Akibat Pernikahan Dini - Bab 118 Menggoda (2)

Percaya dirinya yang kuat membuat tatapan para penonton jatuh ke Isabella Yang. Isabella Yang saat ini seperti seekor merak yang angkuh.

Setelah Isabella Yang memakai baju tersebut, entah keanggunan seperti apa yang akan muncul. Suara musik mulai mengalun lembut. Sampai di fashion show babak kedua, sinar lampu yang remang perlahan-lahan menyinari atas panggung.

Isabella Yang keluar dengan pakaian tradisional suku Han yang elegan dan menawan yang melekat di tubuhnya. Cahaya lampu langsung berpusat pada seorang wanita terakhir yang berjalan pelan di atas panggung. Wanita itu terlihat seperti wanita yang keluar dari lukisan.

Kirana menatap Isabella Yang dengan tatapan terpesona. Walaupun Kirana sudah melihat penampilan wanita itu dengan baju yang dipakainya sekarang, tapi melihat Isabella Yang saat ini, ada daya tarik yang berbeda dengan sebelumnya.

Helbert mengerutkan alisnya. Pakaian yang dikenakan wanita itu, kenapa dirinya merasa familiar? Helbert memutar kepalanya menatap ke arah Kirana yang sedang tersenyum puas.

Pakaian ini didesain oleh Kirana! Mata hitam Helbert menyipit perlahan. Matanya memancarkan tatapan yang tidak mengerti, tidak tahu apa yang sedang pria itu pikirkan.

Isabella Yang merasa puas melihat tatapan para penonton berpusat pada dirinya. Ujung bibir Isabella Yang mengulas senyum tipis. Di bawah panggung, para eksekutif satu persatu membicarakan dirinya dengan suara pelan. Fashion show selesai dengan memuaskan.

Di bawah panggung terdengar suara tepuk tangan yang riuh. Di kumpulan banyak orang tersebut, para eksekutif satu persatu bertanya siapa yang mendesain pakaian yang dikenakan oleh Isabella Yang.

Isabella Yang hanya tersenyum tipis tanpa menjawab, lalu diam-diam menarik Kirana, “Kirana, bagaimana? Bukankah penampilan kakak mempesona ribuan pengunjung?”

“Itu sudah pasti. Begitu melihat kakak, mereka semua hampir mimisan.” jawab Kirana tertawa pelan sambil menganggukkan kepalanya. Kedua tangan Kirana menangkupkan pipinya menunjukkan bahwa Kirana menyukai penampilan Isabella Yang.

Isabella Yang tertawa pelan, “Cukup! Cukup! Ku beritahu ya, tadi asistenku bicara padaku. Banyak sekali para eksekutif yang bertanya siapa yang mendesain pakaian ini. Hal ini harus terus dieksplor! Bagaimana menurut pandanganmu?”

Kirana terbengong. Bagaimana dia memandangnya? “Aku sedang berdiri memandangnya.”

“Bisakah kamu peduli sedikit? Cepat, apakah kamu punya tujuan? Ini adalah transaksi yang besar!” tanya Isabella Yang sambil memojokkan Kirana.

Kirana menggelengkan kepalanya, “Aku tidak punya rencana apapun. Itu hanyalah hobiku semata.”

Isabella Yang membuang napasnya dengan perasaan agak menyesal, “Baiklah. Aku menghormati pilihanmu.”

“Emm.” Kirana menganggukkan kepalanya pelan. Kirana tidak terlalu tertarik dengan kesempatan bisnis ini. Jika nantinya dia membantu kakaknya, pasti dia bisa memahami permasalahan bisnis seperti ini.

“Apa yang kalian obrolkan? Sepertinya menyenangkan...” Jerry menghampiri mereka sambil tersenyum. Dengan nada suara mengejek Jerry, Isabella Yang menjawab, “Ck ck ck. Dimanapun ada dirimu. Apakah kami para wanita tidak boleh mengobrol?”

Jerry terbatuk pelan lalu menggeleng. Kirana tertawa pelan. Kedua kakak beradik ini benar-benar ceria dan saling terbuka satu sama lain.

“Ayo, aku akan mengantarmu pulang.” Ucap Jerry sambil melirik Kirana.

Kirana menggeleng sambil tersenyum tipis, “Tidak perlu. Aku bawa kendaraan. Kamu cukup mengantar Isabella.”

Isabella Yang hanya tertawa tanpa menginterupsi ucapan Jerry. Jerry terbengong sebentar. Karena Kirana tidak ingin di antar, Jerry pun tidak berucap lagi.

Setelah menunggu Kirana yang bersiap-siap pulang, wanita itu dipanggil oleh Marco, “Kirana cantik, tunggu!”

Kirana perlahan berhenti dan melihat Marco yang tersenyum sambil berjalan ke arahnya. Di sisi lain, pasangan Marco dengan tenang bersandar pada sisi mobil, hanya tersenyum melihat keduanya.

“Ada apa?”

Dengan tatapan curiga, Kirana menatap Marco yang tengah menghampirinya sambil tersenyum. Kirana mengernyitkan alisnya, “Bisakah kamu bicara agak jauh dariku?!”

“Tidak bisa! Apakah ini terlalu dekat? Nah kalau begitu bagaimana kalau....” Marco tersenyum tipis tanpa melepaskan Kirana. Marco semakin selangkah lebih dekat dengan Kirana. Marco melihat Kirana yang tidak henti-hentinya melangkah mundur dan tatapan dingin wanita itu. Kirana menatap dirinya dengan penuh rasa awas.

Marco tertawa. Dia ingin sekali menggoda wanita ini. Duh!

“Jadilah kekasihku. Bagaimana?” Marco menempel pada Kirana. Pria itu semakin berhasrat memiliki Kirana. Ada daya tarik magis di tubuh wanita itu, juga ada daya tarik yang menarik dirinya untuk tidak berhenti menyelidiki wanita itu!

Wanita ini berbeda dengan wanita lain. Membuat Marco semakin ingin mendapatkan hati wanita ini!

“Lelucon ini tidak lucu!” wajah Kirana menjadi dingin. Kirana tidak akan memperlakukan Marco yang selalu menggunakan bagian bawah tubuhnya untuk menilai suatu masalah dengan ekspresi wajah yang baik.

“Aku serius!” Kirana melihat perubahan ekspresi pada wajah Marco. Pria itu benar-benar merubah ekspresi wajahnya menjadi serius dan menatap Kirana dalam.

Kirana termenung, lalu muncul senyuman dingin di wajahnya, “Pria-pria arogan seperti kalian, bukankah tidak berpikir dulu sebelum bicara? Kalian tidak pernah mempertimbangkan suatu hal. Ketika kalian mengucapkan hal ini, sebenarnya ucapan ini telah kalian pikirkan baik-baik atau kalian hanya sekedar tertarik?!”

Mendengar ucapan Kirana, Marco termenung. Matanya menatap Kirana dalam-dalam. Dari dalam mata wanita itu, Marco bisa melihat ketidakpuasan dan ejekan wanita itu!

“Tapi, Kirana.. aku sangat sulit untuk mengatakan hal serius semacam ini!”

Mata gelap Marco memancarkan arti lain. Tapi sangat jelas, Kirana tidak memperdulikan pria itu.

“Kau rakus! Kau sudah punya tapi masih ingin memiliki yang lain. Apakah kamu yakin ucapanmu serius? Jangan buat aku marah. Aku masih ada urusan, sampai jumpa!” Kirana tidak memiliki waktu yang banyak untuk merespon ucapan Marco.

Kirana memutar tubuhnya dan langsung mengarah ke mobilnya. Marco melihat punggung Kirana yang sedikitpun tidak ada rasa ingin tinggal lebih lama, lalu punggung itu perlahan-lahan menghilang di depan matanya. Tatapan mata Marco terlihat aneh. Wanita ini, benar-benar berbeda. Tapi mengapa diriku semakin tertarik padamu? Aku harus bagaimana?

Di samping itu, di sebuah tempat yang remang. Annabella menatap raut wajah Helbert yang tidak terlihat jelas. Mereka sedang bersiap meninggalkan tempat acara, tapi setelah Helbert menatap Kirana, langkah kaki Helbert berhenti.

Walaupun Annabella tidak bisa melihat jelas bagaimana ekspresi wajah Helbert, tapi Annabella bisa merasakan, suasana hati pria di sampingnya memburuk.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu