Akibat Pernikahan Dini - Bab 220 Mendengar Suara Hati Yang Hancur (2)

Seperti sudah berlalu seabad lamanya, Helbert Han baru kembali tenang dan mengeluarkan ponselnya, ia memutar nomor, dan setelah telepon terhubung, suara Helbert Han yang sedikit serak perlahan terdengar.

"Periksa, kemana Kirana pergi ..."

"Baik, Tuan Helbert, tolong tunggu sebentar."

Sekitar beberapa menit kemudian, orang-orang di sana berkata dengan suara hormat, "Jawab Tuan Helbert, Nona Kirana pergi ke rumahnya sendiri dan sudah tiba."

Ketika dia mendengar bahwa Kirana aman, Helbert Han segera menutup telepon dan perasaannya kacau, Kirana pada akhirnya memilih meninggalkan dirinya ....

Tapi bukankah ini yang pantas kamu dapatkan, Helbert Han, bukankah ini yang seharusnya kamu dapatkan! Kamu layak mendapatkannya ... haha ​​....

Helbert Han mencibir dengan mengejek dirinya sendiri, tetapi ejekan itu dengan cepat berubah menjadi campur aduk. Kirana, seumur hidup ini, kamu jangan pernah berpikir untuk melarikan diri dariku.

Berpikir tentang apa yang terjadi di hotel tadi, mata Helbert Han tiba-tiba menjadi penuh kebencian. Dari awal dia bersama dengan Ivan Lim, mengapa bisa berubah menjadi bersama wanita itu, dan juga berada di hotel!

Terlebih lagi, mengapa Kirana bisa tiba-tiba muncul di hotel dan melihat dia dan wanita itu! Itu pasti adalah konspirasi! Haha, benar-benar berpikir dia memiliki temperamen yang baik untuk menerima ini semua!

Seluruh tubuh Helbert Han memancarkan aura yang jahat. Setelah perlahan berdiri, dia berjalan keluar dari bangsal. Orang-orang itu, pasti akan dia hancurkan satu per satu!!

Di villa keluarga Kirana, sudah larut malam. Setelah melihat Kirana yang lemah, Ibu dan ayah Xia merasa sakit hati, dan segera membawanya ke atas untuk beristirahat.

Daniel mengerutkan kening, dan melihatnya dengan penuh kecemasan, menatap Kirana yang terluka. Cedera pada kakinya jelas disebabkan oleh tidak memakai sepatu.

Sejak pulang Daniel terus mengawasinya, Kirana tertidur dengan letih dan tidak berkata apa-apa. Air mata ibu Xia mengalir lagi, menatap wajah pucat putrinya.

Hatinya bahkan sudah memutuskan untuk menyuruh Kirana dan Helbert Han bercerai!!!

Ketiganya tidak ingin mengganggunya, dan segera meninggalkan ruangan dengan perlahan, wajah Daniel menjadi suram seketika, "Ini pasti si bajingan Helbert Han! Aku akan pergi untuk meminta pertanggung jawabannya!"

Daniel berkata ingin pergi meminta pertanggung jawaban dari Helbert Han, ibu Xia dengan cepat menahannya, "Jangan bersikap gegabah! Setelah adikmu bangun dan tanyakan dulu dengan jelas padanya. Sekarang kamu pergi mencari Helbert, apa ada gunanya."

"Tetapi ..."

Daniel masih ingin mengatakan sesuatu, tapi ayah Xia mendengus ketus, "Jika benar-benar Helbert yang menyakitinya, aku tidak akan melepaskannya! Sekarang sudah larut malam, tunggu sampai besok untuk bertanya pada adikmu!"

Daniel mendengar ayahnya mengatakan hal yang sama, ia terpaksa harus mengalah, adik perempuannya, adik perempuan yang paling disayanginya, selalu disakiti oleh Helbert Han sampai menjadi sedemikian rupa!

Bagaimana dia bisa tetap tenang!

Kirana merasa dirinya telah datang ke suatu tempat yang gelap dan tidak bisa melihat apa pun di depannya! Dia ingin keluar, tetapi tiba-tiba terjatuh ke sumur tanpa dasar.

Dia yang takut pada air, segera tenggelam oleh air, dan perasaan tercekik yang kuat membuatnya merasa sangat takut.

Ketika ingin berteriak minta tolong, merasa tidak bisa mengatakan apa-apa, pikirnya dia akan mati seperti ini, tetapi tiba-tiba merasakan suara kecil terdengar di depan matanya.

"Ibu ..."

"Ibu ..."

Jantung Kirana terasa sakit, suara kecil itu membuat seluruh hatinya bergetar.

"Kamu ... siapa kamu?"

"Aku adalah anakmu, bu, tidak bisakah kamu mengenaliku? Tidak bisakah kamu mengenaliku?"

Suara kecil itu terdengar sedih, tetapi Kirana tidak bisa melihat apa-apa!

Kirana merasa cemas di dalam hatinya dan ingin menangkap cahaya di depan matanya, tetapi cahaya itu tiba-tiba menghilang, dan matanya kembali kepada kegelapan lagi!

"Bu ... bu ... selamatkan aku ... selamatkan aku ... aku tidak ingin meninggalkanmu ... bu!!!"

Tiba-tiba dia menjerit, Kirana ingin pergi menyelamatkannya, tetapi tubuhnya tidak bisa bergerak sama sekali, dan dia tiba-tiba merasakan kekuatan yang menariknya.

"Anakku! Selamatkan anakku!!!" dengan heboh, Kirana tiba-tiba membuka matanya, dahinya penuh keringat dingin, menatap langit-langit untuk waktu yang lama, ternyata ... itu adalah mimpi ....

Mendengarkan suara di kamar Kirana, ibu Xia dengan cepat membuka pintu dan masuk, "Kirana, ada apa denganmu?"

Kirana memandangi ibunya, dan tiba-tiba memeluk pinggang ibunya dan menangis, "Bu, anak itu, anak itu ... dia ingin aku menyelamatkannya ... dia ingin aku menyelamatkannya ... tapi, tapi aku tidak bisa menyelamatkannya ... bu ... bu ... "

Begitu mendengar suara tangisan Kirana, ibu Xia menepuk punggungnya dan ikut menangis bersamanya.

"Bu, salahkan aku, salahkan aku yang tidak mampu menyelamatkannya, salahkan aku ... aku tidak berguna, aku tidak berguna ..."

"Tidak, jangan salahkan dirimu. Kiranaku yang baik, Kiranaku, jangan salahkan dirimu. Akan ada, pasti kamu akan mempunyai anak lagi. Jangan menangis. Hati ibu hampir hancur oleh tangisanmu."

"Tidak, tidak akan ada lagi, aku tidak akan pernah punya anak lagi ... hiks hiks hiks hiks," terpikir akan ucapan dokter, Kirana menangis lebih sedih lagi.

Ibu Xia mengira bahwa Kirana berkata tidak akan punya anak dengan Helbert Han lagi. Dia menepuk punggung Kirana untuk menghiburnya dan saat hendak mengatakan sesuatu, Ayah Xia serta Daniel yang mendengar adanya suara berisik, segera bergegas menghampiri.

Melihat ibu dan anak perempuan saling berpelukan dan menangis bersama, ayah Xia dan Daniel saling memandang dengan ragu dan khawatir.

"Kalian ... apa yang terjadi?"

Ibu Xia segera menghapus air matanya, dan juga menghapus air mata Kirana, "Tidak apa-apa, Kirana merindukan anaknya yang belum lahir ..."

Setelah mendengarkan kata-kata ibu Xia, ruangan itu menjadi sunyi sesaat. Kemudian, ayah Xia mendesah pelan, berbalik dan berjalan keluar dari kamar.

Daniel menatap mata merah Kirana yang baru selesai menangis, dan dari matanya memancarkan perasaan tidak tega.

Bibir bergerak sedikit, ingin mengatakan sesuatu untuk menghibur Kirana, tetapi kata-kata yang sampai di bibir, akhirnya berubah menjadi helaan kesedihan.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu