Akibat Pernikahan Dini - Bab 21 Di Mabuk Asmara

Helbert meletakkan draf dokumen ke meja lalu menatap Kirana dengan tatapan rumit. Dia melepaskan jaketnya, membungkukkan pinggangnya untuk menggendong Kirana yang tidur seperti babi masuk ke dalam kantornya.

Dengan pelan memindahkan tubuh Kirana ke atas sofa, bahkan Helbert tidak menyadari jika gerakannya sangat lembut....

Lalu mengambil kembali jaketnya dan diletakkan di bahu Kirana. Helbert menatap Kirana yang ada di bawahnya, tidak tahu apa yang wanita itu sedang impikan, bibirnya mengigau. Mata Helbert yang penuh bahaya menyipit, melihat bibir Kirana yang diolesi lipstik, Helbert merendahkan tubuhnya lalu mencium Kirana lembut, seperti terkena candu dari narkoba.

Setelah menciumnya lembut, Helbert semakin tidak ingin melepasnya. Lidahnya semakin rakus menjilat bibir dan mengigit lembut bibir Kirana. Helbert baru menyadari bahwa dirinya tidak rela melepaskan rasa nikmat ciuman ini.

Helbert menyentuh lembut bibir bawah wanita itu. Helbert curiga bahwa wanita ini baru saja makan permen. Bagaimana bisa rasa bibirnya semanis ini...

Realitanya, Kirana hari ini tidak makan apapun...

Helbert tidak menatap Kirana lagi, pria itu berjalan meninggalkan kantornya. Perlahan-lahan menutup pintu. Kirana yang sedang masuk ke dalam dunia mimpi alisnya berkerut tidak tenang. Setelah itu Kirana merasa dirinya seperti di angkat tinggi ke udara lalu dijatuhkan, lalu merasa lagi bahwa dirinya terbang di udara, berdampingan dengan matahari....

Lalu dia kembali merasa bahwa dirinya sedang ditatap oleh ular berbisa. Sebuah tatapan dingin membuatnya merasa tidak nyaman. Bibirnya juga tiba-tiba merasa perih. Hasilnya, Kirana tidur dengan tidak tenang, tetapi tidak ada ciri-ciri bahwa Kirana akan terbangun.

Keesokan harinya....

“Duk...”

“Ah……”

“Duh……kepalaku……”

Diikuti oleh suara keras sesuatu yang jatuh ke lantai. Begitu bangun, Kirana melihat interior ruang kantor, memegang kepalanya sambil merintih kesakitan jatuh terduduk di lantai

Karena tidurnya tidak nyenyak, dia berpikir dia berada di kasur besar rumahnya. Dia menggulingkan tubuhnya sampai terjatuh ke lantai sampai kepalanya terbentur ujung meja.

Kirana langsung terbangun sambil tangannya mengusap kepalanya. Dia bangun dengan terhuyung-huyung, mengkerutkan dahinya sambil memperhatikan sekitarnya. Tangannya yang sedang mengusap kepalanya tiba-tiba kaku. Dirinya... bagaimana bisa berada di dalam kantor Helbert?!

Kirana mengingat kembali dengan teliti kejadian semalam. Dia sedang mengerjakan dokumen-dokumen, lalu..... dia tertidur... kemudian.....?

Kirana memukul kepalanya, tidak bisa bodoh seperti ini, kan? bagaimana bisa dia tidak ingat? Semalam pasti hanya dia yang dengan terpaksa tinggal di kantor, kan?

Sudut mata Kirana tiba-tiba melihat di atas sofa ada jaket yang dibuat kusut olehnya. Jaket ini... milik Helbert, kan? Dia semalam belum pulang? Tidak mungkin dia yang menggendongku untuk tidur ke sini, kan?

Setelah itu Kirana cepat-cepat menolak pemikirannya. Jika Helbert sebaik ini, ini adalah hal yang benar-benar tidak mungkin terjadi!

Kirana tidak ingin melanjutkan memikirkan masalah rumit ini. Dia mengangkat tangannya melihat jam tangan, sudah jam 7 pagi. Beberapa orang akan datang bekerja, Kirana langsung merapikan rambutnya yang berantakan.

Kirana terlebih dahulu membeli alat peralatan mandi untuk mandi sebentar, merapikan kembali rambutnya lalu berjalan santai keluar ruangan.

Di dalam sebuah villa mewah, seorang pria berpenampilan trendy sedang berjongkok di depan taman bunga yang memiliki banyak jenis bunga, tidak tahu sedang memikirkan apa. Tangan pria itu tidak sadar sedang mencabuti kelopak bunga dengan asal.

Pikiran Bryan rumit, sebenarnya dia ingin atau tidak  menelpon Kirana lagi. Setelah berpikir, Kirana tidak hanya tidak memiliki hati nurani, tempramen wanita itu juga lebih buruk darinya!

Terakhir kali menelpon, Bryan dibuat marah besar oleh wanita itu. Setelah membanting ponselnya dengan kesal, Bryan menjadi dongkol dan tidak berinisiatif lagi dan hanya diam.

Awalnya dia berada di sekolah menunggu Kirana pulang, lalu mengejek wanita itu lagi. Dia tidak tahu apakah Kirana sengaja atau tidak, mulai saat itu Kirana tidak pernah datang ke sekolah lagi!

Hal ini membuat Bryan tak bisa bernapas sampai hampir dirinya terluka! Wanita keras kepala ini, dengar-dengar bahwa dia berhenti sementara dari sekolah! Ini membuat Bryan lebih marah sampai dirinya hampir langsung mendatangi rumah wanita itu untuk mencarinya dan menariknya pergi dengan kasar!

Dahi Bryan berkerut. Wanita keras kepala ditambah wanita bodoh, wanita itu langsung menghilangkan kebahagiaannya. Bertanya pada Yesi? Yesi satu komplotan dengannya. Bibirnya tertutup rapat, bagaimanapun tidak akan memberitahunya!

Bryan tidak memiliki pilihan. Mencoba menghubungi Kirana tapi tidak tersambung. Bryan mengakui bahwa dirinya itu angkuh, dia berlakuan buruk! Tapi hanya berlaku buruk kepada Kirana!

Dia juga tidak tahu setan apa yang sebenarnya ada di Kirana. Dia tidak ingin memikirkannya, tetapi wajah Kirana selalu tercetak jelas di otaknya!

Wajah kusut Bryan sangat terlihat. Tetapi pada saat ini, suara dingin dan berat terdengar di balik tubuh Bryan.

"Bryan, dengan maksud baik aku mengingatkanmu. Jika kamu mencabuti lagi kelopak bunga kesayangan kakekmu, aku tidak ada waktu untuk menggantikanmu menguburkan kelopak-kelopak itu..."

Bryan agak linglung. Kepalanya perlahan-lahan berbalik ke arah bayangan tinggi besar. Karena cahaya matahari yang menyilaukan, Bryan mengangkat tangannya untuk menghalangi bayangan matahari.

Tetapi ketika melihat kelopak bunga yang telah hancur di tangannya, pupil mata Bryan langsung membesar. Tidak membayangkan bunga-bunga itu dihancurkan olehnya.

Bunga-bunga itu awalnya tumbuh sangat indah, kelopak bunganya sangat cantik. Sekarang ditarik beberapa kali tanpa sadar oleh tangan Bryan, bunga itu tak berbentuk lagi, kelopaknya gundul seperti bunga yang layu.

Bunga yang berada di tanah mengingatkan Bryan bahwa dirinya memperlakukan bunga yang tidak berdosa ini dengan sangat brutal!

Begitu ingat biasanya kakeknya sangat menyayangi bunga kesayangan ini, Bryan langsung memberi asupan ke bunga-bunga itu. Bryan menelan ludahnya grogi, lalu buru-buru berdiri.

Bryan menghampiri bayangan tinggi dan besar di belakang tubuhnya, dengan tatapan konyol menatap kakaknya, Hendra sambil mengedip-ngedipkan matanya. Bryan memohon kepada Hendra, tiba-tiba kedua tangannya memegang tangan Hendra.

"Hai kak, bukankah kita saudara?"

Hendra mau tidak mau menatap adiknya yang sangat sederhana ini. Menahan tawanya. Setelah tahu maksud adiknya, Hendra dengan sengaja memasang wajah datar lalu berkata: "Bukan!"

Setelah selesai bicara, tanpa menunggu jawaban Hendra, Bryan langsung berlari cepat bagai angin. Mungkin jika tidak berlari, di detik setelahnya kakek akan mengambil tongkat jalannya lalu mengejarnya di belakang.

Hendra pasrah dan menggelengkan kepalanya menatap penampilan adiknya yang masih kekanakkan itu. Adiknya itu, kapan dia bisa dewasa sedikit.

Memikirkan perilakunya yang tidak biasa beberapa hari ini, senyum yang terpasang di wajah Hendra memudar berganti menjadi ekspresi yang larut dalam pikiran. Anak nakal itu, jika bilang pola pikirnya sederhana, dia memang benar-benar sederhana. Tapi ketika keras kepalanya kumat, anak itu membuat orang ingin membongkar isi kepalanya, sebenarnya mana jalan pikirannya yang sedang korslet!

Hendra benar-benar pasrah padanya! Beberapa hari ini karena sikap anehnya, sampai dia tidak masuk sekolah, dia hanya tahu kalau Bryan bermalas-malasan di rumah dan membuat kakek bicara beberapa kali padanya tapi Bryan tidak memperdulikannya. Kakek juga menyerah padanya.

Mengingat kematian kedua orang tua mereka saat mereka kecil. Saat Bryan lahir, dia sudah tidak memiliki kasih sayang seorang ibu, tidak ada ayah, sampai terkuaklah sifat aneh Bryan, Hendra juga tidak tahu harus bagaimana dan merasa bersalah pada adiknya.

Sekarang dirinya berperan sebagai ayah dan juga ibu untuk Bryan, ditambah lagi kasih sayang dari kakek, tapi sulit rasanya menghilangkan kesedihan karena ayah dan ibu tidak ada di samping mereka.

Dirinya juga berusaha sebisa mungkin memanjakan Bryan, ingin anak itu menjadi sedikit ceria, membuat dirinya nyaman sedikit. Yang paling banyak dibicarakan oleh bibirnya adalah anak perempuan dari perusahaan sinar mas, Kirana!

Karena gadis itu, Hendra melihat banyak perubahan sifat pada adiknya, hati Hendra menjadi agak tenang. Tetapi akhir-akhir ini, Hendra kembali melihat temperamen buruk adiknya.

Hendra juga pasrah. Adiknya ini, dia semakin tidak bisa ditebak...

Di samping itu, Bryan langsung pergi ke garasi mobil. Menyalakan mobil lalu menginjak pedal gas sambil berteriak lalu pergi. Hatinya sudah menetapkan, dia akan mencari gadis keras kepala itu. Ingin bertanya dengan jelas!

Tetapi dia datang terburu-buru. Sesampainya di sana dia melihat gerbang villa Kirana tertutup. Bryan juga baru sadar bahwa dirinya tidak membawa ponsel.

Bryan gelisah, lalu dia tiba-tiba turun dari mobil dan dengan keras menutup pintu mobilnya dan berteriak kencang. Bersandar pada mobilnya dengan tidak sabaran. Sebelah tangan Bryan masuk ke dalam saku celananya, dan sebelah tangannya lagi memutar-mutar kunci.

Dia terpaksa menunggu Kirana untuk muncul sendiri. Ketika Bryan hampir tidak bisa menahan kegelisahannya, saat itu dari kejauhan terlihat mobil Kirana yang familiar. Bryan langsung berlari menghampiri.

Bryan bahagia, saat menunggu kedatangan Kirana, entah apa yang dipikirkannya, tiba-tiba wajahnya tenggelam pada pikirannya sendiri. Setelah baru saja Kirana dengan tidak mudahnya menyelesaikan pekerjaan yang diperintahkan oleh pria tidak tahu malu itu.

Selepas kerja langsung pergi, lalu ditinggalkan di sana. Setan pun tahu Helbert sedang memikirkan sesuatu untuk menyuruh Kirana mengerjakan suatu hal!

Kirana tiba-tiba mengerem mendadak. Mata dinginnya menatap Bryan yang lompat tiba-tibat, "Bryan, kamu gila! Kamu sudah tidak mau hidup, ya?!"

Tetapi Bryan cengengesan di samping mobil Kirana, lalu mengetuk kaca mobilnya, "Turun!"

Kirana seperti melihat Bryan seperti orang gila. Begitu membuka pintu, Kirana langsung memaki Bryan, "Bryan, syaraf otakmu salah, ya? Apakah kamu tahu bahwa hal yang kamu lakukan tadi berbahaya?"

Bryan tidak marah malah tersenyum. Pria itu merendahkan tubuhnya lalu mendekat pada Kirana: "Kenapa? Apakah kamu khawatir padaku?"

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu