Akibat Pernikahan Dini - Bab 46 Keanehan (1)

Berbeda dengan Yesi yang begitu semangat menceritakan hal ini, Kirana hanya menjawab dengan berkata, "Oh."

Yesi menggelengkan kepala pasrah. Malam hari, setelah Yesi dan Kirana berdiskusi berjam-jam lamanya, akhirnya terpilihlah tempat karaoke yang sedikit mewah dan anggun.

Di sini adalah tempat anak-anak orang kaya berkumpul. Namun karena hari ini Kirana ulang tahun, Daniel sudah mereservasinya dari jauh-jauh hari.

Setelah mereka sampai pada ruang reservasi, datang lagi beberapa orang. Samuel, bocah itu, entah membawa apa di tangannya, masuk dengan rusuh ke dalam ruangan.

Melemparkan sebuah benda pada Kirana, ia duduk di samping lalu mengambil makanan yang ada di atas meja. Samuel makan seperti orang yang sudah sangat lama tidak makan.

Kirana hanya pasrah meilhat 'kelaparan' Samuel, kemudian membuka hadiah di tangannya yang tidak terlihat seperti hadiah, seharusnya ini masih terhitung sebagai hadiah, kan ....

Saat Kirana membuka 'hadiah' itu, matanya langsung terbelalak. Hadiah dalam kotak itu, adalah wanita kecil yang lucu, yaitu ukuran mini dari tubuhnya!

Yesi datang lalu dengan suara terkejut dan kagum berkata, "Wah! Ternyata diukir dari kayu cendana! Samuel! Kamu sudah kaya?"

Kirana juga menaikkan alisnya, menoleh ke arah Samuel yang hanya mementingkan makan. Samuel yang menyadari ada banyak tatapan pada dirinya, bukannya merasa tidak enak hati, malah menjadi tambah rakus.

Setelah menguyah dengan mulut yang penuh dan menelannya, Samuel baru menjelaskan, "Kayu cendana adalah barang berharga yang disimpan kakekku. Karena hari ini adalah ulang tahun Kirana yang cantik, aku baru mengeluarkannya! Bagaimana? Ukiranku lumayan bagus kan! Aku mengukirnya selama beberapa jam, lho! Bahkan belum sempat makan siang dan makan malam, langsung datang ke sini! Nona Kirana, kamu harus baik-baik berterima kasih padaku."

Bohong jika Kirana tidak terharu akan perkataan Samuel. Samuel memang begini orangnya, sangat setia dan menghargai teman! Melihat mulut Samuel yang gembung karena makanan, Kirana tertawa.

"Makan pelan-pelan, tidak ada yang berebut denganmu! Tapi, cukup orangmu saja yang datang, barang berharga kakekmu, malah kamu bikin jadi ini! Kalau dia tahu, bisa dipukul mati kamu! Cepat bawa pulang sana!"

Selesai mengatakan, Kirana mengembalikan benda itu kepada Samuel. Namun Samuel malah melototinya, "Kirana! Aku sudah bersusah payah mengukirnya lama-lama! Dan kamu berani menolaknya! Jika kakekku sadar juga tidak bisa berbuat apa-apa, aku bilang saja dia sudah pikun jadi tidak tahu taruh dimana. Jika dia tahu aku yang menghilangkannya, ya paling dibunuh saja olehnya, sampai itu terjadi, tolong bantu bereskan mayatku ya, jadi tidak sia-sia juga kan aku begitu menyayangimu.~"

Kirana speechless menatap Samuel yang berlagak keren. Mengetahui maksud hatinya, Kirana sungguh terharu dan senang, bisa mendapat teman seperti ini, adalah keberuntungannya ....

"Woi! Samuel, tak lama lagi juga tiba ulang tahunku. Kamu mau memberikanku apa?" Sambil menaikkan alis, Yesi bertanya pada Samuel yang masih melanjutkan acara makannya dengan lahap. Mendengar pertanyaan Yesi, ia terbatuk.

Sambil terbatuk ia melihat ke arah Yesi dan Kirana yang tersenyum manis, "Kalian janjian kan! Semua ulang tahunnya berdekatan, kenapa suka sekali membuatku bokek? Memang benar, perempuan adalah makhluk yang paling susah dilayani!"

Selesai mengatakan itu, tanpa peduli pada tatapan Yesi yang marah, ia melanjutkan sesi makannya. Kirana tertawa melihat obrolan mereka.

Yesi memelototi Samuel. Ia lalu mengeluarkan kado dari tasnya kemudian diberikan pada Kirana, "Hei, Kirana, lihat ini, suka tidak?"

Kirana merasa lucu melihat Yesi yang menunggu reaksi dari dirinya. Dengan perlahan, dibukanya tutup kotak, lalu terlihatlah gelang warna ungu muda yang terletak manis dalam kotak.

Mata Kirana lagi-lagi terbelalak, ini kan gelang yang didesain oleh perancang ternama dunia, gelang yang mereka lihat saat pergi ke acara lelang. Dengan terkejut, Kirana menengadahkan kepala memandang Yesi.

"Yesi, bagaimana caramu mendapatkan ini?"

Dengan nakal, Yesi mengedip-ngedipkan mata padanya, "Sudahlah, jangan banyak bertanya. Cepat pakai, apakah cocok atau tidak?"

Kirana sangat speechless, jujur saja, ia sangat suka pada benda berwarna ungu. Terutama saat mengikuti acara lelang bersama Yesi waktu itu, dia sudah sangat menyukai gelang ini. Saat hendak membelinya, ia kedahuluan oleh orang lain. Akhirnya hanya bisa merasa menyesal. Tak disangka, Yesi membawanya kembali ke sini!

Hati Kirana terasa hangat, melihat tatapan Yesi yang menunggu reaksinya. Kirana pun tersenyum lalu memakaikan gelang itu ke pergelangan tangannya. Setelah pakai, ia merasakan aura dingin naik dari tangannya ke seluruh tubuh.

Juga wangi ringan yang khas, membuat Kirana semakin merasakan kenyamanan di hatinya.

"Kirana, bagus sekali! Tanganmu yang putih dihias dengan gelang ini, sungguh sangat cantik!" Yesi berkata dengan girang.

Kirana memeluk Yesi pelan, "Yesi, terima kasih untuk kadomu! Aku sangat suka!"

"Tidak usah sungkan, bagus kalau kamu suka, hehe ..."

Di saat orang-orang sedang tertawa, tiba-tiba pintu terbuka dengan ringan, masuklah Daniel yang tampan dan seorang pria blasteran, John. Mereka masuk sambil tersenyum ke arah Kirana.

"Daniel, John, kalian sudah datang ..."

"Iya, ini John, teman ... ku!" Daniel berhenti sebentar, lalu menunjuk kepada John yang berdiri di sebelahnya.

Samuel akhirnya kenyang, ia menengadahkan kepala lalu melihat adanya pria blasteran, dan tatapan Yesi pada pria itu tidak seperti biasanya.

Yesi tahu kalau mereka sedang bertengkar, tapi dilihat dari gerak-gerik mereka, terlihat jelas bahwa mereka sudah baikan. Tapi entah mengapa, Yesi merasa, saat bertemu dengan John, rasanya ada keanehan antara John dan Daniel.

Tapi apa keanehannya, ia tidak tahu. Terutama ketika melihat tangan John yang sengaja disampirkan ke bahu Daniel. Meskipun dua pria di hadapannya ini tidak melakukan hal lain, tapi Yesi selalu merasa bahwa tatapan mereka berdua ini aneh.

Ini mungkin hanya rasa sensitif dan kepekaan dari seorang wanita saja, semoga ....

"Yesi cantik, kamu melamun? Sadarlah!" Samuel tiba-tiba duduk di sebelahnya. Dengan suara yang dikencangkan, ia melihat ke arah Yesi.

Yesi langsung tersadar. Untuk menutupi hal ini, ia memelototi Samuel, "Aku melihat pria tampan datang, terpsesona sedikit, memangnya tidak boleh?"

"Cuih, cuih, di sampingmu ini ada seorang pria tampan tidak kamu lihat. Lihat pria blateran, apanya yang tampan. Bukannya menyombongkan diri! Tapi kuberitahu ya! Wanita yang mengejarku, bahkan berbaris hingga memenuhi jalan raya!" Samuel berkata panjang lebar, dalam kalimatnya terkandung rasa narsis yang berlebihan ....

Yesi memutar bola matanya malas, "Samuel, mukamu terbuat dari tembok, ya?"

"Bukanlah, memangnya kenapa?" Samuel bertanya tanpa rasa bersalah.

Yesi tertawa terbahak-bahak, "Kalau begitu, kenapa tebal sekali!"

Wajah Samuel persis seperti orang yang sedang buang air besar. Benar kata orang, hal yang paling sulit adalah berhadapan dengan perempuan. Kalimat ini sangat tepat! Kelihatannya, buku yang dibacanya akhir-akhir ini, semuanya sangat masuk akal~

Daniel dan John juga telah duduk. John kemudian memberikan kado kepada Kirana, Kirana sedikit terkejut, "Ini ..."

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu