Eternal Love - Bab 154 Tidak rindu dengan tuan muda kah?

Christian memberikan kertas sketsanya pada Miranda, "Menurutmu bagaimana?"

Miranda mengambilnya, matanya bersinar karena ia terkejut melihat gambar Christian.

"Christian, kamu benar-benar hebat, karyamu ini benar-benar luar biasa."

Mendengar hal itu, Elisha segera mengampiri mereka dan melihat, "Wow!"

Dia dengan semangat menengadah ke arah Christian, "Christian, ini gambaranmu?"

Christian tersenyum dengan malu, "Iya, ini gambaranku."

Elisha mengangguk, "Christian, akhirnya sekarang aku percaya, kamu benar-benar desainer yang berbakat."

Pipi Christian memerah karena terus dipuji oleh mereka berdua, dirinya tidak mendesain dengan baik, tapi sekarang Miranda menyukai hasil desainnya, Christian tidak pernah melupakan perkataan Miranda barusan.

"Gambar sketsa ini sangat hebat." kata Miranda sambal menganggukkan kepala, "Tapi, Christian, dana awal kita sekarang hanya ada 3 juta Yuan."

"3 juta Yuan?" tanya Christian dengan sangat terkejut, ia langsung berkata, "3 juta Yuan juga sudah lebih dari cukup, bahkan saat pertama kali mendirikan Retro aku hanya membutuhkan tidak lebih dari 300 ribu Yuan."

Elisha juga terkejut mendengar angka 3 juta Yuan, ya ampun, angka itu mungkin tidak pernah akan dia miliki selama seumur hidupnya.

"Miranda, darimana uang sebanyak itu?" Meskipun Miranda menikah dengan Keluarga Ji yang kaya raya, tapi sepertinya Keluarga Ji tidak mungkin memberikan uang sebanyak itu padanya kan?

Miranda tersenyum, "Apakah kamu lupa? Aku memiliki hak atas 25 persen kekayaan Keluarga Wen, uang-uang ini setiap bulannya pasti masuk dalam rekeningku tepat waktu."

Elisha mengelus dada, seketika ia baru tersadar, "Betul juga. Aku bahkan lupa akan hal ini."

Setelah itu, Elisha merangkul Miranda dan berkata dengan manja, "Nona kaya, bagaimana kalau kamu memeliharaku saja?"

MIranda kehilangan senyumnya lalu berkata, "Bagaimana kalau kamu menampilkan sebuah pertunjukkan untukku, kalau aku puas maka aku akan memeliharamu."

"Dasar." kata Elisha sambil melepaskan rangkulannya dan tidak melihat ke arahnya lagi.

Dengan wajah polos, "Bukankah kamu ingin aku memliharamu? Aku harus tahu kamu bisa melakukan apa, baru aku tahu apakah uang ini layak kuhabiskan atau tidak."

Elisha tersenyum dengan pasrah, "Aku bercanda. Tapi karena kamu memiliki dana ini, kita tidak perlu takut ruang kerja ini tidak dapat beroperasi."

Sebenarnya, mengetahui Miranda memiliki 3 juta Yuan, Christian merasa lebih percaya diri, Christian memercayai Miranda, memercayai Miranda benar-benar dapat membantunya mengembalikan apa yang dahulu pernah menjadi milikya.

.........

Karena hari sudah malam, setelah selesai makan Miranda tidak menunggu lama lagi dan bergegas pulang ke rumahnya, bila ia pulang terlalu larut pasti akan dicurigai oleh mertuanya.

Setelah ia sampai di rumah, ia langsung masuk ke dalam kamarnya dan melihat ada Bernando sedang berada di atas Kasur Miranda memainkan sebuah mainan.

Setelah melihat Miranda telah kembali, Bernando segera melompat turun dari atas ranjang, berjalan ke arahnya lalu memeluk Miranda, "Istriku Miranda, akhirnya kamu pulang juga, Bernando menunggumu sangat lama."

Meskipun Bernando hanya memiliki IQ setara anak berusia 6 tahun, tapi sifatnya seperti laki-laki dewasa, Miranda yang dipeluknya cukup lama merasa tidak terbiasa, dengan perlahan Miranda mendorong Bernando menjauh darinya, lalu ia bertanya dengan lembut, "Mengapa kamu bisa ada di sini?"

"Bernando tidak bisa tidur, Bernando ingin istriku Miranda menemaniku bermain."

"....." Miranda ingat bahwa akhir-akhir ini ia hamper melupakan Bernando, bahkan ia bisa lupa bahwa Bernando adalah suaminya.

Miranda mencubit pipinya, ia tersenyum lalu berkata, "Kalau begitu Bernando kembali ke kamar dulu dan tunggu aku, setelah aku mengganti baju aku akan pergi menemanimu."

Mendengar hal itu, Bernando sangat senang, ia bertepuk tangan dan meloncat, "Bernando punya teman, Bernando sangat senang."

Miranda melihat dengan tatapan lembut kegembiaraan wajah Bernando yang memancarkan senyuman dari dalam hati itu, terasa sangat bersih dan suci.

...........

Setelah mengganti bajunya, Miranda menuju ke kamar Bernando, saat masuk, ia terkejut melihat Kak Alberto juga sedang berada di dalam.

Miranda terdiam, lalu ia baru merespon apa yang sedang terjadi, ia berjalan masuk dan bertanya, "Kak, apakah kakak di sini untuk menemani Bernando bermain juga?"

"Iya, Bernando menyuruhku kemari menemaninya." kata Alberto mengangkat kepalanya dan menatap Miranda dengan dalam.

Miranda menggulung bibirnya, dengan sedikit pasrah ia berkata, "Kalau begitu mengapa Bernando masih memintaku untuk menemaninya bermain?" bila ia tahu dari awal kalau Kak Alberto juga ada di sini, lebih baik ia tidak dating, hari ini terlalu melelahkan, dia ingin tidur lebih awal.

Alberto melihat Miranda sudah menguap, alisnya sedikit mengerut, baru saja ia ingin membiarkan Miranda kembali beristirahat, biarkan dirinya yang menemani Bernando, tiba-tiba Bernando berdiri dan menarik tangan Miranda, "Istriku Miranda, temani Bernando bermain monopoli."

Tatapan Miranda tertuju pada kertas yang berada di atas lantai, ia menaikkan alisnya, ternyata adalah permainan monopoli.

Pantas saja Bernando meminta Kak Alberto untuk kemari, permainan ini membutuhkan banyak orang baru akan seru.

Karena semua sudah datang, sepertinya tidak apa untuk menemani Bernando bermain sebentar, hitung-hitung menenangkan diri.

Miranda duduk di sebelah Alberto, baru saja ia duduk, tiba-tiba ada suara yang terdengar, "Semuanya, tuan muda sudah datang."

Miranda : "......."

Miranda menoleh, dengan tidak semangat melihat ke arah orang yang sedang berjalan menuju ke arah mereka, "Zayn, bila mau datang, datang saja, bisa tidak dengan suara pelan? Apa kamu takut orang-orang tidak mengetahui kehadiranmu?"

Zayn menatapnya dengan tatapan menghina, "Kamu tahu apa, aku belum tiba tapi suaraku sudah tiba terlebih dahulu. Dengan begini kalian jadi memiliki waktu bersiap untuk menyambut tuan muda."

Miranda langsung mengambil sebongkah mainan dan melempar ke arahnya, "Pergi!"

Setelah menghindar dari bongkahan mainan itu, Zayn langsung mendekat ke sebelah Miranda, "Miranda, sudah beberapa hari ini kamu tidak melihat tuan muda, apakah kamu tidak rindu dengan tuan muda?"

"Ha ha." Miranda tertawa dingin lalu menoleh ke arah Zayn, "Ayo, lihat mulutku."

Zayn tidak mengerti maksudnya, karena itu ia benar-benar menatap mulut Miranda.

Ia hanya melihat bibir berwarna merah muda itu mengeluarkan tiga kata, "Aku tidak merindukanmu."

Zayn sama sekali tidak mendengar dengan seksama apa yang Miranda katakan, ia hanya memandangi bibir Miranda yang berwarna merah muda dan lembut, sangat menggairahkan.

Perlahan tatapannya semakin terlarut, di dalam pikirannya seperti sudah terpikirkan hal yang jorok.

Tiba-tiba, "Kak Zayn!"

Bernando menggandeng tangannya, hal itu membuat dirinya dan apa yang sedang ada di pikirannya sirna seketika.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Zayn sambil melihat Bernando dengan sedikit kesal.

Bernando terdiam, tidak lama it mulai berbicara, "Kak Zayn, kakak memarahi Bernando."

Bahkan Miranda juga memukul Zayn lalu berkata, "Zayn, mengapa kamu galak seperti itu? Apakah kamu tidak tahu Bernando hanyalah anak kecil?"

"Aku....." kata Zayn yang tidak dapat berkata-kata, kapan ia pernah memarahi Bernando?

Miranda menatap Zayn, setelah itu ia berkata pada Bernando,"Baiklah, Bernando, kita tidak usah bermain dengannya."

Setelah dibela oleh Miranda, Bernando kembali ke kondisi semula yang sedang senang hati, tapi ia hanyalah anak kecil, memiliki suasana hati yang mudah berubah, tapi ia tidak membalas dendam, saat mereka akan mulai bermain Bernando mengajak Zayn untuk bermain juga Bersama mereka.

Saat Bernando mengocok dadu, Zayn bertanya, "Miranda, aku dengar kamu memerintahkan untuk menghentikan produksi barang hasil karya Giselle, apa yang terjadi?"

Mendengar pertanyaan ini, tatapan Alberto pun tertuju pada mereka.

Miranda memandanginya cukup lama, "Haha, aku tidak akan memberitahumu."

"Apa?" Zayn terdiam, lalu ia berkata lagi, "Miranda, ternyata kamu tidak mau memberitahuku?"

"Betul, aku tidak memberitahumu, aku tidak mau memberitahumu." kata Miranda sambil menyanyikan kata-kata itu.

"Miranda!" kata Zayn yang sangat kesal.

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu