Akibat Pernikahan Dini - Bab 101 Tanpa Perasaan (2)

Tetapi melihatnya dalam keadaan diam, seperti saat sedang tertidur pulas, segala sifat dingin dan wajah cueknya seketika menghilang, wajah tampannya yang terlihat jahat ini harusnya sebanding sengan wajah-wajah lelaki tampan di luar sana.

Ketika Helbert tidur dengan tenang seperti ini, seakan terlihat seperti anak yang pendiam, hidungnya yang sangat mancung, dan juga wajahnya yang sempurna tanpa celah, membuatnya sangat mempesona!

Ah! Hei! Kirana! Kamu seperti belum melihat apapun di dunia ini! Bahkan dengan pria tak ada malu seperti ini! peduli amat tampangnya seperti apa! penyakit apa kamu sedang kumat! Kirana! kenapa kau tak masuk akal seperti ini!

Kirana sangat tertekan dan memukul-mukul kepalanya, ia terlihat sedikit linglung sendiri, tetapi tanpa sadar, orang yang sedang tertidur pulas tersebut, tiba-tiba membuka matanya yang dingin tersebut.

Kirana tanpa sadar tiba-tiba menangkap sorotan mata Helbert, dan lagi matanya yang mengeluarkan tatapan dingin dan acuh tak acuh sedang melihat kearahnya, Kirana terkejut setengah mati, sesaat ia baru menyadari, ia duduk sangat dekat dengannya!

Kirana segera menjauh, tanpa sengaja lalu tersantuk ke bagian atas belakang kursi, "shh....."

Kirana yang kesakitan ingin sekali memegangi kepalanya yang terbentur itu, tetapi ia tak menyadari di tangannya masih ada benda lain, seketika, lagi-lagi bunyi suara yang bising memecah kesunyian.....

Helbert perlahan menaikkan senyum di wajahnya, Kirana si wanita bodoh ini, apa aku kerjain saja, ketika ia perlahan membuka lebar matanya, ia melihat Kirana yang sedang melamun, tidak tau apa yang sedang ia pikirkan,

Melihat ia yang sudah terbangun, Kirana tiba-tiba terlihat seperti ular yang sedang bersembunyi menghindarinya, sebaliknya kepalanya malah terbentur, melihat ia yang terus melakukan hal bodoh, Helbert merasa, sakit pada lambungnya telah menular ke otaknya, sehingga ia terlihat tak masuk akal!

Bagaimana bisa ia sebodoh ini!

Wajah Kirana seketika memerah, bukannya gugup, akan tetapi kesal! Ia tau, pertemuannya dengan Helbert tak akan membawakan sesuatu hal baik!

Kirana tanpa sadar melirik ke arah Helbert yang sedang tertawa sinis, seketika wajahnya menjadi dingin, di sertai dengan tatapan tajam ke arah Helbert, Kirana segera mengambil tissue dari dalam tasnya dan membereskan kekacauan yang telah ia buat.

Helbert dengan tatapan dingin mengawasi Kirana yang semberono itu, bola matanya uang hitam perlahan bersinar, Helbert dengan perasaan puas menatap Kirana dengan tenang.

Kirana merasa dirinya sedang di awasi dengan tatapan dingin, mengetahui Helbert yang sedang menikmati pertunjukan ini, Kirana tak memberikannya muka, dengan cepat membereskan semuanya, untungnya suara pesawat yang hendak segera mendarat kembali terdengar.

Memberikan Kirana kesempatan untuk meluruskan pinggangnya, Kirana melihat tak ada lagi kemarahan dalam dirinya, dengan lega menghela nafas, kalau Helbert masih melanjutkan pandangannya, Kirana tak dapat menjamin ia dapat menahan kemarahannya!

Sekali turun dari pesawat, Asisten Leo telah menunggu di bandara, Kirana sedikit kebingungan, sejak kapan Leo sampai di Singapur, dan lagi, kenapa ia tidak berangkat bersama kita.

Ketika Leo membantu Kirana membawa bawang, ia langsung menanyakan keraguannya kepada Leo.

Tetapi Leo mengedipkan mata kearah Helbert, tetapi tak memberikan ekspresi apapun.

Leo terdiam sejenak, Kirana semakin merasa aneh, mereka berdua, sedang merencanakan apa....

"Ehem, jadi begini, aku sampai terlebih dahuli di sini, sehingga dapat menyiapkan terlebih dahulu semuanya, ketika kalian datang kemari, semuanya akan lebih nyaman."

Leo berdeham, lalu dengan aneh menjelaskan semuanya.

Kirana perlahan mengerutkan alisnya, dan tidak menunjukkan banyak ekspresi, yang ia dengar hanyalah suara dingin Helbert.

"Hotel sudah di siapkan?"

Leo dengan sigap menjawab: "Telah di siapkan, Direktur Helbert!"

"Lalu Direktur Xu kapan ada waktu?"

Leo yang sedikit ragu dan berfikir sejenak, melihat Helbert dengan wajah dinginnya tersebut menatap kearahnya, Leo berfikir sejenak, lalu dengan cepat menjawab: "Direktur Xu datang kemari untuk melihat putrinya yang berpartisipasi dalam lomba golf, sebelum lomba putrinya di mulai, seharusnya ia memiliki waktu luang."

"Seharusnya?" Mata Helbert menatap tajam kearah Leo, sehingga menyebabkan Leo mengeluarkan keringat dingin.

Leo menggunakan tangan kosong menghapus-hapus keringat di dahinya, dengan gemetar berkata: "Saya sudah menghubungi serketaris Direktur Xu, tetapi serketarisnya berkata, jika Direktur Helbert ingin bertemu dengan Direktur Xu, maka terlebih dahulu harus melihat suasana hatinya!"

Selesai mendengar perkataanya, wajah Helbert menjadi cemberut, wajah dingin yang di sertai sedikit kemuraman dan juga kekesalan, kalau saja ia di diamkan seperti itu, orang itu tak akan berani berkata tergantung dengan perasaan hatinya!

Mata hitam Helbert pelan-pelan menyempit, langkah kakinya sedikit terhenti, walaupun ia tau Direktur Xu bukan dengan sengaja mempersulitnya, tetapi ia juga paham, bahwa Nelson bukanlah orang yang mudah untuk di hadapi, sepertinya, ia harus memikirkan cara untuk bertemu dengannya!

Melihat Helbert yang menghentikan langkahnya, Kirana dan Leo juga ikut berhenti, dan melihat wajah Helbert yang telah kembali seperti semula, matanya menyempit, tak tau apa yang sedang ia pikirkan.

Kirana perlahan menyengritkan dahinya, mendengar percakapan mereka, perusahaanya sedang dalam masalah, atau mungkin ada masalah besar yang menantinya untuk segera di selesaikan?

Tetapi Kirana tidak sedang mengjhawatirkannya, melihatnya yang sangat bersemangat seperti itu, Kirana yang tak dapat merasakan lega di hatinya, ternyata Helbert masih memiliki hari ini!

Bukannya ia seorang legenda, bukannya ia kuat! Bukannya ia yang terhebat! Kubiarkan kamu sombong! saat ini ia sangat ingin melihatnya jatuh ke dalam parit.

Meskipun ia tak akan menganggapnya seperti itu, terlihat sangat menarik, tetapi tentunya ia hanya dapat menyaksikannya dengan tatapan dingin!

Kirana merasakan ada tatapan dingin yang sedang menatap kearahnya, ketika Helbert menatapnya dengan tatapan aneh, seketika senyum di mulut Kirana perlahan memudar.

Setelah puas melihat wajah Kirana yang menggeras, suasana hati Helbert membaik lalu memalingkan tubuhnya dan melanjutkan langkahnya, ia tak lagi dapat melihat ekspresi wajah puas dari Kirana.

Kirana dengan sangat kesal menatap ke penggung belakang Helbert, ketika ia melihat Helbert memalingkan tubuhnya, ia melihat sudut bibirnya tersenyum penuh dengan kepuasan!! orang itu, jelas terlihat sengaja!!

Leo berdeham, pura-pura tak melihat perang di antara mereka berdua, ia mengangkat tas Kirana dan menyusul langkah kaki Direktur Han.

Kirana diam-diam mengepalkan tinjunya, tidak ada malu ya tidak ada malu, masih berpura-pura menjadi orang baik!! pria sialan!! Kirana menggeram lalu mengangkat kakinya, perlahan mengikuti langkah mereka.....

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu