Akibat Pernikahan Dini - Bab 96 Terungkap (2)

"Ssst... pelan-pelan..." Yesi sendiri tidak dalam kondisi baik untuk mengobati lukanya sendiri. Dan pria sial ini mengobati lukanya dengan kasar. Yesi meringis tidak puas saat berkata.

Ivan yang sedang mengobati luka Yesi berhenti sejenak. Mencebikkan bibirnya sedikit ke bawah. Ivan sangat ingin memukul wanita sial ini. Sangat sulit! Dirinya bisa mengobati luka orang lain, tapi wanita ini benar-benar!

Tidak disangka Ivan yang acuh mengobati luka Yesi dengan cara sembrono. Jika saja melihat kalau dia adalah perempuan, Ivan tidak akan berdebat dengannya. Jika saja Yesi adalah orang lain, maka Ivan sangat beruntung dan akan memperlakukannya dengan sabar!

"Wanita benar-benar merepotkan!" Ivan melotot ke Yesi sekilas, lalu lanjut mengobati luka wanita itu. Tetapi tangannya saat ini berusaha sangat lembut mengobatinya karena lukanya ada di leher.

Ivan mendekat ke Yesi, mengobati lukanya. Tiba-tiba Yesi merasa harum pria itu melingkupinya, membuatnya sulit bernapas. Ditambah Yesi secara tidak sadar menatap wajah Ivan yang tampan. Pria itu terlihat sangat serius.

Yesi seperti bisa merasakan bahwa bulu mata pria itu bergetar pelan. Tiba-tiba wajah Yesi memerah, tubuhnya terpaku. Kedua matanya memancarkan kekesalan.

Dirinya ini kenapa? Seperti tidak pernah bertemu pria saja! Tiba-tiba wajahnya juga memerah? Merah sialan!

Yesi, bisakah kamu dewasa sedikit?!

Ivan sudah selesai mengobati luka Yesi, tetapi Yesi dengan wajah anehnya sedang melamun. Dengan senyuman jahilnya Ivan diam-diam memperhatikan perubahan wajah Yesi.

"Ck ck ck...." Ivan berdecak ketika melihat wajah Yesi yang memerah aneh.

Nada suara Ivan yang tidak biasa membuat Yesi kembali sadar. Melihat sekilas Ivan yang menatapnya dengan tawa jahil, Yesi memelototi pria itu tajam.

"Apa yang kamu lihat?!"

"Wanita ini, otakmu seharian ini sebenarnya memikirkan apa? Aku mengobatimu begitu lama, tidak disangka kamu malah melamun di saat seperti ini. Benar-benar hebat! Dan juga perubahan raut wajahmu juga melampaui bayanganku!"

"Dan juga wajahmu tiba-tiba berubah merah, kenapa? Apakah kamu merasa sikapmu sangat jahat kepadaku? Kamu merasa malu dan menyesal?"

"Apanya yang menyesal!" Yesi memelototi Ivan tajam. Rasa malu berubah menjadi kesal. Yesi membangkitkan tubuhnya ingin pergi, di belakangnya, suara Ivan terdengar samar.

"Hei kamu! Mengucapkan dua kata 'terima kasih' saja kamu tidak bisa!  Kamu juga berutang sebuah bantuan padaku!"

Mendengar Ivan berucap seperti itu. Langkah kaki Yesi berhenti sejenak lalu Yesi kembali berjalan, lebih cepat. Menghilang dengan cepat dari depan Ivan.

Ivan memutar matanya sebal pada bayangan Yesi yang menghilang. Ujung bibirnya mencebik ke bawah. Benar-benar wanita tidak punya hati!

Di samping itu, Yesi baru saja sampai di rumah lalu langsung dipanggil oleh ayahnya yang sedang duduk di sofa.

"Yesi, kenapa pulang selarut ini?" Ayahnya yang memakai kacamata sedang membaca koran, menurunkan korannya begitu melihat Yesi kembali. Menatap Yesi yang berwajah canggung.

"Eemm... aku pergi... dengan Kirana berjalan-jalan. Lalu... lalu... lupa waktu..."

"Oh. Kemari sebentar. Ada yang ayah ingin bicarakan denganmu." Ayah Yesi melambaikan tangannya pelan ke Yesi. Yesi yang canggung malah semakin menjauhi ayahnya. Lehernya masih luka. Yesi tidak berani memberitahu ayahnya.

“Kemarilah!”

Melihat Yesi tidak menghampirinya, ayah Yesi sedikit curiga menatap anaknya. Yesi terbatuk pelan lalu berkata, "Yah, bicaralah. Aku berdiri saja."

Sembari berdiri, sembari Yesi menghindari ayahnya melihat luka di lehernya. Yesi memutar tubuhnya sedikit dan tubuhnya terlihat berdiri dengan semakin canggung.

Ayah Yesi merasa ada sesuatu yang tidak beres. Tapi teringat hal yang ingin disampaikan, ayahnya tidak berpikir terlalu banyak, "Akhir-akhir ini aku punya dinner bisnis. Kamu pergi denganku. "

"Hah? Ayah, kenapa membawaku? Aku tidak mengerti bisnis kalian!"

"Aku hanya memiliki seorang putri, yaitu kamu. Tidak membawamu pergi, siapa yang harus ku bawa? Dan juga ini dikatakan dinner bisnis tetapi juga merupakan kesempatan untuk menambah teman. Kamu harus kenal banyak beberapa gadis bereputasi tinggi. Setelahnya perusahaan ini juga akan kamu yang mengurusnya. Akan lebih bagus jika kamu mengenal mereka lebih awal!"

Ayah Yesi menjawab tanpa menerima penolakan. Yesi mencebikkan bibirnya. Ayahnya selalu begini. Mencari kesempatan agar dirinya mengenal teman-teman!

Yesi juga tahu. Teman apanya. Itu hanyalah mengambil apa yang dibutuhkan!

“Tapi, aku……”

"Bagaimana?" Awalnya Yesi ingin menolak, tapi merasa ayahnya menyinarkan tatapan tegas yang ditujukan padanya.

Yesi terbatuk pelan. Ingin langsung menolak tapi saat ini sepertinya tidak bisa menolak semudah itu, lagipula saat ini dia tidak bisa berlama-lama dengan ayahnya. Takut jika ayahnya melihat luka di lehernya dan bertanya tidak henti-henti padanya.

"Hm, aku mengerti. Ayah, aku lelah. Aku pergi ke atas dulu."

Yesi kabur dengan cepat menuju lantai atas. Melihat Yesi yang terburu-buru pergi ke atas, ayah Yesi merasa curiga. Tapi mendengar anak gadisnya setuju, ayahnya tidak memperhatikan terlalu banyak.

Baru saja Yesi sampai di lantai atas, diam-diam Yesi melepaskan napasnya lega. Takut ayahnya menghujani banyak pertanyaan. Dirinya juga tahu, sebagai anak gadis satu-satunya, dari kecil dirinya diberikan banyak kasih sayang oleh ayahnya. Ibunya sudah meninggal sejak ia kecil, hanya ada ayahnya yang berperan sebagai ayah dan ibu.

Bukanlah hal yang mudah untuk merawat dirinya dan juga dirinya tahu ayahnya merawatnya untuk menjadi penerus dari perusahaan keluarga. Terlebih lagi ayahnya juga berusaha keras agar Yesi memiliki kemampuan dalam mengurus perusahaan!

Tapi Yesi tidak berniat mengurus perusahaan ayahnya. Sedikitpun tidak ingin! Dia hanya ingin hidup bebas dan tidak ingin ditekan oleh peraturan dan perencanaan!

Yang lebih mengganggu lagi adalah dia takut dirinya tidak memiliki kemampuan itu dan malah menghancurkan perusahaan. Dia tidak akan memiliki muka lagi untuk berhadapan dengan ayahnya yang berharap banyak padanya.

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu