Akibat Pernikahan Dini - Bab 215 Periode Perang Dingin (2)

Setelah hotpot disajikan di atas meja, Jerry dengan perlahan mengambil sepotong daging dengan sumpit dan memasukkannya ke dalam mangkuk Kirana. Kirana menatap Jerry dengan sedikit perasaan aneh, saat sedang bersiap untuk mulai makan, di mangkuk nya sudah berlebih satu buah bakso.

“Ayo, makan ini, ini enak!” Saat Marco Jiang menatap Kirana dengan wajah penuh senyuman itu, daging yang baru saja diambil oleh Kirana terjatuh kembali ke mangkuk. Marco Jiang, apakah hari ini ada yang salah dengannya?

Di mangkuknya kemudian bertambah lagi sayur hijau. Jerry dengan lembut berkata lagi: “Makanlah sayur hijau, gizinya sangat bagus!”

“Eh, terima kasih…”

“Makan ini! Makan bakso ikan, bagus untuk pertumbuhan!” Kirana sedikit terkejut melihat Marco Jiang banyak bicara.

“Uhuk uhuk…terima kasih…”

“Makan ini…”

“Makan ini…”

Belum sempat Kirana menjawab, dua pria itu tidak hentinya memasukkan makanan ke dalam mangkuk Kirana. Raut wajah Kirana mulai terlihat kacau.

Melihat mangkuk nya yang sudah dipenuhi sayur yang menggunung membuat Kirana merasa frustasi. Siapa yang bisa memberitahu apa yang sebenarnya sedang terjadi?

Dan Isabella Yang juga sangat frustasi karena dia sendiri juga belum sempat mengambil sedikitpun makanan. Dua pria ini seperti sedang bersaing, berlomba memberikan semuanya kepada Kirana, sungguh seperti anak kecil.

Permainan apa yang sedang dimainkan!

Diantara dua wanita ini, apakah harus di bedakan seperti ini!! Isabella Yang seakan merasa sakit tapi tak berdarah. Marco Jiang dan Jerry seakan seperti mempunyai dendam mendalam, dengan tatapan tajam yang saling menantang!

Belum sempat Kirana menegur mereka berdua, perutnya terasa seperti terombang-ambing, dia langsung buru-buru menahan mulutnya kemudian bangkit berlari menuju toilet.

Tiga orang yang sedang duduk itu seketika terlihat terkejut dan curiga sekaligus cemas melihat Kirana menghilang ke dalam toilet.

Beruntung dirinya tidak makan begitu banyak, jika tidak, setelah makan makanan pedas, saat muntah pasti akan sangat menderita.

Setelah membersihkan bibirnya, Kirana berdiam beberapa lama, sampai dia akhirnya tidak merasa mual lagi. Saat dia baru saja meninggalkan toilet, dia langsung melihat Marco Jiang di luar yang sedang menunggunya.

“Apa kamu baik-baik saja? Apakah kamu ingin pergi ke dokter?”

“Ha? Tidak…tidak apa, hanya saja perutku sedang tidak bersahabat, bukan hal besar.”

“Oh, kalau begitu bagus, apakah kamu masih ingat?

“Ingat apa?” Mendengar Marco Jiang tiba-tiba bertanya, Kirana terlihat kebingungan.

Marco Jiang dengan setengah berbisik berkata: “Waktu pertama kali kita…”

“Siapa…siapa yang pernah melakukannya pertama kali denganmu!!!” Dengan tercengang Kirana langsung menjauhi Marco Jiang. Marco Jiang hanya bisa menggaruk-garuk kecil keningnya.

“Dengarkan aku bicara sampai selesai bodoh! Maksudku saat pertama kali kita bertemu juga sama seperti sekarang, di depan pintu toilet!!”

Kirana menghela nafas lega. Mengejutkannya saja, Kira mengira Marco Jiang akan mengatakan hal omong kosong apa lagi.

“Lantas, kamu sangka apa yang ingin aku katakan, hm~?” Marco Jiang mulai berjalan mendekati Kirana dengan senyum jahil bak iblis itu. Dengan terkejut Kirana mulai berjalan mundur.

Kirana terus berjalan mundur sampai tertahan dinding di belakangnya, tiba-tiba Marco Jiang menjulurkan kedua tangannya ke kedua sisi telinga Kirana mengurung Kirana.

“Ayo jawab aku, jika tidak dijawab, aku akan menciummu!” Ucapan Marco Jiang seperti setengah serius setengah bercanda membuat Kirana melebarkan matanya kaget.

Ini…apa hari Marco Jiang belum minum obatnya atau dia sudah mabuk! Mengapa dia menjadi tidak seperti tidak biasanya!

“Marco Jiang! Jangan bercanda! Menyingkir!”

“Apakah aku terlihat seperti bercanda?” Wajah Marco Jiang tiba-tiba terlihat serius, kedua mata itu menatap Kirana tajam dan dalam, seperti memberi jawaban kepada Kirana.

Kirana merasa kesal. Saat dia baru saja bersiap ingin mendorong Marco Jiang, tiba-tiba terdengar suara familiar. Dengan nada dingin berbicara, “Apa yang kalian lakukan!”

Marco Jiang dan Kirana menoleh ke arah asal suara bersamaan, kemudian terlihat Helbert Han yang sedang menatap Marco Jiang dingin. Tiba-tiba, Helbert Han berjalan maju, mencengkram kerah baju Marco Jiang dan meninjunya.

“Aku ingat aku pernah memperingatkanmu, jangan pernah menyentuh wanitaku!”

“Cih…Haha, Helbert Han! Lantas mengapa jika dia wanitamu? Orang yang kusukai, dari dulu aku tidak pernah ada maksud untuk melepaskannya! Dan dia, adalah orang yang kusukai!” Dengan kasar Marco Jiang meludah darah yang mengalir dari sudut bibirnya.

Dengan wajah yang tidak ingin mengalah Marco Jiang saling bertatapan dingin dengan Helbert Han. Kirana mulai mengumpulkan kesadarannya, tatapannya terlihat runyam melihat pemandangan yang ada di depannya.

Tiba-tiba, dia dengan dingin berbalik berjalan pergi, tapi sayangnya tangannya di tahan oleh Helbert Han, “Apakah aku sudah mengizinkanmu pergi?”

Kirana dengan kasar menepis tangan Helbert Han, kemudian dengan senyum sinis berkata, “Kenapa, apakah diam-diam mengikutiku sangat menyenangkan? Atau kamu mengirimkan orang lain untuk memata-mataiku? Hm?”

Helbert Han memicingkan matanya, “Aku tidak diam-diam mengikutimu! Juga tidak memata-mataimu! Bisakah kamu jelaskan padaku mengapa kamu bisa bersama Marco Jiang!!”

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu