Akibat Pernikahan Dini - Bab 28 Dicium Paksa (Bawah)

Bryan seperti anak kecil yang mendapatkan permen, dia tersenyum dan memegang bibirnya, bibir Kirana sangat “enak”.

Ada rasa wangi dan manis, membuat nya hampir tidak terkontrol, “Dasar pelit! Tidak akan hamil juga kalau dicium! atau aku biarkan kamu cium balik saja?”

Bryan mendekat dan tersenyum, Kirana terus melototnya, melihat Bryan yang kembali menjadi gaya preman itu, Kirana benar-benar tidak boleh mengasihaninya.

Apalagi sampai merasa geli, Kirana benar-benar gila, barulah dia melakukan hal bodoh itu!!

“Bryan!!!!” Kirana menendangnya, Bryan segera berlari menghindar, “Cep cep cep, wanita sialan, begitu kasar, awas nanti tidak ada yang menikahimu!!”

“Bukan urusanmu!!” Kirana membantah.

Tapi Bryan tersenyum dan berkata : “Nah, karena melihat bibirmu yang manis itu, aku take kamu saja.”

“Kamu masih bilang!” Kirana menendanganya lagi, tapi berhasil dihindar oleh Bryan, melihat Kirana yang marah, Bryan semakin senang.

Kirana melotot Bryan karena tidak bisa memukulnya, dia mengambil tasnya dan pergi, Bryan bergegas menariknya : “Duh, ya sudah, salahku, jangan pergi!”

Kirana hanya terus menatapi daerah yang dipegang Bryan, Bryan mengikuti pandangannya dan tersenyum lalu melepaskannya.

Kirana menatapinya : “Kamu kira aku begitu kurang kerjaan sepertimu? Kamu tidak melihat ini sudah jam berapa? Kakakku masih menungguku pulang, aku pergi dulu!”

“Duh……pagi benar, kamu disini sebentar lagi, apakah boleh? Sebentar saja……” melihat permohonan Bryan yang bagaikan anak kecil, Kirana terdiam.

“Bryan, ini sudah waktunya aku pulang, kamu masih menyuruhku tinggal? Kamu sudah mabuk? Aku tidak ada waktu!”

Melihat Kirana yang seperti ini, Bryan menjawab : “Baiklah kalau begitu, aku antar kamu!”

“Tidak perlu, aku punya mobil! Lalu, kamu minum terlalu banyak, ingat untuk memanggil temanmu atau keluargamu untuk menyetir untukmu, jangan menyetir sendiri! Aku pulang dulu!”

Seusai berkata, Kirana langsung memutar badannya dan pergi meninggalkannya, Bryan terus melotot sosok itu, dasar wanita sialan!

Tapi, perkataan terakhirnya itu, apakah itu perhatian kepadaku? Hehe……

Bryan seperti orang gila yang berbicara sendiri dan bahagia sendiri……

Dalam perjalanan pulang, dia merasa tidak berdaya akan latar belakang Bryan dan juga speechless melihat sifat Bryan yang seperti itu.

Dia menyetir pulang lalu melihat ada sebuah mobil mewah berwarna hitam sedang berhenti diluar halaman rumahnya, dan sebuah sosok bayangan sedang bersandaran di samping mobil.

Kirana mengerutkan keningnya, siapakah orang ini? Mengapa berada didepan rumahku?

Kirana menghentikan mobilnya dengan pelan, lalu meng klakson, tapi dia hanya melihat sosok itu menolehnya saja, tapi posisinya tidak berubah.

Kirana marah, orang ini……

Dia turun dari mobil dan berjalan kearah sosok itu, setelah dekat, langkah Kirana terhenti, dia melihat Helbert yang sedang berada di kegelapan dengan satu tangannya dimasukkan kedalam kantung celana.

Tangannya masih menjepit sebuah rokok yang menyala, melihat Kirana datang, Helbert lalu keluar dari kegelapan, dan mematikan rokoknya, dan mendekati Kirana dengan muka datar.

Melihatnya mendekat, Kirana merasakan aura tidak bagus, tatapannya bagaikan serigala yang terus menatapi mangsa, Kirana mulai mundur.

Hingga sampai tidak ada jalan lagi, badannya menempel didinding, Helbert menaruh satu tangannya di dinding, dan mendekatkan kepalanya, matanya terus saja menatapinya.

Dia seperti ingin melihat Kirana dengan jelas, Kirana melihatnya dengan bengong, sejak saat itu dia tidak pernah melihatnya lagi bukankah dia sudah mempunyai pacar baru? Mengapa dia tidak menemaninya dan datang kemari?

Sekarang adalah jam pulang kerja! “Kamu……”

Kirana belum selesai berkata, Helbert tiba-tiba mendekatkan kepalanya, Kirana buru-buru menghindar, dibadan Helbert terdapat bau rokok dan wangi macha yang kental hingga sedikit kurang enak dicium, Kirana mengerutkan keningnya.

Helbert juga melihat dia mengerutkan keningnya.

“Kamu……”

“Kamu……”

Perkataan yang dilontarkan mereka berdua secara bersamaan, sungguh kompak, mereka berdua sama-sama tercengang, lalu Kirana memutarkan kepalanya, dan tidak melihat mata Helbert.

“Apa maksudmu?” perkataan Kirana membuat Helbert terhenti, dia juga tidak mengerti apa maksud dirinya, dia hanya merasa marah, dan berkeliling, tapi tanpa sadar sampai di halaman rumah Kirana.

“Kamu minum beer…..” Helbert menjawab tapi tidak sesuai apa yang ditanyakan, matanya seakan-akan terlihat marah.

Scene itu muncul lagi di benaknya, Helbert mengulurkan tangannya dan menarik rahang bawah Kirana, memaksanya melihat diirnya, dengan sedikit sombong dan memaksa.

Kirana menolak, dia memukul tangan Helbert : “Rumahmu ada di pantai?”

Helbert tidak mengerti : “Apa maksudnya?”

“kepo!!” Kirana menatapinya dengan pandangan meledek.

Helbert menyipitkan matanya : “Sebagai budak hutangku, aku tidak boleh mengurusnya?”

“Jangan terus mengingatkan bahwa aku adalah budak hutangmu! Itu hanyalah kata hutang, kamu tidak boleh mengurus kehidupanku!”

“Tidak boleh? Haha……” Helbert tersenyum mukanya yang ganteng itu membuat orang tidak bisa menebak apa yang dia pikirkan.

“Karena kamu mengungkit kehidupan, baik, aku lupa kalau barang-barang yang ada di villaku diurus olehmu! Besok, kamu tidak perlu pergi kerja, kamu bersihkan dulu!”

Helbert seakan-akan hewan yang dibuat marah, dia terlihat marah dan terus menatapi Kirana.

Kirana mengepalkan tangannya, matanya menatap Helbert, dalam pandangannya terlihat keras kepala dan rasa tidak takut.

“Dasar tidak tahu malu!” Setelah kirana berkata seperti ini, Helbert malah tersenyum.

“Tidak tahu malu? Ini sudah termasuk tidak tahu malu? Duh…… aku harus membuat sesuatu yang lebih tidak tahu malu lagi barulah bisa sesuai dengan pandanganmu terhadapku!”

“Kamu……em……” Kirana awalnya ingin membantah, tapi dia tidak tahu pria tidak tahu malu ini langsung menciumnya paksa!!

Berbeda dengan ciuman sebelumnya, ciuman kali ini di tambah dengan kekasaran, seakan-akan ingin menelan Kirana hingga membuat Kirana sedikit kehabisan nafas.

Bibirnya membengkak, Helbert menggunakan tangannya untuk menahan kepala Kirana dan memeluk pinggangnya, dan membuat mereka berdua menempel bersama.

Kirana dipaksa untuk menempel di badan Helbert, kedua tanganya di tahan didepan dada Helbert, dia berusaha untuk melepaskan tanganya tapi tidak berhasil, malah dia di paksa lebih keras lagi.

Lidah Helbert dengan cepat mendobrak bibir Kirana, dan menghisap aroma dan hawa miliknya, lidah Helbert juga memutari lidah Kirana, membuatnya tidak bisa mundur.

Hidungnya mencium bau rokok dan wangi macha itu lagi, membuat Kirana mengerutkan keningnya karena tidak terbiasa.

Bibirnya dan mulutya sedikit mati rasa, Kirana terus melotot lelaki dihadapannya ini, badan Helbert terasa panas, dia sedikit terangsang.

Ciumannya semakin panas, wanita ini selalu bisa membuatnya kehilangan akal sehat!

Bau darah menyebar didalam mulut mereka, Kirana mengigit lidah Helbert untuk membuatnya mundur, tapi Helbert tidak bermaksud berhenti.

Lidahnya yang berbau lidah masih terus saja mengelilingi lidah Kirana, “Hmmm………”

“Le…pas…kan…hmm……” melihat aksinya tidak berhasil, Kirana berusaha untuk mengatakan kata-kata ini.

Tapi perkataannya itu tersumbat oleh ciuman Helbert yang sedikit seperti menghukum, Kirana merasa seluruh badannya merasa sedikit mati rasa.

Hawa sombong dari Helbert itu berada disekitar Kirana, membuat Kirana hampir lupa dimana dirinya berada, didalam pikirannya kacau, disaat Kirana sudah tidak kuat lagi.

Barulah Helbert melepaskannya, Kirana langsung bernafas dengan nafas terengah-engah, mukanya yang memerah itu tidak tahu apakah marah atau karena kekurangan oksigen.

Helbert melihatnya dan sedikit senang, tapi langsung di nyamarkannya lagi, dan menatapi Kirana tanpa berekspresi, sejenak, Kirana menempelkan badannya didinding.

Matanya terus melotot Helbert, rasa ironis yang kuat muncul di muka Kirana, dia menghapus bibirnya dengan kasar, dalam hatinya merasa jijik.

Pria yang tidak tahu malu! Binatang darah dingin yang berpikir menggunakan bagian bawah tubuh.

Helbert melihat ekspresi Kirana dan menyipitkan matanya, Kirana mencibir.

“Menjijikan, aku jijik! Entah sudah menyentuh berapa banyak wanita! Kuberitahu kamu Helbert, kamu si binatang berdarah dingin yang berpikir menggunakan bagian bawah tubuh sungguh membuatku jijik!”

Kirana tidak peduli lagi dengan ekspresi Helbert, dan membalikkan badannya meninggalkan Helbert, Helbert menyipitkan matanya, sekujur tubuhnya menyebarkan aura tidak enak.

Kedua tangannya diam-diam dikepal, lalu dilepaskannya lagi, dia menatapi sosok Kirana, perkataannya sebelum pergi berulang terulang dibenak Helbert.

Udara seakan-akan membeku, hawa dingin menyebar dari tubuh Helbert, dia hanya berdiri ditempat semula saja.

Aku, begitu membuatmu benci? Benci hingga jijik melihatku? Helbert mencibir, dia seolah-olah menyindir dirinya sendiri.

Dia memutarkan badannya tanpa ragu-ragu, dan menginjak gas dan pergi dengan cepat……

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu