Akibat Pernikahan Dini - Bab 27 Ciuman Paksa (Bagian pertama)

Akan tetapi hanyalah cinta Alice yang sebelah pihak saja, Helbert degan siapapun begitu, suasana hatinya sedang baik ia akan berbicara lebih banyak beberapa kata, ketika suasana hatinya sedang tidak baik, bahkan seperkata pun tak akan ia sumbangkan keluar!

Alice mencibirkan bibirnya, kedua mata yang seakan mampu melembutkan matanya da membuat sepasang matanya penuh dengan air mata, memperlihatkan muka sedihnya ke arah Helbert.

Tetapi yang paling jelas, Alice dengan sangat jelas menaksir dengan rendah bahwa si Helbert bukanlah seperti lelaki yang di luar sana.......

Hanya dengan melihat Helbert yang mengeluarkan tatapan dingin dan tanpa perasaan dari kedua bola matanya ke arah Alice, raut wajah yang tanpa ekspresi, dan bibirnya yang tipis dan di masukannya ke dalam, seperti memperihatkan sifat dingin dan tak berperasaannya.

"Lain kali, jangan menampakan muka di depanku lagi!" Helbert dengan dingin mengeluarkan kata-kata tersebut, tanpa ada rasa segan lalu ia membalikan badan dan pergi.

Alice menggigit bibirnya dengan kuat, sebelum ia benar-benar meneteskan keluar airmata dari matanya, dengan tidak mudah ia mendapatkan sedikit kebaikan darinya, dan menyetujuinya untuk berada di sisinya.

Tetapi, ini baru beberapa hari! Helbert selalu menjadi orang yang di sukai oleh para wanita di dunia perbisnisan, dapat bersama dengannya, walaupun hanya berdiri bersamapun dapat memberikan suatu rasa bangga dan terhormat.

Walaupun tau ia tak pernah kekurangan wanita! tak pernah menyimpan perasaan kepada wanita manapun, tapi ia sebegitu menginginkan untuk berada di sisinya, kesempatan yang begitu bagus, berakhir dengan sperti ini saja......

Alice dengan kesal menghentakkan kakinya, hatinya yang sakit dan juga di iringi dengan rasa tak rela memandang tajam ke arah bayangan Helbert yang telah lama hilang dari pandangan.

Ketika Kirana memasuki Private room, ia seketika tergegun, di dalam ruangan tak ada satupun orang, hanya ada makanan di susun di atas meja, sinar lampu yang remang membawa suatu perasaan yang misterius.

Suara musik dari luar meredup, Kirana memiringkan kepala dengan bingung bertanya kepada Bryan yang sedang menutup pintu, "teman-teman kamu? kenapa tak ada satu pun?"

Bryan tersenyum sembari berjalan ke arah depan sofa, melambaikan tangan kearahnya, sini, cepat kemari, duduk!"

Kirana melirik ke arahnya sebentar, melangkah ke arah sofa dan duduk, Bryan memberinya sebungkus makanan, "bukannya kamu bilang kamu lapar? ayo makan!"

Kirana menjelitkan matanya ke arahnya, dasar anak ini, "aku gak bilang aku lapar! kamu belum jawab pertanyaan aku!"

Bryan enggan melihatnya, memasang wajah berfikir sembari mengambil dan memakannya, "aku gak ada teman, kalaupun ada, aku juga merasa hampa, aku tak sudi mengundang mereka yang bermuka dua!"

Kirana memiringkan menghadap kearahnya sembari kepalanya, anak ini! lagi-lagi begini, walaupun wajahnya sedang tertawa, akan tetapi tidak dengan hatinya.

Hatinya merasa ada sedikit perasaan aneh, Kirana mengalihkan pembicaraan, dia mengeluarkan hadiah dari dalam tasnya, melemparnya ke arah Bryan, "tuh, selamat ulang tahun!"

Bryan dengan cepat menyambutnya, lalu membuang makanan yang ada di tagannya, dengan tersenyum ia perlahan membuka kadonya, lalu melihat satu set Hp bergambar kartun, ia terkaku sejenak!

"Dasar perempuan edan! yang kamu kasi ini mainan kan! kamu masih menganggap aku anak kecil ya!"

Kirana tertawa kecil, menaikkan alisnya kearah Bryan, "gak kok, aku anggap kamu bayi besar! Hp ini beneran sangat cocok sama sifat kekanak-kanakan kamu! gak perlu terima kasih sama aku! terlalu segan!"

Bryan menjadi ingin mencekik mati perempuan yang ada di depannya ini, dia pasti sengaja, dia mana ada kekanak-kanakan! mana ada kekanak-kanakan!!!

"Yasudahlah, yasudahlah, ada hadiah juga sudah bagus, di pilihkan lagi!" Kirana menyengritkan dahi kearahnya, Bryan melihat ke arahnya sekilas, walaupun ia selalu tak puas karena Kirana selalu menyebutnya kekanak-kanakan, dan memberinya hadiah yang kekanak-kanakan seperti ini! akan tetapi di fikir-fikir lagi ia dapat datang hari ini saja telah membuatnya bahagia!

"Ayo ayo, cheer! selamat hari ulang tahun ku!!" Bryan dengan gembira, ia menepuk dahinya, langsung membuka beberapa botol beer, setelah menungkannya ke dalam gelas, dengan ringan memberikannya kehadapannya.

Kirana menyengritkan dahinya ke arah gelas yang berisi beer, kejadian sebelumnya membuat ia memiliki pengalaman yang buruk terhadap aroma beer.

"Kenapa? cewek bodoh! gak kasi aku muka, hari ini hari ulang tahun aku!" Bryan menyengritkan dahinya sambil memasang muka tak puas ke hadapan Kirana, Kiranapun tak berdaya.

"Baiklah, aku cuma minum satu gelas!" melihat Kirana yang menyetujui permintaanya dan mengambil gelas tersebut, Bryan pun tak melanjutkan tingkahnya yang memaksa Kirana untuk minum lagi, ia menuangkan beer ke gelas ia sendiri, lalu dengan semangat meneguknya.

Kirana melihat cara Bryan minum, ia merasakan ada yang aneh dengan Bryan!

"Cheer!" Bryan sekali lagi menuangkannya ke dalam gelas, melihat Kirana yang tergegun, ia tersenyum tipis, lalu mengambil gelas kirana dan gelas miliknya, lalu pelan-pelan menyentuhkan keduanya.

Ia sendiri minum sekali lagi, Kirana mengerutkan dahinya dan menatap Bryan, ia juga meneguk miliknya.

Beer yang hambar dan kelat dan di tambah aroma yang menusuk hidung membuat Kirana sedikit mengerutkan alisnya, menaruh gelasnya, tapi ia melihat Brayn yang masih lanjut menuangkan beer segelas demi segelas, setelah penuh ia langsung meneguknya.

Kirana menyengrit ke arahnya, melihat ia membuka beberapa botol beer kembali, khawatir yang di iringi dengan rasa ragu melihatnya, "Bryan......"

Akan tetapi Bryan tak menghiraukannya, ia masih melanjutkan meneguk beer yang dingin tersebut, tetesan beer yang mengalir keluar dari sudut bibirnya, turun ke tenggorokan, lalu mengalir ke arah bajunya yang tipis.

Bryan langsung mengganti gelasnya menjadi botol beer langsung, ia meneguknya langsung dari botol beer tersebut, "Bryan! tolong berhenti!"

Kirana melihat ekspresi wajah yang tampak tak ada ekspresi, semakin merasa ada yang tak beres, dengan segera merampas botol beer yang ada di tangannya, akan tetapi Bryan menghindar dan merelai tangan Kirana.

Bryan dengan seketika berdiri, wajahnya yang muram dengan seketika menghempaskan tangannya, terdengar suara "bang.....", sambutan dari suara botol beer yang pecah, cairan yang berada di dalam botol yang masih berbusa keluar membasahi lantai.

Sontak Kirana pun tergegun, mengangkat pandangannya ke arah sepasang mata Bryan yang tiba-tiba memerah, "Bry........"

"Kirana, kamu tau gak......." Kirana yang belum menyelesaikan pembicaraannya, wajah muram Bryan tiba-tiba memotongnya.

"Hari ini adalah hari ulang tahunku! ya..... Hari ulang tahunku! tetapi kamu tau gak? hari ini juga hari pemakaman orang tuaku!! adalah hari pemakaman kedua orang tuaku!!!!

Setelah Bryan mengucapkan kata-kata yang di iringi dengan rasa sakit tersebut, seolah menguras seluruh tenaganya, kembali duduk lemas di atas sofa, dengan perasaan sakit memeluki kepalanya dan menangis terisak-isak layaknya anak kecil.

Kirana mengerutkan dahinya, setelah mendengarkan perkataannya sampai selesai, dan lagi melihat keadaannya yang seperti sekarang, hatinya tiba-tiba bergetar, di dalam matanya tampak sebuah kerumitan, ia tak mengerti harus bagaimana menghiburnya.

Hanya dapat duduk di sampingnya, pelan-pelan menepuk pundaknya, tubuhnya seketika di peluk oleh Bryan, tubuh Bryan yang lekat dengan aroma beer yang pekat dan di iringi dengan kata-kata yang menyakitkan terdengar dari telinga Kirana.

"Kirana! kamu tau gak, waktu itu ibuku tak sengaja terjatuh, mengenai janin yang sedang ia kandung, ayahku ingin segera mengantarnya ke rumah sakit, tetapi di perjalanan menuju rumah sakit, terjadilah tumburan berantai, mereka.... mereka...."

"Jangan katakan lagi! Bryan, jangan di katakan lagi! mengerti? "tanpa Kirana sadari, saat ia mengatakan hal tersebut di iringi dengan kelembutan dan juga perhatian."

Tangan Kirana perlahan menepuk pundak Bryan, mendengar suara ia yang bergetar di iringi dengan tangisan, ia berkata ia sangat susah melupakan kejadian tersebut, pantasan saja ia tak pernah menyinggung masalah orang tuannya sedikitpun sebelumnya.

Pantas saja ia tak perlah serius dan selalu tertawa untuk menutupi luka di dalam hatinya, pantas saja ia tak pernah dengan mudah menampakkan ekspresi wajah yang dingin......

Sangatlah jarang mereka dapat berbicara secara serius seperti ini, akan tetapi di saat seperti ini......

"Kenapa...... Kenapa saya yang masih hidup di dunia ini, kenapa!! aku harusnya ikut bersama mereka pergi!! aku pembawa sial!"

Suara Bryan yang bergetar di iringi perasaan sakit membuat Kirana mengerutkan jidatnya sangat dalam, Kirana yang sedikit tak setuju dengan perkataan Bryan berkata" "jangan berkata demikian! di dunia ini tak ada satupun orang tua yang tidak mencintai anaknya, jikalau orang tuamu masih ada, apakah mereka berharap anaknya hidup tersiksa seperti ini? melihatmu menghukum dirimu sendiri seperti ini, apakah merka bisa bahagia? melihatmu tak gembira tak bahagia! apakah mereka dapat tenang di surga sana?"

"Bryan, kamu harus belajar menerima kenyataan! mereka telah pergi, tetapi kamu masih ada di dunia ini, itu saja sudah membuat mereka puas! kamu adalah hadiah terindah mereka! bukanlah pembawa sial!"

Mungkin karena perkataan lembut yang jarang terdengar dari Kirana, mungkin juga karena apa yang di katakan Kirana adalah kenyataan, Brayn perlahan melepaskan pelukannya, mata mereka saling berhadapan, seketika Brayn merasakan perasaan lega dari dalam hatinya.

Benar juga, masalah seperti ini, siapapun tak mengharapkannya terjadi, karena Tuhan telah memberikan ku hidup, berarti Ia, menginginkan ku untuk baik-baik menjalani kehidupan ini, bergembira menjalani hidup!

"Makasih ya! Cewek bodoh!"

Sangatlah jarang dapat melihat Brayn berterima kasih kepadanya, dan menggunakan bahasa yang sangat halus berbicara kepadanya, melihat perasaan dia yang sudah kembali seperti biasanya, Kirana menghembuska nafasnya.

Tak disangka, Bryan juga mempunyai sisi yang tak di ketahui orang seperti ini, hai, ........

Bryan menatap perempuan yang ada di depannya itu, ia dari awal tak pernah merayakan ualng tahun, karena ketika ia berulang tahun bertepatan dengan hari pemakaman kedua orang tuanya, barulah ia membenci ulang tahun, tetapi, ia sangat ingin memberitahu kepada orang lain mengenai kejadian ini, menenangkan sejenak hati yang penuh dengan tekanan itu.

Ia hanya terfikir satu orang, dan juga hanyalah dia yang bisa membuat hatinya tenang! tidak tau sedari kapan, ia baru menyadari, ia menyukai wanita bodoh yang berhati dingin ini!

Perasaannya pun terasa lega, sepasang mata yang terlihat tenang dari Bryan menatap bibir penuh Kirana, ia membasahi bibirnya yang kering.

Tidak tau apakah itu pengaruh alkohol ataukah keiginan dari dalam hatinya, ia sangat ingin mencium Kirana, dengan kuat menciumnya, sebagaimana ia menginginkannya, juga sebagaimana ia melakukannya......

"Bibir keduanya bertemu" Kirana yang terkejut membuat matanya melotot ke arah orang di depannya yang tiba-tiba menyerang bibirnya, aroma maskulin bercampur aroma alkohol tercium dan seketika melewati hidungnya.

Seketika Kirana berkeinginan untuk memberontak, tetapi tangan Bryan telah memegangi kepalanya dengan satu tangan dan perlahan semakin mendekat, satu tangannya lagi memengangi tangannya yang sedang memberontak.

Ciuman yang tak beraturan dan sembarangan, dan lagi Bryan yang tak ada pengalaman mencium seseorang, ia hanya berulang kali mengkecup bibir Kirana.

Kirana dengan kesal menggigit bibir Brayn, Brayn dengan kesakitan melepaskannya, "ssh..... perempuan ini! memberontaknya juga tak perlu sekasar ini!"

"Br! ay! n!!!!! "Kirana menggertakkan giginya sembari mengusap bibirnya, aroma kental dari alkohol yang tak juga hilang, tambah membuat Kirana semakin marah!

Kalau bukan karena hari ini ia ulang tahun dan di tambah perasaannya yang sedang kacau, sejak tadi ia pasti sudah menonjoknya!

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu