Akibat Pernikahan Dini - Bab 117 Tiga Orang Pria Melakukan Pertunjukan. (1)

Isabella Yang memandangi Kirana dengan teliti, dengan nada suara khawatir bertanya:”Kirana, kamu tidak apa-apa? Wajahmu pucat sekali!”

“Tidak apa-apa. Mungkin hanya kurang tidur.” Kirana mengangkat kepalanya sambil memaksakan sebuah senyum. Pandangannya yang mengarah ke bawah entah sedang memikirkan apa.

Isabella Yang juga tidak berpikir terlalu banyak, hanya berpikir jika Kirana hanya kurang tidur. Saat ini, seorang pegawai membawa pakaian yang sudah diperbaiki, Isabella Yang melirik sekilas.

“Nona Yang, pakaian anda sudah selesai diperbaiki. Silahkan anda lihat.” Seorang pegawai memberikan pakaian dengan lembut ke Isabella Yang.

Isabella Yang bangkit dari duduknya lalu melihat secara cermat pakaiannya. Mendengar suara di sebelah, pandangan mata Kirana menatap ke sumber suara.

Isabella Yang menganggukkan kepalanya pelan. Dengan suara puas berkata:”Hm, bagus. Inilah yang ku inginkan.”

“Cobalah. Aku ingin lihat hasilnya.” Kirana yang berada di samping Isabella Yang berkata. Isabella Yang tersenyum menatap Kirana, mengangguk pelan lalu pergi ke fitting room.

Setelah menunggu Isabella Yang keluar, arah depan mata Kirana menjadi terang benderang. Isabella Yang memang berlatar belakang sebagai seorang model. Tubuhnya tinggi dan ramping. Ditambah dengan wajahnya yang sangat menawan.

Wajahnya yang cantik semakin terlihat seperti bunga lotus, menggoda dan putih bersinar. Pakaian yang membawa kesan klasik itu, membuat Isabella Yang terlihat elegan dengan gaya yang unik dan lembut.

“Ck ck, benar-benar cantik!” Dari luar masuk seorang pria sambil bertepuk tangan dan tertawa. Kirana perlahan-lahan memutar kepala melihat sumber suara tersebut.

Ternyata pria yang memakai kaca mata hitam itu adalah Jerry. Isabella Yang memelototi Jerry sekilas, “Kenapa kamu datang?”

Jerry tertawa pelan, lalu dengan senyuman penuh arti melirik Kirana, “Kenapa aku tidak bisa datang?!”

Isabella Yang melirik matanya sebal. Pria tengik ini sudah tahu bahwa dia tidak bisa menerobos masuk sendiri ke sini!

Kirana tertawa pelan lalu menganggukkan kepalanya dan memuji:”Benar-benar bagus. Isabella, pakaian ini sangat cocok denganmu.”

“Terima kasih, tapi ini juga karena keterampilan tanganmu. Sekarang aku bisa muncul di publik.” jawab Isabella Yang dengan nada suara jahil.

Kirana menggelengkan kepalanya pelan, tersenyum tipis. Jerry melepaskan kacamata hitamnya, dengan senyum di wajahnya menatap ke arah Kirana, “Apakah malam ini kamu ada waktu?”

Kirana menganggukkan kepalanya pelan, “Ada,kenapa?”

Jerry menatap sekilas Isabella Yang dengan tatapan licik seperti rubah, “Kita pergi melihat fashion shownya!”

Kirana mematung sebentar, “Aku juga bisa ikut?”

Isabella Yang mendengus pelan lalu tertawa, “Gadis bodoh ini. Kenapa kamu tidak bisa ikut?”

Kirana agak canggung. Dia pikir pagelaran fashion show memiliki posisi duduk yang sudah diatur. Kalau dia datang tiba-tiba, dia takut akan disambut dengan tidak menyenangkan.

“Malam ini jam 7 di arena fashion show AA. Aku akan menjemputmu di luar.” Jawab Jerry sambil tersenyum lembut.

Kirana berpikir sebentar lalu menganggukkan kepalanya, “Emm, boleh.”

Setelah Kirana pergi, Isabella yang sedang berganti pakaian selanjutnya memeluk dadanya sambil berkata, “Ck ck ck, aku bicara dengan jelas ya. Aku belum dengar kalau ada posisi duduk yang tersisa untuk Kirana di fashion show nanti.”

Jerry tidak mengambil pusing, “Atur dari ulang sudah cukup!”

“Ck ck ck. Kamu mengaturnya seolah keluargamu yang mengatur fashion shownya!” ucap Isabella Yang sambil memangku dagunya dengan tangan.

Tetapi baru selesai bicara, Isabella Yang tiba-tiba termangu lalu memutar kepalanya menatap Jerry sambil tertawa, “Sepertinya memang keluargamu yang menggelar fashion show ini!”

“Hem.” jawab Jerry sambil memberikan Isabella Yang tatapan dengan arti lain. Menyuruh wanita itu untuk memahaminya sendiri.

Isabella Yang mencebikkan bibirnya. Sekarang sangat jelas, demi seorang wanita. Kirana, kamu benar-benar beruntung.

Di samping itu, di dalam bandara domestik, kedua orang tua John yaitu Tuan Smith dan nyonya Smith keluar bandara dengan wajah yang serius. Saat itu, sebuah suara pelan terdengar.

Bola mata berwarna biru itu dipenuhi dengan tawa jahat ke arah kedua orang itu. Setelah berada di samping orang tuanya, John terlebih dahulu mencium ibunya, sampai dia melihat ayahnya menunggunya dengan raut wajah dingin.

John tidak pergi ke arah ayahnya karena berpikir dirinya tidak dekat dengan ayahnya. John hanya tersenyum menatap ibunya. Hal ini semakin menyulut ketidakpuasan tuan Smith.

Wajah tuan Smith semakin redup. Nyonya Smith yang berada di samping tuan Smith melotot ke arah anaknya, “John kenapa kamu dan ayah tidak...”

Nyonya Smith juga merupakan orang China. Melihat ekspresi wajah suaminya yang semakin redup, nyonya Smith menggunakan matanya memberi isyarat ke anak laki-lakinya.

John mengerutkan alisnya dengan pasrah, lalu memutar tubuhnya dan memeluk ayahnya yang berwajah dingin.

“Kalian datang tapi tidak bicara padaku.” John berpura-pura marah tetapi tidak disangka respon tidak baik dia dapatkan dari ibunya. Nyonya Smith melotot ke arah John.

“Lebih baik kamu tidak tahu!”

John tertawa pelan, mengernyitkan alisnya lalu berkata, “Naiklah. Setelah sampai kita bicarakan lagi.”

John mengambil koper yang berada di tangan ibunya. Setelah menunggu orangtuanya masuk ke dalam mobil, John langsung melesatkan mobilnya pergi menjauh...

Daniel tahu bahwa hari ini John akan menjemput kedua orang tua pria itu, hatinya merasa gelisah. Bagaimana bisa hatinya merasa seperti seorang menantu perempuan yang tertekan karena ingin bertemu dengan keluarga besan!

“Presdir Daniel? Presdir...”

“Presdir Daniel!!”

“Hah? Ada masalah apa?” Kesadaran Daniel tiba-tiba kembali. Dengan tatapan terkejut dan linglung menatap sekretarisnya, Melanie.

Melanie baru saja bergabung dengan perusahaan. Melanie merasa dirinya sangat beruntung karena bisa menjadi sekretaris presdir Daniel!

Melanie berdiri cukup lama di depan meja presdir Daniel, tetapi jiwa presdir Daniel seperti berkelana di tempat lain. Hal ini membuat Melanie bingung. Presdir Daniel pun juga tidak tahu beberapa hari ini dirinya kenapa. Selalu melamun di kantor.

“Presdir, tadi aku bertanya, apakah anda sudah menandatangani dokumen tersebut?” Melanie mau tidak mau kembali mengingatkan Daniel.

“Ah maaf. Aku belum lihat. Tunggu tiga menit.” setelah meminta maaf pada Melanie, Daniel buru-buru menundukkan kepalanya memeriksa dokumen tersebut.

Sesaat Melanie merasa bingung. Baru saja Melanie berpikir bahwa presdirnya menunduk karena sedang membaca dokumen, tapi lihat, tidak diduga pria itu kembali melamun!

Melanie menghembuskan napasnya pasrah. Melanie memandangi Daniel yang sedang bekerja serius dengan teliti. ‘Wah, presdir Daniel sangat tampan! Apalagi saat sedang serius bekerja!’

Dan juga, pria itu tidak punya rasa angkuh yang tinggi! Pria itu sangat lembut. Baru saja pria itu meminta maaf pada dirinya!

Dan juga senyum lembut pria itu...

Melanie sudah tenggelam dalam imajinasi yang tidak bisa ia kendalikan. Setelah Daniel memeriksa dokumen tersebut, saat bersiap ingin memberikannya ke Melanie, Daniel melihat ekspresi malu-malu dan senyum bodoh gadis itu.

Daniel berdeham pelan. Melanie pun saat itu langsung tersadar. Melihat atasannya melihat dirinya yang seperti ini, wajah Melanie berubah sangat merah.

“Uhuk, Presdir, aa.. aku... pergi...”

Melanie buru-buru menerima dokumen yang ada di tangan Daniel. Dengan muka merah memutar tubuhnya pergi. Daniel menggeleng-gelengkan kepalanya, sekretarisnya saat ini adalah orang yang John tidak perbolehkan dirinya menerima orang tersebut.

Novel Terkait

Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu