Akibat Pernikahan Dini - Bab 132 Hukuman dan Amarahnya (2)

Sebelum Kirana selesai bicara, Helbert sudah membungkam mulutnya dengan bibirnya yang dingin. Kirana seketika membelalakan mata, tidak mau, ia tidak mau lagi mengalami pengalaman tidak manusiawi seperti ini!!

"Lepaskan ... Uhm ..."

Baju Kirana dengan kasar dirobek, dua gundukan yang ada di depan dadanya disentuh oleh tangan besar Helbert.

Kirana tersentak hingga merinding, ia tidak henti memberontak, tapi selalu gagal ibarat telur ayam yang bertemu dengan sebuah batu.

Bibir akhirnya bebas, namun ciuman Helbert turun ke lehernya. Terus mengisap dengan maksud menghukum, di semua tempat, seperti ingin meninggalkan bekas, sama sekali tidak memberikan kesempatan untuk lolos.

Kirana kesakitan hingga mengerutkan dahi, "Helbert! Aku mohon, aku sudah tahu kesalahanku, jadi tolong lepaskan aku, lepaskan aku, ya ..."

Seumur hidup jarang-jarang memohon pada orang, namun sekali memohon malah memohon pada orang brengsek seperti ini. Kirana tidak ingin terus dihina oleh Helbert, kehormatan dan harga diri, semuanya seperti tidak dia miliki.

Saat ini, Kirana hanya mau lepas dari cengkraman iblis ini. Helbert yang tadi mendengar perkataan Kirana, sedikit terdiam, namun setelahnya malah semakin gila mengisapi tubuh Kirana.

Setiap tempat dimana bibir Helbert pernah cium, pasti meninggalkan bekas hijau keunguan!

"Akh~ Uhm ... Helbert!!!"

Kirana yang melihat bahwa setelah ia memohon pada Helbert, pria itu sama sekali tidak melepaskannya, malah menjadi liar, hanya bisa menatap langit-langit dengan tatapan pasrah.

"Uhm ..." bibir Helbert tiba-tiba mengulum payudaranya, membuat Kirana tanpa sadar mendesah. Kirana yang menyadari bahwa dirinya telah melakukan kebodohan, segera menggigit mati-matian bibirnya.

Tidak lagi membiarkan suara memalukan itu keluar, namun Helbert sepertinya sangat menikmati desahan Kirana itu.

Helbert semakin lembut mengisap untuk menggoda Kirana, tapi mau bagaimanapun, Kirana telah mati-matian mengigit bibirnya agar tidak lagi mengeluarkan suara.

Mata Helbert yang melihat wajah Kirana yang kaku, menjadi gelap dan kejam. Dengan segenap kekuatan ia mendorong tubuh bagian bawahnya, masuk ke dalam tubuh Kirana yang sempit.

"Uh ... Ah~" dimasuki oleh Helbert tanpa aba-aba, Kirana sama sekali tidak memiliki persiapan, bahkan bibirnya saja sudah hampir pecah digigit olehnya.

Tangannya mencengkram sprei yang ada di bawah, gerakan Helbert yang cepat juga membuatnya seperti tenggelam dalam kenikmatannya sendiri. Seperti berada di atas awan-awan, kesadaran Kirana seperti hilang karena perasaan yang entah bagaimana tidak tertahankan.

Seperti sedang menghukum, Helbert menyiksanya sebentar-sebentar. Kirana sakit hingga mengerutkan dahi, ia mati-matian menutup mulut, memutuskan tidak akan lagi memohon pada iblis ini.

"Huh ... Memohonlah padaku ..." sambil bergerak, Helbert mendekatkan tubuh ke samping telinga Kirana. Suranya seraknya menggoda, membuat Kirana tidak dapat menahan diri lagi dan membuka mulut. Namun, dia masih memiliki kesadaran terakhir, semakin mati-matian menahan diri, tidak akan membuka mulut lagi!

Senyum jahat Helbert semakin lebar, gerakannya juga semakin cepat dan keras, seperti sedang menabrak tubuh Kirana.

Kirana memandang langit-langit kamar dengan tatapan benci, kemana saja asal tidak menatap Helbert, pria itu selalu melampiaskan nafsu pada dirinya, tidak pernah memikirkan perasaan dirinya.

Mata Kirana tanpa sadar mengalirkan air tetes mata, Helbert yang menyadari itu merasa aneh. Dia berhenti, merasa kasihan juga tidak terima.

Tapi dengan cepat berganti menjadi perasaan tidak peduli, dengan cepat ia membalikkan tubuh Kirana, dan dari belakang semakin dalam lagi memasuki tubuh Kirana!

Lebih baik memilih tidak melihat, Kirana mati-matian mencengkram sprei ranjang. Menahan serangan nafsu dari monster yang ada di bawah tubuhnya!

Di dalam kamar hanya ada suara nafas berat Helbert, juga suara ranjang yang bergoyang. Kirana mati-matian menahan mulutnya, menutup mata dan berharap semoga penderitaan ini akan segera berlalu.

Mengetahui bahwa bulan pun sudah pulang dan burung-burung di luar sana sudah mulai bercicit. Suara di kamar hening setelah teriakan rendah dari Helbert.

Saat Helbert selesai, Kirana memeluk tubuhnya menjadi gumpalan kecil. Dengan diam menatap pada satu sisi, matanya perih hingga tidak merasakan apa-apa lagi.

Tubuhnya ditarik dengan kuat oleh Helbert, masuk ke dalam pelukan pria itu. Selimut disampirkan di atas tubuh dua orang yang sedang telanjang. Kirana tidak sedikitpun menolak, hanya meletakkan tangannya di atas dada Helbert.

Kirana yang diam, tiba-tiba mendengar helaan napas dari Helbert di atas kepalanya. Kirana hampir saja merasa dirinya salah dengar, tapi selanjutnya, Helbert meletakkan dagunya ke atas kepala Kirana.

Kamar yang hening seperti tak ada orang, Kirana dengan jelas mendengar detak jantung Helbert yang kencang. Kirana sedikit terkejut, menutup mata dan melipat bibirnya. Saat ini, kesakitan di bibir yang dirasakannya, seperti sudah digigit robek olehnya.

Helbert meletakkan tangannya di atas pinggang Kirana, setelah merasakan tubuh Kirana menjadi kaku, Helbert semakin menarik tubuh Kirana masuk ke dalam pelukannya.

Yang canggung adalah, Kirana lagi-lagi merasa bagian bawah Helbert menekan pada dirinya. Kirana mengenyitkan dahi, ingin menghindar, malah mendengar peringatan dari Helbert.

"Jangan sembarangan gerak, aku tidak keberatan melakukannya sekali lagi!"

Tubuh Kirana segera menjadi kaku, tidak berani gerak. Helbert yang melihat wanita ini begitu penurut, melipat bibirnya tidak bicara, berusaha menahan keinginan untuk melakukannya sekali lagi. Hidung Helbert hanya mencium aroma rambut Kirana.

Kemarahan di hatinya juga perlahan surut. Helbert tidak tahu, kenapa dirinya begitu marah, pasti karena dia telah sangat panik mencari Kirana, namun malah menemukan wanita ini berduaan dengan seorang pria di dalam kamar!

Atau karena Kirana ternyata membela pria itu! Helbert tidak tahu, kenapa dirinya mempunyai, perasaan seperti cemburu itu.

Cemburu? Tunggu dulu ... Helbert melebarkan mata, dirinya ... cemburu!!! Lelucon macam apa ini!!

Tidak mungkin!! Pasti dirinya yang sedang kacau! Helbert menghapus perasaan tidak jelas dalam hatinya, menutup mata dan memilih tidur!

Sedangkan Kirana membuka kedua matanya, mau bagaimanapun dia tetap tidak bisa tidur. Dia takut, benar, dia takut, takut iblis ini, lebih takut lagi akan siksaan tidak manusiawi iblis ini akan kembali datang menyerang.

Tapi setelah menunggu lama, juga merasa tidak ada pergerakan apa--apa lagi dari Helbert, tubuh Kirana seperti dilepaskan rantai, perlahan-lahan tidur karena kelelahan.

Kesunyian di kamar, juga bercampur dengan kehangatan dan keindahan. Hanya pada saat hening, cahaya dari jendela pelan-pelan menjadi transparan, cahaya dari arah timur, perlahan-lahan naik dari cakrawala.

Angin bertiup dari jendela, menggerakkan tirai dalam kegelapan. Dua orang di atas ranjang sama sekali tidak ada tanda-tanda akan bangun, mungkin karena kemarin melakukannya dengan sangat lama, dua orang ini, juga dengan kompak tertidur kelelahan.

Kirana malah tidur lebih lelap, kemarin malam, dia tidur sangat larut. Sedangkan bagi orang yang suka tidur, pasti lebih menghargai waktu dimana dirinya bisa tidur.

Dan Helbert juga sudah mengutus orang untuk mengabari Daniel serta yang lain, bahwa Kirana sudah tidak apa-apa, agar orang-orang menjadi tenang.

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu