Akibat Pernikahan Dini - Bab 112 Lautan Penderitaan (2)

Dan dia sangat gampang sensitif!

"Itu masih berbeda. Bisnis perusahaan masih belum dipecahkan. Kamu tidak perlu mengganggunya. Aku akan mencari solusinya!"

Yesi menggelengkan kepalanya dan menolak, dan Kirana meninggikan alisnya. Memang, ini juga sangat sulit. Untuk krisis bisnis, dia masih memiliki seorang teman...

Helbert Han!

Di pikiran Kirana,yang tiba-tiba teringat orang seperti itu, Kirana menggelengkan kepalanya dengan keras, Kirana! Apa yang kamu pikirkan! Bagaimana saya dapat menemukan seseorang untuk membantu! Masih belum cukup untuk dieksploitasi olehnya! !

"Kirana ...Kirana?"

Yesi dengan lembut berteriak beberapa kali, melihat Kirana yang mengerutkan alis sejenak, dan kemudian menggelengkan kepalanya, tidak mengerti apa yang dipikirkannya.

Kirana kembali tersadar, melihat Yesi menatap dirinya dengan cara yang aneh, Kirana terbatuk dan berdiri. "Ayo kembali, aku akan menemukan jalan."

Yesi dengan pelan mengangguk, bangkit dan kembali ke Kirana.

Langit mulai terlihat gelap, sangat membosankan dan tidak dapat merasakan kedamaian, Yesi memikirkan beberapa hal dia ingin kembali ke sekolah mengerjakannya, hari ini dia ingin mengurus pemberhentiannya dari sekolah, dan tidak berencana memberitahu ayahnya, dia tidak ingin ayahnya mengacaukannya.Dia hanya mendengar "bumm..." dan menabrak benda depan yang tidak diketahuinya.

Yesi tidak memperhatikan sejenak, "Ya ..." sesuatu akan jatuh, tapi pinggangnya dipegang oleh tangan besar.

Yesi kemudian berhati hati, dan kemudian jatuh ke depan lagi, tetapi secara tidak sengaja menabrak pelukan yang hangat, aroma seorang lelaki mengelilingi Yesi.

Yesi dengan ganas menariknya, tetapi ada suara candaan yang menarik berasal dari atas kepalanya,, "Bagaimana? Pelukan saya begitu hangat,apa kamu tidak ingin melepasnya?”

Mendengarkan suara yang akrab ini, Yesi mendorongnya sambil membelalak itu adalah senyum Ivan Lim yang sinis.

Yesi meliriknya dan hendak menyingkirkannya. Tangannya tiba-tiba ditarik oleh Ivan. "Aku bilang, wanita ini! Bagaimana bisa begitu tidak sopan? Aku bisa membantumu, aku tidak akan mengatakannya." Tidak bisakah mengatakan terimakasih?”

Yesi mengibaskan tangannya dan melirik Ivan tanpa emosi, “Terimakasih!”

Setelah selesai berbicara, dia tidak mempedulikannya lagi. Tatapan gelap Ivan melintas,

dan sudut mulutnya dengan lembut mengangkat senyuman jahat, dan berbalik untuk mengejar Yesi.

"Hei, apa yang kamu lakukan?"

“Jangan ganggu aku!” Yesi tidak memberinya rona wajah yang baik, sekarang dia sedang kacau!”

"Oh, emosinya sangat mengerikan, siapa yang macam-macam denganmu?"

"Bibi akan datang?"

"Apakah menopause akan datang?"

"Atau ..."

"Ivan!!!”

Tiba-tiba Yesi memberhentikan langkahnya, lelaki ini begitu membosankan! Ivan justru tertawa,

"Bagaimana bisa?"

“Kamu sungguh membosankan?” Yesi menatapnya dengan lurus.

"Ya ..." Ivan memegang jalan yang benar

Yesi:”.....”

"Kamu membosankan! Jangan ikuti aku!" Setelah itu, Yesi tidak ingin mempedulikannya.

Dia terus berjalan, tetapi Ivan yang di belakangnya berjalan sambil mengangkat alisnya. dan jika sekrang pulang dia harus dipaksa menikah oleh pria tua itu. Dan tidak memliki pilihan lain.

Ivan melirik bagian belakang Yesi , melangkah untuk mengikuti, lagi pula, waktu yang terlalu banyak digunakan untuk menggoda wanita ini juga pilihan yang bagus.

Ivan sekali lagi mengikuti jejak kaki Yesi, melihat wajah wanita itu, Ivan merasakan hatinya ada sedikit keanehan.

Tetapi melihat arahnya pergi ke sekolah, dia pergi ke sekolah?”

"Kamu pergi ke sekolah?"

"Hei ..."

"Wanita menyebalkan!”

"Yesi!!”

Akhirnya, di bawah teriakan Ivan yang banyak, Yesi yang tidak mempedulikannya, akhirnya pun

menyipitkan matanya,

"Tidak bisakah kamu untuk tidak menggangguku!”

"Kamu bicara padaku, aku tidak akan bertengkar denganmu."

"Kamu ..."

Yesi merasa ,orang ini tidak ada apa apanya, dan memutuskan untuk mengabaikannya dan berjalan menuju gedung administrasi.