Akibat Pernikahan Dini - Bab 97 Apakah Saya Dijodohkan? (1)

Fanni merasa putrinya akhir-akhir ini menjadi pintar dan patuh. Setiap kali dia masuk ke dalam kamar putrinya, Herlina selalu sedang membaca buku. Saat itu Fanni merasa, cara kerasnya manjur dalam mendidik anaknya.

Siapa yang tahu, bahwa setiap malam Samuel selalu memanjat tembok dan masuk ke dalam untuk bertemu dengan Herlina. Hal itu juga tidak diketahui oleh siapapun.

Hari ini, karena akan mendiskusikan pernikahan Helbert dan Kirana, aktivitas mereka berhenti. Melihat putrinya juga pintar dan patuh, yang terpenting itu adalah darah dagingnya sendiri. Mana mungkin dirinya tidak menyayanginya?

Fanni takut dirinya yang mengurung Herlina di dalam kamar, gadis itu malah menjadi memburuk. Melihat gadis itu cenderung berubah dengan memperbaiki kesalahannya, Fanni pun 'melepaskan' Herlina.

Herlina tidak merasakan apapun, tetapi masih berpura-pura senang dan gembira karena 'dilepaskan'.

"Herlina, anak bungsu tante Lina keren lho. Luangkan waktumu untuk bertemu dengannya, ya?"

Tangan Herlina yang bersiap akan makan berhenti sejenak. Mendongakkan kepalanya sedikit menatap ibunya.

"Aku tidak punya waktu, lagipula aku tidak tertarik padanya."

Selesai menjawab, Herlina langsung memakan makanannya. Tatapan ibunya seperti ingin memakan orang.

"Kamu tidak ada waktu? Oh. Dengan si bodoh itu kau ada waktu ya? Tidak tertarik? Bagaimana bisa? Kau saja bisa tertarik dengan si bodoh itu!"

"Bu! Jangan mengatakannya bodoh! Aku sudah berapa kali bilang padamu, dia bukan bodoh!"

"Apa? Kamu masih berani keras kepala denganku?!"

"Prak!!"

Sumpit di tangan Fanni tiba-tiba dibanting kasar di atas meja. Wajahnya redup melotot ke arah Herlina. Nenek Yang dan ayah Herlina saling melihat satu sama lain dan masih memakan makanan milik mereka. Ini  urusan ibu dan anak yang mereka bicarakan berulang-ulang kali.

"Bu, bisakah kamu tidak memaksa seperti ini?! Masyarakat saat ini bukan hanya memperhatikan orang yang kaya dan memiliki posisi! Sekarang itu adalah generasi yang bebas dan terbuka..."

"Bebas? Kamu bicara kebebasan padaku? Keluarga mana yang memiliki uang sedikit dan posisi yang rendah dan tidak memperhatikan status ekonomi dan posisinya di masyarakat? Aku beritahu ya! Sore ini, aku sudah membuatkan janji untukmu. Kamu harus pergi walaupun kamu tidak mau! Jika tidak, jangan salahkan aku jika aku akan mengirimmu ke Amerika lebih awal dan tidak membiarkan kamu berhubungan dengan si bodoh!"

"Bu!!!"

Herlina menatap ibunya dengan tatapan penuh amarah. Hatinya selalu tidak puas karena ibunya selalu melakukan sesuatu tanpa memberitahunya. Menggantikannya mengatur segala tentang akhir hidupnya.

Kedua orang itu sama-sama keras. Herlina memutar matanya kesal. Hatinya tidak punya pilihan dan juga hatinya merasa kusut. Masalah ini sudah sampai sini, sekarang bukan waktunya dia keras kepala pada ibunya. Mengenai anak yang dibilang kaya itu, Herlina memiliki sebuah jalan keluar.

Herlina berpura-pura setuju. Dengan wajah yang sangat tidak enak berkata pelan pada ibunya, "Baiklah! Aku bisa terlebih dahulu bertemu dengan orang yang kamu siapkan. Tapi aku peringatkan lebih awal, entah bagaimana hasilnya, kamu tidak bisa melakukan hal ini lagi padaku!"

Melihat Herlina setuju, wajah Fanni menjadi santai. Tidak begitu memperhatikan dan langsung mengangguk, "Oke."

Diam-diam Herlina berpikir. Dia hanya harus mengerahkan seluruh tenaganya untuk pergi ke sana dan menghancurkan segalanya!

Ketika Herlina sampai di sebuah rumah bergaya santai lalu dibawa oleh seorang pelayan ke dalam sebuah ruangan. Seorang yang terluhat seperti orang kaya sedang duduk dengan menaikkan salah satu kakinya sambil menyeruput kopi. Wajahnya terlihat tidak sabaran.

Setelah melihat Herlina sampai. Wajah pria itu menatap Herlina dengan tidak senang lalu berkata, "Kamu telat 5 menit 20 detik!"

Herlina tanpa ekspresi menilai pria itu lalu mengangkat alisnya ke atas dan tidak bicara apapun.

Tetapi di dalam hatinya meremehkan pria itu. Pria perhitungan. Permainan ini akan semakin seru!

"Penampilan luar lumayan. Tapi tidak tahu bagaimana dalamnya, kan?"

Melihat Herlina tidak berucap apapun. Pria itu memutar cincin di jari tengahnya yang berkilau cahaya putih. Tatapan Herlina jatuh pada cincin yang diputar pria itu. Hatinya semakin meremehkan pria itu. Apakah dia sedang pamer? Hal bagus apa yang dia pamerkan?

"Baiklah aku akan bicara. Bukan seperti binatang yang di kebun binatang. Aku hanya membiarkanmu mengagumi dan menilainya!" Herlina menatap tidak suka.

"Baiklah. Apakah kamu bisa memperkenalkan diri? Setidaknya penerusku nanti bisa mendapatkan ibu yang merawatnya dengan baik."

Herlina semakin tersenyum mengejek. Setidaknya harus kedua belah pihak yang membicarakannya. Pertama dia mempertimbangkan hal tentang keturunan. Benar-benar pria gila yang akan keagungan!

"Perkenalan diri? Boleh. Namaku Herlina. Suka pergi ke klub malam dan berkumpul bersama pria-pria, suka merokok dan minum alkohol. Semuanya oke. Kehidupan pribadiku agak kacau tetapi tentang kepribadianku, lumayan."

Baru Herlina selesai bicara. Pria di hadapannya langsung meredup. Ujung bibir Herlina semakin mengejek. Sudah tidak bisa tahan akan hal ini?

Hal selanjutnya, pasti kamu akan lebih terkejut!

"Ehem, aku orang yang agak jujur. Bahkan jika kita harus berpacaran, aku rasa, aku harus memberitahumu hal-hal yang dulu. Kamu harus siap juga lebih baik membuatmu merasa, saat berpacaran tidak ada penipuan di dalamnya."

"Apa yang mau kamu katakan?!"

Herlina melihat wajah pria itu semakin redup. Hati Herlina semakin puas. Herlina berpura-pura memasang wajah sedih lalu dengan menyedihkan berkata: "Dulu, aku sangat mencintai seseorang tetapi dia menelantarkanku. Aku... tapi aku masih mengandung anaknya... yang menyedihkannya adalah anak di dalam kandunganku gugur. Dokter bilang, selamanya... selamanya... hiks hiks hiks.... aku tidak bisa mengandung lagi...."

"Apa?!!"

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu