Akibat Pernikahan Dini - Bab 220 Mendengar Suara Hati Yang Hancur (1)

Fedrick Ye menyipitkan matanya dan menatap Helbert Han yang berlari masuk dari pintu, melihat pakaiannya yang berantakan. Keseluruhan tubuhnya menunjukkan tampilan yang kacau, dan air hujan masih menetes dari rambutnya yang sedikit berantakan.

Keangkuhan dan kesepian sebelumnya benar-benar tidak terlihat, dan sudut mulut Fedrick Ye menyeringai sinis, tidak tahu itu merupakan sindiran atau penghinaan. Ia memandang Helbert Han, tetapi Helbert Han tidak melihat Fedrick Ye.

Helbert Han berjalan ke tempat tidur Kirana dan mengepalkan tangannya erat-erat. Mata Helbert Han terlihat emosi dan wajahnya sangat cemas. Dia ingin melihat apakah Kirana baik-baik saja.

Namun, begitu tangannya terjulur tidak jauh dari Kirana, kata-kata tenang dari Fedrick Ye terdengar ketus.

"Sebaiknya kamu tidak mengganggunya sekarang, tubuhnya sangat tidak baik sekarang dan perlu banyak istirahat."

Tangan Helbert Han membeku di udara, terlihat ragu, dan akhirnya memilih tidak mengganggunya. Dengan tatapan sedingin es, Helbert Han membalikkan badan, bertatapan dengan bola mata Fedrick Ye yang juga begitu dingin.

Dua tatapan dingin bertemu di udara, udara sepertinya dipenuhi dengan sengatan kebencian, memikirkan bahwa orang di belakangnya perlu istirahat, Helbert Han memberi kode melalui matanya untuk berjalan keluar dari ruangan.

Kirana secara naluri tahu bahwa Helbert Han ada di sini. Namun pada saat ini, Kirana tidak ingin melihatnya sama sekali!

Fedrick Ye tentu tahu arti tatapan Helbert Han, dan setelah tersenyum sinis, dia kembali melirik Kirana yang masih memunggunginya.

Fedrick Ye berbalik keluar lalu menutup pintunya. Dia dan Helbert Han menuju ujung koridor. Helbert Han setengah bersandar pada dinding, dan matanya yang dingin menatap Fedrick Ye.

"Mengapa kamu bisa berada di sini!"

"Hehehe ... aneh sekali, rumah sakit ini juga bukan punyamu. Kenapa aku tidak bisa berada di sini?" Fedrick Ye tertawa sinis, tetap dengan tatapan dingin saling beradu pandang dengan Helbert Han.

Mata Helbert Han menyipit berbahaya, menatap Fedrick Ye dengan maksud memberinya peringatan, "Sebaiknya kamu tidak menyentuhnya, juga jangan berpikir untuk menyukainya!"

"Haha, Helbert, sepertinya aku sudah pernah memberitahumu bahwa dia, aku pasti akan mendapatkannya!" Fedrick Ye mencibir, ia mengucapkan kata-kata penuh kepemilikan yang membuat wajah Helbert Han seketika suram.

Berjalan selangkah ke depan, Helbert Han mencengkram kerah baju Fedrick Ye, dan menatapnya dingin, "Kalau kamu berani, coba katakan sekali lagi!"

"Aku bilang, dia, aku pasti akan mendapatkannya! ..." Fedrick Ye terkekeh lagi tanpa rasa takut!

Helbert Han menatapnya dengan penuh kebencian. Ketika tangannya sudah mulai terangkat, tiba-tiba, terdengar suara "brak ......" keras, suara nyaring dari bangsal Kirana mengejutkan Helbert Han dan Fedrick Ye.

Helbert Han tidak mempedulikan Fedrick Ye lagi. Dia bergegas ke bangsal Kirana. Fedrick Ye juga buru-buru mengikutinya. Ketika dia membuka pintu, mereka menemukan bahwa Kirana sudah terjatuh ke lantai, dan tempat gantungan infus, juga cairan infus, serta benda-benda di atas kabinet yang berada di depan tempat tidur, semuanya berserakan di lantai.

Dan Kirana sedang terbaring di lantai, mencoba untuk menopang tubuhnya sendiri, tetapi dia tidak bisa bergerak, kelihatannya sedikit kesulitan. Helbert Han buru-buru melangkah maju bermaksud untuk mengangkatnya, tetapi tangannya ditepis dengan kuat oleh Kirana.

"Jangan sentuh aku!"

Suara Kirana sedikit serak bercampur dengan perasaan yang menjijikkan!

Ya benar, itu menjijikkan!!! Ketika Helbert Han mendengarnya, dia merasa sakit di telinganya, hatinya juga terasa sakit, tangannya mengepal erat. Dia yang ingin menggendong orang di depannya, tetapi tampaknya dia tidak lagi mempunyai hak itu.

Dia benar-benar sudah menyakitinya lagi!

Namun, walaupun dia membenci dan jijik dengan dirinya sendiri, dia tidak bisa membiarkannya berbaring di lantai seperti ini. Meskipun dengan perjuangan, Helbert Han mengangkatnya dan meletakkannya dengan lembut di tempat tidur.

Fedrick Ye yang berada di belakangnya sedikit mengerutkan kening, menatap Kirana dengan tatapan yang tidak mengerti. Helbert Han ingin meluruskan rambut di dahi Kirana, tetapi Kirana menepiskan tangannya lagi, "Berapa kali aku harus mengatakannya! Jangan sentuh aku dengan tanganmu yang sudah menyentuh wanita lain! Aku merasa kotor!!!"

Kirana menatap Helbert Han dengan tatapan yang dingin dan menjijikkan, matanya kembali menyakiti hati Helbert Han, dan rasa sakit yang terlihat di mata Helbert Han semakin dalam.

Diberi tatapan menjijikan oleh wanita yang dicintainya, menambah rasa sakit di hatinya menjadi semakin dalam! Helbert Han berjongkok dan menatap Kirana, menatap Kirana dengan tatapan yang demikian serius yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.

"Aku tidak punya apa-apa dengannya! Meskipun aku minum terlalu banyak, tapi apa yang telah kulakukan, aku pasti ingat, aku ..."

"Plak ..."

Sebelum Helbert Han selesai bicara, Kirana sudah mengayunkan tangannya. Setiap kali memukulnya, selalu setelah Helbert Han yang terlebih dulu melukai dirinya sendiri, Kirana menatapnya dengan jijik dan acuh tak acuh.

"Apa yang kamu jelaskan? Itu tidak ada hubungannya denganku! Helbert Han, bahkan jika kamu benar-benar bersetubuh dengannya lagi di depan mataku! Aku, Kirana juga tidak akan mengatakan apa pun lagi! Aku hanya akan menikmatinya dalam diam!"

Ruangan tiba-tiba menjadi sunyi, dan mata Helbert Han meredup. Tamparannya dilakukan dengan sekuat tenaga, meskipun sedikit berdarah di mulutnya, tetapi Helbert Han masih tetap tersenyum, seolah-olah dia tidak mendengarkan kata-kata Kirana, dan memutar wajahnya di sisi lain untuk mendekati Kirana.

"Di sebelah sini, apakah mau dipukul juga, biar sama ..."

Dada Kirana terasa naik turun dengan cepat. Kali ini, dia sudah memukulnya dengan sekuat tenaganya, dan dia membencinya! Dia benar-benar membenci pria yang di depannya! Semuanya disebabkan oleh dia! Semuanya karena dia!!!

"Tidak sudi! Aku takut mengotori tanganku!" Kirana mengibaskan tangannya yang mati rasa, Fedrick Ye dengan tatapan salut melihat Kirana, benar-benar memukul dengan baik!

Belum pernah ia melihat Helbert Han yang kacau seperti ini, benar-benar pilihan yang bagus untuk jalan-jalan keluar hari ini!

Wanita ini, begitu tegar! Aku sangat menyukainya, bagaimana ini?!! Fedrick Ye tersenyum ringan.

Helbert Han mendengar Kirana sudah begitu membenci dirinya sampai sejauh ini. Terlihat luka dan rasa sakit di dalam matanya. Kirana bangun perlahan dan melihat Fedrick Ye terdiam di sana dengan tatapan yang rumit sedang melihat dirinya sendiri.

Kirana menahan rasa sakitnya dan menatap Fedrick Ye sambil memohon, "Kamu ... bisakah kamu ke sini memapahku sebentar?"

"Dengan senang hati," katanya sambil tersenyum. Baru saja melangkah, Helbert Han tiba-tiba berdiri, menatap Fedrick Ye dengan dingin, lalu berbalik melihat Kirana.

"Kamu mau pergi kemana?"

Kirana mengabaikannya dan hendak bangun, tetapi dihentikan oleh Helbert Han, "Tubuhmu masih belum pulih!"

"Kamu tahu juga kalau aku belum pulih! Haha ... tapi itu tidak masalah lagi, Helbert Han, kau benar-benar membuatku mual! Melihatmu lebih lama lagi! Aku merasa sakit! Tahukah kamu! Aku tidak akan membencimu lagi, sungguh, karena membencimu hanya akan membuatku menjadi lebih sakit! "

"Membencimu, hanya akan membuatku lebih mengingatmu! Tidak, aku, Kirana, tidak akan mengingat mu lagi! Aku, Kirana, belum sampai begitu rendahnya, yang meskipun telah terluka tujuh sampai delapan kali pun aku masih tetap kembali padamu untuk membiarkanmu terus membuatku terluka!!"

Kata-kata Kirana membuat mata Helbert Han terbelalak, dia menatapnya dengan tak percaya, tetapi kirana tidak lagi menatapnya, Fedrick Ye dengan senyum puas datang untuk membantu memapah Kirana.

Sampai sosok keduanya menghilang dari dalam ruangan, Helbert Han masih memikirkan kata-kata Kirana, kemudian memutar bola matanya yang sedikit berair.

Melihat kamar kosong ini, Helbert Han tiba-tiba menendang bangku di depannya seperti orang gila, menjambak rambutnya dengan kepedihan di hati!

Helbert Han berjongkok di depan tempat tidur rumah sakit dan menatap pintu bangsal dengan tidak berdaya. Mengapa semuanya menjadi seperti ini!

Kenapa, di antara mereka, bisa sampai pada tahap ini ....

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu