Akibat Pernikahan Dini - Bab 131 Penculikkan yang Sial (2)

Wanita ini, tidak perlu selalu berjaga-jaga padanya seperti ini kali. Hari ini, dia benar-benar tidak bersalah. Dia ingin menemukan seorang wanita, tetapi ketika dia akan melakukan hal semacam itu dengan seorang wanita, semua yang ada dalam pikirannya adalah Kirana. Wanita jahat ini!

Tidak ada lagi yang dipikirkan, dia datang ke sini untuk minum, dan setelah minum sedikit mabuk, dia tanpa sadar meneriakkan nama Kirana.

Dan para bawahannya, mendengar suara panggilan dari tuan muda mereka yang begitu sentimentil, bermaksud ingin memberinya sebuah kejutan! Tidak disangka, semuanya benar-benar menjadi sebuah ketakutan!!

Kirana memelototi kebodohan dari wajah Marco, tidak memutuskan untuk perhitungan padanya. Selain itu, dia juga tidak rugi. Dia memberi tamparan di wajah Marco, dilakukannya dengan penuh tenaga lagi!

Melihat arloji, celaka, sudah terlambat, keluarganya pasti sudah cemas, tapi wajah Kirana tiba-tiba menjadi tidak wajar, dia lupa, dia tidak lagi berada di rumahnya sendiri.

Dan di sisi Helbert, seandainya dia menghilang selama setengah bulan lebih, takutnya tidak akan ada orang yang tahu, mulut Kirana dengan lembut memberikan senyum menyindir, Marco menatap Kirana yang membuat senyum bingung.

Perasaannya berkecambuk menyebabkannya menelan ludah, "Kamu jangan tertawa lagi, kelihatan sedang panik!"

Kirana menatap Marco dengan tajam, Marco tersenyum dan menyentuh hidungnya, wanita ini, benar-benar binatang yang sulit didekati!

Sedangkan di pihak Helbert, wajahnya bisa digambarkan sehitam tinta, apalagi ketika dia sedang berpikir tentang Kirana yang dicullik, tambah mengerutkan dahi.

"Temukan bagiku seorang wanita bernama Kirana! Sekarang, sekarang!" Suara Helbert yang begitu dingin dan suram, sedang menelepon dan berkata dengan ketus.

Ada duka di sisi lain telepon, "Bos, bisakah kamu tidak selalu menggunakan jasa yang besar untuk hal-hal kecil?? Kami adalah orang-orang yang ingin membantumu melakukan hal-hal besar. Kamu telah mengirim kami untuk menemukan seorang wanita berulang kali!! Jika keadaan ini tersebar, nama baik kita.... ... "

"Aku beri kamu dua menit!"

"Bos, aku ..."

"Satu menit ..."

"Hei!!"

"Lima puluh detik ..."

"Jangan ..."

"Tiga puluh detik ..."

"..."

"Ya sudah, ya sudah, selalu sama saja! Tunggu sebentar!" terdengar teriakan kepasrahan diujung telepon, diikuti dengan suara kertak kertuk.

Helbert menggenggam roda setir dengan kuat, dia bahkan tidak menyadari bagaimana ketegangan di hatinya!

"Yah, ada monitor yang melihat bahwa dia dibawa pergi oleh mobil XXX dan memasuki bar XX ..."

Ketika kata-kata di sana baru akan selesai, Helbert tidak bisa menunggu sampai dia selesai, "Hei ..." dia langsung menutup ssambungan telepon, kemudian menginjak pedal gas dan memutar setirnya, mobil itu seperti roket. Melaju dengan sangat cepat.

Sedangkan Daniel dan Yesi juga telah diutus mencari karena dicurigai terjadi penculikan terhadap Kirana, mereka juga takut hal semacam ini akan terjadi lagi!

Di pihak Kirana, setelah mengambil kembali tasnya dari bawahan Marco, dia membuka ponsel dan sekali lagi dalam keadaan habis baterai.

Dia menghela nafas, nasibnya selalu mempermainkannya berulang-ulang, membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa!

"Sudah mau pergi?" Melihat gaya Kirana yang bersiap pergi, Marco dengan nada tidak rela membuat Kirana tersentak.

Menatap Marco dengan tatapan aneh, Kirana menyampirkan tas di pundaknya, lalu memutar bola mata, "Masa mau memintaku menemanimu hingga besok pagi?"

"Eh~ Boleh juga tuh ..." Marco berpikir sebentar, kemudian menatap Kirana dengan pandangan berharap. Sekarang dia baru tahu, bahwa dirinya benar-benar menyukai wanita di hadapannya ini!

Marco yang selalu berada di tengah-tengah hamparan bunga, ternyata juga bisa mempunyai perasaan seperti ini. Namun dengan adanya perasaan ini, malah membuat dia senang, karena setidaknya dia memiliki sebuah target!

“Pagi-pagi sudah bermimpi indah!” Kirana meliriknya dengan acuh tak acuh, saat akan berbalik dan pergi, tiba-tiba suara berisik di pintu membuat Kirana tersentak.