Akibat Pernikahan Dini - Bab 45 Ulang Tahun (2)

Langkah Kirana langsung terhenti. Yesi mendekat untuk melihat apa yang ada di leber Kirana, kemudian berseru dengan kaget, "Kirana, siapa yang menggigitmu!"

Wajah Kirana merah, entah karena malu atau canggung. Dia langsung menaikkan resleting baju, sambil berpikir dengan kesal, pasti Helbert, pria tak tahu malu itu yang meninggalkan jejak ini padanya! Kalau begini, bagaimana dia bisa bertemu orang!!

Kirana menggertakkan gigi, Helbert!!!!

Sekarang mereka semua melihatnya dengan pandangan yang aneh. Kirana berpikir keras, bagaimana ia akan menjelaskan masalah ini.

Justru disaat ini, Daniel pura-pura tertawa sambil menjelaskan, "Pasti karena semalam dia tidur dengan jendela terbuka sehingga digigit oleh nyamuk! Akhir-akhir ini taman cukup gelap, jadi banyak nyamuk."

"Ehm, iya, karena gigitan nyamuk." Kirana melihat Daniel mengedipkan mata padanya disaat tidak ada orang yang memperhatikan. Dia tersadar dan langsung mengikuti perkataan Daniel.

Ayah dan ibu Kirana mengangguk tanpa banyak berpikir, "Kalau begitu nanti kamu ke tempat bibi Yani untuk mengambil obat oles."

Kirana menggangguk, "Bibi Yani sudah kembali?"

"Iya, baru saja kembali."

"Oh, kita naik dulu ya." Kirana seperti sedang kabur, segera berlari naik sambil menarik tangan Yesi. Ibu Kirana menggelengkan kepala tidak berdaya, "Anak ini masih saja begitu buru-buru."

Tapi Ayah Kirana tiba-tiba teringat sesuatu. "Omong-omong, aku belum bertanya tentang berita hubungan dia dengan Helbert!"

Daniel menoleh pada ayah dan terbatuk ringan, "Jika sudah waktunya, maka dia akan mengatakannya sendiri. Masalah perasaan, tunggu saja mereka yang ceritakan sendiri."

Ayah dan ibu Kirana melihat satu sama lain, hanya bisa seperti ini. Kirana memang mempunyai sifat demikian. Jika tidak ingin cerita, maka dia tidak akan membocorkan sepatah katapun. Jika ingin cerita, maka dia akan berinisiatif untuk membicarakannya.

Ibu Kirana lalu berbalik menatap Daniel. "Adikmu paling tidak sudah ada sedikit kabar. Kalau kamu! Setidaknya ada skandal yang kamu buat!"

Walaupun Daniel tidak berkata apa-apa, tapi dalam hati dia berpikir, jika aku benar-benar membuat skandal, aku takut kalian berdua tidak mampu menerimanya.

"Baiklah, bu. Urusanku, aku tahu bagaimana mengurusnya. Aku akan selesaikan dulu kesibukan bisnis baru memikirkan hal itu! Aku lihat dulu ya apa diskusi mereka berdua berjalan lancar atau tidak!"

Melihat Daniel yang dengan cepat menghilang, Ibu Kirana hanya bisa pasrah dan berkata dengan datar, "Jika kamu tidak membawakanku menantu, maka jangan salahkan ibumu kalau aku memaksamu ikut kencan buta!"

Mendengar suara ibu yang semakin kencang, Daniel menghentikan langkah, lalu seolah-olah tidak mendengar apapun kembali mempercepat langkah.

Ibu Kirana tambah marah dan berkata kepada ayah Kirana, "Kamu lihat anakmu sudah berusia dua puluh tahunan masih harus didesak ibunya, kamu juga tidak mengatakan apapun! Beberapa tahun ini, bahkan pacarpun tidak punya! Lihat putramu itu, bagian mana yang kurang dari orang lain? Gadis yang mengejarnya banyak, tetapi dia tidak tertarik pada seorangpun! Benar-benar membuatku kesal!"

"Sudahlah, sudahlah. Perasaan anak-anak, bagaimana bisa dipaksakan. Kamu tidak usah khawatir! Masalah mereka, bisa mereka atasi sendiri!"

Ayah Kirana membujuk dengan wajah tidak berdaya, meskipun dia juga keberatan pada putranya yang selalu menghindar kalau berbicara tentang pacar. Namun setelah dipikir lagi, anak-anaknya juga sudah dewasa. Ada masalah tertentu, yang perlu diselesaikan oleh mereka sendiri.

Mereka sudah tua, lebih baik jangan ikut campur akan urusan anak-anak. Setelah mendengar ucapan suaminya, Ibu Kirana memelotot dan berpikir tidak mungkin bisa berbicara dengan senang pada orang ini!

Tanpa melihat ke arah suaminya, Ibu Kirana berdiri dan bergegas naik ke lantai atas. Ayah Kirana melihat hanya tersisa dia sendirian, mendesah dan melanjutkan minum tehnya.

Di dalam ruangan, tepat setelah Yesi masuk ke kamar Kirana, dia langsung tersenyum menyeringai, "Kirana, cepat ceritakan kebenarannya. Membohongiku dengan alibi digigit nyamuk, kamu kira aku anak kecil apa!"

Kirana menepuk kepala Yesi dengan pelan, membuat Yesi protes dengan mulut cemberut. Kirana tertawa lalu duduk di depan komputernya, membalik halaman berkas yang ada di tangannya.

"Kirana!!"

Yesi melihat Kirana yang tidak menjawab, memperbesar suaranya. Tanpa melihat kearahnya, Kirana menjawab dengan pelan, "Gadis kecil, buat apa memikirkan hal seperti ini, cepat telepon Samuel, aku ingin memarahinya habis-habisan!"

Kurangnya pengalaman dari Yesi membuatnya mudah dialihkan oleh Kirana. Dengan penurut, ia mengambil teleponnya dan tak lama kemudian, sambungan terhubung. Samuel dengan suara berat dan lantang menjawab.

"Halo! Siapa ini? Brengsek! Terkutuk kau! Yang kukatakan itu kamu! Beraninya membunuh tentaraku selagi aku lengah! Kamu sudah bosan hidup ya!"

"Bos besar! Aku minta maaf ... maaf ...," dilanjutkan dengan permintaan maaf, suara ribut dari seberang sana terdengar jelas oleh Kirana.

Yesi menggelengkan kepala dengan pasrah. Kirana merebut telepon dalam genggaman Yesi, lalu memaki, "Samuel! Satu hari tanpa kesibukan! Yang kamu tahu hanya main game saja!!!"

Mendengar suara Kirana yang akrab, Samuel meninggalkan keyboard permainannya dan berjalan ke tempat yang lebih hening, hanya menjawab dengan tertawa.

"Yo, angin apa yang bertiup hari ini, yang ternyata telah meniupkan nona Kirana yang cantik, murah hati, dan lemah lembut kesini. Nona ada perintah apa, katakan saja!"

Mendengar perkataan Samuel, Kirana dibuat tertawa olehnya, "Jangan bercanda! Mari kita bicarakan hal yang serius!"

"Baiklah, nona. Silahkan!" Samuel dari sakunya mengeluarkan rokok, dihisapnya rokok itu, lalu tertawa.

Kirana sedikit tidak percaya, "Samuel, kamu sepertinya lupa akan sesuatu ..."

"Apa? Aku melupakan apa?" Samuel menghembuskan asap rokok dari mulutnya, asap itu berputar di sekelilingnya, dan Samuel menghalaunya dengan tangan.

"Samuel!!!"

"Hadir!!" mendengar suara Kirana yang tidak senang dan bertambah kencang, Samuel langsung menjawab dengan sikap baik, rersis seperti sedang dipanggil oleh kepala tentara. Kirana langsung terbahak mendengar ucapan Samuel, sungguh bocah ini, selalu bisa membuatnya tertawa terbahak-bahak.

"Hari ini adalah ulang tahunku, tahu!!" Kirana sengaja menahan tawa lalu berkata dengan serius.

Samuel menyipitkan mata, lalu membelalakan lagi, "Apa? Ternyata hari ini adalah ulang tahun nona!! Sungguh hamba layak mati, kenapa bisa sampai lupa, mohon ampun nona!"

Lagi-lagi Kirana dibuat tertawa oleh suara Samuel yang serius itu. Baiklah, dia memang tidak bisa marah pada bocah satu ini.

"Baiklah, aku ampuni kamu. Sebagai permintaan maaf, malam ini, kita kumpul makan-makan. Tentu saja kamu yang traktir! Anggap saja ini adalah permohonan maaf darimu!"

Kirana yang sengaja mengisengi Samuel, membuat Samuel terbatuk dalam hisapan rokoknya. Setelah terbatuk beberapa kali, Samuel langsung membalas, "Eh ... nona besar! Hukumanmu ini ... sepertinya dapat membuat hamba hanya mampu makan tanah!"

Mendengar perkataan Samuel yang kesal, Kirana langsung terkikik. Kirana juga tahu kalau akhir-akhir ini kantong Samuel sedang pas-pasan, dan hanya bermaksud bercanda saja.

Justru disaat hendak menjelaskan, malah terdengar Samuel berkata lagi, "Baiklah, baiklah, karena hari ini adalah ulang tahun nona cantik, maka hamba akan mengeluarkan semua harta keluarga untuk menjamu nona. Jangan terlalu berterima kasih, cukup balas dengan tubuh nona saja, hehe ..."

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu