Akibat Pernikahan Dini - Bab 26 Pertemuan
Jerry terkekeh sambil memandang sisi muka Kirana, dengan tenang dan sedikit memancarkan sebuah keeleganan, "namaku Jerry!"
Kirana melirik kearahnya sebentar, "Kirana!"
Namamu kirana? Artinya cantik dan indah. Pasti karena ibumu terlihat begitu cantik, sehingga ayahmu memberikan namamu Kirana agar kamu tumbuh besar dengan cantik seperti ibumu. Suara Jerry yang lembut dan juga di barangi dengan sebuah senyuman, Kirana sedikit tercengang, ia menarik sudut bibirnya dan memberi sebuah senyuman, semua orang yang mendengar namanya, dapat menyanyakan pertanyaan yang sama.
"Mungkin saja." Kirana tertawa kecil.
Jerry menyengritkan dahinya, ia merasa wanita dingin yang berdiri di depannya ini ada sebuah daya tarik tersendiri, meihat ekspresi Kirana,Jerry tertawa sejenak, sepertinya ia tak mengenali Jerry.
"Kamu, Kenal sama aku?"
Kirana terdiam sejenak, memiringkan kepalanya dan memandangi Jerry sebentar, lalu berfikir dengan keras, ia menggelengkan kepalanya: "gak kenal."
Benar saja, Jerry terkekeh, melipat bibirnya ke dalam dan tak berkata kembali, Kirana dengan sedikit keraguan bertanya: kenapa? kamu kenal aku? apa kita pernah ketemu di suatu tempat?
Jerry tertawa sambil menggelengkan kepalanya, "gak kok, cuma sekedar nanya aja, nanti stop di Hotel Paradise aja, terima kasih buat bantuannya, ini nomor aku, kalu ada keperluan, boleh telfon nomor ini.‘’
Jerry tak tau sedang menulis apa di sebuah kertas, perlahan ia menyerahkannya kepada Kirana, Kirana peelan-pelan memberhentikan mobilnya, lalu mengambil kertas tersebut, di kertas tersebut terukir beberapa huruf yang sangat cantik.
Nama dan nomor telfon Joe tertulis di atas kertas tersebut, Kirana mengerutkan dahinya, tulisannya lumayan, ia melempar pandangan ke arah Jerry, senyumannya Jerry yang sedari tadi seperti angin di musim semi.
Senyumnya yang lembut seakan memberikan orang sebuah kehangatan, Jerry dengan ringan memakai kaca mata hitamnya, senyuman di matanya sekarang terhalang oleh kacamata hitam tersebut.
"okay." Kirana berfikir menimpannya juga mungkin akan berguna,sembari menerima, yang penting gak perlu keluar uang, Jerry yang melihat ia memasukkan selembar kertas tersebut ke dalam kantong pun perlahan tersenyum.
"Sampai jumpa lagi." setelah Jerry menundukkan kepalanya ke arah Kirana, sambil membuka pintu mobil dan segera turun, Tubuhnya yang tinggi dan besar membuat Kirana berfikiran, kalau saya dia ini model, pasti punya masa depan yang cemerlang.
"Sampai jumpa." Kirana dengan dingin mengangguk ke arah Jerry, melihat ia telah turun dari mobil dan menutup pintu, Kirana menginjak pedal gas, sekilas pergi.....
Jerry yang memakai kaca mata hitam tak lepas memandang ke arah mobil Kirana yang melaju pergi, tak lama kemudian, ia terkekeh, sangat jarang bisa liat wanita yang dapat bersikap dingin seperti itu ketika melihatnya.
Yang lebih uniknya lagi, ia masih gak tau nama Jerry, Jerry memegangi dagunya sebentar, bagaimanapun, ia sepertinya sudah menjadi artis yang sangat terkenal, walaupun namanya belum begitu melonjak di seluruh panca negara, tapi di dalam negri, sedikit banyak namanya juga terkenal.
Di sisi ini, sepertinya ia terlalu percaya diri, akan tetapi melihat reaksi wanita tadi itu, kalau bukan tak tertarik pada dunia hiburan, paling-paling ia sama sekali tak peduli sama yang semacam ini.....
Jerry menyengritkan dahinya, menarik...... Ia tersenyum lalu memasuki hotel.....
Sebenarnya tebakan Jerry sangat tepat, Kirana sangat tak tertarik pada hal seperti itu, walaupun anak-anak idiot di kelasnya setelah bel pulang berbunyi langsung membahas oppa oppa ganteng, brondong manis......
Ia yang mendengarnya merasa sangat risih, ia merasa menggemari artis sampai menjadi idiot, beneran bak orang sakit parah yang sudah memasuki stadium empat......
Hanya terkadang ia juga sedikit mendengar cewek-cewek yang duduk membentuk lingkaran dan bergosip, barulah ia sedikit tau mengenai dunia hiburan, sifat Kirana memang seperti itu, sangatlah jarang ia dapat menyimpan suatu hal di dalam hatinya......
Baru saja ia mengendarai mobil dan pulang, suara HPnya yang berbunyi seakan mengguncang jiwa, Kirana perlahan berjalan menuju ruang tengah, sambil menekan tombol terima panggilan.
Baru saja ia menempelkan telfon di telinga, suara menusuk telfon dari seberang membuat gendang telinga seakan bergetar dan menyengritkan dahi.
Suara Bryan dari seberang telefon sedikit tidak jelas dan di tambah dengan nada suara yang semakin membesar berteriak kearah telfon, "Kirana!!! dasar kamu!!! kan sudah bilang mau datang rayain ulang tahun aku! batang hidungnya mana hah!!!"
Kirana mengerutkan alisnya, lalu sedikit menjauhkan telfon dari arah telingannya, dengan segera Kirana menjawab dengan nada lucu: "ia ia udah tau, udah tau, telingaku belum tuli, ingatanku juga masih bagus, sebentar lagi aku akan datang kesana, idiot!"
Musik di tempat Brayn sangat besar, tidak dapat mendengar jelas suara Kirana sedang bicara apa, hanya mendengar secara samar-samar sepertinya Kirana ada ngomong sesuatu, "kamu bilang apa, makan? tenang, ada makanan di sini, di jamin kamu bakal kenyang! cepatlah datang kehadapan tuan!"
Kirana yang kehabisan kata-katapun langsung menutup telfonnya, dasar menusia idiot ini, ia berkata tanpa suara, lagi-lagi belum selesai ngomong udah di matiin sama Kirana, Bryan melotot ke arah layar HP yang telah berubah menjadi gelap.
Dasar perempuan ini!
Kirana baru saja mengijakkan kaki ke ruang tengah, lalu hanya melihat Daniel yang duduk di sofa seorang diri tak tau sambil merenungkan apa, Kirana mengangkat alisnya, "kak Daniel, kak Daniel!!!"
"Ah? oh, eh....... Kirana udah pulang, kenapa?"
Daniel yang mendengar Kirana bertanya mengenai masalah bisnis, sepintas cahaya berkilau dari matanya, ia tertawa sejenak dan berkata: "yah lumayan, tak lama kemudian mungkin sudah bisa berjalan!"
Kirana merasa kakaknya hari ini agak sedikit aneh, tapi juga tak bisa mengatakannya, teringat nanti akan di telfon lagi sama si busuk itu, Kirana pun tak banyak berfikir, sembari berlari menaiki anak tangga, sembari melambaikan tangan ke arah Daniel.
"Oh, baiklah kalau begitu, nanti aku mau pergi buat bantu teman rayain ulang tahun, kalau ayah dan ibu tanya, bilang saja aku pulangnya agak maleman."
"Oke." Daniel melihat sejenak kearah Kirana yang sedang terburu-buru menaiki anak tangga, lalu ia kembali masuk ke dalam renungannya.
Sesampainya Kirana ke kamar, ia membuka lemari dan mengambil HP yang kemarin ia pilih untuk Bryan kemarin di toko HP, sangat cocok dengannya, bingkai hitam, tetapi di atas bingkainya ada sedikit gambar animasi.
Kirana sengaja membuatnya kesal, terlebih lagi HP ini sangat cocok dengan sifat keanak-anaknya, iapun tertawa jahat, Kirana mengambil kotak hadiahnya dan memasukkanya ke dalam tas, dan berjalan keluar.
"Kak Daniel, aku pergi dulu ya!"
Melihat kakakya yang kembali bengong, Kirana yang kehabisan kata-kata melambaikan tangan sambil bersuara, seketika Daniel yang kebingungan menjawab, Oh, cepet pulang ya Kir, hati-hati di jalan!"
Melihat bayangan Kirana yang perlahan menghilang, Daniel memiringkan kepalanya dan melanjutkan lamunannya.......
Sesampainya ke alamat yang di berikan oleh Bryan, Kirana pun mengerutkan dahinya, lagi-lagi semacam tempat diskotik, Kirana menekan gejolak di dalam hatinya sendiri, lalu berjalan masuk.
Baru saja masuk ia langsung mendengar musik yang sangat besar dan hal itu membuatnya kembali mengerutkan dahinya, "hei orang bodoh! di sini!" Bryan dari arah private room mengarahkan lambaiannya, Kirana menyengrit.
Saat ini, ia tiba-tiba tertahan di dalam pelukan hangat, Bryan tertawa lalu merangkulnya, sembari memeluknya, sembari ia melindunginya dari desakan orang lain.
Di dalam lindungan Bryan, Kirana tak merasakan desakan apapun, malahan dengan sangat santai berjalan menuju ka arah luar, ia mengarahkan pandangannya ke arah Bryan, Bryan menundukkan kepalanya ke arah Kirana dan melempar senyum kearahnya.
Mungkin sinar lampunya terlalu gelap, membuat kirana berhalusinasi, senyum di wajah Bryan tampak sangat menawan, tak ada senyum jahat dan sebagainya, bagaikan angin yang berhembus di musim semi.
Kirana sedikit tergegun, Bryan, bagaimana bisa ia menjadi laki-laki lembut dan penuh perhatian seperti ini?
Akan tetapi setibanya ia di private room, Brayn masih belum melepaskannya, ia tetap tersenyum menghadap Kirana dan mengedip-ngedipkan matanya, "gimana, bukankah sangat lembut dan perhatian? bukankah kamu menyukainya?"
Kirana melototkan matanya ke arah Bryan, tak pernah serius barulah ia yang sebenarnya, Kirana menyikutinya, memaksa Brayn mau tak mau melepaskannya.
"ckck, perempuan tak berperasaan! hari ini adalah hari ulang tahunku! gak bisa manis sedikit kek!!"
Kirana menjelitkan matanya, "aku ya aku, gak sama dari yang lain, bukannya dari awal kamu sudah terbiasa?"
Bryan tersenyum sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, seakan menunjukan bahwa ia setuju, "hm, benar juga, aku suka sifatmu yang seperti ini!"
Kirana sedikit terpana, Brayn langsung menariknya masuk ke dalam private room.
Tetapi ketika sesampainya mereka ke dalam ruangan, di luar kamar mandi yang gelap, wajah Helbert yang suram tampak di bawah bayangan gelap, tatapan mata yang dingin yang berbahaya menyempitkan matanya, Bryan sepanjang jalan melindungi Kirana, dan juga melihat Kirana menatap Bryan menggunakan tatapan yang tak pernah ia pakai untuk memandang lelaki manapun sebelumnya.
Helbert merasa hatinya sedikit kesal, suda lama tak bertemu, ia sangat bisa memikat orang! melihat ia bersama lelaki itu sangat dekat dan intim.
Kedua mata Helbert di penuhi kabut, seolah barang miliknya di rampas oleh orang lain, Helbert dengan kesal menaikkan alisnya ke atas, dan menacengkramkan kedua tangan rampingnya ke atas pinggang.
Sebuah tubuh yang gemulai memeluknya dari belakang, dengan suara manja berkata, "hei baby, kenapa gak balik ke ruangan, orang-orang yang nungguin udah pada keburu layu nih~"
Helbert tiba-tiba memuramkan wajahnya, dengan sinis memonyongkan bibirnya yang tipis, lepas!"
"Apa, dear, kamu....." Wanita di belakangnya dengan pandangan terkejut dan tak habis fikir memandangi punggung keras dan dingin Helbert.
"Jangan suruh aku buat ngomong dua kali!" muka Helbert yang sangat dingin dan tak ada ekspresi sama sekali membuat wanita yang berdiri di belakangnya sangat kebingungan, dengan wajah sedih melepasnya, berputar depan hadapannya dan dengan manda berkata: "kenapa? apakah aku membuatmu kesal?"
Tapi Helbert melihat seakan tak melihat Kirana, hatinya sangat kesal, "pergi!"
"Bert, kamu..... Kamu ngomong apa....." Perempuan itu sampai sekarang pun tak jelas, sebenarnya ia membuat kesalahan apa, dengan susah payah mengundangnya datang kemari, awalnya malah berniat untuk menggodanya, tapi bahkan tidak sedikitpun ia berfikiran untuk menerima maksudnya, tak peduli ia telanjang di depannya atau bagai mana merangsangnya.
Akan tetapi Helbert seperti tetesan air yang membeku, ia bahkan tak sedikitpun melihat kearahnya! ia berkata ingin ke toilet tapi sudah pergi begitu lama tetap tak kembali, dengan susah payah menemukannya, ia malah menyiramnya dengan seember air dingin, membuat hatinya dingin dan membeku.....
Beberapa hari yang lalu masih sangat akur, walaupun ia tak pernah menyentuhnya, tapi bisa dengan menyenangkan ngobrol dengan dia, kenapa hari ini emosinya membeludak seperti itu!
Ini adalah pacar baru Helbert, seorang wanita pengusaha yang kaya raya, Alice.
Novel Terkait
Aku bukan menantu sampah
Stiw boyAdore You
ElinaAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaCintaku Pada Presdir
NingsiAkibat Pernikahan Dini×
- Bab 1 Dijebak
- Bab 2 Kehilangan Keperawanan
- Bab 3 Kebingungan
- Bab 4 Bertemu Kembali
- Bab 5 Kembali
- Bab 6 Mangsa
- Bab 7 Karma
- Bab 8 Samuel
- Bab 9 Pertemuan
- Bab 10 Bicaralah!
- Bab 11 Ingin Bersama Kamu
- Bab 12 Bryan
- Bab 13 Menyedihkan
- Bab 14 Rileks
- Bab 15 Bahaya
- Bab 16 Percakapan
- Bab 17 Vina
- Bab 18 Perselisihan
- Bab 19 Budak Hutang
- Bab 20 Kesulitan
- Bab 21 Di Mabuk Asmara
- Bab 22 Tenang
- Bab 23 Kenangan
- Bab 24 Bakat
- Bab 25 Melepaskan Gairah
- Bab 26 Pertemuan
- Bab 27 Ciuman Paksa (Bagian pertama)
- Bab 28 Dicium Paksa (Bawah)
- Bab 29 Disengajakan (I)
- Bab 30 Disengajakan (II)
- Bab 31 Memiliki Maksud
- Bab 31 Memiliki Maksud (2)
- Bab 32 Ada Maksud
- Bab 32 Ada Maksud (4) (2)
- Bab 34 Konspirasi
- Bab 33 Konspirasi (2)
- Bab 34 Konspirasi (BAWAH) (SATU)
- Bab 34 Konspirasi BAWAH) (2)
- Bab 35 Iblis (1)
- Bab 35 Iblis (2)
- Bab 36 Hukuman (1)
- Bab 36 Hukuman (2)
- Bab 37 Hukuman (1)
- Bab 37 Hukuman (2)
- Bab 38 Dihukum(1)
- Bab 38 Dihukum(2)
- Bab 39 Hukuman (1)
- Bab 39 Hukuman (2)
- Bab 40 Bagaimana Menyelesaikannya (1)
- Bab 40 Bagaimana Menyelesaikannya (2)
- Bab 41 Ternyata (1)
- Bab 41 Ternyata.. (2)
- Bab 42 Lelaki Playboy
- Bab 42 Lelaki Playboy (2)
- Bab 43 Desakan Pernikahan (1)
- Bab 43 Desakan menikah (2)
- Bab 44 Jatuh Dalam Pelukan (1)
- Bab 44 Jatuh Dalam Pelukan (2)
- Bab 45 Ulang Tahun (1)
- Bab 45 Ulang Tahun (2)
- Bab 45 Ulang Tahun (3)
- Bab 46 Keanehan (1)
- Bab 46 Keanehan (2)
- Bab 47 Balon Pernyataan Cinta (1)
- Bab 47 Balon Pernyataan Cinta (2)
- Bab 48 Hadiah Spesial (1)
- Bab 48 Hadiah Spesial (2)
- Bab 49 Psikologi Kompleks (1)
- Bab 49 Psikologi Kompleks(2)
- Bab 50 Suasana Yang Aneh (1)
- Bab 50 Suasana Yang Aneh (2)
- Bab 51 Kecantikan Yang Elegan (1)
- Bab 51 Kecantikan Yang Elegan (2)
- Bab 52 Keahlian Membuat Teh (1)
- Bab 52 Keahlian Membuat Teh (2)
- Bab 53 Terlibat (1)
- Bab 53 Terlibat (2)
- Bab 54 Membuat Jatuh (1)
- Bab 54 Membuat Jatuh (2)
- Bab 55 Ini Adalah Sebuah Rintangan (1)
- Bab 55 Ini Adalah Sebuah Rintangan (2)
- Bab 56 Permainan Babi Memakan Harimau (1)
- Bab 56 Permainan Babi Memakan Harimau (2)
- Bab 57 Tanpa Disengaja (1)
- Bab 57 Tanpa Disengaja (2)
- Bab 58 Dipaksa Untuk Mau (1)
- Bab 58 Dipaksa Untuk Mau (2)
- Bab 59 Dijebak (1)
- Bab 59 Dijebak (2)
- Bab 60 Kamu Membuatku Jijik(1)
- Bab 60 Kamu Membuatku Jijik (2)
- Bab 61 Perasaan Curiga (1)
- Bab 61 Perasaan Curiga (2)
- Bab 62 Dia Adalah Iblis (1)
- Bab 62 Dia Adalah Iblis (2)
- Bab 63 Siapa Yang Tidak Punya Hati (1)
- Bab 63 Siapa Yang Tidak Punya Hati (2)
- Bab 64 Anak (1)
- Bab 64 Anak (2)
- Bab 64 Anak (3)
- Bab 65 Kemarahan (1)
- Bab 65 Kemarahan (2)
- Bab 66 Kemarahan (1)
- Bab 66 Kemarahan (2)
- Bab 67 Kemarahan (1)
- Bab 67 Kemarahan (2)
- Bab 68 Kemarahan (1)
- Bab 68 Kemarahan (2)
- Bab 69 Gaun Pertunangan (1)
- Bab 69 Gaun Pertunangan (2)
- Bab 70 Pembalasan Dendam Fedrick Ye (1)
- Bab 70 Pembalasan Dendam Fedrick Ye (1)
- Bab 71 Pertemuan Yang Kebetulan (1)
- Bab 71 Pertemuan Yang Kebetulan (2)
- Bab 72 Wanita Hamil (1)
- Bab 72 Wanita Hamil (2)
- Bab 73 Penyelesaian (Awal) (1)
- Bab 73 Penyelesaian (Awal) (2)
- Bab 74 Mengatasinya (1)
- Bab 74 Mengatasinya (2)
- Bab 75 Berjuang Untuk Mendapatkannya (1)
- Bab 75 Berjuang Untuk Mendapatkannya (2)
- Bab 76 Badai Pertunangan (1)
- Bab 76 Badai Pertunangan (2)
- Bab 77 Sang Mantan (1)
- Bab 77 Sang Mantan (2)
- Bab 78 Menghancurkan Pertunangan Mereka (1)
- Bab 78 Menghancurkan Pertunangan Mereka (2)
- Bab 79 Helbert Sudah Gila (1)
- Bab 79 Helbert Sudah Gila (2)
- Bab 80 Selamatkan Annabella (1)
- Bab 80 Selamatkan Annabella (2)
- Bab 81 Emosi Dengan Kelakuan Helbert (1)
- Bab 81 Emosi Dengan Kelakuan Helbert (2)
- Bab 82 Hanya Emosional Padanya (1)
- Bab 82 Hanya Emosional Padanya (2)
- Bab 83 Hanya Kirana (1)
- Bab 83 Hanya Kirana (2)
- Bab 84 Karena Cinta, Maka Cinta (1)
- Bab 84 Karena Cinta, Maka Cinta (2)
- Bab 85 Nafsu (1)
- Bab 85 Nafsu (2)
- Bab 86 Karena Cinta, Begitulah Cinta (1)
- Bab 86 Karena Cinta, Begitulah Cinta (2)
- Bab 87 Pesta Malam Hari (1)
- Bab 87 Pesta Malam Hari (2)
- Bab 68 Pesta (1)
- Bab 88 Pesta (2)
- Bab 89 Bencana Yang Terjadi Karena Pesta (1)
- Bab 89 Bencana Yang Terjadi Karena Pesta (2)
- Bab 90 Badai Setelah Pesta Malam (1)
- Bab 90 Badai Setelah Pesta Malam (2)
- Bab 91 Krisisnya Cinta (1)
- Bab 91 Krisisnya Cinta (2)
- Bab 92 Sakit Cinta (1)
- Bab 92 Sakit Cinta (2)
- Bab 93 Hatiku Sakit (1)
- Bab 93 Hatiku Sakit (2)
- Bab 94 Tidur Bersamanya (1)
- Bab 94 Tidur Bersamanya (2)
- Bab 95 Balas Dendam (1)
- Bab 95 Balas Dendam (2)
- Bab 96 Terungkap (1)
- Bab 96 Terungkap (2)
- Bab 97 Apakah Saya Dijodohkan? (1)
- Bab 97 Apakah Saya Dijodohkan? (2)
- Bab 98 Perkenalan Satu Sama Lain (1)
- Bab 98 Perkenalan Satu Sama Lain (2)
- Bab 99 Tanpa Diduga (1)
- Bab 99 Tanpa Diduga (2)
- Bab 100 Setengah hati (1)
- Bab 100 Setengah Hati (2)
- Bab 101 Tanpa Perasaan (1)
- Bab 101 Tanpa Perasaan (2)
- Bab 102 Emosional (1)
- Bab 102 Emosional (2)
- Bab 103 Emosional (1)
- Bab 103 Emosional (2)
- Bab 104 Sepertinya Suka Dan Sepertinya Tidak Suka (1)
- Bab 104 Sepertinya Suka Dan Sepertinya Tidak Suka (2)
- Bab 105 Sepertinya Rasa Yang Aneh (1)
- Bab 105 Sepertinya Rasa Yang Aneh (2)
- Bab 106 Rasa Tanda Antara Suka Atau Tidak (1)
- Bab 106 Rasa Tanda Antara Suka Atau Tidak (2)
- Bab 107 Suka Atau Tidak? (1)
- Bab 107 Suka Atau Tidak? (2)
- Bab 108 Sangat Marah (1)
- Bab 108 Sangat Marah (2)
- Bab 109 Penderitaan (1)
- Bab 109 Penderitaan (2)
- Bab 110 Penderitaan Yang Terus-Menerus (1)
- Bab 110 Penderitaan Yang Terus-Menerus (2)
- Bab 111 Penderitaan (1)
- Bab 111 Penderitaan (2)
- Bab 112 Lautan Penderitaan (1)
- Bab 112 Lautan Penderitaan (2)
- Bab 113 Pertengkaran (1)
- Bab 113 Pertengkaran (2)
- Bab 114 Kesedihan (1)
- Bab 114 Kesedihan (2)
- Bab 115 Busur Keras (1)
- Bab 115 Busur Keras (2)
- Bab 116 Kekerasan (1)
- Bab 116 Kekerasan (2)
- Bab 117 Tiga Orang Pria Melakukan Pertunjukan. (1)
- Bab 117 Tiga Orang Pria Melakukan Pertunjukan. (2)
- Bab 118 Menggoda (1)
- Bab 118 Menggoda (2)
- Bab 119 Perampokan Cinta (1)
- Bab 119 Perampokan Cinta (2)
- Bab 120 Mencuri Perasaan Cinta (1)
- Bab 120 Mencuri Perasaan Cinta (2)
- Bab 121 Cinta Tragis (1)
- Bab 121 Cinta Tragis (2)
- Bab 122 Cinta Kejamnya (1)
- Bab 122 Cinta Kejamnya (2)
- Bab 123 Kejamnya (1)
- Bab 123 Kejamnya (2)
- Bab 124 Pengkhianatan (1)
- Bab 124 Pengkhianatan (2)
- Bab 125 Pengkhianatan (1)
- Bab 125 Pengkhianatan (2)
- Bab 126 Pengkhianatan (1)
- Bab 126 Pengkhianatan (2)
- Bab 127 Pengkhianatan (1)
- Bab 127 Pengkhianatan (2)
- Bab 128 Pengkhianatan (1)
- Bab 128 Pengkhianatan (2)
- Bab 129 Pengkhianatan (1)
- Bab 129 Pengkhianatan (2)
- Bab 130 Kedekatan yang Disia-siakan (1)
- Bab 130 Kedekatan yang Disia-siakan (2)
- Bab 131 Penculikkan yang Sial (1)
- Bab 131 Penculikkan yang Sial (2)
- Bab 132 Hukuman dan Amarahnya (1)
- Bab 132 Hukuman dan Amarahnya (2)
- Bab 133 Dia panik? (1)
- Bab 133 Dia panik? (2)
- Bab 134 Tersingkapnya Sebuah Hubungan (1)
- Bab 134 Tersingkapnya Sebuah Hubungan (2)
- Bab 135 Tumbuhnya Perasaan (1)
- Bab 135 Tumbuh Perasaan (2)
- Bab 136 Kasih Sayang (1)
- Bab 136 Kasih Sayang (2)
- Bab 137 Sistem Persekusi (1)
- Bab 137 Sistem Persikusi (2)
- Bab 138 Kondisi Fisik Yang Mengundang Persekusi (1)
- Bab 138 Kondisi Fisik Yang Mengundang Persekusi (2)
- Bab 139 Kecemburuan-nya (1)
- Bab 139 Kecemburuan-nya (2)
- Bab 140 Dia Sudah Menyukaimu (1)
- Bab 140 Dia Sudah Menyukaimu (2)
- Bab 141 Dia Sudah Menyukaimu (1)
- Bab 141 Dia Sudah Menyukaimu (2)
- Bab 142 Hukuman Yang Gila (1)
- Bab 142 Hukuman Yang Gila (2)
- Bab 143 Hukuman Yang Gila (1)
- Bab 143 Hukuman Yang Gila (2)
- Bab 144 Pengundang Amarah (1)
- Bab 144 Pengundang Amarah (2)
- Bab 145 Rasa Benci (1)
- Bab 145 Rasa Benci (2)
- Bab 146 Benci (1)
- Bab 146 Benci (2)
- Bab 147 Kakak Adalah Seorang Gangster! (1)
- Bab 147 Kakak Adalah Seorang Gangster! (2)
- Bab 148 Kakak Adalah Seorang Gangster (1)
- Bab 148 Kakak Adalah Seorang Gangster (2)
- Bab 149 Loyalitas Dia (1)
- Bab 149 Loyalitas Dia (2)
- Bab 150 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (1)
- Bab 150 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (2)
- Bab 151 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (1)
- Bab 151 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (2)
- Bab 152 Kesepakatan Kencan Buta (1)
- Bab 152 Kesepakatan Kencan Buta (2)
- Bab 153 Kencan Buta (1)
- Bab 153 Kesepakatan Kencan Buta (2)
- Bab 154 Bahaya Sebelum Fajar (1)
- Bab 154 Bahaya Sebelum Fajar (2)
- Bab 155 Bahaya Dalam Hidupnya (1)
- Bab 155 Bahaya Dalam Hidupnya (2)
- Bab 156 Menggunakan Hidupku Untuk Menjagamu (1)
- Bab 156 Menggunakan Hidupku Untuk Menjagamu (2)
- Bab 157 Salah Paham (1)
- Bab 157 Salah Paham (2)
- Bab 158 Pengakuan (1)
- Bab 158 Pengakuan (2)
- Bab 159 Kehangatan Yang Membingungkan (1)
- Bab 159 Kehangatan Yang Membingungkan (2)
- Bab 160 Cinta Pertama (1)
- Bab 160 Cinta Pertama (2)
- Bab 161 Cinta Pertama (1)
- Bab 161 Cinta Pertama (2)
- Bab 162 Inisial Cinta (2)
- Bab 162 Inisial CInta (2)
- Bab 163 Jawaban (1)
- Bab 163 Jawaban (2)
- Bab 164 Jawaban yang Menyakitkan (1)
- Bab 164 Jawaban yang Menyakitkan (2)
- Bab 165 Jawaban (1)
- Bab 165 Jawaban (2)
- Bab 166 Lawan (1)
- Bab 166 Lawan (2)
- Bab 167 Rival (1)
- Bab 167 Rival (2)
- Bab 168 Rival (1)
- Bab 168 Rival (2)
- Bab 169 Kelompok Musuh (1)
- Bab 169 Kelompok Musuh (2)
- Bab 170 Asisten Yang Terdiam (1)
- Bab 170 Asisten Yang Terdiam (2)
- Bab 171 Perjamuan (1)
- Bab 171 Perjamuan (2)
- Bab 172 Bantuan Tak Terduga (1)
- Bab 172 Bantuan Tak Terduga (2)
- Bab 173 Kejutan Yang Romantis (1)
- Bab 173 Kejutan Yang Romantis (2)
- Bab 174 Dia Memberikan Kejutan Romantis (1)
- Bab 174 Dia Memberikan Kejutan Romantis (2)
- Bab 175 Kepahitan Di Musim Semi (1)
- Bab 175 Kepahitan Di Musim Semi (2)
- Bab 176 Musim Semi Yang Penuh Dengan Strategi (1)
- Bab 176 Musim Semi Yang Penuh Dengan Strategi (2)
- Bab 177 Lagi Dan Lagi (1)
- Bab 177 Lagi Dan Lagi (2)
- Bab 178 Lagi Dan Lagi (1)
- Bab 178 Lagi Dan Lagi (2)
- Bab 178 Rencana Awal (1)
- Bab 179 Rencana Awal (2)
- Bab 180 Rencana Awal (1)
- Bab 180 Rencana Awal (2)
- Bab 181 Konspirasi Yang Dimulai (1)
- Bab 181 Konspirasi Yang Dimulai (2)
- Bab 182 Konspirasi Yang Dimulai (1)
- Bab 182 Konspirasi Yang Dimulai (2)
- Bab 183 Terluka (1)
- Bab 183 Terluka (2)
- Bab 184 Wajah Yang Hancur (1)
- Bab 184 Wajah Yang Hancur (2)
- Bab 185 Kehilangan Kontrol (1)
- Bab 185 Kehilangan Kontrol (2)
- Bab 186 Penyerahan Diri Yang Terpaksa (1)
- Bab 186 Penyerahan Diri Yang Terpaksa (2)
- Bab 187 Bermain Trik Dengan Putra Sendiri (1)
- Bab 187 Bermain Trik Dengan Putra Sendiri (2)
- Bab 188 Salah Paham Meningkat (1)
- Bab 188 Salah Paham Meningkat (2)
- Bab 189 Bermain Trik, Siapa Yang Tidak Bisa? (1)
- Bab 189 Bermain Trik, Siapa Yang Tidak Bisa? (2)
- Bab 190 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 190 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 191 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 191 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 192 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 192 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 193 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 193 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 194 Kesenangan Dari Balas Dendam (1)
- Bab 194 Kesenangan Dari Balas Dendam (2)
- Bab 195 Kembali Masuk Dalam Bahaya (1)
- Bab 195 Kembali Masuk Dalam Bahaya (2)
- Bab 196 Terjebak Krisis Lagi (1)
- Bab 196 Terjebak Krisis Lagi (2)
- Bab 197 Masuk Ke Dalam Krisis Lagi (1)
- Bab 197 Masuk Ke Dalam Kerisis Lagi (2)
- Bab 198 Kegilaan Dia 1
- Bab 198 Kegilaan Dia (2)
- Bab 199 Situasi Berbahaya (1)
- Bab 199 Situasi Berbahaya (2)
- Bab 200 Menolong Dia (1)
- Bab 200 Menolong Dia (2)
- Bab 201 Penundaan Yang Terpaksa (1)
- Bab 201 Penundaan Yang Terpaksa (2)
- Bab 202 Menembus Krisis (1)
- Bab 202 Menembus Krisis (2)
- Bab 203 Perangkap Indah (1)
- Bab 203 Perangkap Indah (2)
- Bab 204 Rencana Wanita Cantik (1)
- Bab 204 Rencana Wanita Cantik (2)
- Bab 205 Rencana (1)
- Bab 205 Rencana (2)
- Bab 206 Kebetulan (1)
- Bab 206 Kebetulan (2)
- Bab 207 Kebetulan (1)
- Bab 207 Kebetulan (2)
- Bab 208 Menang (1)
- Bab 208 Menang (2)
- Bab 209 Ternyata Aku Hamil (1)
- Bab 209 Ternyata Aku Hamil (2)
- Bab 210 Cinta Menyakitkan Yang Akan Segera Dimulai (1)
- Bab 210 Cinta Menyakitkan Yang Akan Segera Dimulai (2)
- Bab 211 Kisah Percintaan Yang Tragis (1)
- Bab 211 Kisah Percintaan Yang Tragis (2)
- Bab 212 Kisah Cinta Yang Tragis (1)
- Bab 212 Kisah Cinta Yang Tragis (2)
- Bab 213 Penyiksaan Cinta yang Akan Segera Bermulai (1)
- Bab 213 Penyiksaan Cinta yang Akan Segera Bermulai (2)
- Bab 214 Periode Perang Dingin (1)
- Bab 214 Periode Perang Dingin (2)
- Bab 215 Periode Perang Dingin (1)
- Bab 215 Periode Perang Dingin (2)
- Bab 216 Anaknya, Benar-benar Sudah Keguguran (1)
- Bab 216 Anaknya, Benar-benar Sudah Keguguran (2)
- Bab 217 Hati Yang Menjauh (1)
- Bab 217 Hati Yang Menjauh (2)
- Bab 218 Jarak Hati Yang Dingin (1)
- Bab 218 Jarak Hati Yang Dingin (2)
- Bab 219 Tidak Bisa Melahirkan Lagi (1)
- Bab 219 Tidak Bisa Melahirkan Lagi (2)
- Bab 220 Mendengar Suara Hati Yang Hancur (1)
- Bab 220 Mendengar Suara Hati Yang Hancur (2)
- Bab 221 Dengan Cara Mabuk Pun Tidak Bisa (1)
- Bab 221 Dengan Cara Mabuk Pun Tidak Bisa (2)
- Bab 222 Orang Asing Yang Paling Akrab (1)
- Bab 222 Orang Asing Yang Paling Akrab (2)
- Bab 223 Perencanaan Sebelum Cerai (1)
- Bab 223 Perencanaan Sebelum Cerai (2)
- Bab 224 Apa Benar Harus Saling Menyakiti Padahal Saling Mencintai? (1)
- Bab 224 Apa Benar Harus Saling Menyakiti Padahal Saling Mencintai? (2)
- Bab 225 Kelembutan Dan Kekasarannya (1)
- Bab 225 Kelembutan Dan Kekasarannya (2)
- Bab 226 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (1)
- Bab 226 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (2)
- Bab 227 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (1)
- Bab 227 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (2)
- Bab 228 Waktu Jantung Berdetak (1)
- Bab 228 Detak Jantung Sesaat (2)
- Bab 229 Kelembutan untuk yang Terakhir Kalinya (1)
- Bab 229 Kelembutan untuk yang Terakhir Kalinya (2)
- Bab 230 Perpisahan yang Sunyi (1)
- Bab 230 Perpisahan yang Sunyi (2)
- Bab 231 Hilang Ingatan (1)
- Bab 231 Hilang Ingatan (2)
- Bab 232 Karena Cinta, Sehingga Melepaskan (1)
- Bab 232 Karena Cinta, Sehingga Melepaskan (2)
- Bab 233 Mencintai Seseorang, Tidak Berarti Harus Bersama (1)
- Bab 233 Mencintai Seseorang, Tidak Berarti Harus Bersama (2)
- Bab 234 Kamu Adalah Segalanya Bagiku (1)
- Bab 234 Kamu Adalah Segalanya Bagiku (2)
- Bab 235 Bertemu Kembali (1)
- Bab 235 Bertemu Kembali (2)
- Bab 236 Kembali Bertemu (1)
- Bab 236 Kembali Bertemu (2)
- Bab 237 Selamanya Kamu Hanya Bisa Menjadi Istriku (1)
- Bab 237 Selamanya Kamu Hanya Bisa Menjadi Istriku (2)
- Bab 238 Merasakan Kembali Keindahan Milikmu (1)
- Bab 238 Merasakan Kembali Keindahan Milikmu (2)
- Bab 239 Pria Yang Nakal (1)
- Bab 239 Pria Yang Nakal (2)
- Bab 240 Persaingan Tiga Orang Pria (1)
- Bab 240 Persaingan Tiga Orang Pria (2)
- Bab 241 Kembali (1)
- Bab 241 Kembali (2)
- Bab 242 Serangan Balasan, Pembalasan Dendam (1)
- Bab 242 Serangan Balasan, Pembalasan Dendam (2)
- Bab 243 Perasaan Cinta yang Tidak Akan Kembali (1)
- Bab 243 Perasaan Cinta yang Tidak Akan Kembali (2)
- Bab 244 Pertobatan yang terakhir (1)
- Bab 244 Pertobatan yang terakhir (2)
- Bab 245 Pertobatan Terakhir (1)
- Bab 245 Pertobatan Terakhir (2)
- Bab 246 Dia Akan Dinikahi Besok (1)
- Bab 246 Dia Akan Dinikahi Besok (2)
- Bab 247 Dia Akan Dinikahi Besok (1)
- Bab 247 Dia Akan Dinikahi Besok (2)
- Bab 248 Penutup (1)
- Bab 248 Penutup (2)
- Bab 249 Penutup (1)
- Bab 249 Penutup (2)