Akibat Pernikahan Dini - Bab 23 Kenangan
Ayah Kirana memelototi istrinya, "Istri sepertimu tahu apa! Dan juga kamu ingin seorang pria mencuci piring? Bukankah itu harusnya tugas dari seorang istri?"
"Ck ck, siapa yang mengatur bahwa pekerjaan rumah harus istri yang melakukannya? Bukankah kamu tidak sibuk? Aku ini sedang membantumu!" Ibu Kirana mengangkat alisnya, balik menyerang ucapan suaminya.
Kirana menggeleng pasrah, tidak berencana untuk lanjut melihat debat mereka. Kirana berdiri berencana pergi ke lantai atas, tapi tiba-tiba tubuhnya kaku, matanya mengarah ke atas, mencari keberadaan pembantu di rumahnya, "Ibu masak sendiri di dapur? Kemana bibi Yani?"
Ibu kirana memutar kepalanya, memandang Kirana lalu menjawab: "Oh bibi Yani? Anak tirinya melahirkan, dia harus kembali ke rumah untuk menjaga anaknya. Dia izin pulang."
Kirana menaikkan alisnya. Cepatnya, pikir Kirana. Setelah itu Kirana mengangguk mengerti, lalu membalikkan badannya pergi naik ke lantai atas.
Malam semakin larut, langit dipenuhi oleh bintang-bintang. Kirana baru saja selesai mandi, keluar dari kamar mandi sambil menggosok-gosok kepalanya. Di kamarnya yang sunyi terdengar dering yang merdu.
Tangan Kirana yang sedang menggosok kepala langsung berhenti, lalu berjalan ke arah sisi meja mengambil ponselnya. Di layar ponselnya terpampang nomor yang tidak dikenalnya.
Kirana sempat ragu mengangkatnya, tetapi dering dari ponselnya seperti mendesaknya. Sudah berhenti berdering, kembali berdering lagi. Kirana terdiam, jarinya perlahan menggeser layar ponsel, memutuskan menerima panggilan telepon.
"Halo, ini siapa..."
"Besok pagi jam 9 ada rapat. Saat itu kamu akan memberikan presentasi tentang bahan dasar dari sebuah desain pakaian!"
Di telepon itu, suara dingin dan tidak ada kehangatan Helbert membuat Kirana termangu. Setelah mendengar jelas isi ucapannya, Kirana semakin bengong. Setelah kesadarannya kembali, alis Kirana berkerut lalu berkata: "Helbert, aku hanyalah sekretarismu! Bukan karyawan di bagian desain! Dan bahkan setan pun tak tahu bahan dasar desain pakaian perusahaanmu itu seperti apa!"
"Kamu tahu!" Itu bukan pertanyaan tapi pernyataan! Kirana membesarkan matanya tak percaya. Sialan, dari mana pria ini punya kepercayaan tinggi terhadap dirinya?
Tanpa menunggu bantahan Kirana, Helbert kembali berkata dengan dingin: "Semasa kamu SMP kamu pernah berpartisipasi dalam fashion show skala kecil, kan? Baju yang didesain olehmu pernah menjadi juara pertama. Apa kamu tidak paham?"
Kirana tiba-tiba menyipitkan matanya curiga. Hatinya dipenuhi amarah. Sial, pria ini tidak diduga cukup tahu dengan rinci. Pasti pria ini menyelidikinya!
Tiba-tiba Kirana memiliki perasaan seperti bajunya sedang dilepaskan lalu tubuhnya diberikan ke semua orang dan orang-orang dengan bebas melecehkannya!
"Helbert, ternyata kamu menyelidikiku!"
Helbert tertawa dingin, lalu berkata: "Ini bukan termasuk menyelidiki, aku hanya mengetahui kondisimu yang sebelumnya. Bukankah aku lebih mengerti bakatmu? Kembangkan baik-baik potensimu, jangan membuang-buang sumber daya. Gantikan perusahaanku dengan sebaik mungkin dan kegunaan dirimu bisa diwujudkan, bukan?"
Apanya yang gunakan sebaik-baiknya? Helbert! Dasar pria tidak tahu malu dan brengsek!
Wajah Kirana meredup, "Wah aku harus berterima kasih banyak pada 'pujian' direktur Helbert! Akhirnya bisa membiarkan bakatku terlihat!" Ucap Kirana. Pada suaranya terdapat rasa yang teramat kesal pada Helbert.
Kirana menekan suaranya pada kata 'pujian', ucapan Kirana yang penuh sindiran membuat senyum Helbert mengembang. Entah kenapa, tahu bahwa wanita ini kesal, selalu membuat Helbert senang!
Jika Kirana tahu, Kirana pasti akan memakinya!
"Intinya, sekarang kamu harus memahami dengan baik kondisi perkembangan perusahaanku dan juga skema rencananya! Bahan dasar pakaian dari departemen desain akan ku berikan padamu. Besok saat rapat, aku harap kamu memberikanku jawaban yang memuaskan!"
"Kau!" Belum selesai Kirana membantah, tiba-tiba telepon dimatikan oleh Helbert. Tidak ada kecerobohan, sangat cocok dengan sifat pria itu yang bekerja dengan cepat dan lugas!
Kirana menatap tajam layar ponselnya yang gelap, hatinya tiba-tiba menjadi frustasi. Benar bahwa dirinya memang suka mendesain pakaian, tetapi itu jaman dia masih SMP! Sekarang pria itu menyuruhnya mengerjakan tentan bahan dasar untuk desain pakaian! Ini benar-benar di luar kemampuannya!
Helbert! Aku sumpahi dirimu lajang selamanya!!!!
Nasib Kirana naik dan turun. Saat dengan Bryan dia tidak mendapatkan keuntungan apa-apa, tapi saat dengan Helbert hanya kekesalan yang dia dapatkan! Sial, apakah di kehidupan sebelumnya dirinya melakukan hal kriminal? Kenapa di kehidupannya sekarang selalu mendapatkan penindasan?
Kirana menarik napas lalu menghembuskan napasnya dengan berat. Tetapi begitu mengingat dirinya telah setuju dan menandatangani perjanjian untuk menjadi budak Helbert, Kirana seperti ingin menggali liang kuburnya sendiri!
Begitu masuk, lubang itu sangat dalam bagai dasar lautan!
Ah, ini pemahaman yang menyakitkan!!!
Kirana duduk dengan menyedihkan di depan komputer. Jemari tangannya yang putih mengetik dengan cepat di atas keyboard, sibuk mencari bahan dasar untuk desain pakaian dan mencari data lengkap tentang perusahaan Helbert.
Tetapi ketika membuka halaman website, langsung terlihat sebuah foto yang familiar dan perkenalan detil dari sebuah perusahaan. Postur tubuh Helbert yang tinggi dan wajah dinginnya memenuhi tempat yang sangat besar di dalam website tersebut.
Setelah memelototi foto Helbert, Kirana langsung membuang muka untuk tidak menatap foto itu lagi. Ketika Kirana sedang menggeser kursor ke arah bawah, dahinya berkerut, matanya yang sedang bosan membaca website tersebut langsung terkejut.
Helbert, pria itu... tulisan di atas, apakah dia sebegitu menakjubkannya? Dalam waktu sebulan perusahaan pria itu meroket, lalu dalam waktu 6 bulan masuk ke dalam daftar 100 perusahaan terkuat di dalam negeri! Dalam waktu 1 tahun menempati 30% pasar luar negeri!
Ck ck ck. Kedua mata Kirana dipenuhi rasa curiga. Kirana kembali menggeser kursor ke bawah. Helbert yang masih berada di usia muda telah menjadi presiden direktur yang membanggakan. Pria itu menngerjakan hal dengan cepat dan tepat. Latar belakang pendidikan karyawan di bawah tanggungannya semua bergelar magister dan doktor!!!
Tidak mengagetkan! Perusahaannya memiliki sumber daya manusia yang sangat kuat! Grup perusahaan ini tidak akan bisa mengalami kemunduran. Dan yang semakin anehnya lagi adalah cara Helbert mengurus grup perusahaannya ini!
Pengelolaan perusahaan di bawah kendalinya peraturannya lebih tepat, berbeda dari yang lain bahkan bisa meningkatkan rasa semangat karyawan! Bisa mendapatkan orang-orang yang berbakat! Demi menjadikannya sebagai kegunaannya, Helbert menggunakan caranya sendiri untuk menggali potensi orang-orang berbakat yang tidak terlihat.
Tetapi Helbert juga bisa dengan baik mengambil hati para karyawan dengan memberikan bonus dan gaji yang tinggi.
Melihat hal ini, hati Kirana mau tidak mau melihat Helbert dengan rasa hormat. Orang ini, jika dibuang temperamen buruknya, sisi kemampuannya akan semakin kuat.
“Perusahaan Metro Cipta, nama ini...” Kirana berbisik pada dirinya. Apa tujuan Helbert saat membuat nama ini....
Tetapi Kirana berpikir sebentar, hal ini apa urusannya dengan dirinya? Kirana menepuk wajahnya pelan, lalu menutup halaman website tersebut kembali mencari informasi tentang bahan dasar pakaian yang trendi tahun ini.
Ketika Kirana dengan seriusnya berselancar di internet, di sisi lain Helbert sedang memegang foto lama yang sudah agak kekuningan. Wajahnya mengeluarkan ekspresi aneh dan rumit.
Terlihat tatapan dingin pada matanya. Dalam waktu yang pendek Helbert masuk ke dalam pikiran yang dalam, lalu kembali menatap foto tersebut.
Ternyata foto itu adalah foto Kirana semasa muda. Kirana telihat tersenyum bahagia sambil memegang piala di tengah, di sampingnya ada model-model cilik yang tengah memakai pakaian berbagai macam warna.
Sekumpulan orang tersenyum dengan sangat gembira. Sebuah ekspresi senyum yang polos dan cerah membuat hati Helbert berdebar. Helbert juga mencari dari orang ke orang untuk mendapatkan foto ini. Pria itu menyimpannya dalam waktu yang lama. Ketika melihat foto itu lagi, tiba-tiba ada perasaan yang familiar, ada kesengajaan dengan asal mula topik yang Kirana bicarakan. Ketika Helbert tahu, bahwa orang yang ada di foto itu adalah Kirana, hatinya muncul perasaan aneh yang tidak bisa diungkapkan. Kenapa diucapkan dengan begitu jelas? Sebenarnya Helbert tidak menyuruh orang untuk menyelidiki wanita itu, hanya saja di tahun yang sama, Helbert juga berada di sana!
Hanya saja posisinya berbeda. Helbert menemani ayahnya sebagai pihak sponsor yang melihat acara tersebut. Ketika pertama kali melihat Kirana, dirinya langsung tertarik oleh senyuman asing dan sopan dari Kirana.
Kirana yang masih muda, seperti gadis muda lainnya yaitu cerah dan menggemaskan. Tapi Kirana berbeda dengan gadis peserta lainnya. Tubuhnya memiliki aura yang cerah seperti langit.
Mungkin karena Kirana tidak terlalu bersemangat dengan lombanya, tidak ada kesombongan pada diri Kirana. Setelah tahu bahwa akhirnya Kirana memenangkan lomba, melihat senyuman di wajah Kirana, wajah Helbert yang redup juga ikut tersenyum. Tak diduga senyuman itu masuk sampai ke dalam hati Helbert.
Helbert berdiri di bawah panggung dalam diam. Menatap Kirana yang dilingkupi oleh bunga dan suara tepukan tangan. Senyuman Kirana saat itu selalu ada di dalam hatinya, takkan pernah hilang.
Sampai saat ini, ketika Helbert melihat foto ini lagi, tba-tiba dia teringat bahwa mereka pernah berjumpa. Hanya saja, dirinya tahu tapi wanita itu tidak tahu...
Bibir Helbert pelan-pelan melengkung ke atas. Takdir apakah ini?
Melewati waktu yang panjang, semakin sulit mendapatkan wanita yang ia sukai ini. Teringat akan pertemuan pertama mereka yang dramatis. Helbert bersandar malas pada ranjangnya sambil mengangkat foto kekuningan itu ke atas, menatapnya. Setelah itu menaruh foto itu ke dalam lemari.
Kedua matanya yang hitam dan gelap sekilas terlihat rumit, bibirnya terangkat ke atas tapi kemudian senyumannya kembali menghilang. Seperti ekspresi senyum itu tidak pernah muncul sebelumnya.
Di sisi lain, Kirana sedang membaca desain pakaian yang populer saat ini dengan penuh penderitaan, sambil tangannya mencorat-coret kertas draf. Hatinya sangat gusar. Jika dia belajar keras seperti saat ini, ibunya pasti sangat senang. Kirana mengingat-ingat bahwa dirinya tidak pernah belajar dengan serius. Tapi dirinya dipaksa sekali, dua kali sampai berkali-kali dipaksa untuk belajar serius oleh pria tidak tahu malu bernama Helbert!
Kemungkinan itu bukanlah belajar yang sebenarnya! Tapi hatinya benar-benar tidak tenang!
Karena melihat layar komputer dalam waktu yang lama, konsekuensinya adalah Kirana kembali ke kondisi lelah dan mengantuk. Kirana menahan layar komputernya untuk tetap menyala terang tapi akhirnya Kirana tidak bisa menahan kantuknya. Kirana langsung menaruh kepalanya di depan komputer lalu terlelap tidur.
Langit perlahan-lahan berubah terang. Cahaya matahari yang hangat menembus masuk dari luar jendela lalu juga menembus masuk ke tirai jendela yang sudah dibuka, cahaya matahari juga menyinari tubuh orang yang tertidur pulas di depan komputer.
Wajah cantik Kirana seperti dielus lembut oleh sinar matahari, di wajahnya timbul kemerahan. Kirana terbangun oleh sinar matahari yang menyengat, bulu matanya bergetar pelan.
Matanya yang masih terasa kabur perlahan-lahan terbuka. Ketika menerima sengatan dari cahaya matahari, Kirana pelan-pelan mengusap lehernya yang kaku lalu mengangkat tangannya untuk menghalau cahaya matahari yang terik.
Tiba-tiba tangannya yang sedang di angkat kaku. Kirana tiba-tiba sadar sepenuhnya. Mati! mati!Hari ini ada rapat!
Kirana tergesa-gesa mencari ponselnya ditumpukan kertas coretannya. Begitu melihat ponselnya, Kirana terkejut bukan main. Sialan! Sudah jam 8.30 pagi!
Mati! Mati! Kirana buru-buru menyisir rambutnya lalu tergesa-gesa masuk ke toilet untuk mandi dan berpakaian. Setelah mandi dengan cepat, kirana mengambil beberapa coret-coretannya semalam dan memasukkannya ke dalam tas lalu berlari tergesa-gesa.
“Kirana, cepat sarapan!” ibu Kirana yang hampir selesai merapikan peralatan makan, melihat Kirana yang tergesa-gesa lari dari lantai atas.
“Hati-hati! Gadis ini selalu saja melakukan hal dengan terburu-buru!” Ibu Kirana khawatir Kirana jatuh dari lantai atas.
“aku tidak makan! Bu, aku sudah mau terlambat! Tidak sempat!” Ucap Kirana sambil berlari sambil bicara pada ibunya. Kirana langsung berlari dan bayangannya pun menghilang.
Ayah Kirana mengerutkan alisnya menatap bayangan Kirana yang menghilang, “Kapan dia pernah takut terlambat?”
Ibu Kirana berpikir pasti tempat yang dituju Kirana adalah perusahaan tempatnya magang. Ibu Kirana tidak menjawab pertanyaan suaminya, dengan canggung pergi membereskan peralatan makan.
Novel Terkait
Mata Superman
BrickLove And War
JaneHidden Son-in-Law
Andy LeeCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoDoctor Stranger
Kevin WongCintaku Pada Presdir
NingsiUnplanned Marriage
MargeryAkibat Pernikahan Dini×
- Bab 1 Dijebak
- Bab 2 Kehilangan Keperawanan
- Bab 3 Kebingungan
- Bab 4 Bertemu Kembali
- Bab 5 Kembali
- Bab 6 Mangsa
- Bab 7 Karma
- Bab 8 Samuel
- Bab 9 Pertemuan
- Bab 10 Bicaralah!
- Bab 11 Ingin Bersama Kamu
- Bab 12 Bryan
- Bab 13 Menyedihkan
- Bab 14 Rileks
- Bab 15 Bahaya
- Bab 16 Percakapan
- Bab 17 Vina
- Bab 18 Perselisihan
- Bab 19 Budak Hutang
- Bab 20 Kesulitan
- Bab 21 Di Mabuk Asmara
- Bab 22 Tenang
- Bab 23 Kenangan
- Bab 24 Bakat
- Bab 25 Melepaskan Gairah
- Bab 26 Pertemuan
- Bab 27 Ciuman Paksa (Bagian pertama)
- Bab 28 Dicium Paksa (Bawah)
- Bab 29 Disengajakan (I)
- Bab 30 Disengajakan (II)
- Bab 31 Memiliki Maksud
- Bab 31 Memiliki Maksud (2)
- Bab 32 Ada Maksud
- Bab 32 Ada Maksud (4) (2)
- Bab 34 Konspirasi
- Bab 33 Konspirasi (2)
- Bab 34 Konspirasi (BAWAH) (SATU)
- Bab 34 Konspirasi BAWAH) (2)
- Bab 35 Iblis (1)
- Bab 35 Iblis (2)
- Bab 36 Hukuman (1)
- Bab 36 Hukuman (2)
- Bab 37 Hukuman (1)
- Bab 37 Hukuman (2)
- Bab 38 Dihukum(1)
- Bab 38 Dihukum(2)
- Bab 39 Hukuman (1)
- Bab 39 Hukuman (2)
- Bab 40 Bagaimana Menyelesaikannya (1)
- Bab 40 Bagaimana Menyelesaikannya (2)
- Bab 41 Ternyata (1)
- Bab 41 Ternyata.. (2)
- Bab 42 Lelaki Playboy
- Bab 42 Lelaki Playboy (2)
- Bab 43 Desakan Pernikahan (1)
- Bab 43 Desakan menikah (2)
- Bab 44 Jatuh Dalam Pelukan (1)
- Bab 44 Jatuh Dalam Pelukan (2)
- Bab 45 Ulang Tahun (1)
- Bab 45 Ulang Tahun (2)
- Bab 45 Ulang Tahun (3)
- Bab 46 Keanehan (1)
- Bab 46 Keanehan (2)
- Bab 47 Balon Pernyataan Cinta (1)
- Bab 47 Balon Pernyataan Cinta (2)
- Bab 48 Hadiah Spesial (1)
- Bab 48 Hadiah Spesial (2)
- Bab 49 Psikologi Kompleks (1)
- Bab 49 Psikologi Kompleks(2)
- Bab 50 Suasana Yang Aneh (1)
- Bab 50 Suasana Yang Aneh (2)
- Bab 51 Kecantikan Yang Elegan (1)
- Bab 51 Kecantikan Yang Elegan (2)
- Bab 52 Keahlian Membuat Teh (1)
- Bab 52 Keahlian Membuat Teh (2)
- Bab 53 Terlibat (1)
- Bab 53 Terlibat (2)
- Bab 54 Membuat Jatuh (1)
- Bab 54 Membuat Jatuh (2)
- Bab 55 Ini Adalah Sebuah Rintangan (1)
- Bab 55 Ini Adalah Sebuah Rintangan (2)
- Bab 56 Permainan Babi Memakan Harimau (1)
- Bab 56 Permainan Babi Memakan Harimau (2)
- Bab 57 Tanpa Disengaja (1)
- Bab 57 Tanpa Disengaja (2)
- Bab 58 Dipaksa Untuk Mau (1)
- Bab 58 Dipaksa Untuk Mau (2)
- Bab 59 Dijebak (1)
- Bab 59 Dijebak (2)
- Bab 60 Kamu Membuatku Jijik(1)
- Bab 60 Kamu Membuatku Jijik (2)
- Bab 61 Perasaan Curiga (1)
- Bab 61 Perasaan Curiga (2)
- Bab 62 Dia Adalah Iblis (1)
- Bab 62 Dia Adalah Iblis (2)
- Bab 63 Siapa Yang Tidak Punya Hati (1)
- Bab 63 Siapa Yang Tidak Punya Hati (2)
- Bab 64 Anak (1)
- Bab 64 Anak (2)
- Bab 64 Anak (3)
- Bab 65 Kemarahan (1)
- Bab 65 Kemarahan (2)
- Bab 66 Kemarahan (1)
- Bab 66 Kemarahan (2)
- Bab 67 Kemarahan (1)
- Bab 67 Kemarahan (2)
- Bab 68 Kemarahan (1)
- Bab 68 Kemarahan (2)
- Bab 69 Gaun Pertunangan (1)
- Bab 69 Gaun Pertunangan (2)
- Bab 70 Pembalasan Dendam Fedrick Ye (1)
- Bab 70 Pembalasan Dendam Fedrick Ye (1)
- Bab 71 Pertemuan Yang Kebetulan (1)
- Bab 71 Pertemuan Yang Kebetulan (2)
- Bab 72 Wanita Hamil (1)
- Bab 72 Wanita Hamil (2)
- Bab 73 Penyelesaian (Awal) (1)
- Bab 73 Penyelesaian (Awal) (2)
- Bab 74 Mengatasinya (1)
- Bab 74 Mengatasinya (2)
- Bab 75 Berjuang Untuk Mendapatkannya (1)
- Bab 75 Berjuang Untuk Mendapatkannya (2)
- Bab 76 Badai Pertunangan (1)
- Bab 76 Badai Pertunangan (2)
- Bab 77 Sang Mantan (1)
- Bab 77 Sang Mantan (2)
- Bab 78 Menghancurkan Pertunangan Mereka (1)
- Bab 78 Menghancurkan Pertunangan Mereka (2)
- Bab 79 Helbert Sudah Gila (1)
- Bab 79 Helbert Sudah Gila (2)
- Bab 80 Selamatkan Annabella (1)
- Bab 80 Selamatkan Annabella (2)
- Bab 81 Emosi Dengan Kelakuan Helbert (1)
- Bab 81 Emosi Dengan Kelakuan Helbert (2)
- Bab 82 Hanya Emosional Padanya (1)
- Bab 82 Hanya Emosional Padanya (2)
- Bab 83 Hanya Kirana (1)
- Bab 83 Hanya Kirana (2)
- Bab 84 Karena Cinta, Maka Cinta (1)
- Bab 84 Karena Cinta, Maka Cinta (2)
- Bab 85 Nafsu (1)
- Bab 85 Nafsu (2)
- Bab 86 Karena Cinta, Begitulah Cinta (1)
- Bab 86 Karena Cinta, Begitulah Cinta (2)
- Bab 87 Pesta Malam Hari (1)
- Bab 87 Pesta Malam Hari (2)
- Bab 68 Pesta (1)
- Bab 88 Pesta (2)
- Bab 89 Bencana Yang Terjadi Karena Pesta (1)
- Bab 89 Bencana Yang Terjadi Karena Pesta (2)
- Bab 90 Badai Setelah Pesta Malam (1)
- Bab 90 Badai Setelah Pesta Malam (2)
- Bab 91 Krisisnya Cinta (1)
- Bab 91 Krisisnya Cinta (2)
- Bab 92 Sakit Cinta (1)
- Bab 92 Sakit Cinta (2)
- Bab 93 Hatiku Sakit (1)
- Bab 93 Hatiku Sakit (2)
- Bab 94 Tidur Bersamanya (1)
- Bab 94 Tidur Bersamanya (2)
- Bab 95 Balas Dendam (1)
- Bab 95 Balas Dendam (2)
- Bab 96 Terungkap (1)
- Bab 96 Terungkap (2)
- Bab 97 Apakah Saya Dijodohkan? (1)
- Bab 97 Apakah Saya Dijodohkan? (2)
- Bab 98 Perkenalan Satu Sama Lain (1)
- Bab 98 Perkenalan Satu Sama Lain (2)
- Bab 99 Tanpa Diduga (1)
- Bab 99 Tanpa Diduga (2)
- Bab 100 Setengah hati (1)
- Bab 100 Setengah Hati (2)
- Bab 101 Tanpa Perasaan (1)
- Bab 101 Tanpa Perasaan (2)
- Bab 102 Emosional (1)
- Bab 102 Emosional (2)
- Bab 103 Emosional (1)
- Bab 103 Emosional (2)
- Bab 104 Sepertinya Suka Dan Sepertinya Tidak Suka (1)
- Bab 104 Sepertinya Suka Dan Sepertinya Tidak Suka (2)
- Bab 105 Sepertinya Rasa Yang Aneh (1)
- Bab 105 Sepertinya Rasa Yang Aneh (2)
- Bab 106 Rasa Tanda Antara Suka Atau Tidak (1)
- Bab 106 Rasa Tanda Antara Suka Atau Tidak (2)
- Bab 107 Suka Atau Tidak? (1)
- Bab 107 Suka Atau Tidak? (2)
- Bab 108 Sangat Marah (1)
- Bab 108 Sangat Marah (2)
- Bab 109 Penderitaan (1)
- Bab 109 Penderitaan (2)
- Bab 110 Penderitaan Yang Terus-Menerus (1)
- Bab 110 Penderitaan Yang Terus-Menerus (2)
- Bab 111 Penderitaan (1)
- Bab 111 Penderitaan (2)
- Bab 112 Lautan Penderitaan (1)
- Bab 112 Lautan Penderitaan (2)
- Bab 113 Pertengkaran (1)
- Bab 113 Pertengkaran (2)
- Bab 114 Kesedihan (1)
- Bab 114 Kesedihan (2)
- Bab 115 Busur Keras (1)
- Bab 115 Busur Keras (2)
- Bab 116 Kekerasan (1)
- Bab 116 Kekerasan (2)
- Bab 117 Tiga Orang Pria Melakukan Pertunjukan. (1)
- Bab 117 Tiga Orang Pria Melakukan Pertunjukan. (2)
- Bab 118 Menggoda (1)
- Bab 118 Menggoda (2)
- Bab 119 Perampokan Cinta (1)
- Bab 119 Perampokan Cinta (2)
- Bab 120 Mencuri Perasaan Cinta (1)
- Bab 120 Mencuri Perasaan Cinta (2)
- Bab 121 Cinta Tragis (1)
- Bab 121 Cinta Tragis (2)
- Bab 122 Cinta Kejamnya (1)
- Bab 122 Cinta Kejamnya (2)
- Bab 123 Kejamnya (1)
- Bab 123 Kejamnya (2)
- Bab 124 Pengkhianatan (1)
- Bab 124 Pengkhianatan (2)
- Bab 125 Pengkhianatan (1)
- Bab 125 Pengkhianatan (2)
- Bab 126 Pengkhianatan (1)
- Bab 126 Pengkhianatan (2)
- Bab 127 Pengkhianatan (1)
- Bab 127 Pengkhianatan (2)
- Bab 128 Pengkhianatan (1)
- Bab 128 Pengkhianatan (2)
- Bab 129 Pengkhianatan (1)
- Bab 129 Pengkhianatan (2)
- Bab 130 Kedekatan yang Disia-siakan (1)
- Bab 130 Kedekatan yang Disia-siakan (2)
- Bab 131 Penculikkan yang Sial (1)
- Bab 131 Penculikkan yang Sial (2)
- Bab 132 Hukuman dan Amarahnya (1)
- Bab 132 Hukuman dan Amarahnya (2)
- Bab 133 Dia panik? (1)
- Bab 133 Dia panik? (2)
- Bab 134 Tersingkapnya Sebuah Hubungan (1)
- Bab 134 Tersingkapnya Sebuah Hubungan (2)
- Bab 135 Tumbuhnya Perasaan (1)
- Bab 135 Tumbuh Perasaan (2)
- Bab 136 Kasih Sayang (1)
- Bab 136 Kasih Sayang (2)
- Bab 137 Sistem Persekusi (1)
- Bab 137 Sistem Persikusi (2)
- Bab 138 Kondisi Fisik Yang Mengundang Persekusi (1)
- Bab 138 Kondisi Fisik Yang Mengundang Persekusi (2)
- Bab 139 Kecemburuan-nya (1)
- Bab 139 Kecemburuan-nya (2)
- Bab 140 Dia Sudah Menyukaimu (1)
- Bab 140 Dia Sudah Menyukaimu (2)
- Bab 141 Dia Sudah Menyukaimu (1)
- Bab 141 Dia Sudah Menyukaimu (2)
- Bab 142 Hukuman Yang Gila (1)
- Bab 142 Hukuman Yang Gila (2)
- Bab 143 Hukuman Yang Gila (1)
- Bab 143 Hukuman Yang Gila (2)
- Bab 144 Pengundang Amarah (1)
- Bab 144 Pengundang Amarah (2)
- Bab 145 Rasa Benci (1)
- Bab 145 Rasa Benci (2)
- Bab 146 Benci (1)
- Bab 146 Benci (2)
- Bab 147 Kakak Adalah Seorang Gangster! (1)
- Bab 147 Kakak Adalah Seorang Gangster! (2)
- Bab 148 Kakak Adalah Seorang Gangster (1)
- Bab 148 Kakak Adalah Seorang Gangster (2)
- Bab 149 Loyalitas Dia (1)
- Bab 149 Loyalitas Dia (2)
- Bab 150 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (1)
- Bab 150 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (2)
- Bab 151 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (1)
- Bab 151 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (2)
- Bab 152 Kesepakatan Kencan Buta (1)
- Bab 152 Kesepakatan Kencan Buta (2)
- Bab 153 Kencan Buta (1)
- Bab 153 Kesepakatan Kencan Buta (2)
- Bab 154 Bahaya Sebelum Fajar (1)
- Bab 154 Bahaya Sebelum Fajar (2)
- Bab 155 Bahaya Dalam Hidupnya (1)
- Bab 155 Bahaya Dalam Hidupnya (2)
- Bab 156 Menggunakan Hidupku Untuk Menjagamu (1)
- Bab 156 Menggunakan Hidupku Untuk Menjagamu (2)
- Bab 157 Salah Paham (1)
- Bab 157 Salah Paham (2)
- Bab 158 Pengakuan (1)
- Bab 158 Pengakuan (2)
- Bab 159 Kehangatan Yang Membingungkan (1)
- Bab 159 Kehangatan Yang Membingungkan (2)
- Bab 160 Cinta Pertama (1)
- Bab 160 Cinta Pertama (2)
- Bab 161 Cinta Pertama (1)
- Bab 161 Cinta Pertama (2)
- Bab 162 Inisial Cinta (2)
- Bab 162 Inisial CInta (2)
- Bab 163 Jawaban (1)
- Bab 163 Jawaban (2)
- Bab 164 Jawaban yang Menyakitkan (1)
- Bab 164 Jawaban yang Menyakitkan (2)
- Bab 165 Jawaban (1)
- Bab 165 Jawaban (2)
- Bab 166 Lawan (1)
- Bab 166 Lawan (2)
- Bab 167 Rival (1)
- Bab 167 Rival (2)
- Bab 168 Rival (1)
- Bab 168 Rival (2)
- Bab 169 Kelompok Musuh (1)
- Bab 169 Kelompok Musuh (2)
- Bab 170 Asisten Yang Terdiam (1)
- Bab 170 Asisten Yang Terdiam (2)
- Bab 171 Perjamuan (1)
- Bab 171 Perjamuan (2)
- Bab 172 Bantuan Tak Terduga (1)
- Bab 172 Bantuan Tak Terduga (2)
- Bab 173 Kejutan Yang Romantis (1)
- Bab 173 Kejutan Yang Romantis (2)
- Bab 174 Dia Memberikan Kejutan Romantis (1)
- Bab 174 Dia Memberikan Kejutan Romantis (2)
- Bab 175 Kepahitan Di Musim Semi (1)
- Bab 175 Kepahitan Di Musim Semi (2)
- Bab 176 Musim Semi Yang Penuh Dengan Strategi (1)
- Bab 176 Musim Semi Yang Penuh Dengan Strategi (2)
- Bab 177 Lagi Dan Lagi (1)
- Bab 177 Lagi Dan Lagi (2)
- Bab 178 Lagi Dan Lagi (1)
- Bab 178 Lagi Dan Lagi (2)
- Bab 178 Rencana Awal (1)
- Bab 179 Rencana Awal (2)
- Bab 180 Rencana Awal (1)
- Bab 180 Rencana Awal (2)
- Bab 181 Konspirasi Yang Dimulai (1)
- Bab 181 Konspirasi Yang Dimulai (2)
- Bab 182 Konspirasi Yang Dimulai (1)
- Bab 182 Konspirasi Yang Dimulai (2)
- Bab 183 Terluka (1)
- Bab 183 Terluka (2)
- Bab 184 Wajah Yang Hancur (1)
- Bab 184 Wajah Yang Hancur (2)
- Bab 185 Kehilangan Kontrol (1)
- Bab 185 Kehilangan Kontrol (2)
- Bab 186 Penyerahan Diri Yang Terpaksa (1)
- Bab 186 Penyerahan Diri Yang Terpaksa (2)
- Bab 187 Bermain Trik Dengan Putra Sendiri (1)
- Bab 187 Bermain Trik Dengan Putra Sendiri (2)
- Bab 188 Salah Paham Meningkat (1)
- Bab 188 Salah Paham Meningkat (2)
- Bab 189 Bermain Trik, Siapa Yang Tidak Bisa? (1)
- Bab 189 Bermain Trik, Siapa Yang Tidak Bisa? (2)
- Bab 190 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 190 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 191 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 191 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 192 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 192 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 193 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 193 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 194 Kesenangan Dari Balas Dendam (1)
- Bab 194 Kesenangan Dari Balas Dendam (2)
- Bab 195 Kembali Masuk Dalam Bahaya (1)
- Bab 195 Kembali Masuk Dalam Bahaya (2)
- Bab 196 Terjebak Krisis Lagi (1)
- Bab 196 Terjebak Krisis Lagi (2)
- Bab 197 Masuk Ke Dalam Krisis Lagi (1)
- Bab 197 Masuk Ke Dalam Kerisis Lagi (2)
- Bab 198 Kegilaan Dia 1
- Bab 198 Kegilaan Dia (2)
- Bab 199 Situasi Berbahaya (1)
- Bab 199 Situasi Berbahaya (2)
- Bab 200 Menolong Dia (1)
- Bab 200 Menolong Dia (2)
- Bab 201 Penundaan Yang Terpaksa (1)
- Bab 201 Penundaan Yang Terpaksa (2)
- Bab 202 Menembus Krisis (1)
- Bab 202 Menembus Krisis (2)
- Bab 203 Perangkap Indah (1)
- Bab 203 Perangkap Indah (2)
- Bab 204 Rencana Wanita Cantik (1)
- Bab 204 Rencana Wanita Cantik (2)
- Bab 205 Rencana (1)
- Bab 205 Rencana (2)
- Bab 206 Kebetulan (1)
- Bab 206 Kebetulan (2)
- Bab 207 Kebetulan (1)
- Bab 207 Kebetulan (2)
- Bab 208 Menang (1)
- Bab 208 Menang (2)
- Bab 209 Ternyata Aku Hamil (1)
- Bab 209 Ternyata Aku Hamil (2)
- Bab 210 Cinta Menyakitkan Yang Akan Segera Dimulai (1)
- Bab 210 Cinta Menyakitkan Yang Akan Segera Dimulai (2)
- Bab 211 Kisah Percintaan Yang Tragis (1)
- Bab 211 Kisah Percintaan Yang Tragis (2)
- Bab 212 Kisah Cinta Yang Tragis (1)
- Bab 212 Kisah Cinta Yang Tragis (2)
- Bab 213 Penyiksaan Cinta yang Akan Segera Bermulai (1)
- Bab 213 Penyiksaan Cinta yang Akan Segera Bermulai (2)
- Bab 214 Periode Perang Dingin (1)
- Bab 214 Periode Perang Dingin (2)
- Bab 215 Periode Perang Dingin (1)
- Bab 215 Periode Perang Dingin (2)
- Bab 216 Anaknya, Benar-benar Sudah Keguguran (1)
- Bab 216 Anaknya, Benar-benar Sudah Keguguran (2)
- Bab 217 Hati Yang Menjauh (1)
- Bab 217 Hati Yang Menjauh (2)
- Bab 218 Jarak Hati Yang Dingin (1)
- Bab 218 Jarak Hati Yang Dingin (2)
- Bab 219 Tidak Bisa Melahirkan Lagi (1)
- Bab 219 Tidak Bisa Melahirkan Lagi (2)
- Bab 220 Mendengar Suara Hati Yang Hancur (1)
- Bab 220 Mendengar Suara Hati Yang Hancur (2)
- Bab 221 Dengan Cara Mabuk Pun Tidak Bisa (1)
- Bab 221 Dengan Cara Mabuk Pun Tidak Bisa (2)
- Bab 222 Orang Asing Yang Paling Akrab (1)
- Bab 222 Orang Asing Yang Paling Akrab (2)
- Bab 223 Perencanaan Sebelum Cerai (1)
- Bab 223 Perencanaan Sebelum Cerai (2)
- Bab 224 Apa Benar Harus Saling Menyakiti Padahal Saling Mencintai? (1)
- Bab 224 Apa Benar Harus Saling Menyakiti Padahal Saling Mencintai? (2)
- Bab 225 Kelembutan Dan Kekasarannya (1)
- Bab 225 Kelembutan Dan Kekasarannya (2)
- Bab 226 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (1)
- Bab 226 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (2)
- Bab 227 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (1)
- Bab 227 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (2)
- Bab 228 Waktu Jantung Berdetak (1)
- Bab 228 Detak Jantung Sesaat (2)
- Bab 229 Kelembutan untuk yang Terakhir Kalinya (1)
- Bab 229 Kelembutan untuk yang Terakhir Kalinya (2)
- Bab 230 Perpisahan yang Sunyi (1)
- Bab 230 Perpisahan yang Sunyi (2)
- Bab 231 Hilang Ingatan (1)
- Bab 231 Hilang Ingatan (2)
- Bab 232 Karena Cinta, Sehingga Melepaskan (1)
- Bab 232 Karena Cinta, Sehingga Melepaskan (2)
- Bab 233 Mencintai Seseorang, Tidak Berarti Harus Bersama (1)
- Bab 233 Mencintai Seseorang, Tidak Berarti Harus Bersama (2)
- Bab 234 Kamu Adalah Segalanya Bagiku (1)
- Bab 234 Kamu Adalah Segalanya Bagiku (2)
- Bab 235 Bertemu Kembali (1)
- Bab 235 Bertemu Kembali (2)
- Bab 236 Kembali Bertemu (1)
- Bab 236 Kembali Bertemu (2)
- Bab 237 Selamanya Kamu Hanya Bisa Menjadi Istriku (1)
- Bab 237 Selamanya Kamu Hanya Bisa Menjadi Istriku (2)
- Bab 238 Merasakan Kembali Keindahan Milikmu (1)
- Bab 238 Merasakan Kembali Keindahan Milikmu (2)
- Bab 239 Pria Yang Nakal (1)
- Bab 239 Pria Yang Nakal (2)
- Bab 240 Persaingan Tiga Orang Pria (1)
- Bab 240 Persaingan Tiga Orang Pria (2)
- Bab 241 Kembali (1)
- Bab 241 Kembali (2)
- Bab 242 Serangan Balasan, Pembalasan Dendam (1)
- Bab 242 Serangan Balasan, Pembalasan Dendam (2)
- Bab 243 Perasaan Cinta yang Tidak Akan Kembali (1)
- Bab 243 Perasaan Cinta yang Tidak Akan Kembali (2)
- Bab 244 Pertobatan yang terakhir (1)
- Bab 244 Pertobatan yang terakhir (2)
- Bab 245 Pertobatan Terakhir (1)
- Bab 245 Pertobatan Terakhir (2)
- Bab 246 Dia Akan Dinikahi Besok (1)
- Bab 246 Dia Akan Dinikahi Besok (2)
- Bab 247 Dia Akan Dinikahi Besok (1)
- Bab 247 Dia Akan Dinikahi Besok (2)
- Bab 248 Penutup (1)
- Bab 248 Penutup (2)
- Bab 249 Penutup (1)
- Bab 249 Penutup (2)