Akibat Pernikahan Dini - Bab 23 Kenangan

Ayah Kirana memelototi istrinya, "Istri sepertimu tahu apa! Dan juga kamu ingin seorang pria mencuci piring? Bukankah itu harusnya tugas dari seorang istri?"

"Ck ck, siapa yang mengatur bahwa pekerjaan rumah harus istri yang melakukannya? Bukankah kamu tidak sibuk? Aku ini sedang membantumu!" Ibu Kirana mengangkat alisnya, balik menyerang ucapan suaminya.

Kirana menggeleng pasrah, tidak berencana untuk lanjut melihat debat mereka. Kirana berdiri berencana pergi ke lantai atas, tapi tiba-tiba tubuhnya kaku, matanya mengarah ke atas, mencari keberadaan pembantu di rumahnya, "Ibu masak sendiri di dapur? Kemana bibi Yani?"

Ibu kirana memutar kepalanya, memandang Kirana lalu menjawab: "Oh bibi Yani? Anak tirinya melahirkan, dia harus kembali ke rumah untuk menjaga anaknya. Dia izin pulang."

Kirana menaikkan alisnya. Cepatnya, pikir Kirana. Setelah itu Kirana mengangguk mengerti, lalu membalikkan badannya pergi naik ke lantai atas.

Malam semakin larut, langit dipenuhi oleh bintang-bintang. Kirana baru saja selesai mandi, keluar dari kamar mandi sambil menggosok-gosok kepalanya. Di kamarnya yang sunyi terdengar dering yang merdu.

Tangan Kirana yang sedang menggosok kepala langsung berhenti, lalu berjalan ke arah sisi meja mengambil ponselnya. Di layar ponselnya terpampang nomor yang tidak dikenalnya.

Kirana sempat ragu mengangkatnya, tetapi dering dari ponselnya seperti mendesaknya. Sudah berhenti berdering, kembali berdering lagi. Kirana terdiam, jarinya perlahan menggeser layar ponsel, memutuskan menerima panggilan telepon.

"Halo, ini siapa..."

"Besok pagi jam 9 ada rapat. Saat itu kamu akan memberikan presentasi tentang bahan dasar dari sebuah desain pakaian!"

Di telepon itu, suara dingin dan tidak ada kehangatan Helbert membuat Kirana termangu. Setelah mendengar jelas isi ucapannya, Kirana semakin bengong. Setelah kesadarannya kembali, alis Kirana berkerut lalu berkata: "Helbert, aku hanyalah sekretarismu! Bukan karyawan di bagian desain! Dan bahkan setan pun tak tahu bahan dasar desain pakaian perusahaanmu itu seperti apa!"

"Kamu tahu!" Itu bukan pertanyaan tapi pernyataan! Kirana membesarkan matanya tak percaya. Sialan, dari mana pria ini punya kepercayaan tinggi terhadap dirinya?

Tanpa menunggu bantahan Kirana, Helbert kembali berkata dengan dingin: "Semasa kamu SMP kamu pernah berpartisipasi dalam fashion show skala kecil, kan? Baju yang didesain olehmu pernah menjadi juara pertama. Apa kamu tidak paham?"

Kirana tiba-tiba menyipitkan matanya curiga. Hatinya dipenuhi amarah. Sial, pria ini tidak diduga cukup tahu dengan rinci. Pasti pria ini menyelidikinya!

Tiba-tiba Kirana memiliki perasaan seperti bajunya sedang dilepaskan lalu tubuhnya diberikan ke semua orang dan orang-orang dengan bebas melecehkannya!

"Helbert, ternyata kamu menyelidikiku!"

Helbert tertawa dingin, lalu berkata: "Ini bukan termasuk menyelidiki, aku hanya mengetahui kondisimu yang sebelumnya. Bukankah aku lebih mengerti bakatmu? Kembangkan baik-baik potensimu, jangan membuang-buang sumber daya. Gantikan perusahaanku dengan sebaik mungkin dan kegunaan dirimu bisa diwujudkan, bukan?"

Apanya yang gunakan sebaik-baiknya? Helbert! Dasar pria tidak tahu malu dan brengsek!

Wajah Kirana meredup, "Wah aku harus berterima kasih banyak pada 'pujian' direktur Helbert! Akhirnya bisa membiarkan bakatku terlihat!" Ucap Kirana. Pada suaranya terdapat rasa yang teramat kesal pada Helbert.

Kirana menekan suaranya pada kata 'pujian', ucapan Kirana yang penuh sindiran membuat senyum Helbert mengembang. Entah kenapa, tahu bahwa wanita ini kesal, selalu membuat Helbert senang!

Jika Kirana tahu, Kirana pasti akan memakinya!

"Intinya, sekarang kamu harus memahami dengan baik kondisi perkembangan perusahaanku dan juga skema rencananya! Bahan dasar pakaian dari departemen desain akan ku berikan padamu. Besok saat rapat, aku harap kamu memberikanku jawaban yang memuaskan!"

"Kau!" Belum selesai Kirana membantah, tiba-tiba telepon dimatikan oleh Helbert. Tidak ada kecerobohan, sangat cocok dengan sifat pria itu yang bekerja dengan cepat dan lugas!

Kirana menatap tajam layar ponselnya yang gelap, hatinya tiba-tiba menjadi frustasi. Benar bahwa dirinya memang suka mendesain pakaian, tetapi itu jaman dia masih SMP! Sekarang pria itu menyuruhnya mengerjakan tentan bahan dasar untuk desain pakaian! Ini benar-benar di luar kemampuannya!

Helbert! Aku sumpahi dirimu lajang selamanya!!!!

Nasib Kirana naik dan turun. Saat dengan Bryan dia tidak mendapatkan keuntungan apa-apa, tapi saat dengan Helbert hanya kekesalan yang dia dapatkan! Sial, apakah di kehidupan sebelumnya dirinya melakukan hal kriminal? Kenapa di kehidupannya sekarang selalu mendapatkan penindasan?

Kirana menarik napas lalu menghembuskan napasnya dengan berat. Tetapi begitu mengingat dirinya telah setuju dan menandatangani perjanjian untuk menjadi budak Helbert, Kirana seperti ingin menggali liang kuburnya sendiri!

Begitu masuk, lubang itu sangat dalam bagai dasar lautan!

Ah, ini pemahaman yang menyakitkan!!!

Kirana duduk dengan menyedihkan di depan komputer. Jemari tangannya yang putih mengetik dengan cepat di atas keyboard, sibuk mencari bahan dasar untuk desain pakaian dan mencari data lengkap tentang perusahaan Helbert.

Tetapi ketika membuka halaman website, langsung terlihat sebuah foto yang familiar dan perkenalan detil dari sebuah perusahaan. Postur tubuh Helbert yang tinggi dan wajah dinginnya memenuhi tempat yang sangat besar di dalam website tersebut.

Setelah memelototi foto Helbert, Kirana langsung membuang muka untuk tidak menatap foto itu lagi. Ketika Kirana sedang menggeser kursor ke arah bawah, dahinya berkerut, matanya yang sedang bosan membaca website tersebut langsung terkejut.

Helbert, pria itu... tulisan di atas, apakah dia sebegitu menakjubkannya? Dalam waktu sebulan perusahaan pria itu meroket, lalu dalam waktu 6 bulan masuk ke dalam daftar 100 perusahaan terkuat di dalam negeri! Dalam waktu 1 tahun menempati 30% pasar luar negeri!

Ck ck ck. Kedua mata Kirana dipenuhi rasa curiga. Kirana kembali menggeser kursor ke bawah. Helbert yang masih berada di usia muda telah menjadi presiden direktur yang membanggakan. Pria itu menngerjakan hal dengan cepat dan tepat. Latar belakang pendidikan karyawan di bawah tanggungannya semua bergelar magister dan doktor!!!

Tidak mengagetkan! Perusahaannya memiliki sumber daya manusia yang sangat kuat! Grup perusahaan ini tidak akan bisa mengalami kemunduran. Dan yang semakin anehnya lagi adalah cara Helbert mengurus grup perusahaannya ini!

Pengelolaan perusahaan di bawah kendalinya peraturannya lebih tepat, berbeda dari yang lain bahkan bisa meningkatkan rasa semangat karyawan! Bisa mendapatkan orang-orang yang berbakat! Demi menjadikannya sebagai kegunaannya, Helbert menggunakan caranya sendiri untuk menggali potensi orang-orang berbakat yang tidak terlihat.

Tetapi Helbert juga bisa dengan baik mengambil hati para karyawan dengan memberikan bonus dan gaji yang tinggi.

Melihat hal ini, hati Kirana mau tidak mau melihat Helbert dengan rasa hormat. Orang ini, jika dibuang temperamen buruknya, sisi kemampuannya akan semakin kuat.

“Perusahaan Metro Cipta, nama ini...” Kirana berbisik pada dirinya. Apa tujuan Helbert saat membuat nama ini....

Tetapi Kirana berpikir sebentar, hal ini apa urusannya dengan dirinya? Kirana menepuk wajahnya pelan, lalu menutup halaman website tersebut kembali mencari informasi tentang bahan dasar pakaian yang trendi tahun ini.

Ketika Kirana dengan seriusnya berselancar di internet, di sisi lain Helbert sedang memegang foto lama yang sudah agak kekuningan. Wajahnya mengeluarkan ekspresi aneh dan rumit.

Terlihat tatapan dingin pada matanya. Dalam waktu yang pendek Helbert masuk ke dalam pikiran yang dalam, lalu kembali menatap foto tersebut.

Ternyata foto itu adalah foto Kirana semasa muda. Kirana telihat tersenyum bahagia sambil memegang piala di tengah, di sampingnya ada model-model cilik yang tengah memakai pakaian berbagai macam warna.

Sekumpulan orang tersenyum dengan sangat gembira. Sebuah ekspresi senyum yang polos dan cerah membuat hati Helbert berdebar. Helbert juga mencari dari orang ke orang untuk mendapatkan foto ini. Pria itu menyimpannya dalam waktu yang lama. Ketika melihat foto itu lagi, tiba-tiba ada perasaan yang familiar, ada kesengajaan dengan asal mula topik yang Kirana bicarakan. Ketika Helbert tahu, bahwa orang yang ada di foto itu adalah Kirana, hatinya muncul perasaan aneh yang tidak bisa diungkapkan. Kenapa diucapkan dengan begitu jelas? Sebenarnya Helbert tidak menyuruh orang untuk menyelidiki wanita itu, hanya saja di tahun yang sama, Helbert juga berada di sana!

Hanya saja posisinya berbeda. Helbert menemani ayahnya sebagai pihak sponsor yang melihat acara tersebut. Ketika pertama kali melihat Kirana, dirinya langsung tertarik oleh senyuman asing dan sopan dari Kirana.

Kirana yang masih muda, seperti gadis muda lainnya yaitu cerah dan menggemaskan. Tapi Kirana berbeda dengan gadis peserta lainnya. Tubuhnya memiliki aura yang cerah seperti langit.

Mungkin karena Kirana tidak terlalu bersemangat dengan lombanya, tidak ada kesombongan pada diri Kirana. Setelah tahu bahwa akhirnya Kirana memenangkan lomba, melihat senyuman di wajah Kirana, wajah Helbert yang redup juga ikut tersenyum. Tak diduga senyuman itu masuk sampai ke dalam hati Helbert.

Helbert berdiri di bawah panggung dalam diam. Menatap Kirana yang dilingkupi oleh bunga dan suara tepukan tangan. Senyuman Kirana saat itu selalu ada di dalam hatinya, takkan pernah hilang.

Sampai saat ini, ketika Helbert melihat foto ini lagi, tba-tiba dia teringat bahwa mereka pernah berjumpa. Hanya saja, dirinya tahu tapi wanita itu tidak tahu...

Bibir Helbert pelan-pelan melengkung ke atas. Takdir apakah ini?

Melewati waktu yang panjang, semakin sulit mendapatkan wanita yang ia sukai ini. Teringat akan pertemuan pertama mereka yang dramatis. Helbert bersandar malas pada ranjangnya sambil mengangkat foto kekuningan itu ke atas, menatapnya. Setelah itu menaruh foto itu ke dalam lemari.

Kedua matanya yang hitam dan gelap sekilas terlihat rumit, bibirnya terangkat ke atas tapi kemudian senyumannya kembali menghilang. Seperti ekspresi senyum itu tidak pernah muncul sebelumnya.

Di sisi lain, Kirana sedang membaca desain pakaian yang populer saat ini dengan penuh penderitaan, sambil tangannya mencorat-coret kertas draf. Hatinya sangat gusar. Jika dia belajar keras seperti saat ini, ibunya pasti sangat senang. Kirana mengingat-ingat bahwa dirinya tidak pernah belajar dengan serius. Tapi dirinya dipaksa sekali, dua kali sampai berkali-kali dipaksa untuk belajar serius oleh pria tidak tahu malu bernama Helbert!

Kemungkinan itu bukanlah belajar yang sebenarnya! Tapi hatinya benar-benar tidak tenang!

Karena melihat layar komputer dalam waktu yang lama, konsekuensinya adalah Kirana kembali ke kondisi lelah dan mengantuk. Kirana menahan layar komputernya untuk tetap menyala terang tapi akhirnya Kirana tidak bisa menahan kantuknya. Kirana langsung menaruh kepalanya di depan komputer lalu terlelap tidur.

Langit perlahan-lahan berubah terang. Cahaya matahari yang hangat menembus masuk dari luar jendela lalu juga menembus masuk ke tirai jendela yang sudah dibuka, cahaya matahari juga menyinari tubuh orang yang tertidur pulas di depan komputer.

Wajah cantik Kirana seperti dielus lembut oleh sinar matahari, di wajahnya timbul kemerahan. Kirana terbangun oleh sinar matahari yang menyengat, bulu matanya bergetar pelan.

Matanya yang masih terasa kabur perlahan-lahan terbuka. Ketika menerima sengatan dari cahaya matahari, Kirana pelan-pelan mengusap lehernya yang kaku lalu mengangkat tangannya untuk menghalau cahaya matahari yang terik.

Tiba-tiba tangannya yang sedang di angkat kaku. Kirana tiba-tiba sadar sepenuhnya. Mati! mati!Hari ini ada rapat!

Kirana tergesa-gesa mencari ponselnya ditumpukan kertas coretannya. Begitu melihat ponselnya, Kirana terkejut bukan main. Sialan! Sudah jam 8.30 pagi!

Mati! Mati! Kirana buru-buru menyisir rambutnya lalu tergesa-gesa masuk ke toilet untuk mandi dan berpakaian. Setelah mandi dengan cepat, kirana mengambil beberapa coret-coretannya semalam dan memasukkannya ke dalam tas lalu berlari tergesa-gesa.

“Kirana, cepat sarapan!” ibu Kirana yang hampir selesai merapikan peralatan makan, melihat Kirana yang tergesa-gesa lari dari lantai atas.

“Hati-hati! Gadis ini selalu saja melakukan hal dengan terburu-buru!” Ibu Kirana khawatir Kirana jatuh dari lantai atas.

“aku tidak makan! Bu, aku sudah mau terlambat! Tidak sempat!” Ucap Kirana sambil berlari sambil bicara pada ibunya. Kirana langsung berlari dan bayangannya pun menghilang.

Ayah Kirana mengerutkan alisnya menatap bayangan Kirana yang menghilang, “Kapan dia pernah takut terlambat?”

Ibu Kirana berpikir pasti tempat yang dituju Kirana adalah perusahaan tempatnya magang. Ibu Kirana tidak menjawab pertanyaan suaminya, dengan canggung pergi membereskan peralatan makan.

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu