Akibat Pernikahan Dini - Bab 1 Dijebak
Kirana mengendarai mobil dan baru saja sampai di depan pintu sebuah bar yang luar biasa ramai, ketika ada seorang gadis yang berlari ke hadapannya dengan tidak sabaran, dengan riasan tebalnya, dia mengeluh: "Kirana! Apa yang sedang kamu lakukan, kan sudah dibilang jam delapan sampainya, coba lihat, coba lihat, kamu membuatku tertiup angin dingin selama lebih dari setengah jam!"
Gadis seksi bernama Zasmin ini adalah teman baiknya, hari ini adalah hari ulang tahunnya, jadi dia datang secara khusus ke bar ini untuk mengadakan pesta ulang tahun.
Kirana menjawabnya dengan tidak sabaran, "Aku juga bukan sengaja, tadi ada sedikit masalah yang harus diurus, tidak bisa ditinggalkan."
Melihat Zasmin sedang menyiapkan sesuatu untuk dikatakan, Kirana dengan cepat memegang kotak hadiah di tangannya, dan menyerahkan padanya, "Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun!" Zasmin menimbang kotak hadiah di tangannya, tidak lagi mengeluh padanya.
"Ayo! Ayo! Ayo! Ayo, teman-temanku sedang menunggu kita!" Kirana awalnya hanya datang untuk memberikan hadiah, belum berkata apa-apa, dia sudah langsung ditarik ke dalam bar oleh Zasmin.
Cahaya pesta dan suara berisik membuat Kirana tidak nyaman, dan kalimat penolakannya sudah tenggelam dalam suara keras ini...
Zasmin langsung menarik Kirana ke dalam sebuah ruangan, dan suara keras di luar terisolasi, tetapi ketika dia masuk ke ruangan ini, Kirana langsung ingin pergi, hanya karena dia melihat seorang pemuda yang seperti gangster sedang meminum alkohol dan merokok.
Ketika melihat Kirana masuk, sepasang demi sepasang mata serakah itu menatap Kirana, Zasmin mengetahui ketidak nyamanan Kirana, dengan cepat dia memberikan isyarat pada salah satu pria berjanggut itu.
Lelaki itu pelan-pelan mengalihkan pandangannya, dan menepuk orang di sebelahnya dengan keras, "Ya ampun, jangan menakuti gadis kecil itu dengan tatapan seperti ini!"
Beberapa orang lainnya tertawa dan menarik kembali tatapan mata yang membuat Kirana merasa jijik, Zasmin sibuk menariknya dan memperkenalkannya kepada mereka: "Kak Delvin! Dialah yang sering kuceritakan pada kalian, Kirana si wanita cantik!"
Setelah Zasmin selesai berbicara, pria berjanggut itu, kak Delvin, tertawa dengan senangnya sambil meletakkan botolnya. "Benar-benar seorang wanita cantik, ah? Hahaha ..." Sisa orang lainnya tersenyum dan saling memandang.
Kirana juga merupakan embrio kecantikan sejati, memakai T-shirt rumbai dengan bagian bawah putih, dan kurva yang sempurna di bagian belakang, pita putih yang tipis melewati lehernya, menghalangi kancing berbentuk hati dan kalung bulan sabitnya.
Tubuh bagian bawah mengenakan celana panjang hitam kasual dengan koleksi global gelang Swarovski Dakhia di pergelangan tangannya, kalung bulan sabit yang menggantung di leher pasti adalah kalung istimewa, menampilkan tulang selangkanya yang indah.
Sangat menggoda, rambut hitam panjangnya diikat secara alami, terlihat menyegarkan dan halus, ekspresi di wajahnya ringan tetapi ada hawa dingin.
Melihat penampilan sekelompok orang yang menjijikkan itu, Kirana tidak bisa tahan lagi, dia mengerutkan kening dan menoleh lalu berkata kepada Zasmin: "Zasmin, aku masih ada urusan yang belum selesai, aku harus pulang dulu, semoga kalian menikmati acaranya."
"Hei! Jangan pergi, kamu baru datang, kenapa sudah pulang saja? Apakah kita masih saudara!!" Zasmin melihat Kirana yang ingin pergi, bagaimana mungkin akan setuju, lalu dia pun menahannya untuk tidak pergi!
“Ah, wanita cantik untuk apa cepat sekali pulangnya, kenapa, kamu takut kita bisa memakanmu?” Kak Delvin mengeluarkan sebatang rokok, dan orang di sebelahnya dengan cepat mengeluarkan korek api dan menyalakannya.
Suasana berasap yang kuat bahkan lebih tidak menyenangkan bagi Kirana, dia belum pernah ke tempat seperti itu biasanya, lebih tidak pernah berhubungan dengan orang seperti itu, seketika itu, wajah Kirana berubah suram dan dia tidak berbicara.
Zasmin tersenyum paksa dan berusaha mencairkan suasana, "Sudah, sudah, begini saja, karena kamu terlambat, aku akan menghukummu untuk minum beberapa gelas bir, gimana?"
Zasmin memandang kak Delvin dengan maksud lain, kak Delvin tertawa ringan, jenggotnya bergoyang seiring dengan senyumannya, lalu dia menuangkan segelas bir dari meja dan berdiri, berjalan menuju Karina.
“Aku tidak akan minum!” Kirana berkata dengan wajah dan suara dinginnya, Zasmin sempat terdiam sejenak, lalu dia menertawakan Karina. “Kamu tidak punya hati nurani, sudah terlambat, birku saja bahkan kamu tidak mau meminumnya, apakah kamu masih teman baikku, coba kamu katakan!”
Kirana melihat Zasmin sekilas, dan dengan sulit berkata: "Aku benar-benar tidak bisa minum bir, aku akan mabuk jika meminumnya..."
"Tidak akan, ini adalah bir buah, tidak memabukkan..." Kak Delvin menyela, setelah dia menghembuskan asap rokoknya.
Bir itu diberikan pada Kirana, dia mengerutkan kening dan melirik ke arah kak Delvin itu dengan senyum di wajahnya. Zasmin mengambil kesempatan: "Kirana, kamu ingin membuatku malu ya, hanya segelas saja! Setelah kamu meminumnya, aku akan menyuruh orang untuk mengantarmu pulang."
Kirana sempat ragu sejenak, dan akhirnya meminum bir itu, Zasmin melihat dia meminumnya, mata yang tersembunyi dalam cahaya gelap itu tiba-tiba bercahaya, dan sudut mulut itu tersenyum puas...
Zasmin dengan kak Delvin saling memandang, yang juga adalah orang yang tertawa sama senangnya dengannya, setelah Kirana meminumnya, wajahnya tiba-tiba memerah, dan dia terbatuk-batuk sampai tersedak, lantas apakah birnya sangat pedas?
Kirana mengembalikan gelas bir pada kak Delvin, saat dia ingin berpamitan pada Kirana, dia tiba-tiba merasakan kepalanya pusing, dan tubuhnya tidak bisa merasakan apa-apa, yang lebih buruk lagi, ada panas yang begitu kuat di dalam tubuh, pipinya yang memerah rasanya seperti dimasak.
"Kalian... kalian..." Kirana mencoba menggoyangkan kepalanya dengan keras, mencoba untuk menyebarkan pusingnya, tapi rasa pusingnya malah lebih berat...
"Ah... Kirana, apakah sangat pusing dan panas..." Zasmin melihat penampilan Kirana seperti ini, tidak lagi berpura-pura dan langsung mengeluarkan senyum sinisnya.
"Zasmin... kalian... kalian... apa yang kalian berikan padaku..." Pandangan Kirana menjadi kabur, rasa pusing dan panas itu sangat menyiksanya.
Zasmin mencibir, menarik tangan Kirana dengan kuat, "Hei! Tahukah kamu, yang aku berikan padamu adalah obat philtre. Apakah kamu tahu apa itu? Tidak tahu juga tidak apa-apa, nantinya, biarkan sekelompok orang ini yang mengajarimu, hehehe..."
"Zasmin... Zasmin... Kamu... kenapa kamu... melakukan ini padaku..."Wajah Kirana memerah, dia menggigit bibirnya untuk membuat dirinya kembali terjaga.
"Kenapa? Kamu tanya aku kenapa?? Kirana! Apakah kamu tahu betapa aku membencimu! Kenapa! Ah! Kenapa mata semua orang selalu tertuju padamu! Kamu akan menjadi pusat perhatian kemanapun kamu pergi! Aku di sisimu, selamanya hanya menjadi orang yang tak terlihat!"
Zasmin mendorong Kirana dengan ganasnya sehingga Kirana jatuh ke belakang dan langsung menabrak dinding, Zasmin bagaikan gunung berapi, dengan ganasnya memegang kerah baju Kirana.
Dia lanjut berbicara dengan penuh kebencian: "Karena kamu adalah anak dari keturunan orang kaya? Statusmu sangat tinggi! Sehingga kamu bisa dengan mudahnya mengambil semua yang seharusnya menjadi milikku? Hei! Aku beritahu kamu Kirana! Di mataku, aku tidak pernah menganggapmu sebagai saudara perempuanku!"
"Hal yang paling menyedihkan adalah, lelaki yang telah lama aku tunggu-tunggu, akhirnya dia menghubungiku, tahukah kamu, betapa bahagianya aku pada waktu itu! Tetapi, ternyata dia hanya mendekatiku untuk mencari tahu tentang kesukaanmu dan untuk meminta nomor kontakmu!!"
"Aku sudah muak, Kirana, apakah kamu tahu begitu bencinya aku padamu! Semuanya ada di sekitarmu! Semuanya hanya karena kamu! Betapa rendah hatinya aku! Aku sangat tidak berharga!!"
"Di sebelahmu, aku selalu seperti badut! Badut yang didedikasikan untukmu!!" Zasmin semakin marah, wajah yang semakin ganas itu tiba-tiba menunjukkan senyum puas.
"Zasmin... Ternyata selama ini pemikiranmu seperti ini! Kalau begitu kamu mendekatiku, benarkah karena aku punya uang? Lantas kamu hanya berpura-pura bersikap baik padaku?"
Suara kesedihan Kirana membuat Zasmin sedikit terganggu, hatinya menjadi kejam, tetapi iblis dalam benaknya tidak berhenti, dan Zasmin tiba-tiba menyeret Kirana dan melemparkannya ke dalam pelukan kak Delvin.
"Ah... Aku akan membuatmu merasakan, bagaimana rasanya ditolak orang! Hahaha..."
Setelah Zasmin mencibir dan memberi isyarat kepada kak Delvin, dia berbalik dan pergi dengan tawa, tidak ada rasa enggan untuk pergi...
Kesadaran Kirana menjadi semakin kabur, dia berusaha keras untuk melepaskan diri dari pengepungan kak Delvin, tetapi dia telah dipeluk erat olehnya. "CKCK, wanita yang begitu cantik, sangat susah mencarimu, kakak-kakak ini, hari ini kami sangat diberkati...”
Beberapa orang lainnya tertawa dan saling memandang, untuk membuat dirinya lebih terjaga, Kirana menggigit bibirnya dengan keras, membuat sedikit darah keluar.
Suara tawa orang-orang itu terus merasuk di pikirannya, Zasmin, beraninya kamu berbuat begitu!
Kak Delvin dengan ganasnya melempar Kirana ke atas meja, Kirana masih berjuang keras, tetapi efek obat itu terlalu kuat, dia tidak bisa mengeluarkan sedikit kekuatan pun.
"Lepaskan... lepaskan aku..."
"Jangan memberontak lagi, wanita cantik, nikmatilah keindahan itu, ah? Hahaha..." Kak Delvin adalah seorang pria, kekuatannya sangat besar, baju Kirana dikoyak olehnya, memperlihatkan tulang selangkanya yang menggoda.
Karena Kirana terburu-buru, dia langsung meraih sesuatu dari sekitarnya, dan dengan sekuat tenaganya, dia menghancurkannya ke arah kepala kak Delvin dengan keras...
"Bang..."
"Ah..."
Dengan suara pecahan botol dan jeritan kak Delvin, semua orang di sana seperti sedang melihat pertunjukan yang bagus, tetapi mereka tidak menduga hal ini bisa terjadi.
"Kak Delvin..."
"Kak Delvin..."
Orang-orang yang khawatir itu ingin membantu mengangkat kak Delvin yang sedang memegang kepalanya yang berdarah, Kirana mengambil kesempatan dimana dia masih mempunyai sedikit kesadaran, rasa pusing di kepalanya semakin berat, ditambah dengan panas tubuhnya, Kirana menggigit bibirnya sekuat tenaga, dengan cepat berlari ke arah pintu sambil meraba-raba.
Melihat Kirana yang hendak melarikan diri dari pintu, kak Delvin kembali sadar.
"Kak kentut! Cepat tangkap kembali wanita murahan itu! Sialan!" Kak Delvin menendang laki-laki di sebelahnya dengan ganas, memarahi mereka, karena aksinya terlalu bersemangat, luka itu membesar, membuat dia sangat kesakitan.
Orang-orang lainnya segera merebahkan kak Delvin, dan langsung mengejar Kirana...
Novel Terkait
My Superhero
JessiMy Secret Love
Fang FangCinta Tak Biasa
SusantiCinta Di Balik Awan
KellyPernikahan Kontrak
JennyPredestined
CarlyAkibat Pernikahan Dini×
- Bab 1 Dijebak
- Bab 2 Kehilangan Keperawanan
- Bab 3 Kebingungan
- Bab 4 Bertemu Kembali
- Bab 5 Kembali
- Bab 6 Mangsa
- Bab 7 Karma
- Bab 8 Samuel
- Bab 9 Pertemuan
- Bab 10 Bicaralah!
- Bab 11 Ingin Bersama Kamu
- Bab 12 Bryan
- Bab 13 Menyedihkan
- Bab 14 Rileks
- Bab 15 Bahaya
- Bab 16 Percakapan
- Bab 17 Vina
- Bab 18 Perselisihan
- Bab 19 Budak Hutang
- Bab 20 Kesulitan
- Bab 21 Di Mabuk Asmara
- Bab 22 Tenang
- Bab 23 Kenangan
- Bab 24 Bakat
- Bab 25 Melepaskan Gairah
- Bab 26 Pertemuan
- Bab 27 Ciuman Paksa (Bagian pertama)
- Bab 28 Dicium Paksa (Bawah)
- Bab 29 Disengajakan (I)
- Bab 30 Disengajakan (II)
- Bab 31 Memiliki Maksud
- Bab 31 Memiliki Maksud (2)
- Bab 32 Ada Maksud
- Bab 32 Ada Maksud (4) (2)
- Bab 34 Konspirasi
- Bab 33 Konspirasi (2)
- Bab 34 Konspirasi (BAWAH) (SATU)
- Bab 34 Konspirasi BAWAH) (2)
- Bab 35 Iblis (1)
- Bab 35 Iblis (2)
- Bab 36 Hukuman (1)
- Bab 36 Hukuman (2)
- Bab 37 Hukuman (1)
- Bab 37 Hukuman (2)
- Bab 38 Dihukum(1)
- Bab 38 Dihukum(2)
- Bab 39 Hukuman (1)
- Bab 39 Hukuman (2)
- Bab 40 Bagaimana Menyelesaikannya (1)
- Bab 40 Bagaimana Menyelesaikannya (2)
- Bab 41 Ternyata (1)
- Bab 41 Ternyata.. (2)
- Bab 42 Lelaki Playboy
- Bab 42 Lelaki Playboy (2)
- Bab 43 Desakan Pernikahan (1)
- Bab 43 Desakan menikah (2)
- Bab 44 Jatuh Dalam Pelukan (1)
- Bab 44 Jatuh Dalam Pelukan (2)
- Bab 45 Ulang Tahun (1)
- Bab 45 Ulang Tahun (2)
- Bab 45 Ulang Tahun (3)
- Bab 46 Keanehan (1)
- Bab 46 Keanehan (2)
- Bab 47 Balon Pernyataan Cinta (1)
- Bab 47 Balon Pernyataan Cinta (2)
- Bab 48 Hadiah Spesial (1)
- Bab 48 Hadiah Spesial (2)
- Bab 49 Psikologi Kompleks (1)
- Bab 49 Psikologi Kompleks(2)
- Bab 50 Suasana Yang Aneh (1)
- Bab 50 Suasana Yang Aneh (2)
- Bab 51 Kecantikan Yang Elegan (1)
- Bab 51 Kecantikan Yang Elegan (2)
- Bab 52 Keahlian Membuat Teh (1)
- Bab 52 Keahlian Membuat Teh (2)
- Bab 53 Terlibat (1)
- Bab 53 Terlibat (2)
- Bab 54 Membuat Jatuh (1)
- Bab 54 Membuat Jatuh (2)
- Bab 55 Ini Adalah Sebuah Rintangan (1)
- Bab 55 Ini Adalah Sebuah Rintangan (2)
- Bab 56 Permainan Babi Memakan Harimau (1)
- Bab 56 Permainan Babi Memakan Harimau (2)
- Bab 57 Tanpa Disengaja (1)
- Bab 57 Tanpa Disengaja (2)
- Bab 58 Dipaksa Untuk Mau (1)
- Bab 58 Dipaksa Untuk Mau (2)
- Bab 59 Dijebak (1)
- Bab 59 Dijebak (2)
- Bab 60 Kamu Membuatku Jijik(1)
- Bab 60 Kamu Membuatku Jijik (2)
- Bab 61 Perasaan Curiga (1)
- Bab 61 Perasaan Curiga (2)
- Bab 62 Dia Adalah Iblis (1)
- Bab 62 Dia Adalah Iblis (2)
- Bab 63 Siapa Yang Tidak Punya Hati (1)
- Bab 63 Siapa Yang Tidak Punya Hati (2)
- Bab 64 Anak (1)
- Bab 64 Anak (2)
- Bab 64 Anak (3)
- Bab 65 Kemarahan (1)
- Bab 65 Kemarahan (2)
- Bab 66 Kemarahan (1)
- Bab 66 Kemarahan (2)
- Bab 67 Kemarahan (1)
- Bab 67 Kemarahan (2)
- Bab 68 Kemarahan (1)
- Bab 68 Kemarahan (2)
- Bab 69 Gaun Pertunangan (1)
- Bab 69 Gaun Pertunangan (2)
- Bab 70 Pembalasan Dendam Fedrick Ye (1)
- Bab 70 Pembalasan Dendam Fedrick Ye (1)
- Bab 71 Pertemuan Yang Kebetulan (1)
- Bab 71 Pertemuan Yang Kebetulan (2)
- Bab 72 Wanita Hamil (1)
- Bab 72 Wanita Hamil (2)
- Bab 73 Penyelesaian (Awal) (1)
- Bab 73 Penyelesaian (Awal) (2)
- Bab 74 Mengatasinya (1)
- Bab 74 Mengatasinya (2)
- Bab 75 Berjuang Untuk Mendapatkannya (1)
- Bab 75 Berjuang Untuk Mendapatkannya (2)
- Bab 76 Badai Pertunangan (1)
- Bab 76 Badai Pertunangan (2)
- Bab 77 Sang Mantan (1)
- Bab 77 Sang Mantan (2)
- Bab 78 Menghancurkan Pertunangan Mereka (1)
- Bab 78 Menghancurkan Pertunangan Mereka (2)
- Bab 79 Helbert Sudah Gila (1)
- Bab 79 Helbert Sudah Gila (2)
- Bab 80 Selamatkan Annabella (1)
- Bab 80 Selamatkan Annabella (2)
- Bab 81 Emosi Dengan Kelakuan Helbert (1)
- Bab 81 Emosi Dengan Kelakuan Helbert (2)
- Bab 82 Hanya Emosional Padanya (1)
- Bab 82 Hanya Emosional Padanya (2)
- Bab 83 Hanya Kirana (1)
- Bab 83 Hanya Kirana (2)
- Bab 84 Karena Cinta, Maka Cinta (1)
- Bab 84 Karena Cinta, Maka Cinta (2)
- Bab 85 Nafsu (1)
- Bab 85 Nafsu (2)
- Bab 86 Karena Cinta, Begitulah Cinta (1)
- Bab 86 Karena Cinta, Begitulah Cinta (2)
- Bab 87 Pesta Malam Hari (1)
- Bab 87 Pesta Malam Hari (2)
- Bab 68 Pesta (1)
- Bab 88 Pesta (2)
- Bab 89 Bencana Yang Terjadi Karena Pesta (1)
- Bab 89 Bencana Yang Terjadi Karena Pesta (2)
- Bab 90 Badai Setelah Pesta Malam (1)
- Bab 90 Badai Setelah Pesta Malam (2)
- Bab 91 Krisisnya Cinta (1)
- Bab 91 Krisisnya Cinta (2)
- Bab 92 Sakit Cinta (1)
- Bab 92 Sakit Cinta (2)
- Bab 93 Hatiku Sakit (1)
- Bab 93 Hatiku Sakit (2)
- Bab 94 Tidur Bersamanya (1)
- Bab 94 Tidur Bersamanya (2)
- Bab 95 Balas Dendam (1)
- Bab 95 Balas Dendam (2)
- Bab 96 Terungkap (1)
- Bab 96 Terungkap (2)
- Bab 97 Apakah Saya Dijodohkan? (1)
- Bab 97 Apakah Saya Dijodohkan? (2)
- Bab 98 Perkenalan Satu Sama Lain (1)
- Bab 98 Perkenalan Satu Sama Lain (2)
- Bab 99 Tanpa Diduga (1)
- Bab 99 Tanpa Diduga (2)
- Bab 100 Setengah hati (1)
- Bab 100 Setengah Hati (2)
- Bab 101 Tanpa Perasaan (1)
- Bab 101 Tanpa Perasaan (2)
- Bab 102 Emosional (1)
- Bab 102 Emosional (2)
- Bab 103 Emosional (1)
- Bab 103 Emosional (2)
- Bab 104 Sepertinya Suka Dan Sepertinya Tidak Suka (1)
- Bab 104 Sepertinya Suka Dan Sepertinya Tidak Suka (2)
- Bab 105 Sepertinya Rasa Yang Aneh (1)
- Bab 105 Sepertinya Rasa Yang Aneh (2)
- Bab 106 Rasa Tanda Antara Suka Atau Tidak (1)
- Bab 106 Rasa Tanda Antara Suka Atau Tidak (2)
- Bab 107 Suka Atau Tidak? (1)
- Bab 107 Suka Atau Tidak? (2)
- Bab 108 Sangat Marah (1)
- Bab 108 Sangat Marah (2)
- Bab 109 Penderitaan (1)
- Bab 109 Penderitaan (2)
- Bab 110 Penderitaan Yang Terus-Menerus (1)
- Bab 110 Penderitaan Yang Terus-Menerus (2)
- Bab 111 Penderitaan (1)
- Bab 111 Penderitaan (2)
- Bab 112 Lautan Penderitaan (1)
- Bab 112 Lautan Penderitaan (2)
- Bab 113 Pertengkaran (1)
- Bab 113 Pertengkaran (2)
- Bab 114 Kesedihan (1)
- Bab 114 Kesedihan (2)
- Bab 115 Busur Keras (1)
- Bab 115 Busur Keras (2)
- Bab 116 Kekerasan (1)
- Bab 116 Kekerasan (2)
- Bab 117 Tiga Orang Pria Melakukan Pertunjukan. (1)
- Bab 117 Tiga Orang Pria Melakukan Pertunjukan. (2)
- Bab 118 Menggoda (1)
- Bab 118 Menggoda (2)
- Bab 119 Perampokan Cinta (1)
- Bab 119 Perampokan Cinta (2)
- Bab 120 Mencuri Perasaan Cinta (1)
- Bab 120 Mencuri Perasaan Cinta (2)
- Bab 121 Cinta Tragis (1)
- Bab 121 Cinta Tragis (2)
- Bab 122 Cinta Kejamnya (1)
- Bab 122 Cinta Kejamnya (2)
- Bab 123 Kejamnya (1)
- Bab 123 Kejamnya (2)
- Bab 124 Pengkhianatan (1)
- Bab 124 Pengkhianatan (2)
- Bab 125 Pengkhianatan (1)
- Bab 125 Pengkhianatan (2)
- Bab 126 Pengkhianatan (1)
- Bab 126 Pengkhianatan (2)
- Bab 127 Pengkhianatan (1)
- Bab 127 Pengkhianatan (2)
- Bab 128 Pengkhianatan (1)
- Bab 128 Pengkhianatan (2)
- Bab 129 Pengkhianatan (1)
- Bab 129 Pengkhianatan (2)
- Bab 130 Kedekatan yang Disia-siakan (1)
- Bab 130 Kedekatan yang Disia-siakan (2)
- Bab 131 Penculikkan yang Sial (1)
- Bab 131 Penculikkan yang Sial (2)
- Bab 132 Hukuman dan Amarahnya (1)
- Bab 132 Hukuman dan Amarahnya (2)
- Bab 133 Dia panik? (1)
- Bab 133 Dia panik? (2)
- Bab 134 Tersingkapnya Sebuah Hubungan (1)
- Bab 134 Tersingkapnya Sebuah Hubungan (2)
- Bab 135 Tumbuhnya Perasaan (1)
- Bab 135 Tumbuh Perasaan (2)
- Bab 136 Kasih Sayang (1)
- Bab 136 Kasih Sayang (2)
- Bab 137 Sistem Persekusi (1)
- Bab 137 Sistem Persikusi (2)
- Bab 138 Kondisi Fisik Yang Mengundang Persekusi (1)
- Bab 138 Kondisi Fisik Yang Mengundang Persekusi (2)
- Bab 139 Kecemburuan-nya (1)
- Bab 139 Kecemburuan-nya (2)
- Bab 140 Dia Sudah Menyukaimu (1)
- Bab 140 Dia Sudah Menyukaimu (2)
- Bab 141 Dia Sudah Menyukaimu (1)
- Bab 141 Dia Sudah Menyukaimu (2)
- Bab 142 Hukuman Yang Gila (1)
- Bab 142 Hukuman Yang Gila (2)
- Bab 143 Hukuman Yang Gila (1)
- Bab 143 Hukuman Yang Gila (2)
- Bab 144 Pengundang Amarah (1)
- Bab 144 Pengundang Amarah (2)
- Bab 145 Rasa Benci (1)
- Bab 145 Rasa Benci (2)
- Bab 146 Benci (1)
- Bab 146 Benci (2)
- Bab 147 Kakak Adalah Seorang Gangster! (1)
- Bab 147 Kakak Adalah Seorang Gangster! (2)
- Bab 148 Kakak Adalah Seorang Gangster (1)
- Bab 148 Kakak Adalah Seorang Gangster (2)
- Bab 149 Loyalitas Dia (1)
- Bab 149 Loyalitas Dia (2)
- Bab 150 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (1)
- Bab 150 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (2)
- Bab 151 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (1)
- Bab 151 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (2)
- Bab 152 Kesepakatan Kencan Buta (1)
- Bab 152 Kesepakatan Kencan Buta (2)
- Bab 153 Kencan Buta (1)
- Bab 153 Kesepakatan Kencan Buta (2)
- Bab 154 Bahaya Sebelum Fajar (1)
- Bab 154 Bahaya Sebelum Fajar (2)
- Bab 155 Bahaya Dalam Hidupnya (1)
- Bab 155 Bahaya Dalam Hidupnya (2)
- Bab 156 Menggunakan Hidupku Untuk Menjagamu (1)
- Bab 156 Menggunakan Hidupku Untuk Menjagamu (2)
- Bab 157 Salah Paham (1)
- Bab 157 Salah Paham (2)
- Bab 158 Pengakuan (1)
- Bab 158 Pengakuan (2)
- Bab 159 Kehangatan Yang Membingungkan (1)
- Bab 159 Kehangatan Yang Membingungkan (2)
- Bab 160 Cinta Pertama (1)
- Bab 160 Cinta Pertama (2)
- Bab 161 Cinta Pertama (1)
- Bab 161 Cinta Pertama (2)
- Bab 162 Inisial Cinta (2)
- Bab 162 Inisial CInta (2)
- Bab 163 Jawaban (1)
- Bab 163 Jawaban (2)
- Bab 164 Jawaban yang Menyakitkan (1)
- Bab 164 Jawaban yang Menyakitkan (2)
- Bab 165 Jawaban (1)
- Bab 165 Jawaban (2)
- Bab 166 Lawan (1)
- Bab 166 Lawan (2)
- Bab 167 Rival (1)
- Bab 167 Rival (2)
- Bab 168 Rival (1)
- Bab 168 Rival (2)
- Bab 169 Kelompok Musuh (1)
- Bab 169 Kelompok Musuh (2)
- Bab 170 Asisten Yang Terdiam (1)
- Bab 170 Asisten Yang Terdiam (2)
- Bab 171 Perjamuan (1)
- Bab 171 Perjamuan (2)
- Bab 172 Bantuan Tak Terduga (1)
- Bab 172 Bantuan Tak Terduga (2)
- Bab 173 Kejutan Yang Romantis (1)
- Bab 173 Kejutan Yang Romantis (2)
- Bab 174 Dia Memberikan Kejutan Romantis (1)
- Bab 174 Dia Memberikan Kejutan Romantis (2)
- Bab 175 Kepahitan Di Musim Semi (1)
- Bab 175 Kepahitan Di Musim Semi (2)
- Bab 176 Musim Semi Yang Penuh Dengan Strategi (1)
- Bab 176 Musim Semi Yang Penuh Dengan Strategi (2)
- Bab 177 Lagi Dan Lagi (1)
- Bab 177 Lagi Dan Lagi (2)
- Bab 178 Lagi Dan Lagi (1)
- Bab 178 Lagi Dan Lagi (2)
- Bab 178 Rencana Awal (1)
- Bab 179 Rencana Awal (2)
- Bab 180 Rencana Awal (1)
- Bab 180 Rencana Awal (2)
- Bab 181 Konspirasi Yang Dimulai (1)
- Bab 181 Konspirasi Yang Dimulai (2)
- Bab 182 Konspirasi Yang Dimulai (1)
- Bab 182 Konspirasi Yang Dimulai (2)
- Bab 183 Terluka (1)
- Bab 183 Terluka (2)
- Bab 184 Wajah Yang Hancur (1)
- Bab 184 Wajah Yang Hancur (2)
- Bab 185 Kehilangan Kontrol (1)
- Bab 185 Kehilangan Kontrol (2)
- Bab 186 Penyerahan Diri Yang Terpaksa (1)
- Bab 186 Penyerahan Diri Yang Terpaksa (2)
- Bab 187 Bermain Trik Dengan Putra Sendiri (1)
- Bab 187 Bermain Trik Dengan Putra Sendiri (2)
- Bab 188 Salah Paham Meningkat (1)
- Bab 188 Salah Paham Meningkat (2)
- Bab 189 Bermain Trik, Siapa Yang Tidak Bisa? (1)
- Bab 189 Bermain Trik, Siapa Yang Tidak Bisa? (2)
- Bab 190 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 190 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 191 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 191 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 192 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 192 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 193 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 193 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 194 Kesenangan Dari Balas Dendam (1)
- Bab 194 Kesenangan Dari Balas Dendam (2)
- Bab 195 Kembali Masuk Dalam Bahaya (1)
- Bab 195 Kembali Masuk Dalam Bahaya (2)
- Bab 196 Terjebak Krisis Lagi (1)
- Bab 196 Terjebak Krisis Lagi (2)
- Bab 197 Masuk Ke Dalam Krisis Lagi (1)
- Bab 197 Masuk Ke Dalam Kerisis Lagi (2)
- Bab 198 Kegilaan Dia 1
- Bab 198 Kegilaan Dia (2)
- Bab 199 Situasi Berbahaya (1)
- Bab 199 Situasi Berbahaya (2)
- Bab 200 Menolong Dia (1)
- Bab 200 Menolong Dia (2)
- Bab 201 Penundaan Yang Terpaksa (1)
- Bab 201 Penundaan Yang Terpaksa (2)
- Bab 202 Menembus Krisis (1)
- Bab 202 Menembus Krisis (2)
- Bab 203 Perangkap Indah (1)
- Bab 203 Perangkap Indah (2)
- Bab 204 Rencana Wanita Cantik (1)
- Bab 204 Rencana Wanita Cantik (2)
- Bab 205 Rencana (1)
- Bab 205 Rencana (2)
- Bab 206 Kebetulan (1)
- Bab 206 Kebetulan (2)
- Bab 207 Kebetulan (1)
- Bab 207 Kebetulan (2)
- Bab 208 Menang (1)
- Bab 208 Menang (2)
- Bab 209 Ternyata Aku Hamil (1)
- Bab 209 Ternyata Aku Hamil (2)
- Bab 210 Cinta Menyakitkan Yang Akan Segera Dimulai (1)
- Bab 210 Cinta Menyakitkan Yang Akan Segera Dimulai (2)
- Bab 211 Kisah Percintaan Yang Tragis (1)
- Bab 211 Kisah Percintaan Yang Tragis (2)
- Bab 212 Kisah Cinta Yang Tragis (1)
- Bab 212 Kisah Cinta Yang Tragis (2)
- Bab 213 Penyiksaan Cinta yang Akan Segera Bermulai (1)
- Bab 213 Penyiksaan Cinta yang Akan Segera Bermulai (2)
- Bab 214 Periode Perang Dingin (1)
- Bab 214 Periode Perang Dingin (2)
- Bab 215 Periode Perang Dingin (1)
- Bab 215 Periode Perang Dingin (2)
- Bab 216 Anaknya, Benar-benar Sudah Keguguran (1)
- Bab 216 Anaknya, Benar-benar Sudah Keguguran (2)
- Bab 217 Hati Yang Menjauh (1)
- Bab 217 Hati Yang Menjauh (2)
- Bab 218 Jarak Hati Yang Dingin (1)
- Bab 218 Jarak Hati Yang Dingin (2)
- Bab 219 Tidak Bisa Melahirkan Lagi (1)
- Bab 219 Tidak Bisa Melahirkan Lagi (2)
- Bab 220 Mendengar Suara Hati Yang Hancur (1)
- Bab 220 Mendengar Suara Hati Yang Hancur (2)
- Bab 221 Dengan Cara Mabuk Pun Tidak Bisa (1)
- Bab 221 Dengan Cara Mabuk Pun Tidak Bisa (2)
- Bab 222 Orang Asing Yang Paling Akrab (1)
- Bab 222 Orang Asing Yang Paling Akrab (2)
- Bab 223 Perencanaan Sebelum Cerai (1)
- Bab 223 Perencanaan Sebelum Cerai (2)
- Bab 224 Apa Benar Harus Saling Menyakiti Padahal Saling Mencintai? (1)
- Bab 224 Apa Benar Harus Saling Menyakiti Padahal Saling Mencintai? (2)
- Bab 225 Kelembutan Dan Kekasarannya (1)
- Bab 225 Kelembutan Dan Kekasarannya (2)
- Bab 226 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (1)
- Bab 226 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (2)
- Bab 227 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (1)
- Bab 227 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (2)
- Bab 228 Waktu Jantung Berdetak (1)
- Bab 228 Detak Jantung Sesaat (2)
- Bab 229 Kelembutan untuk yang Terakhir Kalinya (1)
- Bab 229 Kelembutan untuk yang Terakhir Kalinya (2)
- Bab 230 Perpisahan yang Sunyi (1)
- Bab 230 Perpisahan yang Sunyi (2)
- Bab 231 Hilang Ingatan (1)
- Bab 231 Hilang Ingatan (2)
- Bab 232 Karena Cinta, Sehingga Melepaskan (1)
- Bab 232 Karena Cinta, Sehingga Melepaskan (2)
- Bab 233 Mencintai Seseorang, Tidak Berarti Harus Bersama (1)
- Bab 233 Mencintai Seseorang, Tidak Berarti Harus Bersama (2)
- Bab 234 Kamu Adalah Segalanya Bagiku (1)
- Bab 234 Kamu Adalah Segalanya Bagiku (2)
- Bab 235 Bertemu Kembali (1)
- Bab 235 Bertemu Kembali (2)
- Bab 236 Kembali Bertemu (1)
- Bab 236 Kembali Bertemu (2)
- Bab 237 Selamanya Kamu Hanya Bisa Menjadi Istriku (1)
- Bab 237 Selamanya Kamu Hanya Bisa Menjadi Istriku (2)
- Bab 238 Merasakan Kembali Keindahan Milikmu (1)
- Bab 238 Merasakan Kembali Keindahan Milikmu (2)
- Bab 239 Pria Yang Nakal (1)
- Bab 239 Pria Yang Nakal (2)
- Bab 240 Persaingan Tiga Orang Pria (1)
- Bab 240 Persaingan Tiga Orang Pria (2)
- Bab 241 Kembali (1)
- Bab 241 Kembali (2)
- Bab 242 Serangan Balasan, Pembalasan Dendam (1)
- Bab 242 Serangan Balasan, Pembalasan Dendam (2)
- Bab 243 Perasaan Cinta yang Tidak Akan Kembali (1)
- Bab 243 Perasaan Cinta yang Tidak Akan Kembali (2)
- Bab 244 Pertobatan yang terakhir (1)
- Bab 244 Pertobatan yang terakhir (2)
- Bab 245 Pertobatan Terakhir (1)
- Bab 245 Pertobatan Terakhir (2)
- Bab 246 Dia Akan Dinikahi Besok (1)
- Bab 246 Dia Akan Dinikahi Besok (2)
- Bab 247 Dia Akan Dinikahi Besok (1)
- Bab 247 Dia Akan Dinikahi Besok (2)
- Bab 248 Penutup (1)
- Bab 248 Penutup (2)
- Bab 249 Penutup (1)
- Bab 249 Penutup (2)