Akibat Pernikahan Dini - Bab 27 Ciuman Paksa (Bagian pertama)
Akan tetapi hanyalah cinta Alice yang sebelah pihak saja, Helbert degan siapapun begitu, suasana hatinya sedang baik ia akan berbicara lebih banyak beberapa kata, ketika suasana hatinya sedang tidak baik, bahkan seperkata pun tak akan ia sumbangkan keluar!
Alice mencibirkan bibirnya, kedua mata yang seakan mampu melembutkan matanya da membuat sepasang matanya penuh dengan air mata, memperlihatkan muka sedihnya ke arah Helbert.
Tetapi yang paling jelas, Alice dengan sangat jelas menaksir dengan rendah bahwa si Helbert bukanlah seperti lelaki yang di luar sana.......
Hanya dengan melihat Helbert yang mengeluarkan tatapan dingin dan tanpa perasaan dari kedua bola matanya ke arah Alice, raut wajah yang tanpa ekspresi, dan bibirnya yang tipis dan di masukannya ke dalam, seperti memperihatkan sifat dingin dan tak berperasaannya.
"Lain kali, jangan menampakan muka di depanku lagi!" Helbert dengan dingin mengeluarkan kata-kata tersebut, tanpa ada rasa segan lalu ia membalikan badan dan pergi.
Alice menggigit bibirnya dengan kuat, sebelum ia benar-benar meneteskan keluar airmata dari matanya, dengan tidak mudah ia mendapatkan sedikit kebaikan darinya, dan menyetujuinya untuk berada di sisinya.
Tetapi, ini baru beberapa hari! Helbert selalu menjadi orang yang di sukai oleh para wanita di dunia perbisnisan, dapat bersama dengannya, walaupun hanya berdiri bersamapun dapat memberikan suatu rasa bangga dan terhormat.
Walaupun tau ia tak pernah kekurangan wanita! tak pernah menyimpan perasaan kepada wanita manapun, tapi ia sebegitu menginginkan untuk berada di sisinya, kesempatan yang begitu bagus, berakhir dengan sperti ini saja......
Alice dengan kesal menghentakkan kakinya, hatinya yang sakit dan juga di iringi dengan rasa tak rela memandang tajam ke arah bayangan Helbert yang telah lama hilang dari pandangan.
Ketika Kirana memasuki Private room, ia seketika tergegun, di dalam ruangan tak ada satupun orang, hanya ada makanan di susun di atas meja, sinar lampu yang remang membawa suatu perasaan yang misterius.
Suara musik dari luar meredup, Kirana memiringkan kepala dengan bingung bertanya kepada Bryan yang sedang menutup pintu, "teman-teman kamu? kenapa tak ada satu pun?"
Bryan tersenyum sembari berjalan ke arah depan sofa, melambaikan tangan kearahnya, sini, cepat kemari, duduk!"
Kirana melirik ke arahnya sebentar, melangkah ke arah sofa dan duduk, Bryan memberinya sebungkus makanan, "bukannya kamu bilang kamu lapar? ayo makan!"
Kirana menjelitkan matanya ke arahnya, dasar anak ini, "aku gak bilang aku lapar! kamu belum jawab pertanyaan aku!"
Bryan enggan melihatnya, memasang wajah berfikir sembari mengambil dan memakannya, "aku gak ada teman, kalaupun ada, aku juga merasa hampa, aku tak sudi mengundang mereka yang bermuka dua!"
Kirana memiringkan menghadap kearahnya sembari kepalanya, anak ini! lagi-lagi begini, walaupun wajahnya sedang tertawa, akan tetapi tidak dengan hatinya.
Hatinya merasa ada sedikit perasaan aneh, Kirana mengalihkan pembicaraan, dia mengeluarkan hadiah dari dalam tasnya, melemparnya ke arah Bryan, "tuh, selamat ulang tahun!"
Bryan dengan cepat menyambutnya, lalu membuang makanan yang ada di tagannya, dengan tersenyum ia perlahan membuka kadonya, lalu melihat satu set Hp bergambar kartun, ia terkaku sejenak!
"Dasar perempuan edan! yang kamu kasi ini mainan kan! kamu masih menganggap aku anak kecil ya!"
Kirana tertawa kecil, menaikkan alisnya kearah Bryan, "gak kok, aku anggap kamu bayi besar! Hp ini beneran sangat cocok sama sifat kekanak-kanakan kamu! gak perlu terima kasih sama aku! terlalu segan!"
Bryan menjadi ingin mencekik mati perempuan yang ada di depannya ini, dia pasti sengaja, dia mana ada kekanak-kanakan! mana ada kekanak-kanakan!!!
"Yasudahlah, yasudahlah, ada hadiah juga sudah bagus, di pilihkan lagi!" Kirana menyengritkan dahi kearahnya, Bryan melihat ke arahnya sekilas, walaupun ia selalu tak puas karena Kirana selalu menyebutnya kekanak-kanakan, dan memberinya hadiah yang kekanak-kanakan seperti ini! akan tetapi di fikir-fikir lagi ia dapat datang hari ini saja telah membuatnya bahagia!
"Ayo ayo, cheer! selamat hari ulang tahun ku!!" Bryan dengan gembira, ia menepuk dahinya, langsung membuka beberapa botol beer, setelah menungkannya ke dalam gelas, dengan ringan memberikannya kehadapannya.
Kirana menyengritkan dahinya ke arah gelas yang berisi beer, kejadian sebelumnya membuat ia memiliki pengalaman yang buruk terhadap aroma beer.
"Kenapa? cewek bodoh! gak kasi aku muka, hari ini hari ulang tahun aku!" Bryan menyengritkan dahinya sambil memasang muka tak puas ke hadapan Kirana, Kiranapun tak berdaya.
"Baiklah, aku cuma minum satu gelas!" melihat Kirana yang menyetujui permintaanya dan mengambil gelas tersebut, Bryan pun tak melanjutkan tingkahnya yang memaksa Kirana untuk minum lagi, ia menuangkan beer ke gelas ia sendiri, lalu dengan semangat meneguknya.
Kirana melihat cara Bryan minum, ia merasakan ada yang aneh dengan Bryan!
"Cheer!" Bryan sekali lagi menuangkannya ke dalam gelas, melihat Kirana yang tergegun, ia tersenyum tipis, lalu mengambil gelas kirana dan gelas miliknya, lalu pelan-pelan menyentuhkan keduanya.
Ia sendiri minum sekali lagi, Kirana mengerutkan dahinya dan menatap Bryan, ia juga meneguk miliknya.
Beer yang hambar dan kelat dan di tambah aroma yang menusuk hidung membuat Kirana sedikit mengerutkan alisnya, menaruh gelasnya, tapi ia melihat Brayn yang masih lanjut menuangkan beer segelas demi segelas, setelah penuh ia langsung meneguknya.
Kirana menyengrit ke arahnya, melihat ia membuka beberapa botol beer kembali, khawatir yang di iringi dengan rasa ragu melihatnya, "Bryan......"
Akan tetapi Bryan tak menghiraukannya, ia masih melanjutkan meneguk beer yang dingin tersebut, tetesan beer yang mengalir keluar dari sudut bibirnya, turun ke tenggorokan, lalu mengalir ke arah bajunya yang tipis.
Bryan langsung mengganti gelasnya menjadi botol beer langsung, ia meneguknya langsung dari botol beer tersebut, "Bryan! tolong berhenti!"
Kirana melihat ekspresi wajah yang tampak tak ada ekspresi, semakin merasa ada yang tak beres, dengan segera merampas botol beer yang ada di tangannya, akan tetapi Bryan menghindar dan merelai tangan Kirana.
Bryan dengan seketika berdiri, wajahnya yang muram dengan seketika menghempaskan tangannya, terdengar suara "bang.....", sambutan dari suara botol beer yang pecah, cairan yang berada di dalam botol yang masih berbusa keluar membasahi lantai.
Sontak Kirana pun tergegun, mengangkat pandangannya ke arah sepasang mata Bryan yang tiba-tiba memerah, "Bry........"
"Kirana, kamu tau gak......." Kirana yang belum menyelesaikan pembicaraannya, wajah muram Bryan tiba-tiba memotongnya.
"Hari ini adalah hari ulang tahunku! ya..... Hari ulang tahunku! tetapi kamu tau gak? hari ini juga hari pemakaman orang tuaku!! adalah hari pemakaman kedua orang tuaku!!!!
Setelah Bryan mengucapkan kata-kata yang di iringi dengan rasa sakit tersebut, seolah menguras seluruh tenaganya, kembali duduk lemas di atas sofa, dengan perasaan sakit memeluki kepalanya dan menangis terisak-isak layaknya anak kecil.
Kirana mengerutkan dahinya, setelah mendengarkan perkataannya sampai selesai, dan lagi melihat keadaannya yang seperti sekarang, hatinya tiba-tiba bergetar, di dalam matanya tampak sebuah kerumitan, ia tak mengerti harus bagaimana menghiburnya.
Hanya dapat duduk di sampingnya, pelan-pelan menepuk pundaknya, tubuhnya seketika di peluk oleh Bryan, tubuh Bryan yang lekat dengan aroma beer yang pekat dan di iringi dengan kata-kata yang menyakitkan terdengar dari telinga Kirana.
"Kirana! kamu tau gak, waktu itu ibuku tak sengaja terjatuh, mengenai janin yang sedang ia kandung, ayahku ingin segera mengantarnya ke rumah sakit, tetapi di perjalanan menuju rumah sakit, terjadilah tumburan berantai, mereka.... mereka...."
"Jangan katakan lagi! Bryan, jangan di katakan lagi! mengerti? "tanpa Kirana sadari, saat ia mengatakan hal tersebut di iringi dengan kelembutan dan juga perhatian."
Tangan Kirana perlahan menepuk pundak Bryan, mendengar suara ia yang bergetar di iringi dengan tangisan, ia berkata ia sangat susah melupakan kejadian tersebut, pantasan saja ia tak pernah menyinggung masalah orang tuannya sedikitpun sebelumnya.
Pantas saja ia tak perlah serius dan selalu tertawa untuk menutupi luka di dalam hatinya, pantas saja ia tak pernah dengan mudah menampakkan ekspresi wajah yang dingin......
Sangatlah jarang mereka dapat berbicara secara serius seperti ini, akan tetapi di saat seperti ini......
"Kenapa...... Kenapa saya yang masih hidup di dunia ini, kenapa!! aku harusnya ikut bersama mereka pergi!! aku pembawa sial!"
Suara Bryan yang bergetar di iringi perasaan sakit membuat Kirana mengerutkan jidatnya sangat dalam, Kirana yang sedikit tak setuju dengan perkataan Bryan berkata" "jangan berkata demikian! di dunia ini tak ada satupun orang tua yang tidak mencintai anaknya, jikalau orang tuamu masih ada, apakah mereka berharap anaknya hidup tersiksa seperti ini? melihatmu menghukum dirimu sendiri seperti ini, apakah merka bisa bahagia? melihatmu tak gembira tak bahagia! apakah mereka dapat tenang di surga sana?"
"Bryan, kamu harus belajar menerima kenyataan! mereka telah pergi, tetapi kamu masih ada di dunia ini, itu saja sudah membuat mereka puas! kamu adalah hadiah terindah mereka! bukanlah pembawa sial!"
Mungkin karena perkataan lembut yang jarang terdengar dari Kirana, mungkin juga karena apa yang di katakan Kirana adalah kenyataan, Brayn perlahan melepaskan pelukannya, mata mereka saling berhadapan, seketika Brayn merasakan perasaan lega dari dalam hatinya.
Benar juga, masalah seperti ini, siapapun tak mengharapkannya terjadi, karena Tuhan telah memberikan ku hidup, berarti Ia, menginginkan ku untuk baik-baik menjalani kehidupan ini, bergembira menjalani hidup!
"Makasih ya! Cewek bodoh!"
Sangatlah jarang dapat melihat Brayn berterima kasih kepadanya, dan menggunakan bahasa yang sangat halus berbicara kepadanya, melihat perasaan dia yang sudah kembali seperti biasanya, Kirana menghembuska nafasnya.
Tak disangka, Bryan juga mempunyai sisi yang tak di ketahui orang seperti ini, hai, ........
Bryan menatap perempuan yang ada di depannya itu, ia dari awal tak pernah merayakan ualng tahun, karena ketika ia berulang tahun bertepatan dengan hari pemakaman kedua orang tuanya, barulah ia membenci ulang tahun, tetapi, ia sangat ingin memberitahu kepada orang lain mengenai kejadian ini, menenangkan sejenak hati yang penuh dengan tekanan itu.
Ia hanya terfikir satu orang, dan juga hanyalah dia yang bisa membuat hatinya tenang! tidak tau sedari kapan, ia baru menyadari, ia menyukai wanita bodoh yang berhati dingin ini!
Perasaannya pun terasa lega, sepasang mata yang terlihat tenang dari Bryan menatap bibir penuh Kirana, ia membasahi bibirnya yang kering.
Tidak tau apakah itu pengaruh alkohol ataukah keiginan dari dalam hatinya, ia sangat ingin mencium Kirana, dengan kuat menciumnya, sebagaimana ia menginginkannya, juga sebagaimana ia melakukannya......
"Bibir keduanya bertemu" Kirana yang terkejut membuat matanya melotot ke arah orang di depannya yang tiba-tiba menyerang bibirnya, aroma maskulin bercampur aroma alkohol tercium dan seketika melewati hidungnya.
Seketika Kirana berkeinginan untuk memberontak, tetapi tangan Bryan telah memegangi kepalanya dengan satu tangan dan perlahan semakin mendekat, satu tangannya lagi memengangi tangannya yang sedang memberontak.
Ciuman yang tak beraturan dan sembarangan, dan lagi Bryan yang tak ada pengalaman mencium seseorang, ia hanya berulang kali mengkecup bibir Kirana.
Kirana dengan kesal menggigit bibir Brayn, Brayn dengan kesakitan melepaskannya, "ssh..... perempuan ini! memberontaknya juga tak perlu sekasar ini!"
"Br! ay! n!!!!! "Kirana menggertakkan giginya sembari mengusap bibirnya, aroma kental dari alkohol yang tak juga hilang, tambah membuat Kirana semakin marah!
Kalau bukan karena hari ini ia ulang tahun dan di tambah perasaannya yang sedang kacau, sejak tadi ia pasti sudah menonjoknya!
Novel Terkait
The Gravity between Us
Vella PinkyCinta Dan Rahasia
JesslynKembali Dari Kematian
Yeon KyeongPrecious Moment
Louise LeeBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesAkibat Pernikahan Dini×
- Bab 1 Dijebak
- Bab 2 Kehilangan Keperawanan
- Bab 3 Kebingungan
- Bab 4 Bertemu Kembali
- Bab 5 Kembali
- Bab 6 Mangsa
- Bab 7 Karma
- Bab 8 Samuel
- Bab 9 Pertemuan
- Bab 10 Bicaralah!
- Bab 11 Ingin Bersama Kamu
- Bab 12 Bryan
- Bab 13 Menyedihkan
- Bab 14 Rileks
- Bab 15 Bahaya
- Bab 16 Percakapan
- Bab 17 Vina
- Bab 18 Perselisihan
- Bab 19 Budak Hutang
- Bab 20 Kesulitan
- Bab 21 Di Mabuk Asmara
- Bab 22 Tenang
- Bab 23 Kenangan
- Bab 24 Bakat
- Bab 25 Melepaskan Gairah
- Bab 26 Pertemuan
- Bab 27 Ciuman Paksa (Bagian pertama)
- Bab 28 Dicium Paksa (Bawah)
- Bab 29 Disengajakan (I)
- Bab 30 Disengajakan (II)
- Bab 31 Memiliki Maksud
- Bab 31 Memiliki Maksud (2)
- Bab 32 Ada Maksud
- Bab 32 Ada Maksud (4) (2)
- Bab 34 Konspirasi
- Bab 33 Konspirasi (2)
- Bab 34 Konspirasi (BAWAH) (SATU)
- Bab 34 Konspirasi BAWAH) (2)
- Bab 35 Iblis (1)
- Bab 35 Iblis (2)
- Bab 36 Hukuman (1)
- Bab 36 Hukuman (2)
- Bab 37 Hukuman (1)
- Bab 37 Hukuman (2)
- Bab 38 Dihukum(1)
- Bab 38 Dihukum(2)
- Bab 39 Hukuman (1)
- Bab 39 Hukuman (2)
- Bab 40 Bagaimana Menyelesaikannya (1)
- Bab 40 Bagaimana Menyelesaikannya (2)
- Bab 41 Ternyata (1)
- Bab 41 Ternyata.. (2)
- Bab 42 Lelaki Playboy
- Bab 42 Lelaki Playboy (2)
- Bab 43 Desakan Pernikahan (1)
- Bab 43 Desakan menikah (2)
- Bab 44 Jatuh Dalam Pelukan (1)
- Bab 44 Jatuh Dalam Pelukan (2)
- Bab 45 Ulang Tahun (1)
- Bab 45 Ulang Tahun (2)
- Bab 45 Ulang Tahun (3)
- Bab 46 Keanehan (1)
- Bab 46 Keanehan (2)
- Bab 47 Balon Pernyataan Cinta (1)
- Bab 47 Balon Pernyataan Cinta (2)
- Bab 48 Hadiah Spesial (1)
- Bab 48 Hadiah Spesial (2)
- Bab 49 Psikologi Kompleks (1)
- Bab 49 Psikologi Kompleks(2)
- Bab 50 Suasana Yang Aneh (1)
- Bab 50 Suasana Yang Aneh (2)
- Bab 51 Kecantikan Yang Elegan (1)
- Bab 51 Kecantikan Yang Elegan (2)
- Bab 52 Keahlian Membuat Teh (1)
- Bab 52 Keahlian Membuat Teh (2)
- Bab 53 Terlibat (1)
- Bab 53 Terlibat (2)
- Bab 54 Membuat Jatuh (1)
- Bab 54 Membuat Jatuh (2)
- Bab 55 Ini Adalah Sebuah Rintangan (1)
- Bab 55 Ini Adalah Sebuah Rintangan (2)
- Bab 56 Permainan Babi Memakan Harimau (1)
- Bab 56 Permainan Babi Memakan Harimau (2)
- Bab 57 Tanpa Disengaja (1)
- Bab 57 Tanpa Disengaja (2)
- Bab 58 Dipaksa Untuk Mau (1)
- Bab 58 Dipaksa Untuk Mau (2)
- Bab 59 Dijebak (1)
- Bab 59 Dijebak (2)
- Bab 60 Kamu Membuatku Jijik(1)
- Bab 60 Kamu Membuatku Jijik (2)
- Bab 61 Perasaan Curiga (1)
- Bab 61 Perasaan Curiga (2)
- Bab 62 Dia Adalah Iblis (1)
- Bab 62 Dia Adalah Iblis (2)
- Bab 63 Siapa Yang Tidak Punya Hati (1)
- Bab 63 Siapa Yang Tidak Punya Hati (2)
- Bab 64 Anak (1)
- Bab 64 Anak (2)
- Bab 64 Anak (3)
- Bab 65 Kemarahan (1)
- Bab 65 Kemarahan (2)
- Bab 66 Kemarahan (1)
- Bab 66 Kemarahan (2)
- Bab 67 Kemarahan (1)
- Bab 67 Kemarahan (2)
- Bab 68 Kemarahan (1)
- Bab 68 Kemarahan (2)
- Bab 69 Gaun Pertunangan (1)
- Bab 69 Gaun Pertunangan (2)
- Bab 70 Pembalasan Dendam Fedrick Ye (1)
- Bab 70 Pembalasan Dendam Fedrick Ye (1)
- Bab 71 Pertemuan Yang Kebetulan (1)
- Bab 71 Pertemuan Yang Kebetulan (2)
- Bab 72 Wanita Hamil (1)
- Bab 72 Wanita Hamil (2)
- Bab 73 Penyelesaian (Awal) (1)
- Bab 73 Penyelesaian (Awal) (2)
- Bab 74 Mengatasinya (1)
- Bab 74 Mengatasinya (2)
- Bab 75 Berjuang Untuk Mendapatkannya (1)
- Bab 75 Berjuang Untuk Mendapatkannya (2)
- Bab 76 Badai Pertunangan (1)
- Bab 76 Badai Pertunangan (2)
- Bab 77 Sang Mantan (1)
- Bab 77 Sang Mantan (2)
- Bab 78 Menghancurkan Pertunangan Mereka (1)
- Bab 78 Menghancurkan Pertunangan Mereka (2)
- Bab 79 Helbert Sudah Gila (1)
- Bab 79 Helbert Sudah Gila (2)
- Bab 80 Selamatkan Annabella (1)
- Bab 80 Selamatkan Annabella (2)
- Bab 81 Emosi Dengan Kelakuan Helbert (1)
- Bab 81 Emosi Dengan Kelakuan Helbert (2)
- Bab 82 Hanya Emosional Padanya (1)
- Bab 82 Hanya Emosional Padanya (2)
- Bab 83 Hanya Kirana (1)
- Bab 83 Hanya Kirana (2)
- Bab 84 Karena Cinta, Maka Cinta (1)
- Bab 84 Karena Cinta, Maka Cinta (2)
- Bab 85 Nafsu (1)
- Bab 85 Nafsu (2)
- Bab 86 Karena Cinta, Begitulah Cinta (1)
- Bab 86 Karena Cinta, Begitulah Cinta (2)
- Bab 87 Pesta Malam Hari (1)
- Bab 87 Pesta Malam Hari (2)
- Bab 68 Pesta (1)
- Bab 88 Pesta (2)
- Bab 89 Bencana Yang Terjadi Karena Pesta (1)
- Bab 89 Bencana Yang Terjadi Karena Pesta (2)
- Bab 90 Badai Setelah Pesta Malam (1)
- Bab 90 Badai Setelah Pesta Malam (2)
- Bab 91 Krisisnya Cinta (1)
- Bab 91 Krisisnya Cinta (2)
- Bab 92 Sakit Cinta (1)
- Bab 92 Sakit Cinta (2)
- Bab 93 Hatiku Sakit (1)
- Bab 93 Hatiku Sakit (2)
- Bab 94 Tidur Bersamanya (1)
- Bab 94 Tidur Bersamanya (2)
- Bab 95 Balas Dendam (1)
- Bab 95 Balas Dendam (2)
- Bab 96 Terungkap (1)
- Bab 96 Terungkap (2)
- Bab 97 Apakah Saya Dijodohkan? (1)
- Bab 97 Apakah Saya Dijodohkan? (2)
- Bab 98 Perkenalan Satu Sama Lain (1)
- Bab 98 Perkenalan Satu Sama Lain (2)
- Bab 99 Tanpa Diduga (1)
- Bab 99 Tanpa Diduga (2)
- Bab 100 Setengah hati (1)
- Bab 100 Setengah Hati (2)
- Bab 101 Tanpa Perasaan (1)
- Bab 101 Tanpa Perasaan (2)
- Bab 102 Emosional (1)
- Bab 102 Emosional (2)
- Bab 103 Emosional (1)
- Bab 103 Emosional (2)
- Bab 104 Sepertinya Suka Dan Sepertinya Tidak Suka (1)
- Bab 104 Sepertinya Suka Dan Sepertinya Tidak Suka (2)
- Bab 105 Sepertinya Rasa Yang Aneh (1)
- Bab 105 Sepertinya Rasa Yang Aneh (2)
- Bab 106 Rasa Tanda Antara Suka Atau Tidak (1)
- Bab 106 Rasa Tanda Antara Suka Atau Tidak (2)
- Bab 107 Suka Atau Tidak? (1)
- Bab 107 Suka Atau Tidak? (2)
- Bab 108 Sangat Marah (1)
- Bab 108 Sangat Marah (2)
- Bab 109 Penderitaan (1)
- Bab 109 Penderitaan (2)
- Bab 110 Penderitaan Yang Terus-Menerus (1)
- Bab 110 Penderitaan Yang Terus-Menerus (2)
- Bab 111 Penderitaan (1)
- Bab 111 Penderitaan (2)
- Bab 112 Lautan Penderitaan (1)
- Bab 112 Lautan Penderitaan (2)
- Bab 113 Pertengkaran (1)
- Bab 113 Pertengkaran (2)
- Bab 114 Kesedihan (1)
- Bab 114 Kesedihan (2)
- Bab 115 Busur Keras (1)
- Bab 115 Busur Keras (2)
- Bab 116 Kekerasan (1)
- Bab 116 Kekerasan (2)
- Bab 117 Tiga Orang Pria Melakukan Pertunjukan. (1)
- Bab 117 Tiga Orang Pria Melakukan Pertunjukan. (2)
- Bab 118 Menggoda (1)
- Bab 118 Menggoda (2)
- Bab 119 Perampokan Cinta (1)
- Bab 119 Perampokan Cinta (2)
- Bab 120 Mencuri Perasaan Cinta (1)
- Bab 120 Mencuri Perasaan Cinta (2)
- Bab 121 Cinta Tragis (1)
- Bab 121 Cinta Tragis (2)
- Bab 122 Cinta Kejamnya (1)
- Bab 122 Cinta Kejamnya (2)
- Bab 123 Kejamnya (1)
- Bab 123 Kejamnya (2)
- Bab 124 Pengkhianatan (1)
- Bab 124 Pengkhianatan (2)
- Bab 125 Pengkhianatan (1)
- Bab 125 Pengkhianatan (2)
- Bab 126 Pengkhianatan (1)
- Bab 126 Pengkhianatan (2)
- Bab 127 Pengkhianatan (1)
- Bab 127 Pengkhianatan (2)
- Bab 128 Pengkhianatan (1)
- Bab 128 Pengkhianatan (2)
- Bab 129 Pengkhianatan (1)
- Bab 129 Pengkhianatan (2)
- Bab 130 Kedekatan yang Disia-siakan (1)
- Bab 130 Kedekatan yang Disia-siakan (2)
- Bab 131 Penculikkan yang Sial (1)
- Bab 131 Penculikkan yang Sial (2)
- Bab 132 Hukuman dan Amarahnya (1)
- Bab 132 Hukuman dan Amarahnya (2)
- Bab 133 Dia panik? (1)
- Bab 133 Dia panik? (2)
- Bab 134 Tersingkapnya Sebuah Hubungan (1)
- Bab 134 Tersingkapnya Sebuah Hubungan (2)
- Bab 135 Tumbuhnya Perasaan (1)
- Bab 135 Tumbuh Perasaan (2)
- Bab 136 Kasih Sayang (1)
- Bab 136 Kasih Sayang (2)
- Bab 137 Sistem Persekusi (1)
- Bab 137 Sistem Persikusi (2)
- Bab 138 Kondisi Fisik Yang Mengundang Persekusi (1)
- Bab 138 Kondisi Fisik Yang Mengundang Persekusi (2)
- Bab 139 Kecemburuan-nya (1)
- Bab 139 Kecemburuan-nya (2)
- Bab 140 Dia Sudah Menyukaimu (1)
- Bab 140 Dia Sudah Menyukaimu (2)
- Bab 141 Dia Sudah Menyukaimu (1)
- Bab 141 Dia Sudah Menyukaimu (2)
- Bab 142 Hukuman Yang Gila (1)
- Bab 142 Hukuman Yang Gila (2)
- Bab 143 Hukuman Yang Gila (1)
- Bab 143 Hukuman Yang Gila (2)
- Bab 144 Pengundang Amarah (1)
- Bab 144 Pengundang Amarah (2)
- Bab 145 Rasa Benci (1)
- Bab 145 Rasa Benci (2)
- Bab 146 Benci (1)
- Bab 146 Benci (2)
- Bab 147 Kakak Adalah Seorang Gangster! (1)
- Bab 147 Kakak Adalah Seorang Gangster! (2)
- Bab 148 Kakak Adalah Seorang Gangster (1)
- Bab 148 Kakak Adalah Seorang Gangster (2)
- Bab 149 Loyalitas Dia (1)
- Bab 149 Loyalitas Dia (2)
- Bab 150 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (1)
- Bab 150 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (2)
- Bab 151 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (1)
- Bab 151 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (2)
- Bab 152 Kesepakatan Kencan Buta (1)
- Bab 152 Kesepakatan Kencan Buta (2)
- Bab 153 Kencan Buta (1)
- Bab 153 Kesepakatan Kencan Buta (2)
- Bab 154 Bahaya Sebelum Fajar (1)
- Bab 154 Bahaya Sebelum Fajar (2)
- Bab 155 Bahaya Dalam Hidupnya (1)
- Bab 155 Bahaya Dalam Hidupnya (2)
- Bab 156 Menggunakan Hidupku Untuk Menjagamu (1)
- Bab 156 Menggunakan Hidupku Untuk Menjagamu (2)
- Bab 157 Salah Paham (1)
- Bab 157 Salah Paham (2)
- Bab 158 Pengakuan (1)
- Bab 158 Pengakuan (2)
- Bab 159 Kehangatan Yang Membingungkan (1)
- Bab 159 Kehangatan Yang Membingungkan (2)
- Bab 160 Cinta Pertama (1)
- Bab 160 Cinta Pertama (2)
- Bab 161 Cinta Pertama (1)
- Bab 161 Cinta Pertama (2)
- Bab 162 Inisial Cinta (2)
- Bab 162 Inisial CInta (2)
- Bab 163 Jawaban (1)
- Bab 163 Jawaban (2)
- Bab 164 Jawaban yang Menyakitkan (1)
- Bab 164 Jawaban yang Menyakitkan (2)
- Bab 165 Jawaban (1)
- Bab 165 Jawaban (2)
- Bab 166 Lawan (1)
- Bab 166 Lawan (2)
- Bab 167 Rival (1)
- Bab 167 Rival (2)
- Bab 168 Rival (1)
- Bab 168 Rival (2)
- Bab 169 Kelompok Musuh (1)
- Bab 169 Kelompok Musuh (2)
- Bab 170 Asisten Yang Terdiam (1)
- Bab 170 Asisten Yang Terdiam (2)
- Bab 171 Perjamuan (1)
- Bab 171 Perjamuan (2)
- Bab 172 Bantuan Tak Terduga (1)
- Bab 172 Bantuan Tak Terduga (2)
- Bab 173 Kejutan Yang Romantis (1)
- Bab 173 Kejutan Yang Romantis (2)
- Bab 174 Dia Memberikan Kejutan Romantis (1)
- Bab 174 Dia Memberikan Kejutan Romantis (2)
- Bab 175 Kepahitan Di Musim Semi (1)
- Bab 175 Kepahitan Di Musim Semi (2)
- Bab 176 Musim Semi Yang Penuh Dengan Strategi (1)
- Bab 176 Musim Semi Yang Penuh Dengan Strategi (2)
- Bab 177 Lagi Dan Lagi (1)
- Bab 177 Lagi Dan Lagi (2)
- Bab 178 Lagi Dan Lagi (1)
- Bab 178 Lagi Dan Lagi (2)
- Bab 178 Rencana Awal (1)
- Bab 179 Rencana Awal (2)
- Bab 180 Rencana Awal (1)
- Bab 180 Rencana Awal (2)
- Bab 181 Konspirasi Yang Dimulai (1)
- Bab 181 Konspirasi Yang Dimulai (2)
- Bab 182 Konspirasi Yang Dimulai (1)
- Bab 182 Konspirasi Yang Dimulai (2)
- Bab 183 Terluka (1)
- Bab 183 Terluka (2)
- Bab 184 Wajah Yang Hancur (1)
- Bab 184 Wajah Yang Hancur (2)
- Bab 185 Kehilangan Kontrol (1)
- Bab 185 Kehilangan Kontrol (2)
- Bab 186 Penyerahan Diri Yang Terpaksa (1)
- Bab 186 Penyerahan Diri Yang Terpaksa (2)
- Bab 187 Bermain Trik Dengan Putra Sendiri (1)
- Bab 187 Bermain Trik Dengan Putra Sendiri (2)
- Bab 188 Salah Paham Meningkat (1)
- Bab 188 Salah Paham Meningkat (2)
- Bab 189 Bermain Trik, Siapa Yang Tidak Bisa? (1)
- Bab 189 Bermain Trik, Siapa Yang Tidak Bisa? (2)
- Bab 190 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 190 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 191 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 191 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 192 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 192 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 193 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 193 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 194 Kesenangan Dari Balas Dendam (1)
- Bab 194 Kesenangan Dari Balas Dendam (2)
- Bab 195 Kembali Masuk Dalam Bahaya (1)
- Bab 195 Kembali Masuk Dalam Bahaya (2)
- Bab 196 Terjebak Krisis Lagi (1)
- Bab 196 Terjebak Krisis Lagi (2)
- Bab 197 Masuk Ke Dalam Krisis Lagi (1)
- Bab 197 Masuk Ke Dalam Kerisis Lagi (2)
- Bab 198 Kegilaan Dia 1
- Bab 198 Kegilaan Dia (2)
- Bab 199 Situasi Berbahaya (1)
- Bab 199 Situasi Berbahaya (2)
- Bab 200 Menolong Dia (1)
- Bab 200 Menolong Dia (2)
- Bab 201 Penundaan Yang Terpaksa (1)
- Bab 201 Penundaan Yang Terpaksa (2)
- Bab 202 Menembus Krisis (1)
- Bab 202 Menembus Krisis (2)
- Bab 203 Perangkap Indah (1)
- Bab 203 Perangkap Indah (2)
- Bab 204 Rencana Wanita Cantik (1)
- Bab 204 Rencana Wanita Cantik (2)
- Bab 205 Rencana (1)
- Bab 205 Rencana (2)
- Bab 206 Kebetulan (1)
- Bab 206 Kebetulan (2)
- Bab 207 Kebetulan (1)
- Bab 207 Kebetulan (2)
- Bab 208 Menang (1)
- Bab 208 Menang (2)
- Bab 209 Ternyata Aku Hamil (1)
- Bab 209 Ternyata Aku Hamil (2)
- Bab 210 Cinta Menyakitkan Yang Akan Segera Dimulai (1)
- Bab 210 Cinta Menyakitkan Yang Akan Segera Dimulai (2)
- Bab 211 Kisah Percintaan Yang Tragis (1)
- Bab 211 Kisah Percintaan Yang Tragis (2)
- Bab 212 Kisah Cinta Yang Tragis (1)
- Bab 212 Kisah Cinta Yang Tragis (2)
- Bab 213 Penyiksaan Cinta yang Akan Segera Bermulai (1)
- Bab 213 Penyiksaan Cinta yang Akan Segera Bermulai (2)
- Bab 214 Periode Perang Dingin (1)
- Bab 214 Periode Perang Dingin (2)
- Bab 215 Periode Perang Dingin (1)
- Bab 215 Periode Perang Dingin (2)
- Bab 216 Anaknya, Benar-benar Sudah Keguguran (1)
- Bab 216 Anaknya, Benar-benar Sudah Keguguran (2)
- Bab 217 Hati Yang Menjauh (1)
- Bab 217 Hati Yang Menjauh (2)
- Bab 218 Jarak Hati Yang Dingin (1)
- Bab 218 Jarak Hati Yang Dingin (2)
- Bab 219 Tidak Bisa Melahirkan Lagi (1)
- Bab 219 Tidak Bisa Melahirkan Lagi (2)
- Bab 220 Mendengar Suara Hati Yang Hancur (1)
- Bab 220 Mendengar Suara Hati Yang Hancur (2)
- Bab 221 Dengan Cara Mabuk Pun Tidak Bisa (1)
- Bab 221 Dengan Cara Mabuk Pun Tidak Bisa (2)
- Bab 222 Orang Asing Yang Paling Akrab (1)
- Bab 222 Orang Asing Yang Paling Akrab (2)
- Bab 223 Perencanaan Sebelum Cerai (1)
- Bab 223 Perencanaan Sebelum Cerai (2)
- Bab 224 Apa Benar Harus Saling Menyakiti Padahal Saling Mencintai? (1)
- Bab 224 Apa Benar Harus Saling Menyakiti Padahal Saling Mencintai? (2)
- Bab 225 Kelembutan Dan Kekasarannya (1)
- Bab 225 Kelembutan Dan Kekasarannya (2)
- Bab 226 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (1)
- Bab 226 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (2)
- Bab 227 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (1)
- Bab 227 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (2)
- Bab 228 Waktu Jantung Berdetak (1)
- Bab 228 Detak Jantung Sesaat (2)
- Bab 229 Kelembutan untuk yang Terakhir Kalinya (1)
- Bab 229 Kelembutan untuk yang Terakhir Kalinya (2)
- Bab 230 Perpisahan yang Sunyi (1)
- Bab 230 Perpisahan yang Sunyi (2)
- Bab 231 Hilang Ingatan (1)
- Bab 231 Hilang Ingatan (2)
- Bab 232 Karena Cinta, Sehingga Melepaskan (1)
- Bab 232 Karena Cinta, Sehingga Melepaskan (2)
- Bab 233 Mencintai Seseorang, Tidak Berarti Harus Bersama (1)
- Bab 233 Mencintai Seseorang, Tidak Berarti Harus Bersama (2)
- Bab 234 Kamu Adalah Segalanya Bagiku (1)
- Bab 234 Kamu Adalah Segalanya Bagiku (2)
- Bab 235 Bertemu Kembali (1)
- Bab 235 Bertemu Kembali (2)
- Bab 236 Kembali Bertemu (1)
- Bab 236 Kembali Bertemu (2)
- Bab 237 Selamanya Kamu Hanya Bisa Menjadi Istriku (1)
- Bab 237 Selamanya Kamu Hanya Bisa Menjadi Istriku (2)
- Bab 238 Merasakan Kembali Keindahan Milikmu (1)
- Bab 238 Merasakan Kembali Keindahan Milikmu (2)
- Bab 239 Pria Yang Nakal (1)
- Bab 239 Pria Yang Nakal (2)
- Bab 240 Persaingan Tiga Orang Pria (1)
- Bab 240 Persaingan Tiga Orang Pria (2)
- Bab 241 Kembali (1)
- Bab 241 Kembali (2)
- Bab 242 Serangan Balasan, Pembalasan Dendam (1)
- Bab 242 Serangan Balasan, Pembalasan Dendam (2)
- Bab 243 Perasaan Cinta yang Tidak Akan Kembali (1)
- Bab 243 Perasaan Cinta yang Tidak Akan Kembali (2)
- Bab 244 Pertobatan yang terakhir (1)
- Bab 244 Pertobatan yang terakhir (2)
- Bab 245 Pertobatan Terakhir (1)
- Bab 245 Pertobatan Terakhir (2)
- Bab 246 Dia Akan Dinikahi Besok (1)
- Bab 246 Dia Akan Dinikahi Besok (2)
- Bab 247 Dia Akan Dinikahi Besok (1)
- Bab 247 Dia Akan Dinikahi Besok (2)
- Bab 248 Penutup (1)
- Bab 248 Penutup (2)
- Bab 249 Penutup (1)
- Bab 249 Penutup (2)