Akibat Pernikahan Dini - Bab 51 Kecantikan Yang Elegan (1)

Hari Sabtu tiba, Asisten Leo tepat waktu menelepon bangun Kirana, energi Kirana saat bangun tidur memang sudah kuat,apalagi akhir pekan tapi karena terkait dengan Helbert , sepanjang waktu tidak akan ada mood yang baik.

Terutama untuk urusan bangun tidur,ini adalah hal besar ! Dia bekerja lembur untuk membuat dokumen-dokumen itu tadi malam dan begadang sampai pagi, dan pagi pagi masih harus menelepon untuk membangunkannya ! Bisakah kamu memiliki mood yang baik?

"Beri kamu satu menit ! ada kentut lepaskan!" Wajah hitam Kirana, bahkan mulut ikutan meledak.

Asisten Leo tetap mendengar ketidakpuasan Kirana, Asisten Leo juga tersenyum dengan terpaksa: "Nona Kirana! Boss Helbert berkata bahwa kamu cepat berdandan, pukul 10.30 kami datang menjemputmu!"

"Apa yang ingin dia lakukan! Hari ini adalah akhir pekan !!" Kirana mengertakkan gigi.

Asisten Leo bingung bertanya: "Nona Kirana lupa?Bos Helbert berkata bahwa dia akan mengajakmu bertemu dengan neneknya ..."

Kirana dalam sekejap ada perasaan ingin membunuh Helbert. beberapa hari in aku tidak berhenti mengerjakan berkas yang dimintanya !

Dia bahkan lupa ! Pria jelek tak tahu malu!

"Sudah tahu!"

"Oh ...", dengan ketidakpedulian Kirana dan suara desahan amarah, telepon dengan ganasnya dimatikan .

Asisten Leo ingin menangis tapi tidak tidak bisa megeluarkan mata ,mengapa kedua sisi ini sama sama memiliki mood yang jelek , kehidupan keduanya terasa seperti bersalah , hanya dia yang merasa kesejahteraan!

Kirana melihat hp sudah jam 9 lewat dan kesal sambil menggaruk garuk kepala , kirana perlahan lahan berjuang bangkit.dari tempat tidur

Setelah cuci muka sikat gigi, tidak ada yang dipertimbangkan lagi Kirana langsung mengenakan pakaian kerja sehari harinya lalu turun kebawah .

Melihat Ayah Kirana dan Daniel sedang duduk di sofa,satunya minum teh dengan santai, satunya lagi membaca dokumen, dan Ibu Kirana terus merajut apa yang ada di tangannya.

Kirana menghela nafas dan menguap, dan datang ke Ibu Kirana, lalu bersandar padanya. Ibu Kirana tidak punya pilihan selain memindahkan kepalanya. "Kamu ini sudah tidur begitu lama, masih belum puas? "

Bagi Kirana, hal yang paling bahagia adalah tidur! siapapun tidak bisa menghentikannya tidur sepanjang hari!

"Belum puas ..."

"Sudah hampir jadi babi ! cepat pergi sarapan sana , Bibi Yani , bawakan Nona sarapan ! " Ibu Kirana dengan kasih sayang memegang kepala Kirana , sambil berjalan dari dapur berbicara .

Bibi Yani menggunakan celemek sambil mengusap tangan bertanya kepada Kirana ,"Nona mau makan apa ?"

Kirana menguap lagi seperti tidak bertenaga berkata : Bibi Yani , bawakan aku apa saja juga boleh ."

“Owh , baiklah ." Bibi Yani Tersenyum lalu kembali sibuk kedapur

Daniel menaruh dokumen dokumennya , tertawa sambil meledek Kirana ,"Kenapa , kemarin malam tidak dapat pencuri ?"

Kirana melihat Daniel sekilas dan tertawa sedikit mebalasnya dengan lemas : ”betul , Pencuri itu larinya sangat cepat , tak tertangkap ,pergi dari tempat tidur !"

Daniel tertawa hingga tidak berkata kata , Ayah Kirana sedang menonton tv , mendengar mereka berbicara tentang pencuri ini , kebingungan bertanya : "Rumah kita kemasukkan pencuri ? mengapa aku tidak tau ?"

Ibu Kirana dengan tidak berdaya menatap Ayah Kirana , " Pencuri apanya , itu adalah bahasa kode antar mereka kakak beradik.

Ayah Kirana tertawa melihat Kirana , dengan tidak sanggup mengeleng gelenggkan kepala , Kirana menunggu Bibi Yani menyiapkan sarapannya , tidak ada selera dan langsung sembarang makan saja .

Pada saat ini, dering telepon berbunyi lagi. Ketika Kirana memperhatikan nomor seri itu, wajah memucat dan jiwanya langsung kembali.

“Satu menit, keluar!” Suara dingin Helbert datang dari sisi lain telepon. Kirana melihat matanya ketiga orang itu. melihat mereka tidak merasakan apa apa, dia berdiri dan berjalan menuju koridor.

"Satu menit? coba aku lihat satu menit kamu bisa berjalan dari rumah keluar pintu !" Kirana menyindir sinis itu, pria tak tahu malu ini sudah terbiasa mengkomandani orang !ain

Helbert dengan dingin: "Cepat! Atau, aku masuk ?"

Kirana menyipitkan mata pada Daniel yang sedang menatapnya, mematikan telepon dengan gigi digertakan.

“Bu, aku pergi mencari Yesi !” Kirana berjalan ke pintu dan mengganti sepatu, berkata dengan lembut kepada Ibu Kirana, yang sedang menenun sesuatu.

Ibu Kirana menatapnya dan mengangguk tanpa ragu, "Pulang jangan terlalu malam."

"Ya."

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu