Akibat Pernikahan Dini - Bab 16 Percakapan

Setelah telepon terhubung, terdengar suara terkejut Leo, "Nona Kirana?"

Suara Leo yang penuh dengan curiga membuat Kirana kembali tersadar, Kirana membersihkan suara seraknya, "Aku mencari direktur kalian, Helbert, apakah dia ada?"

Leo tersadar kembali dari rasa terkejutnya, "Eee, Direktur Helbert, maaf, Nona Kirana, Direktur Helbert sedang rapat, ada urusan apa, aku bisa membantu anda menyampaikan......"

Kirana menutup matanya, "Tidak perlu, masalah pribadi! Ternyata dia sedang rapat, kalau begitu, aku....."

Kirana belum selesai berbicara, Leo langsung melarangnya dan berkata, "Nona Kirana, aku lihat Direktur Helbert bisa untuk mengangkat telepon.... Tunggu ya, jangan dimatikan....."

Suara Leo yang gugup membuat Kirana termenung, ada apa ini.....

Leo seketika teringat beberapa waktu yang lalu, tingkah laku Helbert yang jarang ditemui, selalu sedikit-sedikit bertanya kepadanya keadaan Kirana, setelah mendengar dia berkata tidak ada hal yang ganjil, Helbert langsung melanjutkan pekerjaannya, dan terdiam.

Sepertinya percakapan tadi tidak pernah terjadi, membuat Leo terkejut dengan tingkah laku Helbert yang aneh itu.

Saat ini, mendengar Kirana yang sangat sulit menelponnya, karena Leo terkejut, dan juga karena saat Helbert rapat, tidak suka diganggu, tapi karena keadaan yang spesial, Kirana menelpon, Tuhan tau, apabila membuat Helbert tau dia tidak tepat waktu menginformasikan Kirana menelpon.

Akibatnya bukan dia yang menanggungnya, oleh karena itu, dia lebih memilih masuk ke dalam ruang rapat dan menghadapi makian sebagai akibatnya, emosi Helbert tidak pasti, lebih baik bertarung sekali.

Leo dengan hati-hati membuka pintu ruang rapat, tiba-tiba kata-kata yang ingin dikatakannya terdiam seketika, hanya karena suasana di ruang rapat itu terlalu canggung.....

Hanya terlihat Helbert yang tiba-tiba membanting setumpuk file di atas meja, suara yang sepertinya berasal dari neraka itu begitu membuat orang bergetar, "Perusahaanku tidak memelihara orang santai! Beberapa hari ini! Baru memberiku hasil seperti ini? Kalian ini makan apa?"

Hati para direktur itu seketika bergetar, mereka menundukkan pandangan mereka tidak berani berkata-kata, sikap dingin Helbert yang keluar dari sekujur tubuhnya itu, bahkan sepertinya bisa membuat mereka semua yang sedang duduk membeku dan seketika tidak duduk dengan tenang.

Tidak tau juga emosi Direktur Helbert kenapa tambah patah, jelas-jelas mereka kali ini telah mengumpulkan rencana beberapa sebelumnya, akan tetapi tetap saja ada kesalahan......

Tentu saja, dia adalah bos besar, semua yang dia katakan, mereka bawahan ini hanya bisa mengerjakan sesuai dengan kehendaknya, bahkan tanpa alasan yang jelas melontarkan emosinya...…

Orang-orang yang terduduk disana mengangkat pandangan mereka dan melihat Leo yang tiba-tiba muncul, tatapan dingin dari Helbert yang duduk di tengah memantul kesana, Leo seketika tidak tau haru bagaimana meletakkan kaki tangannya.

"Tidak tau saat rapat jangan mengganggu kah, tidak ingin bekerja lagi!" tatapan Helbert yang begitu dingin dengan menakutkan menutup mata, bibirnya yang tipis itu dengan dingin mengeluarkan kata-kata itu.

Semakin membuat Leo bergetar, Leo mengangkat hp yang ada di genggaman tangannya, "Ki... Nona Kirana... ada urusan... men.... mencari anda....."

Kirana yang di seberang sana mendengar Leo berbicara dengan gagap, merasa tidak tau harus berkata apa, Helbert pria tidak tau diri itu begitu membuat mereka ketakutan kah......

Helbert mendengar nama Kirana, matanya yang hitam itu bersinar, sudut bibirnya sedikit naik, akhirnya terkena umpan.....

"Bawa kemari....." Helbert menyuruhnya, Leo menghapus keringat yang ada di kepalanya, dan bergegas mendekati Helbert, lalu memberikan hp itu kepadanya, untung saja, pilihan Leo benar.....

Helbert memberikan isyarat tangan kepada orang-orang di ruang rapat itu, dengan dingin dia berkata, "Hari ini, sampai sini terlebih dahulu!"

Orang-orang tersebut merasa terkejut dan saling memandang, ini.... masih Helbert yang dengan wajah dingin tatapan yang menakutkan kah?

Saat rapat, tidak peduli apapun, jangan sampai mengganggunya, tapi sekarang, telepon dari seorang wanita, ternyata bisa membuatnya menghentikan rapat!

Akan tetapi, mau bagaimana pun, dalam hati mereka merasa sangat berterima kasih pada wanita yang tiba-tiba menelpon itu.

Apabila bukan dia yang menelpon, mereka pasti akan menerima banyak penganiayaan dari pria itu....

Orang-orang disana termasuk Leo, dengan segera meninggalkan ruangan itu, benar-benar lucu, apabila mereka tinggal disana beberapa lama lagi, mereka bisa mati tanpa tulang tertinggal sedikit pun....

"Ada urusan apa?" Tanya Helbert setelah semua orang meninggalkannya sendiri, dia memutar badannya dan berjalan ke arah depan jendela, memandang pemandangan yang ada disana.....

Saat dia mengangkat telepon Kirana, segala kesal dalam hatinya, tiba-tiba berubah menjadi tenang, bahkan Helbert sendiri pun tidak menyadari, ekspresi wajahnya yang renggang.....

"Kamu yang melakukan kan!" Saat mendengar suara Helbert yang begitu dingin, Kirana sengaja langsung masuk ke dalam obrolan utama.

Sudut bibir Helbert sedikit naik, beberapa hari ini semua orang tau apa yang terjadi di dalam keluarganya, tentu saja mengerti apa yang sedang dia bicarakan, Helbert juga tidak perlu basa-basi lgi dengannya, dengan nada dingin dia menjawab, "Kalau iya kenapa, kalau bukan, juga kenapa?"

Helbert dapat mendengar suara Kirana yang penuh dengan kemarahan, sudut bibirnya pun naik, menampilkan sebuah senyuman yang penuh arti, "Aku beri waktu 10 menit, berdiskusi di kantorku, mau datang atau tidak terserah! Aku tidak akan menunggu jika melewati batas!"

"Kamu!" Kirana belum menyelesaikan perkataannya, tapi Helbert malah lah memutus panggilan itu.

Kirana melototi layarnya yang telah hitam itu, seketika dia teringat kejadian yang terjadi di keluarga mereka, dia tiba-tiba menggenggam hpnya dengan erat, ia mengambil jaket dan berjalan menuju ke kantor Helbert.

Sedangkan Helbert yang ada di seberang sana, sudut bibirnya menyimpulkan sebuah senyuman, senyuman yang tidak dapat dilihat oleh orang, dia memutar badannya dan berjalan kembali ke kantornya.

"Tidak lama lagi Kirana akan datang, syuruh dia langsung masuk ruanganku!" Helbert dengan dingin berkata pada Leo yang sedang sibuk bekerja.

Leo terkejut mendengar suara dingin Helbert, setelah dia mendengar dengan jelas perintah Helbert, dia bergegas menjadi, "Baik!"

Melihat sosok Helbert yang berjalan memasuki ruangannya, Leo sama sekali tidak dapat menebak apa yang sedang di pikirkan Direktur Helbert ini......

Saat Kirana muncul, Leo sedikit termenung, kemudian dengan segera dia bangkit dan berkata padanya, "Nona Kirana! Direktur Helbert telah mengatakan padaku, menyuruhmmu untuk langsung ke ruangannya!"

Kirana menganggukkan kepalanya, dan ia langsung berjalan ke ruangan Helbert.

Helbert sedang duduk bermalas-malasan di sofa, dengan kaki yang bertumpang tali, saat pintu kantornya terbuka, Helbert sedikit memjamkan kedua matanya yang sangat dalam itu menatap Kirana.

Saat Kirana membuka pintu, dia langsung masuk ke dalam tatapan mata yang dalam itu, dia sedikit termenung, dengan wajah yang dingin dia menutup pintu, dan berjalan sampai di hadapan Helbert.

"Kamu suka berdiri saat berdiskusi, aku juga tidak masalah." Helbert melihat Kirana yang berdiri dengan wajah dingin, dengan tidak peduli melontarkan kata-kata ini.

Kirana mempunyai sedikit pertahanan terhadapnya, teringat saat di rumah Helbert, dia sesuka hatinya berbuat pada Kirana, Kirana sangat merasa tidak suka.

Tapi juga tidak ingin menjalin hubungan dengannya terlalu banyak, Kirana duduk di sofa yang berjarak agak jauh dari Helbert.

Kedua mata Helbert yang dingin sedikit bersinar, melihat Kirana yang begitu melindungi diri darinya, dalam hatinya merasa sangat lucu, dia bukanlah serigala, dia begitu membuatnya sebegitu ketakutan kah?

"Bicaralah, masalah apa?" Helbert melihat Kirana yang setelah duduk malah tidak berbicara sama sekali, dia menaikkam alisnya, menggunakan tangannya untuk menyangga kepalanya, dan melanjutkan bermalas-malasan di sofa.

Kirana menatapnya dengan dingin, "Kamu mempunyai cara untuk membuat Perusahaan Wang mencabut gugatan terhadap ayahku! Iyakan?"

Bukan sebuah pertanyaan tapi pernyataan, saat perkataan ini keluar dari mulut Kirana, Helbert dengan tatapan dingin mengamatinya sekilas, tidak langsung menjawabnya.

Kirana hari ini mengenakan sepotong jaket, tubuhnya yang langsing dan berisi ditambah dengan aksesoris membuat orang yang melihatnya terpana, tidak ada riasan, apalagi dandanan yang disengaja.

Semuanya adalah hal yang sangat cantik.....

Helbert merasa, hanya wanita ini, yang bisa membuatnya merasa nyaman......

"Oleh karena itu......" Tangan Helbert berubah menjadi memegang dahinya, kata-katanya penuh dengan rasa kemalasan dan juga ketampanan yang alami, kedua matanya yang dingin itu malah membawa sebuah aura yang menakutkan, bahkan bisa membuat orang masuk ke dalamnya.....

Kedua mata Kirana sedikit bergerak, hatinya penuh keraguan, "Apa yang kamu inginkan, agar membuat Perusahaan Wang mencabut gugatan terhadap ayahku!"

Sudut bibir Helbert pun naik, seeokor ikan yang terkena mata kail.....

"Tetap saja perkataan saat itu, jadi wanitaku......"

Kirana memejamkan matanya, amarah dan kekesalannya memenuhi hati dan kepalanya, "Helbert! Aku tidak menjual diri!"

"Aku tau itu, kamu tidak menjual diri, eee, tidak, ini bukanlah masalah menjual atau tidak menjual diri, ini hanyalah sebuah pilihan diantara kebutuhan......."

Gerak-gerik Helbert masih belum berubah, dia menaikkan alis melihat Kirana yang penuh kemarahan.

"Eeee, wanita seperti apa yang kamu inginkan? Kenapa tidak mau melepaskanku!" Kirana menggertakkan giginya.

Helbert diam sejenak, pertanyaan ini, dia sendiri pun belum tau, "Karena aku tertarik padamu!"

Helbert hanya bisa menggunakan kata-kata ini untuk menjelaskannya, "Karena terhadapmu, terhadap tubuhmu, aku tidak merasa benci, selain itu, hanya kamu seorang yang membuatku ingin menciummu."

Penjelasan Helbert yang begitu dingin membuat Kirana termenung, Kirana memandangnya kuat-kuat, akan tetapi tidak terlihat candaan di ucapannya, dia serius?

Melihat Kirana dengan muka muram dan tidak bersuara, Helbert dengan dingin melihatnya, dan melanjutkan perkataannya, "Menjadi wanitaku, tidak hanya bisa membuat ayahmu tidak dipenjara, aku juga bisa menutupi kekurangan perusahan kalian, tapi perusahaan tidak dapat terlaksanakan, bagaimanapun telah mengalami masalah yang besar."

Kedua mata Kirana sedikit menyipit melihat ke arah Helbert, kedua matanya itu penuh dengan emosi, bahkan dapat terlihat api yang membara dari kedua matanya itu.

"Ini bukan masalah menghormati jual diri, aku tau kamu masih sekolah, saat ada waktu luang, kamu harus kemari menjadi sekretarisku, kerja! Mengurangi hutangmu, ini tidak terlalu berlebihan kan, dan juga kamu harus pindah dan tinggal bersamaku......"

Helbert melanjutkan perkataannya dengan bangga, membuat mat Kirana seketika menyipit, dan dengan penuh kemarahan menatapnya, dengan senyuman sinis dia berkata, "Heee, Helbert, pria yang terlalu sombong terlalu egois, membuat semakin banyak orang membencimu!"

"Tidak peduli, gimana yang membenciku sangatlah banyak."

Helbert malah mengeluarkan kata-kata seperti ini, membuat Kirana mengerutkan dahinya lagi.

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu