Akibat Pernikahan Dini - Bab 12 Bryan
Melihat bahwa langit yang semakin gelap, Kirana sambil berjalan sambil memandangi jalanan yang sepi, yang dirasakan didalam hatinya adalah dia sangat membenci Helbert lelaki yang tidak tahu malu itu!
Dia menata rambutnya dan mulai melangkah maju, Kirana menatap kedepan, justru terlihat sebuah mobil sport dengan mengagumkan, dengan perlahan mundur.
Kirana terlihat senang, tetapi ketika mobil sport itu berhenti disebelahnya, ekspresi Wajah Kirana berubah menjadi suram, karena dia melihat dengan jelas didalam mobil terdapat seseorang yang memiliki senyum sinis.
Woooo....woooo...., Kirana si perempuan cantik mengapa berkeluyuran di tengah jalan, apa kamu telah di culik?
Kirana dengan dingin menatap senyum orang yang tidak bermoral itu, tidak ingin meladaninya, dan terus berjalan kedepan.
“ hei, apa teman sekelas, yang mengatakan dirinya tidak hamil? Melihat Kirana yang melangkah maju kedepan, orang itu pelan pelan mengendarai mobilnya dan mengikuti Kirana.
Kirana melihat dia yang tidak pergi, dan masih menunjukkan ekspresi candaannya, didalam hati Kirana sudah merasakan kemarahan, dengan melangkahkan kakinya, menatapinya dengan ekspresi dingin, “Bryan! Maaf, sudah membuatmu putus asa, aku hanya kekenyangan, berkeliaran hanya untuk mempermudah pencernaan! Jangan menatapku dengan ekspresi sombongmu!
Bryan mengangkat alisnya dan terus memerhatikan senyum sinis wanita itu, “hei hei, emosinya sangat kuat, wanita, apa ada orang yang mengajarimu, wanita harus bertindak seperti wanita, galak sekali, bisa bisa tidak ada yang lelaki yang menginginkanmu......”
“ha, ini tidak akan membuatmu menjadi khawatir Bryan! Masih ada orang yang mengejarku!”
Memang, disekolah Kirana terkenal akan julukannya sebagai ratu gunung es, beberapa orang yang tidak menyukainya, tetapi banyak juga yang menyukainya, tentu, mayoritas adalah lelaki.
Tetapi tidak ada seorang lelaki pun yang serius kepada Kirana, siapapun yang mengirim surat cinta dan menyatakan cinta kepadanya, yang mereka terima hanyalah pengabaian.
Bisa dikatakan, disekolah ini lelaki yang paling sering berbicara dengannya hanyalah Bryan, itupun sewaktu mereka bertengkar.
Bryan mendengus, “baiklah, berjalanlah dengan perlahan, bodoh¸ setelah selesai berbicara Bryan kuat menginjak pedal gasnya dan lalu pergi.
Kirana justru tidak memperhatikan Bryan, Kirana tetap melangkah dijalannya, jika menaiki mobil bryan pulang, Kirana pasti tidak bisa mencari alasan untuk “mengelak”dirinya !
Bryan adalah putra konglomerat, dia adalah anak pindahan yang sekarang merupakan teman sekelas Kirana, tetapi pada suatu ketika adanya permasalahan kelas yang tidak membuat Kirana khawatir, hal ini juga justru membuat Bryan merasa terkesan !
Hanya karena, Bryan adalah teman sebangku Kirana
Ketika memikirkan hal ini, Kirana menjadi marah, dan ingin pindah tempat, tetapi itu justru ditolak oleh teman seisi kelas! Kirana yang sebelumnya selalu riang, semenjak kedatangan Bryan, dari awal sampai akhir Kirana tidak pernah ingin berhubungan denganya, kata pertama yang pertama kali diucapkan Kirana kepada Bryan adalah “bisakah kamu tenang sedikit, atau kamu keluar!”
Bryan tetap mempertahankan martabatnya sebagai keluarga kaya, ketika Kirana mengotot “Tuan muda tunjukkan cara untuk bergelinding, apa Tuan muda akan menggelinding?
Masih teringat olehnya bagaimana ekspresi menjengkelkan Bryan pada waktu itu dan dilihat oleh orang orang, juga pada saat itu keduanya sering bertengkar, Kirana lebih sering mengabaikannya.
Tetapi Bryan selalu mempunyai cara untuk selalu memulai permasalahan...........
sehingga mereka dijuluki sepasang kekasih yang tidak pernah akur.
Tetapi terkadang Kirana merasa Bryan adalah seseorang yang bodoh.
Bryan selalu bisa membantunya di setiap saat, dari waktu ke waktu alasan yang dia lontarkannya hanyalah “ ini merupakan kepedulianku terhadap idiot .....”
Bryan setiap kali pasti bisa membuat Kirana geram, tetapi dia selalu tidak bisa melihat kepribadian Bryan yang sebenarnya, dengan emosi yang tidak stabil, keras kepala dan kekanak kanakan!
Bryan adalah seorang pria tampan yang ideal, memilik lekuk wajah yang bulat dan sempurna seperti pemuda yang ada di dalam mitologi yunani bernama Naxos.
Sepasang mata yang memancarkan cahaya selalu bisa membuat orang terpesona, dengan alis yang menjulang dibawah poni yang berantakan, dibawah hidungnya yang mancung terlihat bentuk bibirnya yang padat.
Sosoknya yang tampan ditambah dengan ukuran tubuh yang mencapai satu meter delapan puluh enam , rupa itu merupakan anugerah tuhan untuknya namun tidak menganugerahinya sifat yang baik!
Dia suka mengenakan pakaian dengan warna yang berbeda dari murid lainnya yaitu mantel wol berwarna krim dengan dada terbuka, yang memperlihatkan kaus putih yang dikenakannya. Yang dirancang dari dalam mengikuti lekuk tubuh. Baju bagian luarnya dibiarkan terbuka begitu saja.
Disekolahnya dia adalah pangeran berkuda putih yang digemari para gadis, dia merasa dia adalah orang yang bebas dan sukar dikendalikan. Tetapi tidak bagi Kirana, Kirana merasa dia hanyalah orang yang tidak teratur dan bukanlah orang yang sukar dikendalikan.
Kirana menyipitkan matanya mengingat pertemuannya dengan orang jahat ini, bagaikan sebuah bencana.
Kirana tersadar dan melihat Bryan yang seharusnya pergi, malah tiba tiba memberhentikan mobilnya disamping Kirana, “hemm, wanita yang tidak bisa membedakan baik dan buruk! Cepat naik kemobil!”
Kirana justru meninggikan alisnya dan melihatnya dengan tatapan aneh, lalu memandang langit, hemmm, tampaknya besok mata hari akan terbit dari sebelah barat.........”.
Lagi pula orang yang setelah sekian lama bertengkar dengan Kirana, ketika melihat ekspresi Kirana, Bryan sudah tahu apa yang dipikirkan . Bryan cemberut , dengan sabar memandanginya, “ apa kamu mau naik atau tidak, Saya tidak bisa menghabiskan banyak waktuku bersamamu!”
“aku tidak menyuruhmu untuk tunggu, sungguh lucu!” Kirana mencibir dan tidak mempedulikan kebaikannya, hantu mana juga tahu apa yang akan direncanakannya!
Bryan cemberut ke Kirana yang terus melanjutkan langkahnya, dengan dipenuhi kemarahan, wanita keras kepala inii! Dengan sengaja, dia benar benar sengaja melakukannya!
Dengan perlahan mengemudi mobil mengikuti jejak Kirana, Bryan merasa otaknya hari ini telah berhembus angin apa, yang akhirnya menahan wanita ini lagi dan lagi!
Menahan emosinya yang akan meledak Bryan merasakan dirinya bukanlah dirinya yang sebenarnya, semenjak dia bertemu dengan musuh bebuyutannya ini.
“ Naik ke mobil, bibiku! Langit sudah gelap, kamu adalah gadis keluargamu, apa kamu ingin bermalam disini! Cepat!
Kirana menghentikan langkahnya, disertai tatapan yang melihat ke arah Bryan yang telah menyerah, benda ini, apa Bryan tidak salah makan obat, akhirnya Bryan berbicara dengan nada rendah kepada Kirana Yang diketahui di sekolah dengan tingkahnya bagikan seorang Tuan besar.....
Memandang kelangit, Bryan mengkhawatirkanku?
Raut wajah Kirana berubah menjadi aneh, dengan segera menolak permintaannya, jika Bryan benar benar peduli dengan Kirana makan gempa bumi tidak akan terjadi di Jepang......
“Cepat.....Cepat! ....... Saya sedang terburu buru! Jika perempuan lain, bagaimana saya bisa sepeduli ini!” Bryan dengan resah menekan klakson mobilnya.
Suara yang berbunyi dengan keras itu membuat Kirana tertegun, tatapannya menjadi kosong, raut wajah yang kompleks itu akhirnya naik ke atas mobil.
Kirana yang baru saja memasang sabuk pengaman, Bryan dengan tidak sabar meliriknya, lalu dengan keras menginjak pedal gas, melaju kencang tepat diruas jalan.
Rambut panjang dan syal Kirana terbang dihembus angin dan berkibas kesegala arah.
Bryan melirik rambut Kirana, sudut bibirnya naik dengan ringan. Hatinya terasa lebih lega, Kirana memutar kepalanya menghadap pemanadangan luar, Bryan tiba tiba menurunkan kecepatan mobilnya, Kirana memutaar kepalanya dan memandang Bryan dengan penuh kecurigaan, “Bukannya kamu sedang terburu buru!”
Bryan lalu meliriknya, “ Saya telah membohongimu! Perempuan idiot!”
“Kamu!” Kirana melihatnya dengan gusar, sambil mengambil nafas dalam, Kirana tidak ingin berdebat dengannuya, dan mengingat dia juga tidak memiliki cukup tenaga untuk berdebat dengan diri Bryan, Kirana juga belum makan.....
Tetapi sebenarnya Bryan benar benar terburu buru, karena memikirkan Kirana adalah seorang wanita, malam itu udara sangat dingin, Bryan takut Kirana terkena flu, dan juga takut Kirana tidak bisa beradaptasi dengan kecepatan mobil yang dimilikinya.
Bryan termenung, ada sedikit kekacauan yang membuat dirinya menggarut kepala, sungguh terlalu, apa obat yag telah dimakannya, bagaimana bisa dia mempedulikan gadis bodoh ini..............
Pasti dia terlalu baik, benar, pasti seperti ini...............
Bryan menghibur diri dengan memikirkan perasaannya, Kirana melihatnya tatapan gila Bryan, melihat ekspresinya yang dia terbengung begitu lama, Kirana curiga apa dia menderita kelumpuhan wajah............
Tiba tiba, perut Kirana mengeluarkan bunyi, di dalam keheningan, dan sangat terdengar jelas, Bryan menyeringai, memutarkan kepala melihatnya.
Melihat ekspresi Kirana yang canggung, tetapi dia masih berpura pura tenang, Bryan sangat ingin mengganggunya dengan ekspresi itu!
“hei, bukannya anda adalah seorang pemakan, ukuran pencernaanmu sangat besar, begitu cepat semua sudah tercerna habis?”
Kirana menyipitkan matanya yang dingin melihat ke wajah sombong Bryan, sekali lagi mengambil nafas dalam dalam, melipat bibirnya dan tidak berbicara.
Akhirnya Bryan melihat Kirana tidak lagi menyerang balik dirinya, alisnya meninggi, tatapannya memancarkan sesuatu yang lucu, dengan stabil menghentikan mobilnya ditengah jalan, dan melihat tatapan Kirana yang mencurigakan.
Bryan menyeringai tanpa alasan, menjulurkan tangannya dan mengeluarkan sebuah kotak hadiah dari kursi belakang, yang lalu dilemparkan ke Kirana.
Kirana masih tidak memberikan reaksi apapun, dengan kondisi menerima, terlihat sebuah kue Osmanthus.
“Makanlah!, jangan merasa berhutang budi!” Bryan tersenyum sinis, menyalakan mobil kemudian menjalankan mobilnya dengan laju.
Kirana sangat susah untuk melihat ke kue Osmanthus yang ada di tangannya, secara tidak langsung Kirana memandangi Bryan, Bryan melirik ke mata Kirana yang memandanginya itu.
Tertawa dan berkata : “bagaimana, merasa tersentuh, apa ingin bersama saya?”
Kirana melihat Bryan dengan penuh cemooh, memutar kepalanya dan membuka kotak hadiah, dengan perlahan memakan kuenya, dan tidak ingin mempedulikan Bryan.
Bryan meninggikan bibirnya, dan tidak lagi berbicara, dengan perlahan menaikkan kecepatan mobilnya, menjadi kecepatan normal.
Hati Kirana menjadi sangat kacau, sebenarnya Bryan selain memiliki emosi yang buruk, kepribadian yang buruk, keras kepala, kekanak kanakan, dan suka membuatnya kesal, dia juga memiliki hati yang baik.
Jika Bryan tahu isi hati Kirana yang menganggap dirinya baik, Bryan pasti akan terus mengatakan Kirana adalah wanita yang tidak bisa membedakan suatu hal yang baik dan buruk........
Mobil tepat berhenti di luar villa milik Kirana, Kirana turun dari mobil, yang awalnya ragu ingin mengucapkan terimakasih kepadanya, tetapi ketika mendengar Bryan memanggilnya “wanita idiot, anda berutang kebaikan dengan saya!” setelah itu Kirana tidak berencana ingin berbicara dengannya lagi, melihatnya dengan sinis, lalu melangkah masuk kedalam Villa.
Bryan tidak melihat Kirana pergi dengan rasa segan.
Mengerutkan dahi dan marah, “ dasar wanita yang tidak memiliki hati nurani!”
Tiba tiba terpikir suatu hal yang belum dia selesaikan, Bryan berteriak, “sial!”
Novel Terkait
Air Mata Cinta
Bella CiaoDewa Perang Greget
Budi MaGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangCinta Tak Biasa
SusantiSi Menantu Buta
DeddyRahasia Istriku
MahardikaMy Only One
Alice SongMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraAkibat Pernikahan Dini×
- Bab 1 Dijebak
- Bab 2 Kehilangan Keperawanan
- Bab 3 Kebingungan
- Bab 4 Bertemu Kembali
- Bab 5 Kembali
- Bab 6 Mangsa
- Bab 7 Karma
- Bab 8 Samuel
- Bab 9 Pertemuan
- Bab 10 Bicaralah!
- Bab 11 Ingin Bersama Kamu
- Bab 12 Bryan
- Bab 13 Menyedihkan
- Bab 14 Rileks
- Bab 15 Bahaya
- Bab 16 Percakapan
- Bab 17 Vina
- Bab 18 Perselisihan
- Bab 19 Budak Hutang
- Bab 20 Kesulitan
- Bab 21 Di Mabuk Asmara
- Bab 22 Tenang
- Bab 23 Kenangan
- Bab 24 Bakat
- Bab 25 Melepaskan Gairah
- Bab 26 Pertemuan
- Bab 27 Ciuman Paksa (Bagian pertama)
- Bab 28 Dicium Paksa (Bawah)
- Bab 29 Disengajakan (I)
- Bab 30 Disengajakan (II)
- Bab 31 Memiliki Maksud
- Bab 31 Memiliki Maksud (2)
- Bab 32 Ada Maksud
- Bab 32 Ada Maksud (4) (2)
- Bab 34 Konspirasi
- Bab 33 Konspirasi (2)
- Bab 34 Konspirasi (BAWAH) (SATU)
- Bab 34 Konspirasi BAWAH) (2)
- Bab 35 Iblis (1)
- Bab 35 Iblis (2)
- Bab 36 Hukuman (1)
- Bab 36 Hukuman (2)
- Bab 37 Hukuman (1)
- Bab 37 Hukuman (2)
- Bab 38 Dihukum(1)
- Bab 38 Dihukum(2)
- Bab 39 Hukuman (1)
- Bab 39 Hukuman (2)
- Bab 40 Bagaimana Menyelesaikannya (1)
- Bab 40 Bagaimana Menyelesaikannya (2)
- Bab 41 Ternyata (1)
- Bab 41 Ternyata.. (2)
- Bab 42 Lelaki Playboy
- Bab 42 Lelaki Playboy (2)
- Bab 43 Desakan Pernikahan (1)
- Bab 43 Desakan menikah (2)
- Bab 44 Jatuh Dalam Pelukan (1)
- Bab 44 Jatuh Dalam Pelukan (2)
- Bab 45 Ulang Tahun (1)
- Bab 45 Ulang Tahun (2)
- Bab 45 Ulang Tahun (3)
- Bab 46 Keanehan (1)
- Bab 46 Keanehan (2)
- Bab 47 Balon Pernyataan Cinta (1)
- Bab 47 Balon Pernyataan Cinta (2)
- Bab 48 Hadiah Spesial (1)
- Bab 48 Hadiah Spesial (2)
- Bab 49 Psikologi Kompleks (1)
- Bab 49 Psikologi Kompleks(2)
- Bab 50 Suasana Yang Aneh (1)
- Bab 50 Suasana Yang Aneh (2)
- Bab 51 Kecantikan Yang Elegan (1)
- Bab 51 Kecantikan Yang Elegan (2)
- Bab 52 Keahlian Membuat Teh (1)
- Bab 52 Keahlian Membuat Teh (2)
- Bab 53 Terlibat (1)
- Bab 53 Terlibat (2)
- Bab 54 Membuat Jatuh (1)
- Bab 54 Membuat Jatuh (2)
- Bab 55 Ini Adalah Sebuah Rintangan (1)
- Bab 55 Ini Adalah Sebuah Rintangan (2)
- Bab 56 Permainan Babi Memakan Harimau (1)
- Bab 56 Permainan Babi Memakan Harimau (2)
- Bab 57 Tanpa Disengaja (1)
- Bab 57 Tanpa Disengaja (2)
- Bab 58 Dipaksa Untuk Mau (1)
- Bab 58 Dipaksa Untuk Mau (2)
- Bab 59 Dijebak (1)
- Bab 59 Dijebak (2)
- Bab 60 Kamu Membuatku Jijik(1)
- Bab 60 Kamu Membuatku Jijik (2)
- Bab 61 Perasaan Curiga (1)
- Bab 61 Perasaan Curiga (2)
- Bab 62 Dia Adalah Iblis (1)
- Bab 62 Dia Adalah Iblis (2)
- Bab 63 Siapa Yang Tidak Punya Hati (1)
- Bab 63 Siapa Yang Tidak Punya Hati (2)
- Bab 64 Anak (1)
- Bab 64 Anak (2)
- Bab 64 Anak (3)
- Bab 65 Kemarahan (1)
- Bab 65 Kemarahan (2)
- Bab 66 Kemarahan (1)
- Bab 66 Kemarahan (2)
- Bab 67 Kemarahan (1)
- Bab 67 Kemarahan (2)
- Bab 68 Kemarahan (1)
- Bab 68 Kemarahan (2)
- Bab 69 Gaun Pertunangan (1)
- Bab 69 Gaun Pertunangan (2)
- Bab 70 Pembalasan Dendam Fedrick Ye (1)
- Bab 70 Pembalasan Dendam Fedrick Ye (1)
- Bab 71 Pertemuan Yang Kebetulan (1)
- Bab 71 Pertemuan Yang Kebetulan (2)
- Bab 72 Wanita Hamil (1)
- Bab 72 Wanita Hamil (2)
- Bab 73 Penyelesaian (Awal) (1)
- Bab 73 Penyelesaian (Awal) (2)
- Bab 74 Mengatasinya (1)
- Bab 74 Mengatasinya (2)
- Bab 75 Berjuang Untuk Mendapatkannya (1)
- Bab 75 Berjuang Untuk Mendapatkannya (2)
- Bab 76 Badai Pertunangan (1)
- Bab 76 Badai Pertunangan (2)
- Bab 77 Sang Mantan (1)
- Bab 77 Sang Mantan (2)
- Bab 78 Menghancurkan Pertunangan Mereka (1)
- Bab 78 Menghancurkan Pertunangan Mereka (2)
- Bab 79 Helbert Sudah Gila (1)
- Bab 79 Helbert Sudah Gila (2)
- Bab 80 Selamatkan Annabella (1)
- Bab 80 Selamatkan Annabella (2)
- Bab 81 Emosi Dengan Kelakuan Helbert (1)
- Bab 81 Emosi Dengan Kelakuan Helbert (2)
- Bab 82 Hanya Emosional Padanya (1)
- Bab 82 Hanya Emosional Padanya (2)
- Bab 83 Hanya Kirana (1)
- Bab 83 Hanya Kirana (2)
- Bab 84 Karena Cinta, Maka Cinta (1)
- Bab 84 Karena Cinta, Maka Cinta (2)
- Bab 85 Nafsu (1)
- Bab 85 Nafsu (2)
- Bab 86 Karena Cinta, Begitulah Cinta (1)
- Bab 86 Karena Cinta, Begitulah Cinta (2)
- Bab 87 Pesta Malam Hari (1)
- Bab 87 Pesta Malam Hari (2)
- Bab 68 Pesta (1)
- Bab 88 Pesta (2)
- Bab 89 Bencana Yang Terjadi Karena Pesta (1)
- Bab 89 Bencana Yang Terjadi Karena Pesta (2)
- Bab 90 Badai Setelah Pesta Malam (1)
- Bab 90 Badai Setelah Pesta Malam (2)
- Bab 91 Krisisnya Cinta (1)
- Bab 91 Krisisnya Cinta (2)
- Bab 92 Sakit Cinta (1)
- Bab 92 Sakit Cinta (2)
- Bab 93 Hatiku Sakit (1)
- Bab 93 Hatiku Sakit (2)
- Bab 94 Tidur Bersamanya (1)
- Bab 94 Tidur Bersamanya (2)
- Bab 95 Balas Dendam (1)
- Bab 95 Balas Dendam (2)
- Bab 96 Terungkap (1)
- Bab 96 Terungkap (2)
- Bab 97 Apakah Saya Dijodohkan? (1)
- Bab 97 Apakah Saya Dijodohkan? (2)
- Bab 98 Perkenalan Satu Sama Lain (1)
- Bab 98 Perkenalan Satu Sama Lain (2)
- Bab 99 Tanpa Diduga (1)
- Bab 99 Tanpa Diduga (2)
- Bab 100 Setengah hati (1)
- Bab 100 Setengah Hati (2)
- Bab 101 Tanpa Perasaan (1)
- Bab 101 Tanpa Perasaan (2)
- Bab 102 Emosional (1)
- Bab 102 Emosional (2)
- Bab 103 Emosional (1)
- Bab 103 Emosional (2)
- Bab 104 Sepertinya Suka Dan Sepertinya Tidak Suka (1)
- Bab 104 Sepertinya Suka Dan Sepertinya Tidak Suka (2)
- Bab 105 Sepertinya Rasa Yang Aneh (1)
- Bab 105 Sepertinya Rasa Yang Aneh (2)
- Bab 106 Rasa Tanda Antara Suka Atau Tidak (1)
- Bab 106 Rasa Tanda Antara Suka Atau Tidak (2)
- Bab 107 Suka Atau Tidak? (1)
- Bab 107 Suka Atau Tidak? (2)
- Bab 108 Sangat Marah (1)
- Bab 108 Sangat Marah (2)
- Bab 109 Penderitaan (1)
- Bab 109 Penderitaan (2)
- Bab 110 Penderitaan Yang Terus-Menerus (1)
- Bab 110 Penderitaan Yang Terus-Menerus (2)
- Bab 111 Penderitaan (1)
- Bab 111 Penderitaan (2)
- Bab 112 Lautan Penderitaan (1)
- Bab 112 Lautan Penderitaan (2)
- Bab 113 Pertengkaran (1)
- Bab 113 Pertengkaran (2)
- Bab 114 Kesedihan (1)
- Bab 114 Kesedihan (2)
- Bab 115 Busur Keras (1)
- Bab 115 Busur Keras (2)
- Bab 116 Kekerasan (1)
- Bab 116 Kekerasan (2)
- Bab 117 Tiga Orang Pria Melakukan Pertunjukan. (1)
- Bab 117 Tiga Orang Pria Melakukan Pertunjukan. (2)
- Bab 118 Menggoda (1)
- Bab 118 Menggoda (2)
- Bab 119 Perampokan Cinta (1)
- Bab 119 Perampokan Cinta (2)
- Bab 120 Mencuri Perasaan Cinta (1)
- Bab 120 Mencuri Perasaan Cinta (2)
- Bab 121 Cinta Tragis (1)
- Bab 121 Cinta Tragis (2)
- Bab 122 Cinta Kejamnya (1)
- Bab 122 Cinta Kejamnya (2)
- Bab 123 Kejamnya (1)
- Bab 123 Kejamnya (2)
- Bab 124 Pengkhianatan (1)
- Bab 124 Pengkhianatan (2)
- Bab 125 Pengkhianatan (1)
- Bab 125 Pengkhianatan (2)
- Bab 126 Pengkhianatan (1)
- Bab 126 Pengkhianatan (2)
- Bab 127 Pengkhianatan (1)
- Bab 127 Pengkhianatan (2)
- Bab 128 Pengkhianatan (1)
- Bab 128 Pengkhianatan (2)
- Bab 129 Pengkhianatan (1)
- Bab 129 Pengkhianatan (2)
- Bab 130 Kedekatan yang Disia-siakan (1)
- Bab 130 Kedekatan yang Disia-siakan (2)
- Bab 131 Penculikkan yang Sial (1)
- Bab 131 Penculikkan yang Sial (2)
- Bab 132 Hukuman dan Amarahnya (1)
- Bab 132 Hukuman dan Amarahnya (2)
- Bab 133 Dia panik? (1)
- Bab 133 Dia panik? (2)
- Bab 134 Tersingkapnya Sebuah Hubungan (1)
- Bab 134 Tersingkapnya Sebuah Hubungan (2)
- Bab 135 Tumbuhnya Perasaan (1)
- Bab 135 Tumbuh Perasaan (2)
- Bab 136 Kasih Sayang (1)
- Bab 136 Kasih Sayang (2)
- Bab 137 Sistem Persekusi (1)
- Bab 137 Sistem Persikusi (2)
- Bab 138 Kondisi Fisik Yang Mengundang Persekusi (1)
- Bab 138 Kondisi Fisik Yang Mengundang Persekusi (2)
- Bab 139 Kecemburuan-nya (1)
- Bab 139 Kecemburuan-nya (2)
- Bab 140 Dia Sudah Menyukaimu (1)
- Bab 140 Dia Sudah Menyukaimu (2)
- Bab 141 Dia Sudah Menyukaimu (1)
- Bab 141 Dia Sudah Menyukaimu (2)
- Bab 142 Hukuman Yang Gila (1)
- Bab 142 Hukuman Yang Gila (2)
- Bab 143 Hukuman Yang Gila (1)
- Bab 143 Hukuman Yang Gila (2)
- Bab 144 Pengundang Amarah (1)
- Bab 144 Pengundang Amarah (2)
- Bab 145 Rasa Benci (1)
- Bab 145 Rasa Benci (2)
- Bab 146 Benci (1)
- Bab 146 Benci (2)
- Bab 147 Kakak Adalah Seorang Gangster! (1)
- Bab 147 Kakak Adalah Seorang Gangster! (2)
- Bab 148 Kakak Adalah Seorang Gangster (1)
- Bab 148 Kakak Adalah Seorang Gangster (2)
- Bab 149 Loyalitas Dia (1)
- Bab 149 Loyalitas Dia (2)
- Bab 150 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (1)
- Bab 150 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (2)
- Bab 151 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (1)
- Bab 151 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (2)
- Bab 152 Kesepakatan Kencan Buta (1)
- Bab 152 Kesepakatan Kencan Buta (2)
- Bab 153 Kencan Buta (1)
- Bab 153 Kesepakatan Kencan Buta (2)
- Bab 154 Bahaya Sebelum Fajar (1)
- Bab 154 Bahaya Sebelum Fajar (2)
- Bab 155 Bahaya Dalam Hidupnya (1)
- Bab 155 Bahaya Dalam Hidupnya (2)
- Bab 156 Menggunakan Hidupku Untuk Menjagamu (1)
- Bab 156 Menggunakan Hidupku Untuk Menjagamu (2)
- Bab 157 Salah Paham (1)
- Bab 157 Salah Paham (2)
- Bab 158 Pengakuan (1)
- Bab 158 Pengakuan (2)
- Bab 159 Kehangatan Yang Membingungkan (1)
- Bab 159 Kehangatan Yang Membingungkan (2)
- Bab 160 Cinta Pertama (1)
- Bab 160 Cinta Pertama (2)
- Bab 161 Cinta Pertama (1)
- Bab 161 Cinta Pertama (2)
- Bab 162 Inisial Cinta (2)
- Bab 162 Inisial CInta (2)
- Bab 163 Jawaban (1)
- Bab 163 Jawaban (2)
- Bab 164 Jawaban yang Menyakitkan (1)
- Bab 164 Jawaban yang Menyakitkan (2)
- Bab 165 Jawaban (1)
- Bab 165 Jawaban (2)
- Bab 166 Lawan (1)
- Bab 166 Lawan (2)
- Bab 167 Rival (1)
- Bab 167 Rival (2)
- Bab 168 Rival (1)
- Bab 168 Rival (2)
- Bab 169 Kelompok Musuh (1)
- Bab 169 Kelompok Musuh (2)
- Bab 170 Asisten Yang Terdiam (1)
- Bab 170 Asisten Yang Terdiam (2)
- Bab 171 Perjamuan (1)
- Bab 171 Perjamuan (2)
- Bab 172 Bantuan Tak Terduga (1)
- Bab 172 Bantuan Tak Terduga (2)
- Bab 173 Kejutan Yang Romantis (1)
- Bab 173 Kejutan Yang Romantis (2)
- Bab 174 Dia Memberikan Kejutan Romantis (1)
- Bab 174 Dia Memberikan Kejutan Romantis (2)
- Bab 175 Kepahitan Di Musim Semi (1)
- Bab 175 Kepahitan Di Musim Semi (2)
- Bab 176 Musim Semi Yang Penuh Dengan Strategi (1)
- Bab 176 Musim Semi Yang Penuh Dengan Strategi (2)
- Bab 177 Lagi Dan Lagi (1)
- Bab 177 Lagi Dan Lagi (2)
- Bab 178 Lagi Dan Lagi (1)
- Bab 178 Lagi Dan Lagi (2)
- Bab 178 Rencana Awal (1)
- Bab 179 Rencana Awal (2)
- Bab 180 Rencana Awal (1)
- Bab 180 Rencana Awal (2)
- Bab 181 Konspirasi Yang Dimulai (1)
- Bab 181 Konspirasi Yang Dimulai (2)
- Bab 182 Konspirasi Yang Dimulai (1)
- Bab 182 Konspirasi Yang Dimulai (2)
- Bab 183 Terluka (1)
- Bab 183 Terluka (2)
- Bab 184 Wajah Yang Hancur (1)
- Bab 184 Wajah Yang Hancur (2)
- Bab 185 Kehilangan Kontrol (1)
- Bab 185 Kehilangan Kontrol (2)
- Bab 186 Penyerahan Diri Yang Terpaksa (1)
- Bab 186 Penyerahan Diri Yang Terpaksa (2)
- Bab 187 Bermain Trik Dengan Putra Sendiri (1)
- Bab 187 Bermain Trik Dengan Putra Sendiri (2)
- Bab 188 Salah Paham Meningkat (1)
- Bab 188 Salah Paham Meningkat (2)
- Bab 189 Bermain Trik, Siapa Yang Tidak Bisa? (1)
- Bab 189 Bermain Trik, Siapa Yang Tidak Bisa? (2)
- Bab 190 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 190 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 191 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 191 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 192 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 192 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 193 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 193 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 194 Kesenangan Dari Balas Dendam (1)
- Bab 194 Kesenangan Dari Balas Dendam (2)
- Bab 195 Kembali Masuk Dalam Bahaya (1)
- Bab 195 Kembali Masuk Dalam Bahaya (2)
- Bab 196 Terjebak Krisis Lagi (1)
- Bab 196 Terjebak Krisis Lagi (2)
- Bab 197 Masuk Ke Dalam Krisis Lagi (1)
- Bab 197 Masuk Ke Dalam Kerisis Lagi (2)
- Bab 198 Kegilaan Dia 1
- Bab 198 Kegilaan Dia (2)
- Bab 199 Situasi Berbahaya (1)
- Bab 199 Situasi Berbahaya (2)
- Bab 200 Menolong Dia (1)
- Bab 200 Menolong Dia (2)
- Bab 201 Penundaan Yang Terpaksa (1)
- Bab 201 Penundaan Yang Terpaksa (2)
- Bab 202 Menembus Krisis (1)
- Bab 202 Menembus Krisis (2)
- Bab 203 Perangkap Indah (1)
- Bab 203 Perangkap Indah (2)
- Bab 204 Rencana Wanita Cantik (1)
- Bab 204 Rencana Wanita Cantik (2)
- Bab 205 Rencana (1)
- Bab 205 Rencana (2)
- Bab 206 Kebetulan (1)
- Bab 206 Kebetulan (2)
- Bab 207 Kebetulan (1)
- Bab 207 Kebetulan (2)
- Bab 208 Menang (1)
- Bab 208 Menang (2)
- Bab 209 Ternyata Aku Hamil (1)
- Bab 209 Ternyata Aku Hamil (2)
- Bab 210 Cinta Menyakitkan Yang Akan Segera Dimulai (1)
- Bab 210 Cinta Menyakitkan Yang Akan Segera Dimulai (2)
- Bab 211 Kisah Percintaan Yang Tragis (1)
- Bab 211 Kisah Percintaan Yang Tragis (2)
- Bab 212 Kisah Cinta Yang Tragis (1)
- Bab 212 Kisah Cinta Yang Tragis (2)
- Bab 213 Penyiksaan Cinta yang Akan Segera Bermulai (1)
- Bab 213 Penyiksaan Cinta yang Akan Segera Bermulai (2)
- Bab 214 Periode Perang Dingin (1)
- Bab 214 Periode Perang Dingin (2)
- Bab 215 Periode Perang Dingin (1)
- Bab 215 Periode Perang Dingin (2)
- Bab 216 Anaknya, Benar-benar Sudah Keguguran (1)
- Bab 216 Anaknya, Benar-benar Sudah Keguguran (2)
- Bab 217 Hati Yang Menjauh (1)
- Bab 217 Hati Yang Menjauh (2)
- Bab 218 Jarak Hati Yang Dingin (1)
- Bab 218 Jarak Hati Yang Dingin (2)
- Bab 219 Tidak Bisa Melahirkan Lagi (1)
- Bab 219 Tidak Bisa Melahirkan Lagi (2)
- Bab 220 Mendengar Suara Hati Yang Hancur (1)
- Bab 220 Mendengar Suara Hati Yang Hancur (2)
- Bab 221 Dengan Cara Mabuk Pun Tidak Bisa (1)
- Bab 221 Dengan Cara Mabuk Pun Tidak Bisa (2)
- Bab 222 Orang Asing Yang Paling Akrab (1)
- Bab 222 Orang Asing Yang Paling Akrab (2)
- Bab 223 Perencanaan Sebelum Cerai (1)
- Bab 223 Perencanaan Sebelum Cerai (2)
- Bab 224 Apa Benar Harus Saling Menyakiti Padahal Saling Mencintai? (1)
- Bab 224 Apa Benar Harus Saling Menyakiti Padahal Saling Mencintai? (2)
- Bab 225 Kelembutan Dan Kekasarannya (1)
- Bab 225 Kelembutan Dan Kekasarannya (2)
- Bab 226 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (1)
- Bab 226 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (2)
- Bab 227 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (1)
- Bab 227 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (2)
- Bab 228 Waktu Jantung Berdetak (1)
- Bab 228 Detak Jantung Sesaat (2)
- Bab 229 Kelembutan untuk yang Terakhir Kalinya (1)
- Bab 229 Kelembutan untuk yang Terakhir Kalinya (2)
- Bab 230 Perpisahan yang Sunyi (1)
- Bab 230 Perpisahan yang Sunyi (2)
- Bab 231 Hilang Ingatan (1)
- Bab 231 Hilang Ingatan (2)
- Bab 232 Karena Cinta, Sehingga Melepaskan (1)
- Bab 232 Karena Cinta, Sehingga Melepaskan (2)
- Bab 233 Mencintai Seseorang, Tidak Berarti Harus Bersama (1)
- Bab 233 Mencintai Seseorang, Tidak Berarti Harus Bersama (2)
- Bab 234 Kamu Adalah Segalanya Bagiku (1)
- Bab 234 Kamu Adalah Segalanya Bagiku (2)
- Bab 235 Bertemu Kembali (1)
- Bab 235 Bertemu Kembali (2)
- Bab 236 Kembali Bertemu (1)
- Bab 236 Kembali Bertemu (2)
- Bab 237 Selamanya Kamu Hanya Bisa Menjadi Istriku (1)
- Bab 237 Selamanya Kamu Hanya Bisa Menjadi Istriku (2)
- Bab 238 Merasakan Kembali Keindahan Milikmu (1)
- Bab 238 Merasakan Kembali Keindahan Milikmu (2)
- Bab 239 Pria Yang Nakal (1)
- Bab 239 Pria Yang Nakal (2)
- Bab 240 Persaingan Tiga Orang Pria (1)
- Bab 240 Persaingan Tiga Orang Pria (2)
- Bab 241 Kembali (1)
- Bab 241 Kembali (2)
- Bab 242 Serangan Balasan, Pembalasan Dendam (1)
- Bab 242 Serangan Balasan, Pembalasan Dendam (2)
- Bab 243 Perasaan Cinta yang Tidak Akan Kembali (1)
- Bab 243 Perasaan Cinta yang Tidak Akan Kembali (2)
- Bab 244 Pertobatan yang terakhir (1)
- Bab 244 Pertobatan yang terakhir (2)
- Bab 245 Pertobatan Terakhir (1)
- Bab 245 Pertobatan Terakhir (2)
- Bab 246 Dia Akan Dinikahi Besok (1)
- Bab 246 Dia Akan Dinikahi Besok (2)
- Bab 247 Dia Akan Dinikahi Besok (1)
- Bab 247 Dia Akan Dinikahi Besok (2)
- Bab 248 Penutup (1)
- Bab 248 Penutup (2)
- Bab 249 Penutup (1)
- Bab 249 Penutup (2)