Akibat Pernikahan Dini - Bab 98 Perkenalan Satu Sama Lain (1)

Melihat Ivan selalu termenung, Aldo Lim dengan nada keras memanggil orang disampingnya yang sedari tadi tidak memperhatikan keadaan.

Perlahan-lahan kesadaran Ivan kembali. Wajahnya sangat tidak sabaran. Kedua mata hitamnya menatap ke ayahnya. Awalnya dia tidak ingin datang ke pesta jelek ini, tetapi tidak disangka ayahnya masih berani menggunakan pelatihan kasar padanya atau membuatnya datang dengan baik-baik ke pesta ini.

Ivan selalu mengatakan bahwa ayahnya sangat kolot! Selalu menjadikannya target pelatihan kerasnya!

Pertama kali yang menginginkan dirinya bergabung dengan tentara adalah ayahnya. Sekarang, karena perihal tentara dan juga Ivan tidak mengatakan perihal ini kepada kekasihnya, sekarang ayahnya malah ingin dirinya cepat-cepat kembali!

Ivan ingin sengaja melakukan hal yang bertentangan dengan ayahnya. Siapa yang menyuruhnya untuk bergabung dengan tentara? Sekarang sudah tidak memiliki menantu perempuan dan menyuruhnya buru-buru untuk mencari kekasih!

Tapi Ivan sengaja membuat ayahnya tidak puas! Ayahnya ingin mencarikan seorang kekasih! Tapi Ivan tidak mau!

Ivan menatap ayahnya sekilas dengan tidak sabaran dan melihat ayahnya melotot tidak puas padanya. Sesaat Ivan diam. Aldo Lim merasa tidak enak memaki anaknya di depan orang-orang, terpaksa hanya dengan suara dingin berkata: "Pikiranmu kemana? Aku memanggilmu lama sekali dan kamu tidak sadar!"

Ivan mengernyitkan alisnya dengan ekspresi tidak sabar, tidak mengindahkan ayahnya. Aldo Lim melotot pada Ivan lalu meminta maaf sambil tersenyum ke direktur Victor Chen, "Maaf, putraku memang agak bandel."

"Ah tidak apa-apa." Direktur Victor Chen buru-buru menggoyangkan tangannya sambil tersenyum tipis.

"Panggil dia paman Victor! Ini adalah anak perempuan paman Victor, Jennie Chen."

Aldo Lim menatap ke arah Ivan, menatapnya dengan tatapan peringatan. Bibir Ivan tersenyum sedikit. Ivan menatap direktur Victor Chen lalu menatap orang yang berada di samping Victor Chen, Jennie Chen. Kedua mata hitam itu tampak biasa.

Dengan wajah tanpa ekspresi Ivan berkata: "Paman Victor dan Jennie."

"Ah baiklah-baiklah. Benar-benar pria yang susah berekpresi ya! Aku dengar, Ivan adalah wakil jendral ya? Umurnya masih muda tapi sudah bisa mencapai prestasi itu. Benar-benar bagus!" Direktur Victor Chen tidak kuasa memuji tetapi Ivan masih tidak berekspresi.

Aldo Lim tersenyum dengan rendah hati,

"Itu hanyalah kemampuan kecil, yang didepan umum masih belum terlihat. Sudah tampan, pintar dalam segala hal pula!"

"Tidak tidak. Itu hanyalah pamer hal kecil saja..."

Tetapi Jennie Chen yang berada di samping menatap Ivan dengan hati-hati. Walaupun wajah Ivan dipenuhi ketidaksabaran dan ekspresi tidak menyenangkan, tetapi Jennie Chen merasa ketegasan dan kekerasan pria itu tiba-tiba masuk ke dalam hatinya.

Wajah tampannya terlihat keras dan suram, tetapi tidak mempengaruhi wajahnya yang tampan, malah wajahnya membawa daya tarik yang menggoda membuat Jennie Chen tidak bisa melepaskan pandangannya....

Ivan semakin tidak sabar. Melihat orang-orang sukses itu kembali saling melemparkan pujian, benar-benar membosankan!

Ivan dengan sembarang memperhatikan dekorasi pesta itu. Tiba-tiba Ivan melihat sesosok bayangan cantik di sudut lantai dansa ketika bayangan itu sedang meminum wine sendirian. Mata gelap Ivan menyipit sedikit.

Wanita tidak punya hati itu! Tidak disangka juga datang! Sudut bibir Ivan pelan-pelan naik ke atas, memunculkan senyuman liciknya. Pesta dansa ini, juga tidak terlalu membosankan...

Tetapi Ivan tidak tahu. Senyum liciknya menyebabkan hati seorang gadis terampas dan membuat gadis itu benar-benar jatuh hati. Itu adalah hati dari seorang Jennie Chen yang selalu memandangi Ivan....

Ayah Jennie dan Ayah Ivan terus mengobrol, tetapi sudut mata ayah Jennie masih memperhatikan anak gadisnya. Melihat ekspresi mata anak gadisnya, ayah Jennie tahu, putrinya menyukai pria di depannya. Saat itu perasaan ayah Jennie luar biasa senang.

Jika dirinya menjadi bagian keluarga pimpinan Aldo, pastinya akan menakjubkan!

"Ivan, pesta dansa akan dimulai. Kamu dengan Jennie berdansa lah." Dengan arti lain ayah Ivan memberi isyarat pada Ivan.

Victor menganggukkan kepalanya dengan sangat gembira lalu menghampiri anak gadisnya yang malu-malu.

Tapi yang terlihat adalah Ivan tidak mengiyakan ayahnya, "Aku sudah ada pasangan berdansa! Di sana! Aku akan membawanya ke sini untuk memperlihatkan padamu."

Selesai bicara, Ivan sama sekali tidak memperdulikan raut wajah ketiga orang itu dan malah berjalan ke arah Yesi.

"Kau... Ivan!!!" Raut wajah ayah Ivan redup menatap bayangan punggung anaknya. Sangat kesal. Aldo Lim melirik wajah direktur Victor Chen yang tidak enak dan ekspresi kecewa Jennie Chen.

Dengan nada menyesal Aldo Lim berkata: "Sungguh maafkan aku. Anak pemberontak itu! Sehari-hari terlalu dimanja, benar-benar tidak tahu mana yang baik dan buruk! Nak Jennie, jangan terlalu dipikirkan."

"Tidak apa-apa. Kak Ivan, mungkin dia tidak menyukaiku." Dengan suara sedih dan kecewa Jennie Chen menjawab.

Ayah Jennie menghela napas. Kepala pimpinan Aldo.... dirinya tidak bisa menekan, juga tidak bisa marah. Tapi siapapun juga pasti bisa melihatnya, Ivan tidak tertarik pada anak gadisnya!

Aldo Lim semakin canggung. Hatinya ingin segera kembali ke rumah dan membereskan anak tengiknya itu!

Yesi meminum wine nya dengan perasaan tidak senang. Ketika dia sedang mengangkat gelasnya ingin minum lagi, gelas di tangannya dihentikan oleh seseorang.

"Ck ck ck. Kau ditelantarkan oleh siapa? Sepertinya ingin minum sampai mabuk?"

Suara tawa jahat yang familiar terdengar. Yesi mendongakkan kepalanya dan melihat Ivan dengan senyum liciknya tertawa ke arahnya lalu gelas wine nya diletakkan oleh Ivan di atas meja.

Yesi melihat pria itu tanpa ekspresi lalu ingin kembali mengambil gelas wine di atas meja. Saat itu Ivan juga dengan cepat ingin mengambil. Tangan kedua orang itu pas sekali saling berpegangan.

Yesi terpaku. Menatap Ivan yang sama-sama terdiam.

Ivan tersenyum mengejek tapi tidak melepaskan pegangan itu malah dengan lembut mengelus punggung tangan Yesi. Berdecak kagum sambil berkata: "Bagaimana kamu merawatnya? Sangat lembut dan kenyal."

"Adik perempuanmu tuh kenyal!" Yesi mengambil tangannya. Melotot tajam ke arah Ivan yang tersenyum licik.

"Maaf membuatmu kecewa, aku tidak punya adik perempuan." Ivan tersenyum tidak peduli. Yesi mengatupkan bibirnya, memutuskan tidak ingin mengindahkan bajingan di depannya! Yesi memutar tubuhnya ingin melangkah pergi.

Tapi dihalangi oleh Ivan, "Duh, wanita ini! Benar-benar tidak punya hati! Lagipula aku ini penyelamatmu! Dan kamu masih bersikap seperti ini?"

Novel Terkait

Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu