Eternal Love - Bab 351 Bertanggung jawab membahagiakannya

Alberto Ji terus melihat ke lantai bawah, tapi dia tidak melihat Miranda Wen pergi, sepertinya malam ini Miranda akan menginap di sini, kalau dia mencari Miranda berbicara disaat orang tuanya tidak memperhatikan seharusnya tidak apa apa, pikir Alberto Ji di dalam hati.

Suara pintu terbuka dan tertutup terdengar dari kamar sebelah, kamar orang tuanya bukan di sebelah, ini artinya Miranda Wen pasti tidur di sebelah.

Hari sudah larut, orang tua Alberto Ji sudah tidur, lampu di Kediaman Keluarga Ji sudah padam, hanya lampu di kamar Alberto Ji yang masih menyala.

Dengan peralahan dia berjalan ke pintu kamar Miranda Wen lalu mengetuk pintunya, sinar rembulan yang menyelinap masuk melalui koridor, menyinari punggungnya yang terlihat kesepian dan meninggalkan bayangan yang panjang di lantai.

Tok tok tok.

Miranda Wen merasa bingung, siapa yang mencarinya jam segini, jadi dia berjalan ke arah pintu kamar lalu bertanya dengan lembut, "Siapa?"

Alberto Ji yang berada di balik pintu bisa mendengar suara Miranda Wen, jadi dia merendahkan suaranya dan berkata, "Ini aku, cepat buka pintunya. Aku ingin bicara denganmu."

Karena tadi dia merokok di kamarnya, suaranya terdengar sedikit parau.

Suara Alberto Ji sangat khas dan berpotensi menjadi pengisi suara. Dulu ada orang yang mengagumi Alberto Ji mengatakan kalau dia bisa mendapatkan suara Alberto Ji, dia bersedia melakukan apa saja untuknya.

Tapi ketika suara rendah ini terdengar dari balik pintu, sama sekali tidak membuat Miranda Wen terpikat. Miranda Wen berkata ke arah pintu, "Pergilah, aku sudah tidur, kalau ada yang ingin kamu bicarakan besok saja."

Selesai berbicara, Miranda Wen naik ke atas tempat tidurnya lalu berbaring, suara di luar pintu juga ikut berhenti.

Hanya saja layar ponselnya yang redup tiba-tiba menyala, ternyata Alberto Ji meneleponnya.

Tanpa ragu-ragu dia menolak panggilan telepon itu, tetapi pria di luar pintu itu tidak menyerah dan meneleponnya tiga kali berturut-turut. Miranda Wen langsung memblokir nomor Alberto Ji.

Alberto Ji yang berdiri di luar pintu, sepertinya menyadari nomor teleponnya di blokir, jadi dia mulai mengirimkan pesan di WeChat: "Buka pintu, aku ingin bicara denganmu."

“Aku tidak ada yang perlu kita bicarakan. Jangan mengetuk pintu lagi, atau aku akan memanggil orang tuamu.” Miranda Wen, yang sedang bermain WeChat, melihat WeChat yang dikirim oleh Alberto Ji, jadi dia langsung membalasnya.

Setelah beberapa saat, suara ketukan pintu berhenti, mungkin Alberto Ji juga takut akan membangunkan orang tuanya. Kalau skandal kakak ipar mengganggu adik ipar ini tersebar dia yang akan rugi.

Memikirkan hal ini, suasana hati Miranda Wen menjadi lebih baik. Dia tersenyum dan membelai bayi di dalam perutnya. Janin di perutnya seakan tahu saat ini suasana hati ibunya sedang sangat baik, saat ini dia sedang aktif bergerak di dalam perutnya.

Biasanya saat bekerja dia harus sering menggunakan komputer, dia sudah banyak terkena radiasi, kalau bisa mengurangi memegang hp lebih baik dikurangi, selain itu, sekarang sudah sangat larut, jadi Miranda Wen meletakkan ponselnya dan bersiap untuk tidur.

Wanita hamil memang suka mengkhawatirkan banyak hal, saat Miranda Wen, yang sedang berbaring di atas tatami, memikirkan sikap Joyce Qin terhadap Violet Qin dia langsung merasa sedikit iri. Kenapa dirinya yang mengandung anak Alberto Ji tidak boleh melakukan apa-apa, tapi Alberto Ji si bajingan itu malah memiliki skandal dengan wanita lain.

Meskipun dia terus mengatakan anak ini adalah anaknya seorang diri, tapi di dalam lubuk hatinya dia tetap berharap anaknya memiliki keluarga yang utuh dan dia bisa bersama dengan orang yang dicintainya.

Tapi kenyataannya, dia adalah adik ipar ayah sang anak, ayah anaknya juga sudah memiliki tunangan.

Alberto Ji pernah mengatakan kepadanya dia ingin berterus terang kepada keluarganya, tetapi kalau dia mengatakannya, mau dikemanakan muka Keluarga Ji dan Keluarga Wen? Hal ini pasti akan memicu keributan, mereka semua adalah tokoh besar, mana mungkin membiarkan ada skandal semacam ini dalam keluarga mereka.

Terlebih lagi, Joyce Qin selalu merasa dirinya bahkan tidak layak menjadi istri Bernando Ji, mana mungkin dia bisa menerima dirinya menodai putra kesayangannya yang satu lagi.

Sampai saatnya bisa jadi mereka akan memaksanya menggugurkan janin di dalam kandungannya.

Di dalam kegelapan malam masalah yang biasanya dia kesampingkan dan tidak ingin dia bahas seakan menjadi sangat besar, memikirkannya saja sudah membuatnya merasa takut, apalagi melakukannya.

Kesedihan menyelimuti hatinya dan mengusir rasa kantuknya. Miranda Wen berguling-guling di atas tatami, tapi dia tak kunjung tertidur.

Para wanita memang suka tidak masuk akal. Dia menyalahkan Alberto Ji atas semua hubungan yang tidak masuk akal dan kacau ini. Dia merasa gara-gara Alberto Ji sekarang dia harus menghadapi situasi yang canggung ini.

Tiba-tiba dia merasa haus, dia berpikir hari sudah larut, semua orang pasti sudah tidur, dan seharusnya tidak ada orang di bawah, jadi dia turun untuk mengambil segelas air.

Air dingin yang masuk ke dalam perutnya langsung mengusir kepenatannya, dia merasa sekujur tubuhnya sangat segar dan rileks.

Malam ini yang tidak bisa tidur bukan hanya Miranda Wen, Alberto Ji juga belum tidur, saat mendengar suara pintu terbuka dari kamar sebelah, dia mengikuti Miranda Wen turun ke bawah.

Saat melihat Miranda Wen meminum dua gelas air dingin berturut-turut, akhirnya dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata, "Kurangi minum air dingin, tidak baik untuk kesehatanmu."

Mendengar perkataan Alberto Ji, Miranda Wen tetap melanjutkan apa yang sedang dia lakukan, dia tak ingin menghiraukan Alberto Ji.

Jelas jelas wanita di depannya ini sedang hamil, tapi sepertinya dia tidak peduli. Alberto Ji merasa sedikit marah. Dia sedang mengkhawatirkannya, merencanakan masa depan mereka, tapi wanita di depannya ini bahkan tidak bersedia berbicara dengannya.

Amarah yang menyelimutinya membuatnya kehilangan akal sehatnya. Dia berjalan dengan cepat dan mengambil gelas dari tangan wanita itu lalu menaruhnya di atas meja. Di malam yang sunyi ini, suara ini terdengar sangat keras, tapi Alberto Ji tidak peduli.

Dia menarik wanita itu ke sofa di ruang tamu, "Mari kita bicara."

Telapak tangan pria itu berada di tulang belikat wanita itu, saat ini sudah larut malam, dan pakaian yang dia kenakan tipis, selain itu Alberto Ji juga tidak mengendalikan kekuatannya, jadi dia membuat Miranda Wen kesakitan hingga mengenyritkan dahinya.

Dia menjulurkan tangan dan menyingkirkan telapak tangan Alberto Ji, lalu dengan dingin dia berkata: "Tidak ada yang perlu kita bicarakan."

Selesai berbicara, Miranda Wen naik ke atas.

Alberto Ji duduk di atas sofa dengan linglung, sambil melihat wanita itu naik ke atas, punggungnya yang kurus membuatnya terlihat sedikit menyedihkan, piyamanya yang tipis memperlihatkan perutnya yang sedikit menonjol. Sangat sulit membayangkan ada kehidupan di dalam perut wanita yang sekurus itu.

Sepertinya sudah saatnya dia mencari kesempatan untuk berterus terang kepada keluarganya. Bagaimanapun, janin di dalam kandungan Miranda sudah berusia beberapa bulan, sebentar lagi Miranda akan kelihatan hamil. Dia harus bertanggung jawab kepada Miranda. Bagaimanapun, Miranda adalah seorang wanita hamil, kalau Miranda terus tinggal di luar juga tidak baik. Dia harus bertanggung jawab menjaganya dan membahagiakannya selayaknya seorang pria.

Hari ini Miranda bersikap seperti ini kepadanya pasti karena dia tidak memiliki rasa aman, pikir Alberto Ji.

Dalam kegelapan malam, dia menghisap rokoknya satu per satu sambil terus memikirkan cara berterus terang kepada orang tuanya

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu