Eternal Love - Bab 484 Tidak akan membiarkanmu Seenaknya

“Mari kita main truth and dare, bagaimana.” Tiba-tiba ada seseorang yang mengusulkan ini.

Yang lainnya mengangguk, "Boleh, ini ide bagus."

Sekelompok orang duduk di meja dan bermain truth and dare, selama permainan dimulai, ada banyak orang yang mendapat hukuman, dan tanpa disadari suasanan menjadi tegang.

Saat permainan dimulai kali ini Elisha Yu mendapat hukuman.

"Kak Elisha, kali ini kamu gagal, haha."

"Pilih apa, katakan saja."

Alis Elisha Yu terangkat seperti tidak setuju, ekspresinya seperti tidak setuju, “Dare, siapa takut."

Mendengar kata-kata Elisha Yu ini, seketika semua orang berteriak, lalu, menghela nafas, "Aku suka Kak Elisha seperti ini."

Tiba-tiba pria itu seperti teringat sesuatu, matanya menyipit, lalu seperti sedikit mengolok-olok, “Kak Elisha, putar botol bir ini, jika botol itu menunjuk ke arah seseorang, kamu bisa menciumnya.."

Segera setelah pria itu mengatakan ini, hati Elisha Yu mulai menjadi sedikit tidak nyaman, dia menjadi ragu-ragu.

Elisha Yu tidak berkata apa-apa, lalu itu terlihat oleh pria ini, dia tersenyum, lalu mulai mencemoohnya, “Kak Elisha, kamu takut?"

Bagaimana mungkin Elisa Yu menolak jika dibilang seperti ini, terutama di depan banyak orang, dia dia langsung berkata: "Tidak takut, ayo lakukan saja."

"Baik."

Elisha Yu menatap lekaat-lekat arah botol itu mengarah ke mana, dan memperhatikan ke mana dia berputar. Elisha Yu sangat tegang, dan terus berdoa dalam hati, jangan sampai berputar ke perempuan juga.

Semakin besar harapannya, maka akan semakin kecewa. Perlahan botol bir itu berhenti, lalu Elisha Yu menatap ke mana arah botol itu berhenti, dan melihat botol itu menunjuk ke arah Zayn Shen.

Sekarang hati Elisha Yu menjadi semakin tidak tenang. dia hanya ada ledakan di otaknya, dia hanya terdiam di tempat.

"Kak Elisha, ayo."

"Ternyata Direktur Shen."

"Jangan bilang lagi, dua orang ini cukup serasi."

Elisha Yu mendengar semua orang menggodanya, lalu dia mengenggam tangannya dengan gugup, jantungnya berdebar-debar.

Sementara semua orang mendesak Elisa Yu untuk bergegas, tiba-tiba Elisa Yu seperti telah mengambil keputusan, lalu berkata kepada semua orang: "Lupakan saja, aku memilih truth. "

Tidak peduli apa yang dikatakan semuanya, mau truth atau apa pun, Elisha Yu tidak mau terlibat dengan Zayn Shen dengan cara ini lagi. Ditambah lagi, hal seperti ini bukan kemaunya, jadi Elisha Yu lebih suka menyerah, tidak mau hasilnya seperti ini.

Melihat ekspresi Elisha Yu, semua orang tahu pasti ada alasan tertentu, jadi mereka tidak lagi memaksa Elisha Yu.

Saat mereka ingin mengatakan bahwa Elisha Yu bisa menggantinya menjadi truth, tiba-tiba Zayn Shen mengulurkan tangannya lalu memeluk Elisa Yu yang berada di sampingnya, dan mencium bibirnya.

Elisha Yu juga kaget dengan gerakan Zayn Shen tiba-tiba, dia hanya merasa pikirannya kacau, dia tidak bisa mendengar apa yang dihebohkan orang-orang disekitarnya, juga tidak tahu apa yang mereka katakan.

Otaknya seperti dipenuhi Zayn Shen, lalu ada kata-kata Zayn Shen, "Memang seberapa hina aku, ternyata kamu membenciku, aku tidak akan membiarkanmu seenaknya saja. "

Elisha Yu lupa apa yang terjadi selanjutnya, saat dia bereaksi, semua orang di dalam ruangan sudah pergi, di ruangan besar itu hanya tersisa dia, Miranda Wen, dan Zayn Shen yang mabuk.

Miranda Wen berdiri di depan Zayn Shen, melihatnya yang berbaring di sofa seperti orang mabuk berat, Miranda Wen menghela nafas tak berdaya, dia mengulurkan tangan dan menyenggolnya , "Zayn Shen, hei bangun."

Sayangnya, tidak peduli Miranda Wen meyenggolnya, memanggilnya, tidak ada rekasi dari Zayn Shen, seolah-olah dia tidak mendengarnya sama sekali. Dia membalikkan badan, lalu terus mencari posisi yang cocok, lalu tetap tertidur di sofa.

Miranda Wen berkacak pinggang, lalu mulai menarik Zayn Shen, mencoba menariknya dari sofa, tapi tidak peduli seberapa kuat dia mencoba, tidak mungkin tenaga wanita bisa menarik seorang pria.

Miranda Wen menghela nafas tak berdaya, lalu wajahnya muram, "Zayn Shen ini, kenapa bisa minum sampai mabuk?"

Miranda Wen mengalihkan pandangannya melihat-lihat ruangan, melihat apakah ada sesuatu yang bisa digunakan atau ada cara lainnya. Tiba-tiba dia melihat Elisa Yu tetap berdiri di sana seperti orang bodoh, tidak tahu apa dia masih terpaku karena kejadian tadi.

Miranda Wen tiba-tiba berkata kepada Elisha Yu: “Elisha, kenapa termenung di sana, cepat kemari, lihat kita harus bagaimana. "

Dia sedikit lagi hampir melupakan keberadaan Elisha Yu.

Mendengar suara Miranda Wen, Elisha Yu segera bereaksi keras, dengan cepat berjalan kea rah Miranda Wen, lalu melihat Zayn Shen yang tertidur, mau tidak mau dia terbayang kejadian tadi, lalu wajahnya memerah.

"Miranda, bagaimana ini."

Miranda Wen hanya fokus pada Zayn Shen dan tidak memperhatikan ada yang aneh dengan Elisha Yu yang berdiri di sampingnya. "Mau bagaimana lagi, kita berdua menarik Zayn Shen si bocah ini lalu antarkan dia di hotel terdekat untuk menginap, tidak ada cara lain."

Elisha Yu mengangguk, dia membungkuk, lalu bersama Miranda Wen berjalan keluar tertatih-tatih sambil merangkul Zayn Shen.

Untungnya, banyak hotel di sekitar sini, jadi dalam beberapa menit, mereka sudah tiba di hotel.

Miranda Wen terengah-engah, lalu melemparkan Zayn Shen ke tempat tidur, melihat dia mabuk, matanya menatapnya jijik. Miranda Wen mengusap tubuhnya yang sakit, "Benar-benar melelahkan, Zayn Shen benar-benar berat."

Elisha Yu melihat-lihat keadaan ruangan itu, lalu menoleh dan berkata kepada Miranda Wen: "Miranda, aku cuci muka dulu, tadi baru saja minum sedikit anggur."

“Oke, pergilah.” Miranda Wen berbalik dan memandang Zayn Shen yang terbaring di tempat tidur, meski merasa sangat lelah dan marah, tetapi kebanyakan dia lebih tidak berdaya. Tidak peduli bagaimana pun juga, dia tidak bisa meninggalkan Zayn Shen sendirian.

Memikirkan hal ini, Miranda Wen membungkuk lagi untuk membantu Zayn Shen melepas sepatunya dan menutupi tubuhnya dengan selimut, barulah berbalik dan berkata kepada Elisha Yu: "Elisha, sudah selesai belum, cepat, kita harus pergi. "

“Baiklah baiklah."

Elisha Yu berdiri lalu berjalan keluar bersama Miranda Wen, keduanya berjalan keluar hotel.

Novel Terkait

My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu