Akibat Pernikahan Dini - Bab 238 Merasakan Kembali Keindahan Milikmu (1)

Setelah Gusman Xiao berpikir seperti itu, dia menoleh ke arah Jerry. Ternyata benar, wajah Jerry sekarang sangatlah suram.

Mata Kirana yang sejernih air itu menyipit, lalu senyum menghina dibibirnya semakin besar, "Kita sudah bukan suami istri lagi bukan? Apa jangan-jangan, kamu ingin menolak surat perceraian itu."

Helbert Han mengerutkan alisnya, lalu dengan pandangan bingung melihat ke arah Asisten Leo. Asisten Leo mengangguk dan menjelaskan dengan suara kecil, "Direktur Han, nona Kirana memang pernah memberikanmu surat perceraian."

Wanita itu yang memberikan? Kalau begitu, artinya wanita itu yang menginginkan perceraian? Alis Helbert Han tertaut lagi, lalu perlahan kembali dilepaskan, "Aku tidak mengakuinya, kamu selamanya adalah istriku! Dan hanya bisa menjadi istriku seorang!!"

Tatapan tajam Helbert Han tiba-tiba beralih pada Jerry yang ada di samping Kirana. Aura berwibawa dan dingin bak raja itu, membuat Gusman Xiao mengenyitkan dahi.

Sedangkan Jerry tidak ada sedikitpun ekspresi takut, hanya menatap Helert Han balik dengan tatapan tenang. Kirana tiba-tiba tertawa dingin, "Itu adalah surat perceraian! Tidak ada hubungannya dengan persetujuanmu atau tidak! Pokoknya juga sudah bukan lagi, jika kamu terus menerus mempermasalahkan masalah ini, maka akan sangat lucu jadinya!"

Mata Helbert Han menyipit berbahaya, dengan pandangan menilai menatap pada tubuh Kirana. Dia yakin, wanita ini! Adalah miliknya, dan hanya boleh menjadi miliknya!

Entah dapat mengingatnya atau tidak, dia harus mendapatkan hati wanita ini!

"Tidak apa-apa, pokoknya kamu adalah istriku. Faktor yang lain, semuanya tidak berpengaruh apapun terhadapku." setelah Helbert Han berkata itu, dia berbalik lalu melanjutkan naik ke lantai atas.

Kirana mengepalkan tangannya keras. Tentu saja, dalam penginapan ini tidak mungkin hanya ada tiga kamar, jadi dia tidak akan membiarkan si brengsek itu tidak satu kamar dengannya!!

Jadi, malam itu, dengan sangat canggung Helbert Han tinggal sendiri dalam kamar bernuansa tradisional, tapi bagaimanapun caranya, dia tetap tidak bisa tidur.

Benaknya muncul beberapa potongan gambar yang membuatnya kesal. Karena tidak mampu mengingat apapun juga, dia lalu memilih untuk keluar. Setelah mengetahui Kirana berada di kamar yang mana, dia langsung mengetok pintu kamarnya.

Di dalam, Kirana sedang menghitung pembukuan hari ini, begitu mendengar ketukan pintu, dia awalnya kira itu adalah Jerry atau mungkin Gusman Xiao. Dengan sangat cepat ia pergi membuka pintu. Namun saat pintu terbuka, dan melihat bahwa orangnya adalah Helbert Han, wajahnya langsung berubah kesal.

Ia langsung ingin menutup pintu, tapi Helbert Han sudah lebih dulu menahan kakinya di pintu, Kirana tidak bisa menutupnya. Helbert Han tentu melihat ketidaksukaan yang tercetak jelas di wajah Kirana.

"Kenapa? Kecewa melihatku?" kedinginan dan kemarahan mendadak Helbert Han membuat Kirana sangat ingin memutar bola matanya.

Tanpa ingin berbasa-basi, Kirana berkata, "Lepaskan tanganmu! Salah! Lepaskan kakimu!"

Helbert Han malah dengan satu gerakan cepat, memeluk tubuh Kirana, lalu menutup pintu. Kirana masih berada dalam keadaan bingung, saat ia sadar, tubuhnya sudah ada dalam pelukan Helbert Han.

Wangi teh yang familiar bercampur dengan napas pria membuat Kirana tersentak, tiba-tiba dia menyadari bahwa dirinya rindu akan wangi ini, oleh karena itu dia tidak memberontak.

Tapi karena merasa kesal pada dirinya yang malah rindu pada aroma ini, Kirana memberontak ingin melepaskan diri dari Helbert Han. Namun tiba-tiba sebuah wajah besar mendekat pada wajahnya, dilanjutkan dengan bibir dingin yang langsung menutup bibirnya yang ingin mengumpat.

"Hap ..."

Helbert Han seperti ada perasaan ragu dan bingung, namun setelah bibirnya menyatu dengan bibir manis ini, potongan kenangan dalam benaknya kembali terlihat jelas, namun terpisah-pisah, membuat orang tidak mampu menangkapnya.

Helbert Han memperdalam ciuman ini seperti seekor serigala yang lapar. Tubuhnya mengingin lebih banyak lagi dari Kirana.

Lidahnya membuka bibir Kirana, lalu dengan kenal mengelilingi mulut Kirana, beradu dengan lidah Kirana yang kecil.

Kirana tahu, dirinya sudah tamat karena lagi-lagi melakukan perbuatan rendah! Jelas-jelas ingin menolak, ingin sekali menampar pria ini, tapi saat aura yang familiar dari pria ini mengelillingi dirinya.

Kirana tahu, dirinya tidak bisa menolak rasa familiar yang membuatnya jatuh ini. Dia hanya bisa sekali lagi, mengikuti permainan Helbert Han.

Tiba-tiba dia ditaruh di atas meja oleh pria itu, lalu tubuh besar itu menimpa di atasnya. Pria ini tidak pernah begitu lembut, bibir yang dingin menempel erat pada bibirnya, lehernya, lalu perlahan turun ke bawah.

Saat bibir itu berada di atas dadanya, Kirana tiba-tiba tersadar. Dia segera mendorong Helbert Han, juga mati-matian menahan bajunya.

Kedua orang ini masih berada dalam kondisi belum sadar sepenuhnya. Sedangkan dalam mata Helbert Han, terkandung rasa nafsu dan lapar yang menatap Kirana lurus.

Tangan nakal itu juga meraba naik pada kaki Kirana, membuat Kirana memukul tangan Helbert Han.

"Apa yang kamu lakukan!! Kalau kamu ingin menyalurkan nafsumu, cari wanita lain saja! Untuk apa datang ke penginapanku!!"

Namun siapa sangka, Helbert Han tiba-tiba tersenyum licik ke arah Kirana, "Selain kamu, aku tidak mau yang lain!"

Ini benar-benar asli, semenjak dia lupa ingatan, meskipun tidak ingat pada Kirana, tapi dia benar-benar tidak pernah menyentuh wanita lain!

Kirana tersentak, Helbert Han menggunakan kesempatan ini untuk langsung menimpanya, bibir pria itu semakin panas menciuminya, dan juga merobek pakaiannya.

Kirana berusaha melepaskan diri dengan sekuat tenaga, tapi karena masalah kekuatan, pemberontakannya tidak berhasil. Saat Helbert Han masuk ke tubuhnya, karena sudah lama tidak dimasuki benda keras dengan paksa seperti ini, Kirana merasa sangat kesakitan.

Saat melihat Kirana yang kesakitan, Helbert Han tidak tega dan menghiburnya. Gerakannya terhenti sambil menciumi Kirana, membuat Kirana pelan-pelan beradaptasi akan dirinya.

Setelah dirasa Kirana sudah terbiasa akan dirinya, Helbert Han yang sudah tidak sabar segera masuk lagi, dan saat mencapai puncaknya, terdengarlah teriakan puas dan senang.

Saat bergerak tidak henti, Kirana sudah benar-benar lupa akan dirinya, lupa bahwa dia membenci pria ini, terlebih lagi lupa akan kenyataan bahwa dia bukanlah lagi istri Helbert Han!

"Aku sangat rindu padamu, Kirana ..."

Saat entah sudah lewat berapa lama dan melakukan serangan terakhir, suara Helbert Han yang familiar itu terdengar di samping telinganya. Dari sini Kirana tahu, bahwa pria ini tidak sedang lupa ingatan.

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu