Akibat Pernikahan Dini - Bab 162 Inisial Cinta (2)

Daniel dengan tatapan rumit menatap Hendra yang ternyata membantunya seperti ini, melihat Hendra yang raut wajahnya masih gelap, Daniel berterima kasih kepadanya, “terima kasih telah membantuku.”

Hendra kembali dari lamunan, dengan pandangan serius sekali lagi langsung menatap ke arah Daniel.

Pantas saja kalau mereka mencari masalah dengannya, gayanya yang seperti ini, benar – benar ingin membuat orang melampaui batas!

“ke… kenapa…” ucap Daniel setelah merasakan pandangan Hendra, bertanya dengan aneh.

Hendra baru saja menyimpan pandangannya, raut wajahnya kembali normal, tersenyum berkata: “tidak apa, tidak terbiasa dengan ucapan dan tatapan mereka , apalagi, kamu adalah… teman baikku bukan!”

Hendra yang berhenti sejenak, membuat Daniel berpura – pura, mengangkat gelas anggur, Daniel hanya ingin minum, tapi Hendra justru mendekati telinganya dan mengucapkan sesuatu, langsung membuat Daniel tersedak.

“apakah kamu tahu orientasi seksual?”

“ehek ehek ehek…” Daniel langsung tersedak oleh anggur, Hendra tersenyum, membantu Daniel menepuk pundak, Daniel tentu saja tahu, tapi, membicarakan hal ini dengan Hendra, sepertinya tidak terlalu bagus.

Apalagi, Hendra masih orang yang “normal”….

Sedangkan di perusahaan Anggur, semua orang di kantor sudah pulang kerja, hanya ada lampu meja Yesi yang menyala, Yesi diam – diam memijat alisnya, ini sudah kelima kalinya dia memperbaiki perencanaan kerjanya!!

Dengan agak kesal mengacak rambutnya, Yesi dengan serius mempertimbangkan apa yang akan dia rencanakan selanjutnya!

“belum makan kan?”

Tepat saat ini, terdengar suara seperti mengejek dari atas kepala Yesi, Yesi mengangkat kepala dan melihat ke arah itu, justru melihat brengsek itu yang dengan senyuman sambil menggigit pizza menatap ke arahnya.

Yesi melihat sekilas pizza yang ada di tangan Ivan Lim, dasar, karena Ivan Lim, sekarang sudah jam delapan! Dan dia masih belum makan!!!!

Dengan marah melihatnya sekilas, Yesi memaksakan diri untuk membuat rencana kerjanya, tidak mem-pedulikannya, tetapi Ivan Lim justru dengan sengaja!

“ckck, pizza ini begitu enak, aku traktir kamu, bagaimana?”

Yesi tahu kalau Ivan Lim ini sengaja, tidak mem-pedulikannya, tetapi Ivan Lim tidak ingin melepaskan Yesi “nih, makan satu saja, ya?”

“aku tidak lapar!!! Pergi!!”

Yesi dengan benci menatap Ivan Lim, melihat Ivan Lim yang tersenyum panas, dia menjadi marah!

“kruk kruk….”

Ruangan yang hening ini, tiba – tiba terdengar suara, muka Yesi langsung memerah, memegang dokumen perencanaan dia menjadi kaku, dasar, mengapa perut ini tidak bisa bekerja sama!!

Melihat Yesi yang mukanya memerah, mata Ivan Lim yang hitam pekat itu tiba – tiba seperti bercahaya, dengan pelan –pelan, dia tersenyum, Ivan Lim mendekati Yesi.

“ckck, nih, makan saja, jika ingin marah, tunggu saat ada tenaga saja baru marah, jangan sampai pingsan, jika kelelahan tidak baik!” tangan Ivan Lim yang satunya lagi menaruh sekotak makanan ke meja Yesi.

Mulutnya tersenyum, tidak menunggu Yesi menolak, dia berjalan ke ruangannya.

Yesi dengan tatapan benci melihat bayangan lelaki itu, mereka di kehidupan lampau, pasti adalah musuh bebuyutan! Sekarang karena sudah tidak ada pilihan, jika tidak, bagaimana mungkin akan bertemu brengsek ini!!

Yesi yang tidak ingin menyusahkan dirinya sendiri, juga tidak menahan diri lagi bersiap untuk makan, tapi saat membuka kotak makan itu, Yesi tiba – tiba dengan tatapan senang melihat makanan itu, nasi goreng kari!!

Ini adalah nasi goring kesukaannya, dari sekian banyak….

Yesi dengan tatapan bingung melihat ke pintu kantor yang tertutup, dia ingat, di sekitar sini tidak ada toko yang menjual nasi goring kari! Ivan Lim dia, bagaimana tahu kalau dia suka makan nasi goreng?

Sudahlah, Yesi, jangan terlalu percaya diri! Mungkin saja dia hanya kebetulan membeli makanan yang kamu suka! Jika brengsek itu bisa memikirkanmu, kamu juga tidak akan lembur di sini!

Memikirkan sampai sini, Yesi sambil makan dan menatap pintu ruangan Ivan Lim, setelah kenyang, Yesi akhirnya kembali mempunyai tenaga, meneruskan rencana kerjanya, Yesi langsung membawanya ke ruangan Ivan Lim, kali ini, jika kali ini masih tidak lolos, maka, dia tidak akan kerja lagi!

Menunggu Ivan Lim saat menerima rencana kerja Yesi dan melihatnya, Yesi menjadi tegang, semoga dia tidak mengomentarinya lagi, kali ini sudah keenam kalinya, jika membuat lagi, dia pasti akan gila!

Tetapi Ivan Lim justru menaruh rencana kerjanya, dengan tatapan bingung melihat Yesi dan bertanya: “bukankah kamu ada di bagian perencanaan, tetapi mengapa rencana kerja yang kamu buat, begitu parah?”

“kamu… jika kamu bisa maka kamu saja yang buat! Ivan, kamu pasti sengaja kan! Cari kesalahan bukan!” Yesi dengan keras menepuk meja lelaki itu, mukanya menjadi masam.

Ivan Lim menatap tatapan marahnya, sudut mulutnya terangkat, tetapi wajahnya berubah menjadi serius, dia pelan – pelan berdiri, menatap Yesi.

“baik, aku tahu kamu mengira kalau aku sengaja mempersulitmu, juga tahu kalau kamu pasti mengira kalau aku hanya pamer, tidak punya hak untuk mengomentari perencanaanmu lolos atau tidak, tapi, sekarang, aku akan memberi tahumu baik – baik, rencana kerja properti, seharusnya harus bagaimana dikerjakan, jika apa yang aku bicarakan adalah benar, maka kamu harus menerima hukuman dariku.”

“cih, jika kamu punya kemampuan maka bicaralah! Masih ada, mengapa aku harus menerima hukuman?” Yesi dengan tidak puasnya, tetapi Ivan Lim justru tidak menyahuti pertanyaannya, lalu dengan seriusnya berbicara.

“perencanaan marketing bidang property itu harus cukup tajam dan kuat, harus ada ide-ide baru yang kreatif, sedangkan arti kreatif ini, kamu tidak menampilkannya!”

“yang dimaksud dengan kreatif, pertama harus ada poin di bawah! 1, harus mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, 2, punya daya saing yang tinggi, dan tidak membosankan! 3, harus tajam, tidak terikat dengan ide tradisional; 4, harus rasional dan punya persepsi; 5, memperhatikan sejarah, menghormati kenyataan, menatap masa depan.”

“selanjutnya adalah masalah citra, harus menyimpulkan kualitas dari bangunan, memberi tahu letak dari bangunan, dari perusahaan yang membangun hingga ide dari design, detail dan lain – lain hingga bagian lain.”

“selanjutnya, yaitu nilai jual, bagian ini, apakah kamu mempertimbangkannya?” Ivan Lim diam – diam melirik wajah Yesi yang terlihat kaku, melihat Yesi tidak membuka mulut, Ivan Lim juga tidak mem-pedulikannya dan lanjut berbicara.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu