Akibat Pernikahan Dini - Bab 16 Percakapan
Setelah telepon terhubung, terdengar suara terkejut Leo, "Nona Kirana?"
Suara Leo yang penuh dengan curiga membuat Kirana kembali tersadar, Kirana membersihkan suara seraknya, "Aku mencari direktur kalian, Helbert, apakah dia ada?"
Leo tersadar kembali dari rasa terkejutnya, "Eee, Direktur Helbert, maaf, Nona Kirana, Direktur Helbert sedang rapat, ada urusan apa, aku bisa membantu anda menyampaikan......"
Kirana menutup matanya, "Tidak perlu, masalah pribadi! Ternyata dia sedang rapat, kalau begitu, aku....."
Kirana belum selesai berbicara, Leo langsung melarangnya dan berkata, "Nona Kirana, aku lihat Direktur Helbert bisa untuk mengangkat telepon.... Tunggu ya, jangan dimatikan....."
Suara Leo yang gugup membuat Kirana termenung, ada apa ini.....
Leo seketika teringat beberapa waktu yang lalu, tingkah laku Helbert yang jarang ditemui, selalu sedikit-sedikit bertanya kepadanya keadaan Kirana, setelah mendengar dia berkata tidak ada hal yang ganjil, Helbert langsung melanjutkan pekerjaannya, dan terdiam.
Sepertinya percakapan tadi tidak pernah terjadi, membuat Leo terkejut dengan tingkah laku Helbert yang aneh itu.
Saat ini, mendengar Kirana yang sangat sulit menelponnya, karena Leo terkejut, dan juga karena saat Helbert rapat, tidak suka diganggu, tapi karena keadaan yang spesial, Kirana menelpon, Tuhan tau, apabila membuat Helbert tau dia tidak tepat waktu menginformasikan Kirana menelpon.
Akibatnya bukan dia yang menanggungnya, oleh karena itu, dia lebih memilih masuk ke dalam ruang rapat dan menghadapi makian sebagai akibatnya, emosi Helbert tidak pasti, lebih baik bertarung sekali.
Leo dengan hati-hati membuka pintu ruang rapat, tiba-tiba kata-kata yang ingin dikatakannya terdiam seketika, hanya karena suasana di ruang rapat itu terlalu canggung.....
Hanya terlihat Helbert yang tiba-tiba membanting setumpuk file di atas meja, suara yang sepertinya berasal dari neraka itu begitu membuat orang bergetar, "Perusahaanku tidak memelihara orang santai! Beberapa hari ini! Baru memberiku hasil seperti ini? Kalian ini makan apa?"
Hati para direktur itu seketika bergetar, mereka menundukkan pandangan mereka tidak berani berkata-kata, sikap dingin Helbert yang keluar dari sekujur tubuhnya itu, bahkan sepertinya bisa membuat mereka semua yang sedang duduk membeku dan seketika tidak duduk dengan tenang.
Tidak tau juga emosi Direktur Helbert kenapa tambah patah, jelas-jelas mereka kali ini telah mengumpulkan rencana beberapa sebelumnya, akan tetapi tetap saja ada kesalahan......
Tentu saja, dia adalah bos besar, semua yang dia katakan, mereka bawahan ini hanya bisa mengerjakan sesuai dengan kehendaknya, bahkan tanpa alasan yang jelas melontarkan emosinya...…
Orang-orang yang terduduk disana mengangkat pandangan mereka dan melihat Leo yang tiba-tiba muncul, tatapan dingin dari Helbert yang duduk di tengah memantul kesana, Leo seketika tidak tau haru bagaimana meletakkan kaki tangannya.
"Tidak tau saat rapat jangan mengganggu kah, tidak ingin bekerja lagi!" tatapan Helbert yang begitu dingin dengan menakutkan menutup mata, bibirnya yang tipis itu dengan dingin mengeluarkan kata-kata itu.
Semakin membuat Leo bergetar, Leo mengangkat hp yang ada di genggaman tangannya, "Ki... Nona Kirana... ada urusan... men.... mencari anda....."
Kirana yang di seberang sana mendengar Leo berbicara dengan gagap, merasa tidak tau harus berkata apa, Helbert pria tidak tau diri itu begitu membuat mereka ketakutan kah......
Helbert mendengar nama Kirana, matanya yang hitam itu bersinar, sudut bibirnya sedikit naik, akhirnya terkena umpan.....
"Bawa kemari....." Helbert menyuruhnya, Leo menghapus keringat yang ada di kepalanya, dan bergegas mendekati Helbert, lalu memberikan hp itu kepadanya, untung saja, pilihan Leo benar.....
Helbert memberikan isyarat tangan kepada orang-orang di ruang rapat itu, dengan dingin dia berkata, "Hari ini, sampai sini terlebih dahulu!"
Orang-orang tersebut merasa terkejut dan saling memandang, ini.... masih Helbert yang dengan wajah dingin tatapan yang menakutkan kah?
Saat rapat, tidak peduli apapun, jangan sampai mengganggunya, tapi sekarang, telepon dari seorang wanita, ternyata bisa membuatnya menghentikan rapat!
Akan tetapi, mau bagaimana pun, dalam hati mereka merasa sangat berterima kasih pada wanita yang tiba-tiba menelpon itu.
Apabila bukan dia yang menelpon, mereka pasti akan menerima banyak penganiayaan dari pria itu....
Orang-orang disana termasuk Leo, dengan segera meninggalkan ruangan itu, benar-benar lucu, apabila mereka tinggal disana beberapa lama lagi, mereka bisa mati tanpa tulang tertinggal sedikit pun....
"Ada urusan apa?" Tanya Helbert setelah semua orang meninggalkannya sendiri, dia memutar badannya dan berjalan ke arah depan jendela, memandang pemandangan yang ada disana.....
Saat dia mengangkat telepon Kirana, segala kesal dalam hatinya, tiba-tiba berubah menjadi tenang, bahkan Helbert sendiri pun tidak menyadari, ekspresi wajahnya yang renggang.....
"Kamu yang melakukan kan!" Saat mendengar suara Helbert yang begitu dingin, Kirana sengaja langsung masuk ke dalam obrolan utama.
Sudut bibir Helbert sedikit naik, beberapa hari ini semua orang tau apa yang terjadi di dalam keluarganya, tentu saja mengerti apa yang sedang dia bicarakan, Helbert juga tidak perlu basa-basi lgi dengannya, dengan nada dingin dia menjawab, "Kalau iya kenapa, kalau bukan, juga kenapa?"
Helbert dapat mendengar suara Kirana yang penuh dengan kemarahan, sudut bibirnya pun naik, menampilkan sebuah senyuman yang penuh arti, "Aku beri waktu 10 menit, berdiskusi di kantorku, mau datang atau tidak terserah! Aku tidak akan menunggu jika melewati batas!"
"Kamu!" Kirana belum menyelesaikan perkataannya, tapi Helbert malah lah memutus panggilan itu.
Kirana melototi layarnya yang telah hitam itu, seketika dia teringat kejadian yang terjadi di keluarga mereka, dia tiba-tiba menggenggam hpnya dengan erat, ia mengambil jaket dan berjalan menuju ke kantor Helbert.
Sedangkan Helbert yang ada di seberang sana, sudut bibirnya menyimpulkan sebuah senyuman, senyuman yang tidak dapat dilihat oleh orang, dia memutar badannya dan berjalan kembali ke kantornya.
"Tidak lama lagi Kirana akan datang, syuruh dia langsung masuk ruanganku!" Helbert dengan dingin berkata pada Leo yang sedang sibuk bekerja.
Leo terkejut mendengar suara dingin Helbert, setelah dia mendengar dengan jelas perintah Helbert, dia bergegas menjadi, "Baik!"
Melihat sosok Helbert yang berjalan memasuki ruangannya, Leo sama sekali tidak dapat menebak apa yang sedang di pikirkan Direktur Helbert ini......
Saat Kirana muncul, Leo sedikit termenung, kemudian dengan segera dia bangkit dan berkata padanya, "Nona Kirana! Direktur Helbert telah mengatakan padaku, menyuruhmmu untuk langsung ke ruangannya!"
Kirana menganggukkan kepalanya, dan ia langsung berjalan ke ruangan Helbert.
Helbert sedang duduk bermalas-malasan di sofa, dengan kaki yang bertumpang tali, saat pintu kantornya terbuka, Helbert sedikit memjamkan kedua matanya yang sangat dalam itu menatap Kirana.
Saat Kirana membuka pintu, dia langsung masuk ke dalam tatapan mata yang dalam itu, dia sedikit termenung, dengan wajah yang dingin dia menutup pintu, dan berjalan sampai di hadapan Helbert.
"Kamu suka berdiri saat berdiskusi, aku juga tidak masalah." Helbert melihat Kirana yang berdiri dengan wajah dingin, dengan tidak peduli melontarkan kata-kata ini.
Kirana mempunyai sedikit pertahanan terhadapnya, teringat saat di rumah Helbert, dia sesuka hatinya berbuat pada Kirana, Kirana sangat merasa tidak suka.
Tapi juga tidak ingin menjalin hubungan dengannya terlalu banyak, Kirana duduk di sofa yang berjarak agak jauh dari Helbert.
Kedua mata Helbert yang dingin sedikit bersinar, melihat Kirana yang begitu melindungi diri darinya, dalam hatinya merasa sangat lucu, dia bukanlah serigala, dia begitu membuatnya sebegitu ketakutan kah?
"Bicaralah, masalah apa?" Helbert melihat Kirana yang setelah duduk malah tidak berbicara sama sekali, dia menaikkam alisnya, menggunakan tangannya untuk menyangga kepalanya, dan melanjutkan bermalas-malasan di sofa.
Kirana menatapnya dengan dingin, "Kamu mempunyai cara untuk membuat Perusahaan Wang mencabut gugatan terhadap ayahku! Iyakan?"
Bukan sebuah pertanyaan tapi pernyataan, saat perkataan ini keluar dari mulut Kirana, Helbert dengan tatapan dingin mengamatinya sekilas, tidak langsung menjawabnya.
Kirana hari ini mengenakan sepotong jaket, tubuhnya yang langsing dan berisi ditambah dengan aksesoris membuat orang yang melihatnya terpana, tidak ada riasan, apalagi dandanan yang disengaja.
Semuanya adalah hal yang sangat cantik.....
Helbert merasa, hanya wanita ini, yang bisa membuatnya merasa nyaman......
"Oleh karena itu......" Tangan Helbert berubah menjadi memegang dahinya, kata-katanya penuh dengan rasa kemalasan dan juga ketampanan yang alami, kedua matanya yang dingin itu malah membawa sebuah aura yang menakutkan, bahkan bisa membuat orang masuk ke dalamnya.....
Kedua mata Kirana sedikit bergerak, hatinya penuh keraguan, "Apa yang kamu inginkan, agar membuat Perusahaan Wang mencabut gugatan terhadap ayahku!"
Sudut bibir Helbert pun naik, seeokor ikan yang terkena mata kail.....
"Tetap saja perkataan saat itu, jadi wanitaku......"
Kirana memejamkan matanya, amarah dan kekesalannya memenuhi hati dan kepalanya, "Helbert! Aku tidak menjual diri!"
"Aku tau itu, kamu tidak menjual diri, eee, tidak, ini bukanlah masalah menjual atau tidak menjual diri, ini hanyalah sebuah pilihan diantara kebutuhan......."
Gerak-gerik Helbert masih belum berubah, dia menaikkan alis melihat Kirana yang penuh kemarahan.
"Eeee, wanita seperti apa yang kamu inginkan? Kenapa tidak mau melepaskanku!" Kirana menggertakkan giginya.
Helbert diam sejenak, pertanyaan ini, dia sendiri pun belum tau, "Karena aku tertarik padamu!"
Helbert hanya bisa menggunakan kata-kata ini untuk menjelaskannya, "Karena terhadapmu, terhadap tubuhmu, aku tidak merasa benci, selain itu, hanya kamu seorang yang membuatku ingin menciummu."
Penjelasan Helbert yang begitu dingin membuat Kirana termenung, Kirana memandangnya kuat-kuat, akan tetapi tidak terlihat candaan di ucapannya, dia serius?
Melihat Kirana dengan muka muram dan tidak bersuara, Helbert dengan dingin melihatnya, dan melanjutkan perkataannya, "Menjadi wanitaku, tidak hanya bisa membuat ayahmu tidak dipenjara, aku juga bisa menutupi kekurangan perusahan kalian, tapi perusahaan tidak dapat terlaksanakan, bagaimanapun telah mengalami masalah yang besar."
Kedua mata Kirana sedikit menyipit melihat ke arah Helbert, kedua matanya itu penuh dengan emosi, bahkan dapat terlihat api yang membara dari kedua matanya itu.
"Ini bukan masalah menghormati jual diri, aku tau kamu masih sekolah, saat ada waktu luang, kamu harus kemari menjadi sekretarisku, kerja! Mengurangi hutangmu, ini tidak terlalu berlebihan kan, dan juga kamu harus pindah dan tinggal bersamaku......"
Helbert melanjutkan perkataannya dengan bangga, membuat mat Kirana seketika menyipit, dan dengan penuh kemarahan menatapnya, dengan senyuman sinis dia berkata, "Heee, Helbert, pria yang terlalu sombong terlalu egois, membuat semakin banyak orang membencimu!"
"Tidak peduli, gimana yang membenciku sangatlah banyak."
Helbert malah mengeluarkan kata-kata seperti ini, membuat Kirana mengerutkan dahinya lagi.
Novel Terkait
Cintaku Pada Presdir
NingsiVillain's Giving Up
Axe AshciellyCinta Yang Tak Biasa
WennieBeautiful Love
Stefen LeePRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeAkibat Pernikahan Dini×
- Bab 1 Dijebak
- Bab 2 Kehilangan Keperawanan
- Bab 3 Kebingungan
- Bab 4 Bertemu Kembali
- Bab 5 Kembali
- Bab 6 Mangsa
- Bab 7 Karma
- Bab 8 Samuel
- Bab 9 Pertemuan
- Bab 10 Bicaralah!
- Bab 11 Ingin Bersama Kamu
- Bab 12 Bryan
- Bab 13 Menyedihkan
- Bab 14 Rileks
- Bab 15 Bahaya
- Bab 16 Percakapan
- Bab 17 Vina
- Bab 18 Perselisihan
- Bab 19 Budak Hutang
- Bab 20 Kesulitan
- Bab 21 Di Mabuk Asmara
- Bab 22 Tenang
- Bab 23 Kenangan
- Bab 24 Bakat
- Bab 25 Melepaskan Gairah
- Bab 26 Pertemuan
- Bab 27 Ciuman Paksa (Bagian pertama)
- Bab 28 Dicium Paksa (Bawah)
- Bab 29 Disengajakan (I)
- Bab 30 Disengajakan (II)
- Bab 31 Memiliki Maksud
- Bab 31 Memiliki Maksud (2)
- Bab 32 Ada Maksud
- Bab 32 Ada Maksud (4) (2)
- Bab 34 Konspirasi
- Bab 33 Konspirasi (2)
- Bab 34 Konspirasi (BAWAH) (SATU)
- Bab 34 Konspirasi BAWAH) (2)
- Bab 35 Iblis (1)
- Bab 35 Iblis (2)
- Bab 36 Hukuman (1)
- Bab 36 Hukuman (2)
- Bab 37 Hukuman (1)
- Bab 37 Hukuman (2)
- Bab 38 Dihukum(1)
- Bab 38 Dihukum(2)
- Bab 39 Hukuman (1)
- Bab 39 Hukuman (2)
- Bab 40 Bagaimana Menyelesaikannya (1)
- Bab 40 Bagaimana Menyelesaikannya (2)
- Bab 41 Ternyata (1)
- Bab 41 Ternyata.. (2)
- Bab 42 Lelaki Playboy
- Bab 42 Lelaki Playboy (2)
- Bab 43 Desakan Pernikahan (1)
- Bab 43 Desakan menikah (2)
- Bab 44 Jatuh Dalam Pelukan (1)
- Bab 44 Jatuh Dalam Pelukan (2)
- Bab 45 Ulang Tahun (1)
- Bab 45 Ulang Tahun (2)
- Bab 45 Ulang Tahun (3)
- Bab 46 Keanehan (1)
- Bab 46 Keanehan (2)
- Bab 47 Balon Pernyataan Cinta (1)
- Bab 47 Balon Pernyataan Cinta (2)
- Bab 48 Hadiah Spesial (1)
- Bab 48 Hadiah Spesial (2)
- Bab 49 Psikologi Kompleks (1)
- Bab 49 Psikologi Kompleks(2)
- Bab 50 Suasana Yang Aneh (1)
- Bab 50 Suasana Yang Aneh (2)
- Bab 51 Kecantikan Yang Elegan (1)
- Bab 51 Kecantikan Yang Elegan (2)
- Bab 52 Keahlian Membuat Teh (1)
- Bab 52 Keahlian Membuat Teh (2)
- Bab 53 Terlibat (1)
- Bab 53 Terlibat (2)
- Bab 54 Membuat Jatuh (1)
- Bab 54 Membuat Jatuh (2)
- Bab 55 Ini Adalah Sebuah Rintangan (1)
- Bab 55 Ini Adalah Sebuah Rintangan (2)
- Bab 56 Permainan Babi Memakan Harimau (1)
- Bab 56 Permainan Babi Memakan Harimau (2)
- Bab 57 Tanpa Disengaja (1)
- Bab 57 Tanpa Disengaja (2)
- Bab 58 Dipaksa Untuk Mau (1)
- Bab 58 Dipaksa Untuk Mau (2)
- Bab 59 Dijebak (1)
- Bab 59 Dijebak (2)
- Bab 60 Kamu Membuatku Jijik(1)
- Bab 60 Kamu Membuatku Jijik (2)
- Bab 61 Perasaan Curiga (1)
- Bab 61 Perasaan Curiga (2)
- Bab 62 Dia Adalah Iblis (1)
- Bab 62 Dia Adalah Iblis (2)
- Bab 63 Siapa Yang Tidak Punya Hati (1)
- Bab 63 Siapa Yang Tidak Punya Hati (2)
- Bab 64 Anak (1)
- Bab 64 Anak (2)
- Bab 64 Anak (3)
- Bab 65 Kemarahan (1)
- Bab 65 Kemarahan (2)
- Bab 66 Kemarahan (1)
- Bab 66 Kemarahan (2)
- Bab 67 Kemarahan (1)
- Bab 67 Kemarahan (2)
- Bab 68 Kemarahan (1)
- Bab 68 Kemarahan (2)
- Bab 69 Gaun Pertunangan (1)
- Bab 69 Gaun Pertunangan (2)
- Bab 70 Pembalasan Dendam Fedrick Ye (1)
- Bab 70 Pembalasan Dendam Fedrick Ye (1)
- Bab 71 Pertemuan Yang Kebetulan (1)
- Bab 71 Pertemuan Yang Kebetulan (2)
- Bab 72 Wanita Hamil (1)
- Bab 72 Wanita Hamil (2)
- Bab 73 Penyelesaian (Awal) (1)
- Bab 73 Penyelesaian (Awal) (2)
- Bab 74 Mengatasinya (1)
- Bab 74 Mengatasinya (2)
- Bab 75 Berjuang Untuk Mendapatkannya (1)
- Bab 75 Berjuang Untuk Mendapatkannya (2)
- Bab 76 Badai Pertunangan (1)
- Bab 76 Badai Pertunangan (2)
- Bab 77 Sang Mantan (1)
- Bab 77 Sang Mantan (2)
- Bab 78 Menghancurkan Pertunangan Mereka (1)
- Bab 78 Menghancurkan Pertunangan Mereka (2)
- Bab 79 Helbert Sudah Gila (1)
- Bab 79 Helbert Sudah Gila (2)
- Bab 80 Selamatkan Annabella (1)
- Bab 80 Selamatkan Annabella (2)
- Bab 81 Emosi Dengan Kelakuan Helbert (1)
- Bab 81 Emosi Dengan Kelakuan Helbert (2)
- Bab 82 Hanya Emosional Padanya (1)
- Bab 82 Hanya Emosional Padanya (2)
- Bab 83 Hanya Kirana (1)
- Bab 83 Hanya Kirana (2)
- Bab 84 Karena Cinta, Maka Cinta (1)
- Bab 84 Karena Cinta, Maka Cinta (2)
- Bab 85 Nafsu (1)
- Bab 85 Nafsu (2)
- Bab 86 Karena Cinta, Begitulah Cinta (1)
- Bab 86 Karena Cinta, Begitulah Cinta (2)
- Bab 87 Pesta Malam Hari (1)
- Bab 87 Pesta Malam Hari (2)
- Bab 68 Pesta (1)
- Bab 88 Pesta (2)
- Bab 89 Bencana Yang Terjadi Karena Pesta (1)
- Bab 89 Bencana Yang Terjadi Karena Pesta (2)
- Bab 90 Badai Setelah Pesta Malam (1)
- Bab 90 Badai Setelah Pesta Malam (2)
- Bab 91 Krisisnya Cinta (1)
- Bab 91 Krisisnya Cinta (2)
- Bab 92 Sakit Cinta (1)
- Bab 92 Sakit Cinta (2)
- Bab 93 Hatiku Sakit (1)
- Bab 93 Hatiku Sakit (2)
- Bab 94 Tidur Bersamanya (1)
- Bab 94 Tidur Bersamanya (2)
- Bab 95 Balas Dendam (1)
- Bab 95 Balas Dendam (2)
- Bab 96 Terungkap (1)
- Bab 96 Terungkap (2)
- Bab 97 Apakah Saya Dijodohkan? (1)
- Bab 97 Apakah Saya Dijodohkan? (2)
- Bab 98 Perkenalan Satu Sama Lain (1)
- Bab 98 Perkenalan Satu Sama Lain (2)
- Bab 99 Tanpa Diduga (1)
- Bab 99 Tanpa Diduga (2)
- Bab 100 Setengah hati (1)
- Bab 100 Setengah Hati (2)
- Bab 101 Tanpa Perasaan (1)
- Bab 101 Tanpa Perasaan (2)
- Bab 102 Emosional (1)
- Bab 102 Emosional (2)
- Bab 103 Emosional (1)
- Bab 103 Emosional (2)
- Bab 104 Sepertinya Suka Dan Sepertinya Tidak Suka (1)
- Bab 104 Sepertinya Suka Dan Sepertinya Tidak Suka (2)
- Bab 105 Sepertinya Rasa Yang Aneh (1)
- Bab 105 Sepertinya Rasa Yang Aneh (2)
- Bab 106 Rasa Tanda Antara Suka Atau Tidak (1)
- Bab 106 Rasa Tanda Antara Suka Atau Tidak (2)
- Bab 107 Suka Atau Tidak? (1)
- Bab 107 Suka Atau Tidak? (2)
- Bab 108 Sangat Marah (1)
- Bab 108 Sangat Marah (2)
- Bab 109 Penderitaan (1)
- Bab 109 Penderitaan (2)
- Bab 110 Penderitaan Yang Terus-Menerus (1)
- Bab 110 Penderitaan Yang Terus-Menerus (2)
- Bab 111 Penderitaan (1)
- Bab 111 Penderitaan (2)
- Bab 112 Lautan Penderitaan (1)
- Bab 112 Lautan Penderitaan (2)
- Bab 113 Pertengkaran (1)
- Bab 113 Pertengkaran (2)
- Bab 114 Kesedihan (1)
- Bab 114 Kesedihan (2)
- Bab 115 Busur Keras (1)
- Bab 115 Busur Keras (2)
- Bab 116 Kekerasan (1)
- Bab 116 Kekerasan (2)
- Bab 117 Tiga Orang Pria Melakukan Pertunjukan. (1)
- Bab 117 Tiga Orang Pria Melakukan Pertunjukan. (2)
- Bab 118 Menggoda (1)
- Bab 118 Menggoda (2)
- Bab 119 Perampokan Cinta (1)
- Bab 119 Perampokan Cinta (2)
- Bab 120 Mencuri Perasaan Cinta (1)
- Bab 120 Mencuri Perasaan Cinta (2)
- Bab 121 Cinta Tragis (1)
- Bab 121 Cinta Tragis (2)
- Bab 122 Cinta Kejamnya (1)
- Bab 122 Cinta Kejamnya (2)
- Bab 123 Kejamnya (1)
- Bab 123 Kejamnya (2)
- Bab 124 Pengkhianatan (1)
- Bab 124 Pengkhianatan (2)
- Bab 125 Pengkhianatan (1)
- Bab 125 Pengkhianatan (2)
- Bab 126 Pengkhianatan (1)
- Bab 126 Pengkhianatan (2)
- Bab 127 Pengkhianatan (1)
- Bab 127 Pengkhianatan (2)
- Bab 128 Pengkhianatan (1)
- Bab 128 Pengkhianatan (2)
- Bab 129 Pengkhianatan (1)
- Bab 129 Pengkhianatan (2)
- Bab 130 Kedekatan yang Disia-siakan (1)
- Bab 130 Kedekatan yang Disia-siakan (2)
- Bab 131 Penculikkan yang Sial (1)
- Bab 131 Penculikkan yang Sial (2)
- Bab 132 Hukuman dan Amarahnya (1)
- Bab 132 Hukuman dan Amarahnya (2)
- Bab 133 Dia panik? (1)
- Bab 133 Dia panik? (2)
- Bab 134 Tersingkapnya Sebuah Hubungan (1)
- Bab 134 Tersingkapnya Sebuah Hubungan (2)
- Bab 135 Tumbuhnya Perasaan (1)
- Bab 135 Tumbuh Perasaan (2)
- Bab 136 Kasih Sayang (1)
- Bab 136 Kasih Sayang (2)
- Bab 137 Sistem Persekusi (1)
- Bab 137 Sistem Persikusi (2)
- Bab 138 Kondisi Fisik Yang Mengundang Persekusi (1)
- Bab 138 Kondisi Fisik Yang Mengundang Persekusi (2)
- Bab 139 Kecemburuan-nya (1)
- Bab 139 Kecemburuan-nya (2)
- Bab 140 Dia Sudah Menyukaimu (1)
- Bab 140 Dia Sudah Menyukaimu (2)
- Bab 141 Dia Sudah Menyukaimu (1)
- Bab 141 Dia Sudah Menyukaimu (2)
- Bab 142 Hukuman Yang Gila (1)
- Bab 142 Hukuman Yang Gila (2)
- Bab 143 Hukuman Yang Gila (1)
- Bab 143 Hukuman Yang Gila (2)
- Bab 144 Pengundang Amarah (1)
- Bab 144 Pengundang Amarah (2)
- Bab 145 Rasa Benci (1)
- Bab 145 Rasa Benci (2)
- Bab 146 Benci (1)
- Bab 146 Benci (2)
- Bab 147 Kakak Adalah Seorang Gangster! (1)
- Bab 147 Kakak Adalah Seorang Gangster! (2)
- Bab 148 Kakak Adalah Seorang Gangster (1)
- Bab 148 Kakak Adalah Seorang Gangster (2)
- Bab 149 Loyalitas Dia (1)
- Bab 149 Loyalitas Dia (2)
- Bab 150 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (1)
- Bab 150 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (2)
- Bab 151 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (1)
- Bab 151 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (2)
- Bab 152 Kesepakatan Kencan Buta (1)
- Bab 152 Kesepakatan Kencan Buta (2)
- Bab 153 Kencan Buta (1)
- Bab 153 Kesepakatan Kencan Buta (2)
- Bab 154 Bahaya Sebelum Fajar (1)
- Bab 154 Bahaya Sebelum Fajar (2)
- Bab 155 Bahaya Dalam Hidupnya (1)
- Bab 155 Bahaya Dalam Hidupnya (2)
- Bab 156 Menggunakan Hidupku Untuk Menjagamu (1)
- Bab 156 Menggunakan Hidupku Untuk Menjagamu (2)
- Bab 157 Salah Paham (1)
- Bab 157 Salah Paham (2)
- Bab 158 Pengakuan (1)
- Bab 158 Pengakuan (2)
- Bab 159 Kehangatan Yang Membingungkan (1)
- Bab 159 Kehangatan Yang Membingungkan (2)
- Bab 160 Cinta Pertama (1)
- Bab 160 Cinta Pertama (2)
- Bab 161 Cinta Pertama (1)
- Bab 161 Cinta Pertama (2)
- Bab 162 Inisial Cinta (2)
- Bab 162 Inisial CInta (2)
- Bab 163 Jawaban (1)
- Bab 163 Jawaban (2)
- Bab 164 Jawaban yang Menyakitkan (1)
- Bab 164 Jawaban yang Menyakitkan (2)
- Bab 165 Jawaban (1)
- Bab 165 Jawaban (2)
- Bab 166 Lawan (1)
- Bab 166 Lawan (2)
- Bab 167 Rival (1)
- Bab 167 Rival (2)
- Bab 168 Rival (1)
- Bab 168 Rival (2)
- Bab 169 Kelompok Musuh (1)
- Bab 169 Kelompok Musuh (2)
- Bab 170 Asisten Yang Terdiam (1)
- Bab 170 Asisten Yang Terdiam (2)
- Bab 171 Perjamuan (1)
- Bab 171 Perjamuan (2)
- Bab 172 Bantuan Tak Terduga (1)
- Bab 172 Bantuan Tak Terduga (2)
- Bab 173 Kejutan Yang Romantis (1)
- Bab 173 Kejutan Yang Romantis (2)
- Bab 174 Dia Memberikan Kejutan Romantis (1)
- Bab 174 Dia Memberikan Kejutan Romantis (2)
- Bab 175 Kepahitan Di Musim Semi (1)
- Bab 175 Kepahitan Di Musim Semi (2)
- Bab 176 Musim Semi Yang Penuh Dengan Strategi (1)
- Bab 176 Musim Semi Yang Penuh Dengan Strategi (2)
- Bab 177 Lagi Dan Lagi (1)
- Bab 177 Lagi Dan Lagi (2)
- Bab 178 Lagi Dan Lagi (1)
- Bab 178 Lagi Dan Lagi (2)
- Bab 178 Rencana Awal (1)
- Bab 179 Rencana Awal (2)
- Bab 180 Rencana Awal (1)
- Bab 180 Rencana Awal (2)
- Bab 181 Konspirasi Yang Dimulai (1)
- Bab 181 Konspirasi Yang Dimulai (2)
- Bab 182 Konspirasi Yang Dimulai (1)
- Bab 182 Konspirasi Yang Dimulai (2)
- Bab 183 Terluka (1)
- Bab 183 Terluka (2)
- Bab 184 Wajah Yang Hancur (1)
- Bab 184 Wajah Yang Hancur (2)
- Bab 185 Kehilangan Kontrol (1)
- Bab 185 Kehilangan Kontrol (2)
- Bab 186 Penyerahan Diri Yang Terpaksa (1)
- Bab 186 Penyerahan Diri Yang Terpaksa (2)
- Bab 187 Bermain Trik Dengan Putra Sendiri (1)
- Bab 187 Bermain Trik Dengan Putra Sendiri (2)
- Bab 188 Salah Paham Meningkat (1)
- Bab 188 Salah Paham Meningkat (2)
- Bab 189 Bermain Trik, Siapa Yang Tidak Bisa? (1)
- Bab 189 Bermain Trik, Siapa Yang Tidak Bisa? (2)
- Bab 190 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 190 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 191 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 191 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 192 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 192 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 193 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 193 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 194 Kesenangan Dari Balas Dendam (1)
- Bab 194 Kesenangan Dari Balas Dendam (2)
- Bab 195 Kembali Masuk Dalam Bahaya (1)
- Bab 195 Kembali Masuk Dalam Bahaya (2)
- Bab 196 Terjebak Krisis Lagi (1)
- Bab 196 Terjebak Krisis Lagi (2)
- Bab 197 Masuk Ke Dalam Krisis Lagi (1)
- Bab 197 Masuk Ke Dalam Kerisis Lagi (2)
- Bab 198 Kegilaan Dia 1
- Bab 198 Kegilaan Dia (2)
- Bab 199 Situasi Berbahaya (1)
- Bab 199 Situasi Berbahaya (2)
- Bab 200 Menolong Dia (1)
- Bab 200 Menolong Dia (2)
- Bab 201 Penundaan Yang Terpaksa (1)
- Bab 201 Penundaan Yang Terpaksa (2)
- Bab 202 Menembus Krisis (1)
- Bab 202 Menembus Krisis (2)
- Bab 203 Perangkap Indah (1)
- Bab 203 Perangkap Indah (2)
- Bab 204 Rencana Wanita Cantik (1)
- Bab 204 Rencana Wanita Cantik (2)
- Bab 205 Rencana (1)
- Bab 205 Rencana (2)
- Bab 206 Kebetulan (1)
- Bab 206 Kebetulan (2)
- Bab 207 Kebetulan (1)
- Bab 207 Kebetulan (2)
- Bab 208 Menang (1)
- Bab 208 Menang (2)
- Bab 209 Ternyata Aku Hamil (1)
- Bab 209 Ternyata Aku Hamil (2)
- Bab 210 Cinta Menyakitkan Yang Akan Segera Dimulai (1)
- Bab 210 Cinta Menyakitkan Yang Akan Segera Dimulai (2)
- Bab 211 Kisah Percintaan Yang Tragis (1)
- Bab 211 Kisah Percintaan Yang Tragis (2)
- Bab 212 Kisah Cinta Yang Tragis (1)
- Bab 212 Kisah Cinta Yang Tragis (2)
- Bab 213 Penyiksaan Cinta yang Akan Segera Bermulai (1)
- Bab 213 Penyiksaan Cinta yang Akan Segera Bermulai (2)
- Bab 214 Periode Perang Dingin (1)
- Bab 214 Periode Perang Dingin (2)
- Bab 215 Periode Perang Dingin (1)
- Bab 215 Periode Perang Dingin (2)
- Bab 216 Anaknya, Benar-benar Sudah Keguguran (1)
- Bab 216 Anaknya, Benar-benar Sudah Keguguran (2)
- Bab 217 Hati Yang Menjauh (1)
- Bab 217 Hati Yang Menjauh (2)
- Bab 218 Jarak Hati Yang Dingin (1)
- Bab 218 Jarak Hati Yang Dingin (2)
- Bab 219 Tidak Bisa Melahirkan Lagi (1)
- Bab 219 Tidak Bisa Melahirkan Lagi (2)
- Bab 220 Mendengar Suara Hati Yang Hancur (1)
- Bab 220 Mendengar Suara Hati Yang Hancur (2)
- Bab 221 Dengan Cara Mabuk Pun Tidak Bisa (1)
- Bab 221 Dengan Cara Mabuk Pun Tidak Bisa (2)
- Bab 222 Orang Asing Yang Paling Akrab (1)
- Bab 222 Orang Asing Yang Paling Akrab (2)
- Bab 223 Perencanaan Sebelum Cerai (1)
- Bab 223 Perencanaan Sebelum Cerai (2)
- Bab 224 Apa Benar Harus Saling Menyakiti Padahal Saling Mencintai? (1)
- Bab 224 Apa Benar Harus Saling Menyakiti Padahal Saling Mencintai? (2)
- Bab 225 Kelembutan Dan Kekasarannya (1)
- Bab 225 Kelembutan Dan Kekasarannya (2)
- Bab 226 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (1)
- Bab 226 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (2)
- Bab 227 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (1)
- Bab 227 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (2)
- Bab 228 Waktu Jantung Berdetak (1)
- Bab 228 Detak Jantung Sesaat (2)
- Bab 229 Kelembutan untuk yang Terakhir Kalinya (1)
- Bab 229 Kelembutan untuk yang Terakhir Kalinya (2)
- Bab 230 Perpisahan yang Sunyi (1)
- Bab 230 Perpisahan yang Sunyi (2)
- Bab 231 Hilang Ingatan (1)
- Bab 231 Hilang Ingatan (2)
- Bab 232 Karena Cinta, Sehingga Melepaskan (1)
- Bab 232 Karena Cinta, Sehingga Melepaskan (2)
- Bab 233 Mencintai Seseorang, Tidak Berarti Harus Bersama (1)
- Bab 233 Mencintai Seseorang, Tidak Berarti Harus Bersama (2)
- Bab 234 Kamu Adalah Segalanya Bagiku (1)
- Bab 234 Kamu Adalah Segalanya Bagiku (2)
- Bab 235 Bertemu Kembali (1)
- Bab 235 Bertemu Kembali (2)
- Bab 236 Kembali Bertemu (1)
- Bab 236 Kembali Bertemu (2)
- Bab 237 Selamanya Kamu Hanya Bisa Menjadi Istriku (1)
- Bab 237 Selamanya Kamu Hanya Bisa Menjadi Istriku (2)
- Bab 238 Merasakan Kembali Keindahan Milikmu (1)
- Bab 238 Merasakan Kembali Keindahan Milikmu (2)
- Bab 239 Pria Yang Nakal (1)
- Bab 239 Pria Yang Nakal (2)
- Bab 240 Persaingan Tiga Orang Pria (1)
- Bab 240 Persaingan Tiga Orang Pria (2)
- Bab 241 Kembali (1)
- Bab 241 Kembali (2)
- Bab 242 Serangan Balasan, Pembalasan Dendam (1)
- Bab 242 Serangan Balasan, Pembalasan Dendam (2)
- Bab 243 Perasaan Cinta yang Tidak Akan Kembali (1)
- Bab 243 Perasaan Cinta yang Tidak Akan Kembali (2)
- Bab 244 Pertobatan yang terakhir (1)
- Bab 244 Pertobatan yang terakhir (2)
- Bab 245 Pertobatan Terakhir (1)
- Bab 245 Pertobatan Terakhir (2)
- Bab 246 Dia Akan Dinikahi Besok (1)
- Bab 246 Dia Akan Dinikahi Besok (2)
- Bab 247 Dia Akan Dinikahi Besok (1)
- Bab 247 Dia Akan Dinikahi Besok (2)
- Bab 248 Penutup (1)
- Bab 248 Penutup (2)
- Bab 249 Penutup (1)
- Bab 249 Penutup (2)