Akibat Pernikahan Dini - Bab 152 Kesepakatan Kencan Buta (1)

Ketika Kirana tersadar dari tidurnya, dan merasakan tubuhnya sangat berat, ketika hidungnya mencium aroma matcha yang sangat familiar, Kirana langsung menyengritkan alis matanya.

Setelah membukan matanya, ia melihat sesosok bayangan besar dan tinggi yang sedang berdiri di depan hadapanya, bagian pinggangnya di peluk erat oleh Helbert, tubuhnya semakin menempel bersama dengannya.

Sudut bibir Kirana sedikit bergetar, mungkin semala ia mengunci pintunya hingga beberapa kali! Gila! lelaki tak tau malu ini, selalu datang untuk seranjang bersempit-sempitan denganku.

Halo! lepaskan tanganmu!" Kirana mencoba melepaskannya berapa kali, akan tetapi tak membuahkan hasil, sembari mendorong Helbert Han yang jelas-jelas sudah tersadar dari tidurnya, tetapi masih tidak mau membuka matanya.

"Jangan berisik, ngantuk, tidur!"

Helbert seakan sedang bicara sendiri, menggunakan kedua tangannya, lalu memeluk tubuhnya dengan erat, seakan membelenggu seluruh tubuh Kirana, bahkan bergerak sedikitpun tak bisa!

Kirana sangat kesal, kedua tangannya mendorong keras pelukan Helbert Han yang hangat sekaligus panas tersebut, dari atas kepalanya terdengar sekali lagi suara yang berkata: "Kalau kamu sembarangan bergerak sekali lagi, aku tak akan segan-segan untuk melakukan pemanasan di pagi hari ini!"

Tubuh Kirana seketika mengeras, melihat Kirana yang menurut, Helbert Han perlahan melonggarkan sedikit pelukannya agar ia tak sulit bernafas, Kirana dengan kesal mengeram dan menggertakkan giginya, dasar lelaki tak tau malu!

Selalu saja mengancamnya! nafas Helbert Han terdengar ke telinga Kirana, gigi Kirana beradu seakan hampir copot, lelaki ini, bukannya seharusnya ia pergi kerja kan, kenapa ia malah memeluknya dan menjadikannya seperti bantal peluk saja!

Beribu-ribu kata bangsat bermunculan di dalam hatinya, Kirana menahan amarahnya tersebut, rasa kantuknya pun sirna, Ia hanya membuka matanya dan menunggu sampai pria tak ada malu kembali tertidur!

Setelah siang hari datang, Helbert Han pelan-pelan terbangun dari tidurnya, Kirana merasa

Ia mengalami insomnia!

Saati ini ia sendiri tidak dapat tidur dengan nyenyak, jadi ia menyuruh Kirana yang telah tidur dengan puas untuk menemaninya tidur, Helbert Han merasa sangat puas, akan tetapi ia melihat raut wajah Kirana yang sangat busuk sampai tidak bisa lebih busuk dari itu lagi.

Helbert Han hanya tertawa ringan dan bergegas untuk membasuh muka dan gosok gigi, Kirana mengigit kedua giginya seakan hampir remuk!

Kirana baru saja bergegas pergi untuk membasuh muka dan menggosok gigi, setelah itu ia bersiap untuk turun ke bawah, akan tetapi ia memergoki pria tak tau malu yang sedang dengan elegannya duduk di meja makan dan menyantap makanannya!

Kirana langsung memalingkan pandangannya dari Helbert Han, setelah duduk, pelayan pun menyiapkan sarapan untuknya, pagi hari gak sarapan langsung makan siang, hidup seperti ini!

Helbert Han perlahan melirik ke arah wajah wanita yang cemberut di hadapannya, dari sudut bibirnya jarang sekali terlihat sebuah senyuman yang menandakan suasana hati yang sedang baik.

Pada saat yang bersamaan, asisten Leo dengan tergesah-gesah berjalan menghampiri, setelah menunggu Helbert Han dan Kirana selesai sarapan, lalu asisten Leo segera berjongkok, Helbert Han pun melirik ke arahnya.

Makannya pun seketika terhenti, ia perlahan berdiri dan menberikan sebuah pandangan kepada asisten Leo yang ingin melanjutkan pembicaraanya, lalu Helbert Han mengarahkan padangannya tersebut ke arah lantai atas, asisten Leo terkekeh meliat ke arah Kirana yang sedari tadi memandangi mereka berdua.

Dengan cepat ia mengikuti langkah kaki Helbert Han, Kirana mengerutkan dahunya melihat bayangan keduanya yang telah hilang sedari tadi, lalu melirik lagi ke arah sarapan Helbert Han yang hanya di makan sedikit.

Ada masalah apa, kok buru-buru seperti itu?

Lalu, Helbert Han yang dari dulu gila kerja, hari ini secara ajaib dan tiba-tiba tidak pergi kerja, kalau begitu, ia mengalami kesulitan jikalau ingin keluar dari rumah.

Dan di ruang perpustakaan Helbert Han, jemari Helbert Han yang ramping perlahan menunjuk-nunjuk di atas meja, asisten Leo menyengrit sejenak, lalu segera menyerahkan data satunya lagi kepadanya.

Direktur Han, semua ini adalah informasi yang saya dapatkan disana.

Helbert Han mengabilnya, mengambil keluar semua kertas berisi informasi dari dalam amplop, senyum di sudut bibirnya terlihat semakin dalam.

"Dia pikir aku tidak dapat membaca semua niat jahatnya ini? Sangat polos!"

Helbert dengan kesal membuang amplop berisi data informasi tersebut ke atas meja, bola matanya yang hitam sekilas memancarkan cahaya gelap, "Rupanya ia ingin mengajakku bermain, aku akan mengikuti alurnya, akan ku temani ia bermain!"

Dari kedua sudut bibir Helbert Han terpancar sebuah senyum dingin, raut wajahnya terlihat suram, lalu ia melirik ke arah asisten Leo, "Pergi dan perintahkan mata-mata untuk melacak kegiatan Fedrick Ye akhir-akhir ini, begitu juga dengan ayah angkatnya, cari tau dengan jelas dan teliti, aku akan membuat ia tertangkap basah!"

"Baiklah!"

Baru saja asisten Leo membalikan tubuh dan akan segera pergi, tetapi langkahnya terhenti mendengar panggilan dari Helbert Han, "Tolong lihat wanita yang bernama Kirana apakah ia telah selesai makan atau belum, kalau telah selesai, panggil dia menuju ruagan ku!

"Baiklah!" asisten Leo memperlambat langkahnya, ia tak mengerti mengapa direktur Han bisa-bisanya memanggil orang untuk masuk ke dalam perpustakaan pribadinya, tetapi direktur Han selalu sulit untuk di tebak, terlebih lagi ia juga tak berani untuk menebaknya, ia menjawabnya lalu dengan segera mendorong pintundan meninggalkan ruangan.

Tangan-tangan ramping Helbert Han lagi-lagi mengetuk-ngetuk permukaan meja, Fedrick Ye, aku paling tidak suka menerima aturan seseorang, kalau kau memang ingin bermain, aku akan mengembalikannya kepadamu berkali-kali lipat!

Dari sudut bibir Helbert Han muncul sebuah senyum yang berbahaya, dari dalam bola mata hitamnya penuh dengan sebuah perhitungan yang kejam!

Dan Kirana yang baru saja selesai sarapan, ketika barusan saja ia ingin berdiri, ia melihat asisten Leo yang menuruni anak tangga, melihat Kirana yang telah selesai sarapan, asisten Leo langsung tersenyum sembari menyapanya.

"Nona Kirana, direktur Han menyuruh anda pergi ke ruangan perpustakaan dan menemuinya."

Kirana dengan heran bertanya, ruang perpustakaan? bukankah itu tempat terlarangnya? hati kecil Kirana berkata bahwa, pasti ada maksud tersembunyi di balik semua ini.

"Gak mau!"

Kirana menolaknya dengan dingin, wajah asisten Leo seketika terlihat kikuk, perkataan tersebut sudah di lontarkan, tetapi Kirana tak memberinya muka sama sekali, lalu bagaimana dengan perintah direktur Han?

Ketika wajah asisten Leo terlihat penuh dengan kesulitan, dari lantai atas terdengar suara dingin dari Helbert Han, "naik!"

Kirana perlahan menatap Helbert Han yang berada di lantai atas, melihat tatapan Helbert Han yang menatap dirinya dengan tatapan dingin, Kirana tak dapat berkata-kata lalu segera menuangkan segelas air untuk dirinya sendiri.

Sikap cerobohnya membuat wajah Helbert Han menjadi gelap dan penuh dengan kekesalan, asisten Leo merasa suasana seperti ini sangatlah berbahaya, dirinya merasanharus segera menjauhi perperangan ini, Ia merasa sangat berterima kasih kepada kepintarannya ini.

Sesaat setelah asisten Leo meninggalkan tempat, selain pelayan yang sedang membereskan meja, dan Kirana yang sedang dengan santai minum air, lalu Helbert Han yang sedang menatap wanita tersebut dari lantai atas.

"Kesabaran ku ada batasnya!" kata-kata tersebut keluar dari mulut Helbert Han dengan dingin, Kirana belum sempat memberikan respon apapun juga, seketika pelayan yang mendengar kata-kata tersebut terkejut dan ketakutan, lalu menjatuhkan peralatan makan ke lantai.

Pelayan tersebut melihat dirinya seolah di dalam masalah, lalu dengan cepat berlutut dan meminta maaf kepada Helbert Han yang berada di lantai atas: "Tuan Han..... Saya..... Saya tak sengaja."

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu