Waiting For Love - Bab 287 Patuh, Tahanlah

Tidak tahu apakah sudah terlalu lama atau dia lebih pelupa. Clarice Lu tidak ingat seperti apa dia ketika dia mengandung Dyson, yang diingat hanya hatinya mati rasa, setiap hari dilewati dengan kekacauan, hidup tidak lebih baik dari pada kematian.

Dan sekarang, seperti direndam dalam selai madu, tetapi bayi di perut sangat tidak bisa diam. Reaksi Clarice Lu selama kehamilan sangat kuat, hampir muntah apapun yang telah dia makan, dia dengan cepat menjadi kurus.

CEO Tang merasa sedih, setelah perusahaan berhasil memasuki pasar, sebagian besar fokusnya adalah pada Clarice Lu dan anak-anaknya.

Rabu adalah hari pemeriksaan rutin Clarice Lu, dia melakukan USG NT, Janinnya sekarang normal, tetapi cairan ketubannya sedikit tidak mencukupi, untuk saat ini bukan masalah besar, juga tidak ada cara yang lebih baik, dokter hanya memintanya untuk minum lebih banyak air.

Dalam perjalanan kembali, Clarice Lu melihat hasil USG NT, masih sedikit khawatir. “Apakah cairan ketuban sedikit benar-benar baik-baik saja?”

“Kedalaman cairan ketuban yang normal adalah kisaran normal antara 3 sampai 7cm, kamu sekarang 2,9 cm, mendekati kisaran normal, tidak perlu terlalu khawatir, selain itu, janin saat ini masih kecil, tidak akan berdampak apapun, setelah pulang nanti banyak banyak minum air saja sudah cukup. “Lewis Tang menjelaskan dengan sangat profesional. Dia memegang setir dengan satu tangan, dan mobil melaju dengan lancar.

“Oh.” Clarice Lu merasa sangat lega.

Lewis Tang tersenyum dengan lembut, melanjutkan perkataannya dengan sabar, “Selama kehamilan akan terdeteksi masalahnya, tetapi kebanyakan dari mereka tidak terlalu penting. Misalnya, ada terlalu banyak atau terlalu sedikit cairan ketuban, cairan otak janin, pelvis ginjal terpisah, atau detak jantung yang kuat, ini semua pada dasarnya akan hilang secara alami mengikuti perkembangan anak. Masalah yang benar benar terjadi sangat jarang ada. Apakah kamu tidak menemukan masalah ketika sedang hamil Dyson?”

Clarice Lu menggelengkan kepalanya.

“Tidak ada?”

“Tidak pernah memeriksanya. Saat itu bisa hidup saja syukur, aku mana terpikir untuk memeriksa di rumah sakit, selain itu, aku sama sekali tidak mengerti untuk memeriksa semua ini.” Jawab Clarice Lu, mengangkat bahu dengan pelan, membuat orang lain tidak menduganya sama sekali.

Lewis Tang merasa sedih yang tak dapat dijelaskan. Ketika Clarice Lu hamil Dyson,umurnya tidak sampai dua puluh tahun, saat itu dia masih kecil. Jika melakukan pemeriksaan ke rumah sakit, pasti akan dapat pandangan sinis dari orang lain.

Dia memegang setir dengan satu tangan, mengulurkan tangan lainnya, dan memegang Clarice Lu dengan erat. Tangannya yang kecil dan rapuh, sedikit dingin, dia terus berusaha menghangatkannya dengan suhu yang ada di telapak tangannya.

Pemeriksaan pertama adalah pengambilan darah, Clarice Lu belum makan sarapan pagi sampai sekarang. Meninggalkan rumah sakit, Lewis Tang mengendarai mobil langsung ke toko bubur ala Hong Kong.

Dia memesan bubur nasi labu kuning yang bergizi, masih ada pangsit udang dan beberapa makanan yang tidak terlalu kuat rasanya. Lewis Tang secara khusus meminta didalam makanannya untuk tidak memasukkan bumbu yang kuat, itu tidak baik untuk kesehatan janin, Lewis Tang mengaturnya dengan ketat.

Hidangan telah disajikan, tapi Clarice Lu masih tidak nafsu makan.

“Patuh, tidak suka makan juga harus makan sedikit, demi anak kita.” Lewis Tang membujuknya dengan sabar, dia tidak makan, dia menyuapinya.

“Pokoknya setelah makan juga akan muntah, jangan buang-buang makanan.” Clarice Lu membalikkan kepalanya, alisnya yang indah berubah menjadi berkerut.

Makanan yang susah ditelan, dimuntahkan lagi, sangat tidak nyaman. Pokoknya yang kesusahan adalah dia, Lewis Tang hanya bisa memaksanya makan makan makan, alasannya selalu untuk bayi, membuat diakelihatan seperti ibu tiri.

“Clarice Lu .....”

“Sudah dibilang tidak mau makan, kamu sangat mengganggu.” Mungkin alasannya karena terlalu tidak nyaman, setelah Clarice Lu hamil emosinya menjadi tidak stabil.

Dia dengan kuat mendorongnya, bubur yang dipegang Lewis Tang tidak stabil, langsung jatuh keatas lantai, mangkuk bubur jatuh kelantai, seketika pecah berkeping keping, bubur berserakkan di lantai, sekujur tubuhnya kotor karena ketumpahan bubur.

Clarice Lu terdiam, merasa bahwa dia telah melakukan sesuatu baru-baru ini, dia segera meminta maaf padanya sebelum dia marah. “Aku, aku tidak bermaksud.”

CEO Lewis Tang bukan orang yang penyabar, tetapi di depan Clarice Lu, dia jarang marah, belum lagi dia sekarang sedang hamil.

“Aku akan meminta pelayan membersihkannya, apa yang ingin kamu makan? Atau, kita ganti ke tempat lain.” Tanyanya.

“Panggil semangkuk bubur lagi.” Jawab Clarice Lu dengan pelan. Bagaimanapun, apa yang dia makan akan dimuntahkannya, tidak peduli betapa lezatnya itu, tidak ada perbedaan di matanya.

Lewis Tang memanggil pelayan, dan memesan lagi semangkuk bubur nasi labu kuning. Clarice Lu tidak minta disuap, dia mengambil sendiri sendoknya, memakannya dengan patuh.

Tapi, baru beberapa suap, perutnya terasa mual lagi, dia bergegas berdiri, berlari ke kamar mandi.

“Hati-hati.” Lewis Tang melihat dia berlari begitu cepat, memperingatinya untuk berhati-hati.

Makanan yang baru dia makan, semua dimuntahkannya lagi, Clarice Lu muntah dengan sangat tidak nyaman, ketika dia keluar dari kamar mandi, matanya basah.

Lewis Tang memberinya botol air mineral padanya, “Minumlah air, akan lebih menyegarkan.”

Clarice Lu mengambil air, saat dia meminum beberapa teguk, perutnya benar-benar nyaman, tapi tidak tahu apakah alasannya karena airnya sedikit dingin, perutnya sakit lagi, dia berlari kembali ke kamar mandi lagi, bersandar di samping wastafel, air yang baru diminumnya, dimuntahkannya lagi.

Lewis Tang berdiri di pintu kamar mandi menunggunya, melihat dia keluar dengan muka pucat, alisnya sangat berkerut, hatinya sangat sakit. Sebagai seorang yang mengerti medis, dia secara alamia tahu bahwa kehamilan awal seorang wanita akan mengalami morning sickness, kehilangan nafsu makan, dan sebagainya. Reaksi setiap orang berbeda.

Tapi dia tidak menyangka reaksi Clarice Lu begitu berat.

“Tidak nyaman, aku ingin pulang.” Clarice Lu berjalan sampai ke depannya, bersandar lemas di badannya, kepalanya bersandar pada bahunya.

“Hm. Ayo pulang.” Lewis Tang memegang lembut pinggangnya, memapahnya keluar dari restoran.

Mobilnya berhenti di pintu masuk restoran, Lewis Tang membuka pintu mobil dan dengan hati-hati membantu Clarice Lu duduk di samping pengemudi, kemudian dia pergi ke sisi lain mobil dan membuka pintu untuk duduk.

Clarice Lu masih merasa tidak nyaman, bersandar di sandaran kursinya. Mata cantik itu sedikit terpejam, hanya ingin pulang lebih awal, dan berbaring di ranjang lembut yang nyaman itu.

Namun, pria di sampingnya tidak menyalakan mesin, tetapi tiba-tiba mencondongkan tubuh mendekatinya.

Napas kuat pria itu mendekat, Clarice Lu tiba-tiba panik, dan tanpa sadar merentangkan tangannya ke dadanya yang keras.

“Lewis Tang, apa yang ingin kamu lakukan?”

Melihat ekspresi gugupnya, Lewis Tang dengan cepat menyadari apa yang ada di kepala kecilnya, apa yang dipikirkannya, jadi dia berhenti dan menatapnya dengan senyum jahat.

“Menurutmu?” Sikunya menyentuh dadanya dengan sengaja.

Clarice Lu merasa tidak nyaman pada awalnya, begitu dipermainkannya, dia menjadi sangat marah. “Lewis Tang, apakah kalian laki laki selalu memikirkan bagian bawah saja, dan juga kamu ini dokter, apakah guru sekolah kedokteranmu tidak mengajarimu, dalam tiga bulan pertama kehamilan tidak boleh berhubungan?”

Setelah Lewis Tang mendengar omelannya, dia tersenyum lebih lebar, tersenyum jahat. Dia mengulurkan dua ujung jari yang bersih dan panjang, mencubit dagunya dengan pelan, mendengus pelan di pipinya yang halus. Sentuhanannya membuat Clarice Lu bergetar pelan.

“Clarice Lu, apakah kamu ingin melakukannya di mobil? Meskipun aku juga ingin, tetapi kamu hamil sekarang, tahanlah sedikit, anak penurut.”

“.....” Clarice Lu terdiam beberapa saat, kenapa seolah olah dia yang jalang.

“Aku tidak. Itu kamu, kamu tiba-tiba mendekatiku?” Dia memelototinya, kemudian melihat tangan Lewis Tang mengelilingi tubuhnya, menarik sabuk pengaman dan memakaikannya.

Pipi Clarice Lu tiba-tiba menjadi panas, ternyata dia terlalu banyak berpikir.

Lewis Tang duduk tegak dan menyalakan mesin mobil. Range Rover hitam memasuki jalan dengan mulus.

Aku tidak bisa berkata apa-apa, mobil yang dikemudikan Lewis Tang sangat stabil, Clarice Lu bersandar pada sandaran kursi dan tertidur.

Ketika mobil berhenti di pintu depan villa, Clarice Lu belum bangun. Lewis Tang tidak tega untuk membangunkannya, dan keduanya terus duduk di dalam mobil. Dia memiringkan kepalanya sedikit dan menatapnya dengan tenang, memperhatikan wajah tidurnya yang tenang, wajahnya yang cantik, bulu mata panjang yang tebal seperti sayap kupu-kupu.

Dia mencondongkan tubuh ke depan tanpa terkendali, bibirnya hampir menyentuh bibir merah mudanya, tapi Clarice Lu membuka matanya. Sepasang mata yang jernih, dengan sedikit kebingungan karena baru saja bangun.

Ketika dia melihat wajah yang tampan di depannya, alisnya yang indah berkerut tanpa sadar. “Lewis Tang,apakah kamu akan memberitahuku, kali ini kamu akan membantuku melepas sabuk pengamanku.”

“Tentu saja tidak, aku ingin menciummu.” Lewis Tang tidak menyembunyikan nafsunya, telapak tangannya yang besar bersandar pada kaki Clarice Lu, dan kemudian menciumnya.

Bibir Clarice Lu tertutup olehnya, dan tubuhnya terperangkap di lengannya, tidak ada celah untuk meloloskan diri, hanya bisa mengikuti keinginnannya.

Ciuman sederhana sepertinya tidak memuaskan Lewis Tang, dia meletakkan tangannya di pahanya, dan terus naik, berhenti di pinggangnya yang lembut, meremasnya.

Clarice Lu tidak bisa menahan desahannya, badannya seperti terbakar. Jari-jarinya yang panjang menyentuh tubuhnya yang tertutupi kain, merangsang indera Clarice Lu.

Di ruang mobil yang sempit, suhunya terus meningkat, dan situasinya tidak terkendali. Sesaat sebelum dia kehilangan kendali, Lewis Tang tiba-tiba menghentikannya.

“Hanya bisa sampai disini, kalau tidak akan mempengaruhi anak di perutmu.” Wajahnya yang tampan hanya berjarak beberapa inci darinya, dan nafas satu sama lain masih melekat di satu tempat, sangat sentimental.

Telapak tangannya yang besar dan hangat memegangi wajahnya, tersenyum lembut tapi jahat. “Aku tahu kamu tidak nyaman, patuh, tahanlah.”

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu