bicara tetapi Bryan tiba-tiba menutup telinga, tidak ingin mendengarnya lagi.

Hendra melepas napas pelan lalu menepuk pundak Bryan, "Kamu pikirkan baik-baik hatimu. Siapa yang sebenarnya kamu cintai! Jangan tunggu sampai kehilangan! Jika menyesal lagi, kamu akan lebih sakit!"

Selesai bicara, Hendra menghela napas lalu bangkit dan meninggalkan Bryan. Bryan yang hanya tinggal sendiri memeluk kepalanya yang terasa sakit. Pria itu berpikir dengan sangat lama....

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu