Waiting For Love - Bab 2 Kecerdasan Yang Kelihatan Bodoh, Wanita Harus Lebih Simpel Agar Lebih Lucu

Sebulan yang lalu, demi bisa menggantikan dia untuk mengambil beberapa orderan, dia dirawat kerumah sakit karena pendarahan dilambung akibat dicekokin oleh pelanggan, lalu yang tidak disangka dia bertemu dengan Jasmine yang sedang flu dan mengantri untuk mengambil nomor antrian.

Suasanna saat itu terasa sangat memalukan.

Setelah itu mereka menjadi perang dingin, hingga saat ini.

Terdengar bunyi lemparan, Clarice melemparkan sebuah berkas kemeja itu, “David, aku tidak peduli dengan wanita manakah kamu ingin bermesraan, akan tetapi tolonglah jangan menyentuh proyekku."

“Baik, aku tahu. Hal sekecil ini tidak pantas kamu marahi.” David tersenyum dengan hangat, sikap dia yang mengakui kesalahannya jarang didapatkan.

Mungkin ini adalah caranya, dia ingin memecahkan kedinginan ini.

Yang ingin dikatakan Clarice telah dikatakannya, lalu bersiap untuk pergi. Akan tetapi, sewaktudia membalikkan badan, pergelangan tangannya dipegang oleh David.

“Apakah kamu tidak mau tinggal dan menemaniku?” Dia bertanya dengan tersenyum.

Clarice melepaskan tangannya, matanya begitu dingin, dengan sedikit tertawa, “Bagaimana kamu ingin aku menemanimu? Aku tidak bisa mencontohi perilaku wanitamu itu.”

Setelah dia berkata, dia melihat kearah jam tangannya. “Lima menit lagi ada wawancara dari Lewis, aku harus segera memahami karakter orang ini, agar bisa melakukan semua ini dengan baik. Aku dengar Tang’s Corp akan memberikan investasi besar, daging besar ini, aku tidak ingin diambil oleh orang lain.

“Melakukannya dengan baik? Jika kesukaan dia adalah wanita, apakah kamu juga berencana untuk mengorbankan dirimu?” David mulai mengigiti bibirnya.

“Aku berpikir akan memberikan wanitamu itu, membuat mereka mendapatkan harga yang tinggi.” Clarice berkata dengan serius, tidak ada senyuman disana.

Lalu memberikan senyuman, dia sangat senang kepadanya. Lalu, perkataan Clarice selanjutnya, membuat dia tidak bisa tersenyum.

“Bagaiman jika mengirimi Jasmine ke tangan Tang’s Corp, David apakah kamu rela?”

Baru saja perkataan dia dilontarkan, wajahnya itu langsung berubah terdiam.

“Clarice, jangan menjadikan ini bahan bercandaan.”

Clarice yang melihat wajah tampan itu, seketika dia merasa nafasnya ini begitu sesak, seperti ada sebuah pisau yang merobeknya, mengikis hatinya itu.

Dia selalu tahu, dia tahu kelembutan dan kekasaran lelaki ini, hanya saja kelembutannya diberikan pada orang lain, dan kekasarannya diberikan padanya.

*

Clarice kembali kekantornya, live streaming telah dimulai.

Didalam itu, ada pria yang memakai baju jas, fitur wajahnya sedikit berlebihan, gerakannnya juga kelihatan sangat berlebihan.

Clarice yang selama bertahun-tahun ini berada dimedia, telah bisa membaca beberapa orang, terhadap lelaki yang belum pernah ia temui itu. Dalam dan tertutup, dari tulangnya terlihat tidak ada rasa malu, seperti sangat berbahaya dan tenang.

Wartawan bertanya : “Kita mendengar jika Anda adalah mendapatkan gelar S3 dari jurusan kedokteran, lalu juga membuat sebuah gedung kedokteran didaerah sekolah. Jika boleh tahu kenapa Anda melepaskan gelar untuk menjadi seorang dokter?”

Lewis merasakan bibirnya, nada begitu tenang, terdengar dari usianya yang terbilang cukup matang itu. “Karena aku mempunyai ambisi. Apalagi, tidak semua orang mempunyai ambisi yang tinggi.”

Wartawan : “Apakah dengan bertunangan dengan Nona Vanessa itu adalah ambisi Anda? Hubungan yang tidak dilengkapi dengan rasa cinta ini, apakah kamu memiliki kepercaytaan untuk melewatinya selama seumur hidup?"

Lewis tidak terkejut, juga tidak menjawab pertanyaannya, “Bagaimana kamu bisa tahu jika aku tidak mencintai dia?”

Wartawan : “Seorang wanita yang suka menghabiskan uang, apa yang Anda cintai dari dia?”

Wajah Lewis hanya memberikan senyuman, tersenyum hingga matanya kelihatan sipit, “Terlalu cerdas itu dapat membuat seseorang kelihatan bodoh, wanita harus lebih simpel agar lebih lucu”