Akibat Pernikahan Dini - Bab 76 Badai Pertunangan (1)

Pada saat Herlina dan Samuel sedang memadu kasih, tiba-tiba terdengar suara penuh kemarahan di depan mereka.

"Herlina!"

Ketika Herlina mendengar suara yang dikenalnya itu, dia mengangkat kepala, ibunya datang menghampiri dengan seorang wanita asing.

Tubuh Herlina seketika menjadi kaku dan tangannya yang memegang

pergelangan tangan Samuel juga kaku. Melihat ibunya berjalan menghampiri, cepat-cepat dia menurunkan tangannya dari pergelangan tangan Samuel.

Samuel juga tahu jika Herlina bisa bereaksi seheboh itu, maka orang yang datang pasti adalah keluarganya. Samuel menyipitkan matanya, dan dengan pandangan sipit melihat ke arah wanita yang berjalan ke tempat mereka.

Fanni menatap Herlina dengan marah. Setelah melihat orang yang berada disampingnya, Fanni bertambah marah. Samuel dengan dandanannya yang seperti berandalan.

Celana jeans sengaja dibuat beberapa lubang, intinya adalah pemuda yang buruk akhlaknya!

Fanni melihat Samuel dengan tatapan menghina, kemudian berbicara kepada Herlina Han, "Bukannya kamu bilang kamu mau pergi mencari Kirana? Hah? Hebat ya! Sudah bisa berbohong sekarang!"

Herlina tertegun oleh kemarahan Fanni. Mata dingin Samuel menyipit dengan bahaya, wanita ini, Samuel bisa melihat dengan jelas tatapan merendahkan darinya tadi.

Samuel juga tahu, identitasnya sebagai berandalan tidak sepadan dengan anak orang kaya seperti Herlina. Jika wanita itu bukanlah keluarga dari Herlina, untuk kemarahannya pada Herlina dan tatapan merendahkan kepada dirinya.

Dia tidak keberatan umtuk memukul wanita!

"Aku ..."

Sebelum Herlina selesai bicara, Fanni menatapnya dengan marah, mukanya penuh kebencian, "Kamu apa kamu! Ah! Sudah berani berbohong! Dan sekarang masih bersama dengan orang yang tidak jelas!"

"Ibu!!" Herlina yang mendengar ibunya mencemooh Samuel, berteriak tidak senang.

Akan tetapi Samuel tiba-tiba mendengus, "Tidak jelas? Nyonya, apa yang kamu maksud dengan tidak jelas? Apakah orang seperti saya?"

Fanni tertawa merendahkan, "Bagus kalau kamu tahu! Kuberitahu ya! Orang sepertimu jangan harap bisa memperdaya putriku!

Samuel mencibir, matanya yang dingin menyipit berbahaya. Kata-kata wanita itu, benar-benar membuatnya tidak senang! pacarnya, kenapa bisa mempunyai ibu seperti itu!

Jika bukan karena menghargai Herlina, dia pasti sudah memukul wanita itu!

"Ibu! Aku tidak mengizinkanmu mengatai Samuel begitu!" Herlina berkata dengan dingin. Fanni segera menjadi marah, "Kenapa? Kuperingatkan ya! Jika kamu masih berani bersama dengan orang berandalan seperti dia! Jangan mengakui aku sebagai ibumu lagi!"

Herlina berkata dengan sedih, "Aku mau terus bersamanya!"

Bukan hanya Fanni yang terkejut, bahkan Samuel, juga melebarkan matanya ke arah Herlina. Dia selalu berpikir bahwa yang dikatakan Herlina kepadanya tentang cinta pada pandangan pertama hanya lelucon belaka.

Sampai sekarang, di tengah ketidaksetujuan dan ancaman keluarganya, Herlina dengan berani mengatakan ingin tetap bersama dengan dirinya!

Segera ada perasaan aneh memenuhi hati Samuel, perasaan hangat yang belum pernah dirasakan mengalir seketika dan membuat matanya bersinar. Wanita ini, adalah istrinya, sekarang iya, begitupun juga nanti!

Tiba-tiba terdengar bunyi 'plak' keras, Herlina terbelalak. Menutupi bagian merah yang ditampar, dengan tatapan tidak percaya menatap kearah ibu yang telah memanjakan dan menyayanginya sekian lama ....

"Aku ..." bukan hanya Herlina yang terkejut, bahkan Fanni sendiri juga tidak tahu apa yang barusan diperbuatnya. Ia melihat tangannya yang masih sedikit kebas.

Melihat lagi ke arah putri kesayangannya yang terluka, Fanni merasa sayang dan ingin rasanya memotong tangannya sendiri. Tetapi setelah dipikir lagi, putri yang menjadi buah hatinya ini.

Dengan berani melakukan tindakan yang membuatnya malu, tentu membuatnya ingin meledak. Fanni tanpa memedulikan bagaimana ekspresi putrinya, berkata dengan marah, "Aku tidak peduli dengan pilihanmu! Tetapi kamu harus tahu, tidak ada kemungkinan bagi kalian! Asalkan aku masih bernafas! Maka selamanya tidak akan mungkin!"

"Lalu! Setelah kakakmu selesai bertunangan, kamu harus kembali ke Amerika bersama kami! Hubungan kalian, tidak usah dipikirkan lagi!!"

Fanni berkata dengan marah, kemudian membalikkan badan dengan dingin dan pergi.

Setelah Fanni menampar Herlina, Samuel ingin sekali memukul wanita itu. Melihat bekas tamparan di wajah Herlina, Samuel merasa kasihan dan ingin merangkul Herlina dalam pelukannya. Hanya Tuhan yang tahu, bagaimana ia dengan sekuat tenaga menahan emosi meledaknya.

Baru bisa menahan agar dirinya tidak menghajar ibu Herlina!!

"Apa sakit?"

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu