Akibat Pernikahan Dini - Bab 15 Bahaya

Bryan mengerutkan dahinya dan melihat ke arah punggung Kirana dan Yesi yang semakin lama semakin menjauh, dia mengeluarkan handphone dan menekan nomor seseorang.

"Hallo! Kamu tau apa yang terjadi pada ayah Kirana kah?"

Dari telepon di seberang sana terdengar suara yang menggodanya, "Kenapa, Tuan Bryan suka dengannya?"

"Apa urusannya denganmu! Cepat katakan!"

"Hehe.... Kenapa terburu-buru, kamu harus merubah emosimu ini, kalau tidak akan mendapatkan kekasih kamu."

"3 menit! Kamu sebenarnya mau bilang atau tidak?!" Wajah Bryan yang tidak sabar itu sangat muram, sedangkan diseberang telepon sana terdengar suara tawaan, dia akhirnya menyerah dan memberitahu Bryan, "Oke, oke, aku tidak mempermainkanmu lagi, aku juga tidak terlalu mengerti rincinya seperti apa, hanya mendengar ayahnya menggunakan dana perusahaan secara pribadi, dan dilaporkan ke pengadilan oleh perusahaan Wang, keadaannya sedikit membingungkan."

Bryan mengerutkan dahinya, pantas saja hari ini Kirana begitu aneh, tapi tiba-tiba Bryan termenung, dan melanjutkan pikirannya, apakah uratnya ada yang salah sambungan, kenapa dia bisa begitu peduli dengan wanita jahat ini.

"Sudah ya!" Setelah Bryan merasa dia begitu tolol melakukan hal ini, dia merasa dia pasti salah minum obat, juga tidak tau sebenarnya dia kesal pada dirinya sendiri atau kesal pada Kirana, "pak" dia menutup telepon itu.

Telepon di seberang sana, adalah seorang pria yang sedang bermalas-malasan berbaring di balkon menjemur dirinya, dengan senyum yang tidak tau harus berbuat apa dia menatap layar hp nya yang sudah mati, senyumnya penuh arti, Bryan anak ini, lebih mementingkan cinta daripada teman.

Ini baru yang namanya kakak Bryan......

Sedangkan disini, Kirana dan Yesi sedang berjalan di tepi jalan, sampai di suatu simpangan mereka mencari tempat duduk.

"Kirana, ayahmu......"

Wajah Yesi penuh dengan rasa khawatir menatap Kirana yang tanpa ekspresi, Kirana menolehkan kepalanya dan melihat ke arah Yesi, dan menghelaskan nafas pelan, "masalah ini sedikit membingungkan....."

Saat Kirana teringat Daniel wajahnya penuh dengan kekhawatiran, tapi Daniel tetap saja memberikan senyum penuh dengan bujukan, saat membujuk Kirana, hatinya tertutup oleh kebohongan.

Bahkan Daniel pun tidak mempunyai cara.....

Sedangkan Daniel bukan tidak mempunyai cara, hanya saja tidak ada pengalihan perusahaan, dan terjadi masalah keuangan antaranya dengan John, sekarang dia dan John berubah seperti sekarang, tentu saja tidak akan mencarinya untuk meminta bantuan.

Hanya bisa memikirkan cara yang lain......

"Membingungkan bagaimana......" Yesi dengan khawatir bertanya padanya.

Kirana dengan pusing melihat ke arah keramaian di ujung jalan, dia terdiam cukup lama dan akhirnya menghela nafas, "Masalah ini, sudah melampaui dari yang kita bayangkan, lebih parah dari yang kita pikirkan, tidak hanya ayahku saja yang bisa dipenjara, tapi, perusahaan juga bisa bangkrut......"

"Sebegitu parah ya...." Yesi tiba-tiba melototkan matanya, ternyata bisa separah ini.....

"Apa ada cara menyelesaikannya? Atau aku cari ayahku untuk membantu...." Yesi tiba-tiba teringat, masalah itu dapat terselesaikan hanya dengan uang.....

Akan tetapi Kirana malah menghela nafas dan menggelengkan kepala, "Sementara belum terpikirkan, aku tidak ingin merepotkan ayahmu, masalah ini, hanyalah kobokan air, jangan sampai membuatnya tercampur di dalam....."

"Kirana....." Yesi sangat khawatir melihat Kirana, kedua tangannya menggenggam tangan Kirana dengan maksud menenangkan, Kirana membalas tatapannya, dia memberikan tatapan yang tidak ada masalah kepada Yesi.

Tiba-tiba hp Kirana berdering, saat ia melihat nomor hp yang familiar itu, hatinya bergetar, dia langsung mengangkatnya, "bu...."

"Kirana, bagaimana, ayahmu, dia....."

Telepon di seberang sana, ibu Kirana dengan suara tergesa-gesa dan juga bergetar serta menangis, membuat Kirana semakin panik.

"bu, ada apa, bicara......"

Kirana langsung berdiri, Yesi termenung, juga dengan khawatir menatapnya.

"Ayahmu, dia dilaporkan oleh pengadilan, dikira dengan Darren Wang berdiskusi tentang uang ganti rugi, kemudian meminjam uang untuk menutup perusahaan, tapi.... Tapi Darren Wang yang tidak tau diri itu, ternyata meminta 1 milyar! Ayahmu mana mungkin menyetujuinya, kemudian mereka berdua bertengkar, Darren langsung melaporkan ayahmu ke pengadilan! 1 milyar, keluarga kita darimana mendapatkan uang sebantak itu, ditambah lagi dengan kekurangan perusahaan, kurang lebih hampir 2 milyar...."

Suara menangis ibu Kirana yang berada di seberang sana malah semakin membuat Kirana menjadi khawatir, dia langsung mengubah topik pembicaraan.

5 milyar.....

Kirana dengan suara bergetar, berkata, "Kalau begitu.... bagaimana.... bagaimana kakakku....."

Sulit mendapati Kirana memanggil Daniel dengan sebutan kakak, ibunya terdiam sejenak, kemudian berkata, "Kakakmu dia pergi mencari uang, tapi sebenarnya keuangannya tidak dapat mencukupi, mana mungkin bisa mendapatkan uang sebanyak itu, teman dia disini juga tidak banyak!"

Kirana mengerutkan dahi, dalam otaknya berkali-kali terbayang suasana yang mengenaskan, ayahnya yang dipenjara, perusahaan bangkrut, perusahaan kakaknya tidak berjalan......

Tidak, dia tidak akan membiarkan ini semua terjadi!

"ibu, tenang dulu, masalah ini, biar aku yang memikirkannya....." Kirana meskipun di rumah biasanya tidak serius, tapi dalam melakukan hal selalu membuat ibunya tenang, ibunya terdiam lama, emosinya baru bisa reda.

Setelah memutuskan telepon, Kirana dengan lemas duduk di kursi, perkataan itu hanya untuk menenangkan ibunya saja, sebenarnya, dia dapat pergi kemana mencari cara untuk menyelesaikannya, uang sebanyak itu, bagaimana mencarinya?

"Kirana...." Yesi menepuk pundaknya, wajahnya yang putih pucat itu membuat Yesi sangat khawatir.

Kirana kembali tersadar, dia tersenyum dengan terpaksa, "Aku tidak kenapa-kenapa....."

Suaranya yang sedikit tertekan dan senyumnya yang terpaksa itu, semakin membuat Yesi khawatir, "Apa karena uang? Aku telah mendengar semuanya, aku akan mencari ayahku, tenang saja, kita akan menyelesaikannya bersama!"

Yesi memberikan senyuman yang menenangkan kepada Kirana, Kirana menarik Yesi, dan bersandar di tubuhnya, dia sedikit lelah, tapi hatinya sangat hangat, mendapat sahabat sepertinya, sudah cukup.....

Semua anggota keluarga Kirana pergi kemana pun untuk meminjam uang, seharian, uang yang terkumpul tetap saja tidak cukup.....

Kirana akhirnya juga merasakan apa yang namanya mendapatkan sahabat disaat susah.....

Presiden direktur perusahaan besar, manager perusahaan yang biasanya berhubungan baik, saat dicari mereka mengatakan tidak meminjamkan uang ataupun tidak punya uang.....

Setelah merasakan banyak orang yang menutup pintu baginya, dia juga akhirnya merasakan dunia ini begitu dingin......

Hanya beberapa rumah kecil yang berhubungan bagus adalah keluarga, dapat dengan suka hati meminjamkan uang, ayah Yesi juga adalah bos yang telah puluhan tahun, ayah Kirana mengalami masalah seperti ini, dia harusnya bisa membantu, tapi pada akhirnya uang yang terkumpul tidak sampai 1 milyar.....

Kirana sepanjang hari sibuk mengurusi masalah ini, bahkan dia tidak berangkat sekolah, Bryan melihat dia beberapa hari tidak masuk sekolah, ternyata berinisiatif menelpon Kirana.....

"Hallo! Cewek bodoh! Kenapa tidak berangkat sekolah!" Kirana yang baru saja mengangkat telepon, terdengar Bryan di seberang sana dengan suara yang tidak sabar ditambah suaranya yang besar, Kirana mengerutkan dahi melihat hpnya.

"Plak....." Telepon tiba-tiba terputus, telah lama tidak tidur dengan tenang, dengan suram dia melihat layar hp yang dia kira panggilan dari orang yang dikenalnya, Kirana baru mengangkatnya, tapi setelah mengangkatnya dan setelah mendengar suara Bryan, dia langsung memutuskan panggilan itu.

Hpnya berdering lagi, Kirana mengerutkan dahi melihat nomor itu, jemarinya yang putih tiba-tiba melaju di layar dan mematikannya.

Dia membuang hp ke samping, Kirana memijat dahinya yang sedikit lelah, dering hp nya yang familiar sekali lagi berdering.

Kirana mengerutkan dahinya lagi, dia ragu, dan kemudian mengangkatnya, kemarahan Bryan seketika pun meledak, "Kirana! Perempuan sialan! Berani-beraninya memutus panggilanku! Apabila orang lain, aku tidak akan menelponnya lagi! Masih menoleransimu memutuskan? Kamu wanita tidak punya hati!"

Kirana malah dengan suara yang lelah berbicara dengan dingin, "Aku tidak butuh kamu telepon, ada urusan cepat bilang, tidak ada urusan aku matikan......"

Saat Bryan mendengar suara Kirana yang tidak normal seketika termenung, lagi-lagi mendengar dia ternyata masih mau memutuskan teleponnya, semakin membuatnya kesal, kesal sampai ingin menghancurkan hpnya, "Kirana, perempuan bodoh yang tidak punya hati! Kamu berani mematikan teleponku, cobalah!"

"Oo...." Saat Kirana benar-benar akan mematikan panggilan, Bryan yang awalnya duduk di kursi, langsung berdiri, "Kirana!!!!"

Kirana mengerutkan dahinya dan sedikit menjauhkan hp dari telinganya, dia memijat dahinya dan berkata dengan rasa kesal, "Aku tidak tuli....."

Bryan mendengar suaranya yang sedikit lelah, hal sulit didapatkan tidak ada nada bicara yang dingin dan mengotot padanya, Bryan terdiam sebentar, emosinya tiba-tiba mulai tenang, dia sedikit batuk, dan berkata, "Itu, kamu masih kurang berapa banyak..... Aku bisa membantumu...."

Kirana yang sedang memijat dahinya seketika terdiam, bagaimana dia juga bisa tau, Kirana menolehkan kepala dan melihat pepohonan di luar jendela, tatapannya menyinarkan sebuah hal yang rumit, "Terima kasih atas kebaikanmu, aku bisa memikirkan caranya."

Sangat sulit didapatkan, dua orang ini ternyata dapat begitu tenang mengeluarkan sepatah kata yang sempurna, Bryan ternyata mendengar sepatah kata terima kasih, hatinya sedikit tergoyahkan, tapi dia mengerutkan dahinya, "Kenapa, aku ingin membantumu, kamu masih tidak menerimanya?"

Kirana mengerutkan dahinya lagi, bukan tidak menerima, tapi tidak ingin, dia tidak ingin berhutang budi, apalagi pada Bryan......

"Bukan, masalahku, kamu tidak usah memikirkannya, aku bisa menyelesaikannya....."

Kirana tidak mempunya tenaga lebih untuk selalu emosi dengannya, setelah dia seketika mengatakan, "Sampai jumpa", dia langsung mematikan panggilan, dan mematikan hpnya......

Wajah Bryan menjadi muram, sekujur tubuhnya emosi, wanita ini, tidak mengerti hal baik! Saat dia menelponnya kembali, ternyata sudah dimatikan hpnya......

Bryan kesal dan langsung menjatuhkan hp nya ke bawah, berkali-kali menjadi murahan! Apabila dia masih mempedulikan Kirana, dia sangatlah bodoh!

Kirana tanpa tenaga bersandar pada sofa, dan melihat ruangan yang kosong ini, hatinya tiba-tiba padat.....

Uang... uang.... uang.....

Kemana aku harus pergi mencari uang sebanyak itu.....

Ayahnya juga tidak dapat bertemu, masih di dalam pengadilan, apabila tidak secepatnya mengumpulkan uang, takutnya dipenjara adalah hal yang pasti......

Rupa ibunya yang seketika menjadi tua beberapa tahun tertanam di dalam pikiran Kirana, awalnya dia ingin mencari Samuel, tapi, akhirnya dia berpikir, dan akhirnya memutuskan untuk tidak merepotkannya, dia juga masih harus menjaga adik kecil.....

Dia berpikir berkali-kali siapa yang dia kenal, akhirnya, pikiran Kirana teringat awal dari semua ini, Helbert!!!

Kirana tiba-tiba duduk tegap, kedua matanya yang lelah itu seketika penuh kebencian, ini semua karena dia!!!

Dia menyalakan hpnya, Kirana mencari nomor telepon Helbert yang menelponnya beberapa kali lalu, kemudian menelponnya.....

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu