Akibat Pernikahan Dini - Bab 85 Nafsu (1)

Herlina dengan rasa marah pergi ke tempat Samuel untuk mencari pria itu. Setelah berkeliling di dalam kamar mencarinya, tidak menemukan pria itu juga. Tiba-tiba dari dalam kamar mandi terdengar suara seseorang sedang mandi. Herlina terpaksa menunggu pria itu dengan tampang dingin.

Samuel dengan tubuh telanjang yang dililiti handuk keluar dari kamar mandi. Tangannya yang sedang mengusap-ngusap kepalanya dengan handuk berhenti saat melihat seseorang di kamarnya dengan wajah tidak senang. Samuel tersenyum ringan, "Hei, ada apa dengan cantikku? Siapa yang menyakitimu? Mari bicarakan dengan kakak. Kakak akan bantu memukulnya!"

"Ibuku! Kau pergilah memukulnya!" Herlina memelototi Samuel, Samuel pun terdiam. Senyuman di wajahnya menghilang. Mendengar ibu Herlina disebut, hati Samuel menjadi tidak nyaman. Samuel tidak pernah bertemu ibu dari Herlina yang seperti itu. Benar-benar seperti rubah!

"Lebih baik tidak pergi. Bagaimana bisa membuat kesayanganku marah seperti ini?" Samuel duduk di samping Herlina, lalu mengelus lembut rambut gadis itu.

Herlina terdiam. Dari tubuh Samuel tercium harum tubuh pria setelah mandi yang menyeruak masuk ke dalam hidungnya.

Terlebih lagi ketika pria itu mendekat kepadanya. Tubuh telanjang pria itu membawa kehangatan yang mungkin bisa membakar kulitnya.

Mereka hanya pernah berciuman. Sama sekali tidak pernah bersentuhan secara intim dan Herlina juga tidak pernah bersentuhan dengan pria. Tanpa disadari, Herlina melirik dada bidang dan otot-otot perut Samuel.

Saat itu wajah Herlina langsung panas dan memerah. Melihat Herlina tidak menjawab dan malah memasang ekspresi yang tidak biasa, Samuel dengan khawatir menyentuh dahi gadis itu.

"Tidak panas. Tapi kenapa wajahmu semerah ini. Flu kah?"

Mendengarnya, wajah Herlina semakin memerah. Wajahnya yang panas membawa hawa yang semakin panas, membuat Herlina melirik Samuel sekilas, berpura-pura tidak sadar merubah posisi duduknya, menjauh sedikit dari Samuel.

Tetapi Samuel tiba-tiba merasakan sesuatu. Dengan senyuman nakal Samuel semakin mendekat ke Herlina, dengan ambigu berkata, "Ck ck ck, sayang, apakah karena kamu melihat sesuatu yang harusnya tidak kamu lihat?"

"Pergi, pergi! Menjauh dariku sedikit." Melihat Samuel tiba-tiba mendekatinya, Herlina tiba-tiba mendorong tubuh pria itu. Tangan Herlina yang dingin tidak sengaja menyentuh dada Samuel yang hangat. Herlina bisa merasakan suara detak jantung pria itu.

Samuel juga termenung. Ketika tangan kecil lembut itu menyentuh dadanya, jantungnya tiba-tiba berdebar. Kedua orang itu melihat satu sama lain dalam diam, kemudian kesadaran Herlina terlebih dahulu kembali.

Herlina hendak menarik tangannya tetapi di tahan oleh Samuel, "Herlina..."

Samuel menatap Herlina dengan tatapan penuh hawa nafsu, mungkin seperti ingin membuat gadis itu merasa panas. Melihat Samuel semakin mendekatkan wajahnya, Herlina menutup matanya dengan gugup.

Tetapi Herlina hanya merasakan tatapan jahil sedang menatap wajahnya tanpa melakukan hal apapun. Herlina tiba-tiba membuka matanya dan tidak menyangka melihat sepasang mata nakal menatapnya.

"Herlina, apakah kamu sedang menantikan sesuatu?"

"Kau... Samuel jelek! Aku akan mendiamkanmu!" Melihat Samuel masih mentertawakan dirinya, Herlina mendorong Samuel dengan wajah malu dan kesal. Ketika ingin pergi, pinggulnya tiba-tiba dipeluk setelah itu Herlina langsung duduk di atas pangkuan Samuel. Gadis itu dipeluk dengan erat.

"Sayangku..." Panggil Samuel dengan suara serak ditelinga Herlina dengan lembut. Telinga Herlina saat itu merasa lemas dan geli.

"Samuel, jangan ganggu..." Herlina diganggu sampai merasa geli oleh Samuel, lalu tubuhnya diputar oleh pria itu. Herlina menjadi duduk di pangkuan Samuel, kedua orang itu saling bertatapan.

Herlina terdiam melihat wajah serius dan tatapan panas Samuel. Tatapan panas dan mempesona itu menatap Herlina dalam-dalam, seperti ingin memakan gadis itu.

Herlina tiba-tiba menelan ludahnya. Khususnya ketika gadis itu merasakan sesuatu yang keras dibawah tubuh pria itu berdiri. Herlina juga mengerti ini adalah respon dari seorang pria.

"Samuel... aku... mmmphhh..." Belum selesai Herlina bicara, Samuel tiba-tiba menarik kepala Herlina, dengan kasar mencium bibir Herlina!

Ciuman yang buru-buru dan kasar itu langsung membuat otak Herlina menjadi kosong.

Setelah itu tubuhnya tiba-tiba diputar. Herlina merasa tubuhnya diletakkan dengan lembut di atas kasur oleh Samuel.

"Samuel, aku...." Ucapannya kembali dihentikan oleh Samuel. Tubuhnya mendingin. Kesadaran Herlina belum kembali, ciuman panas Samuel sudah merambat ke dada Herlina.

"Eennggh... tidak.. Samuel..."

Hati Herlina selalu merasa ragu dan ribut. Dirinya dicium oleh Samuel sampai merasa pusing. Tangannya semakin tidak memiliki kekuatan untuk mendorong pria itu dan tiba-tiba Samuel berhenti, menatap lurus ke arah Herlina.

Melihat Samuel tiba-tiba berhenti dan menghembuskan napas berat, Herlina dengan tatapan ragu bertatapan dengan Samuel. Melihat Samuel memutar tubuhnya, seperti biasa ingin merokok.

Tetapi baru saja mengambil rokok, melihat masih ada Herlina, Samuel tiba-tiba mematikan rokoknya. Melihat itu, Herlina juga ikut membalikkan tubuhnya.

Setiap kali suasana hatinya memburuk, Samuel pasti ingin merokok. Herlina tidak mengerti dari sisi mana dirinya membuat pria itu kesal. Dengan tatapan sedih dan ragu, Herlina meraih leher Samuel.

"Aku... apa aku membuatmu marah?"

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu