Waiting For Love - Bab 23 Pemandangan Indah Ini Seperti Lukisan Cat Minyak Yang Diam

"Kata sandi pada back-end internet ada berapa banyak?" Dia memegang cangkir kopi di satu tangan dan mengetik keyboard dengan tangan lainnya.

"Aku tidak terlalu yakin." Clarice Lu menjawab dengan jujur. David Luo selalu bertanggung jawab atas operasi bidang e-commerce, dia jarang ikut campur.

Clarice Lu mengeluarkan ponselnya dan baru saja mau menelepon David Luo untuk bertanya, tapi Lewis Tang telah berhasil memecahkan kodenya dengan lebih cepat. Dia mengangkat kepala dan menatapnya, alisnya sedikit memutar, dan pandangan matanya tampak tajam dan tenang.

Clarice lu melihat deretan angka di layar, dan wajahnya sekilas terlihat terpaku kaget bodoh. Kata sandi untuk back-end internet nya David luo ternyata adalah hari ulang tahunnya.

Sudut bibir Lewis Tang memancarkan sinar merona, yang membuat orang tidak bisa membedakan emosi sama sekali. Matanya kembali menatap layar lagi, ujung jari mengetik keyboard, dan berhasil masuk ke back-end internet nya David Luo, kemudian mencari kebocoran sistem yang dirusak oleh peretas (hacker).

Dua komputer masuk ke layar biru secara bersamaan, dan deretan kode biner berderetan muncul dengan cepat. Terlihat pandangan mata Clarice Lu yang sangat kebingungan.

"Sekarang situs web perusahaanmu sudah berhenti bekerja, akan butuh waktu untuk memulihkannya." Lewis Tang berkata dengan nada suara yang membuat orang mudah percaya.

"Bisakah kamu mencari tahu siapa pelakunya?" tanya Clairice Lu.

"Tidak bisa. Itu urusan pihak polisi." Lewis Tang menjawab dengan aura dinginnya yang sudah biasa .

Clarie Lu menyeka bibirnya dan berhenti mempermalukan dirinya sendiri. Berjalanlah ke sofa kulit dan kemudian duduk, kemudian dari atas rak mengambil majalah keuangan terbaru.

Namun, majalah di tangannya sudah dibuka buka sampai tiga kali, dan Lewis Tang masih bekerja di depan komputer tanpa ada tampak yang seperti akan berakhir.

Jam antik berdering sepuluh kali, menunjukan telah jam sepuluh tengah malam. Clarice Lu duduk di sofa, menopang pipinya dengan satu tangan, dan mulai mengantuk berat.

"Kamar kedua di sebelah kiri pintu adalah kamar tamu. Seperai semuanya sudah diganti baru. Jika kamu mengantuk, kamu bisa istirahat di sana." ucap oleh Lewis Tang.

"Apakah masih lama?" Clarice Lu menatapnya. Di ujung lain, Lewis tang, pria dengan wajah penuh dedikasi dan serius mencurahkan hati untuk bekerja terlihat sangat menarik.

"Sekitar sepuluh jam." jawabnya.

Clarice Lu merasa kurang pantas menghabiskan lebih dari sepuluh jam di kamar dengan seorang pria yang masih bisa terbilang orang asing, jadi dia berdiri dan meninggalkan ruang kerja.

Clarice Lu juga tidak memiliki kebiasaan membuka pakaian saat tidur di rumah orang lain, jadi dia tidak menggunakan ruang tamu. dia berjalan menuruni tangga yang berputar, bermaksud istirahat sebentar di sofa yang ada di ruang tamu. Di musim panas, waktu ada matahari panjang dan malam sebentar, bergadang sebentar juga tak akan terasa sampai matahari terbit.

Dan juga Lewis Tang menyelesaikan pekerjaannya dan turun dari lantai atas, itu adalah gambaran yang muncul di mataku.

Ruang tamu yang kosong itu sangat sunyi, hanya ada suara jam antik yang monoton. Ditempatkan di tengah ruang tamu di sofa kulit hitam besar, wanita setengah membungkuk di sana, di bawah cahaya redup, kulit putih hampir transparan. Rambut panjang, lembut seperti rumput laut tersebar sesuka hati, cantik dan bersih, tanpa hiasan tambahan.

Kucing seputih salju bersarang di lengannya seperti tumpukan beludru besar dengan hanya menunjukkan setengah kepalanya, sementara anjing besar bernama Duomi berbaring di bawah kakinya seperti penjaga yang setia.

Pemandangannya ini sangat indah seperti lukisan minyak yang tak bergerak.

Lewis Tang secara tidak sadar pelan-pelan melangkah ke sisinya, menutupinya dengan selimut yang lembut. Clarice Lu sama sekali tidak menyadarinya. Dia masih berbaring di sana dengan tenang. Hanya kucing putih salju yang menggeliat beberapa kali, setengah menyipitkan matanya dan Menyaksikan Lewis Tang , lalu tertidur malas.

Lewis Tang membungkukkan setengah badannya, dengan hati-hati memasukkan lengannya yang diluar ke dalam selimut, telapak tangannya secara tidak sengaja menyentuh kulitnya, saat membelai dia, memperlihatkan cinta yang tidak bisa diucapkan.

Dia tidak membangunkannya, lalu berbalik dan pergi ke balkon terbuka untuk merokok.

Asap berkelip di antara jari-jarinya yang putih, dan tubuhnya yang tinggi bersandar pada pagar putih yang dingin. Cahaya bulan yang dingin bersinar turun dari langit, menyeret bayangan panjang di belakangnya, ada rasa kesepian yang sulit terlukiskan.

...

Ketika Clarice Lu bangun, langit sudah terang dan cahaya sudah masuk ke dalam ruangan melalui jendela, tanpa henti nya membuat mata orang sakit.

Dia kemudian duduk di sofa tersebut, selimut lembut jatuh dari tubuhnya , dan kucing yang seputih salju itu berbaring malas di pangkuannya, Clarice lu tidak bergerak begitu pula dengan si kucing.

Clarice Lu mengambil selimut lembut dari lantai.Pandangan matanya terpaku diam menatap selimut, dia yakin bahwa sebelum tidur tidak memakai selimut, jadi yang mungkin yang menyelimutinya setelah dia tertidur hanya Lewis Tang karena anjing dan kucing pelharaan di sekitarnya tidak mungkin melakukannya.

Seorang pria yang begitu dingin, ternyata masih memiliki sisi seperti ini, penuh welas asih dan cinta terhadap wanita, hal ini sangat mengejutkan.

Dia merentangkan tangannya dan dengan punggung telapak tangan menggaruk matanya yang mengantuk, kemudian dia mengikat rambutnya yang panjang di belakang kepalanya. Beberapa helai rambut terjatuh ke lantai, sungguh cantik.

“Kucing yang baik, pergi ke sana saja main ya” Dia mendorong kucing yang berat itu lepasdari kakinya. Kucing itu mengeong dan bergegas menuju pintu.

Clarice Lu melihat ke belakang dan menyadari keberadaan Lewis Tang.

Dia berdiri di ruang depan, tidak memakai baju jas dan sepatu kulitnya yang seperti biasa, dengan santai mengenakan kaus t-shirt lengan pendek berwarna cream putih, celana jeans berwarna terang, sedikit lebih banyak rasa sinar matahari, tetapi tidak berubah, adalah temperamen yang dalam di antara kedua alis.

"Sudah Bangun? Pas sekali ayo kita sarapan bersama. biasanya tidak ada api di sini. Aku sudah membeli susu kedelai dan makanan ringan." Lewis Tang mengganti sepatu di ruang depan dan setelah berbicara dengannya, dia berjalan menuju restoran.

Dalam benak Clarice Lu, pagi pagi setelah bangun dan kemudian sama sama menyantap sarapan seharusnya adalah hal yang bisa terjadi diantara dua orang yang hubungannya sangat akrab dan dekat.

Jadi ketika dia duduk di depan Lewis Tang, dia merasa tidak nyaman, sarapan yang enak hampir saja menjadi makanan yang sulit dicerna.

Sebaliknya Lewis Tang sangat santai, dia masih tetap melakukan kebiasaan tidak bersuara saat makan dan tidur, pelan-pelan ketika mengunyah makan makanan ringan, jari-jari panjang memegang gerakan cangkir susu kedelai sangat elegan, setiap gerakannya menunjukkan budidaya diri yang sangat baik.

Dia hanya meneguk cangkir susu kacang kedelai dan ponsel di tangan kirinya tiba-tiba bergetar, kemudian dia meletakkan cangkirnya, mengambil ponselnya, dan keluar untuk menjawab telepon.

Pada saat dia kembali ke ruang makan, Clarie Lu telah merapikan sumpitnya untuk menunjukan terimakasihnya/sopan. Lewis Tang memandangnya matanya dengan ringan, tidak mengatakan apa-apa, hanya berkata, "Mobil telah menunggu di luar, aku akan mengantarmu pulang. "

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu