Eternal Love - Bab 342 Perasaan yang Tidak Dapat Diungkapkan Kata-kata

"Ada berapa banyak orang dari kalian? Aku memberikan wanita ini untuk bermain dengan kalian. Sampai ketika dia menyerah, dan patuh, kalian dapat berhenti."

Tiba-tiba Kiara terpikirkan ide seperti ini. Dengan tanpa ekspresi, dia menatap pria berbaju hitam di sebelahnya, lalu bibir merahnya membuat sedikit lengkungan.

Jesline tidak menyangka Kiara akan melontarkan kata-kata seperti ini. Dia pun menatapnya dengan ngeri, kedua kakinya terus melangkah mundur, "Kamu... Kamu jangan sembarangan..."

Jesline menatap wanita di depannya, yang tampak seperti orang gila itu. Mungkin karena kejadian sebelumnya, sehingga membuat Kiara berperilaku ekstrim seperti ini. Jesline tidak pernah mengira bahwa hal itu akan menjadi seperti ini.

“Mengapa? Apa kamu takut? Tapi sekarang sudah terlambat.” Kiara mencibir, lalu menyesap anggur merah yang sudah disiapkan di atas mejanya, mencicipi rasanya, sambil melihat pemandangan yang ada di depannya, seolah-olah dia sedang menonton sirkus.

Setelah mendengar perintahnya, beberapa pria itu mengubah ekpresi yang awalnya datar menjadi tampak dipenuhi dengan keganasan. Dengan senyuman mesum, mereka melangkah selangkah demi selangkah mendekat ke arah Jesline.

“Kalian... Kalian jangan...Jangan mendekat…” Jesline menatap beberapa pria jangkung di depannya yang menghampirinya selangkah demi selangkah, rasa takut dalam hatinya pun meningkat bertubi-tubi.

Tidak berani untuk membayangkan kemana mereka membawa dirinya, dan menculik dirinya. Ini semua pasti telah direncanakan sebelumnya. Sungguh tidak mudah bagi Miranda dan yang lainnya untuk menemukan dirinya.

"Kamu adalah gadis yang cantik. Jika bukan karena perintah, aku pun akan segera melepaskan ikatanmu dari tadi." Salah satu pria itu berkata, dan menatapnya dari atas ke bawah.

Saat ini, Jesline tidak berani untuk berkata-kata lagi, dia hanya dapat terus melangkah mundur.

Pria lain yang melihatnya begitu ketakutan, merasa sangat bahagia. Dia berjongkok, lalu menariknya.

"Taruhlah dia di atas tikar, lalu nyalakanlah kamera yang telah aku minta kalian siapkan sebelumnya, rekamlah semua ini." Kiara sangat senang melihat Jesline yang sudah terlalu takut untuk berbicara.

Seorang pria mengangkatnya, segera melemparkannya ke atas tikar itu.

Setelah semua ini siap, beberapa pria itu tampak seperti serigala lapar yang menerkam makanannya, mereka dengan kejam menerobosnya, merobek pakaiannya.

“Ah... Pergilah kalian…” Bagaimanapun juga Jesline tidak mengira akan terjadi adegan seperti ini, bahkan tanpa diduga akan terjadi di tubuhnya sendiri. Tidak peduli bagaimana dia mencoba untuk melawan, bahkan walaupun sudah tidak terikat saat ini, dia pun tidak bisa lepas dari penindasan mereka.

Kiara sungguh menikmati pemandangan di depannya itu.

Tiba-tiba terdengar suara yang keras.

"Buk..."

"Ini polisi, kalian semua jangan bergerak."

Orang-orang yang menerobos masuk memiliki senjata di tangan mereka.

Kiara sungguh tercengang menatap para polisi di depannya itu. Mereka tiba-tiba mendobrak pintu, membuat Kiara merasa terkejut, sampai gelas yang ada di tangannya pun jatuh ke lantai.

Beberapa pria bertubuh besar yang berada di atas tikar itu pun juga berhenti bergerak, segera bangkit berdiri. Walaupun mereka bereaksi dengan cepat, tapi itu sudah terlambat.

Tapi mereka masih mencoba untuk melarikan diri. Saat petugas polisi itu sedang berusaha mengepung mereka, beberapa pria berbaju hitam dan Kiara mencoba melarikan diri.

"Letakanlah senjata kalian, lalu angkatlah tangan kalian ke atas, kemudian menjongkoklah." Petugas polisi mengawasi setiap gerakan mereka, menghindari perlawanan yang mungkin akan mereka lakukan

Akhirnya beberapa preman itu kabur, Kiara pun juga melarikan diri bersama mereka.

Ketika mereka semua panik, Jesline pun segera melepaskan ikatan yang ada di tangannya. Begitu melihat petugas polisi itu menerobos masuk, dia merasa bahwa dirinya akan segera diselamatkan.

Miranda dan Zayn mengitu polusi itu masuk ke dalam ruangan itu. Mereka melihat Jesline yang terbaring di atas tikar kotor, pakaiannya sudah robek, dia tampak sungguh tertekan dalam kekacauan itu.

Ketika Zayn melihatnya, dia segera melepas mantelnya dan mengenakannya di tubuhnya, layaknya seorang putri, dia segera mengangkatnya.

"Jesline, kami sudah tiba." Melihat Jesline yang tampak tertekan, Miranda pun terus-menerus menenangkannya.

Jika bukan karena kelalaian dirinya malam itu, maka tentu saja hal seperti ini tidak akan terjadi.

Jesline menatap mereka berdua, suasana yang awalnya sangat menakutkan, sudah mulai kembali normal, dia pun berkata, "Aku sudah tidak apa-apa, kalian tidak perlu khawatir."

"Bagaimana bisa kami tidak khawatir? Lihatlah luka yang ada di tubuhmu ini, wanita itu benar-benar sungguh kejam." Membayangkan kulitnya yang awalnya halus, menjadi berbekas luka seperti sekarang, Miranda pun tidak berani menyentuhnya.

Namun, Kiara tidak menyangka bahwa segala sesuatu yang direncanakannya telah hancur. Namun, bagaimana bisa mereka menemukannya? Dia sudah tidak berani memikirkannya, tetapi diam-diam menyusuri jalan kecil untuk melarikan diri.

Zayn menatap beberapa preman yang tersisa, juga menatap Jesline yang tampak lemah di dalam pelukannya. Kemudian dia melangkah maju, segera menendang preman itu.

Kemudian ttindakannya itu segera dihentikan oleh polisi, Zayn sangat ingin menghajar mereka.

Ternyata mereka berani melakukan hal seperti itu.

Setelah berbicara dengan petugas polisi, Miranda dan Zayn bergegas mengantar Jesline ke rumah sakit untuk memeriksa dan mengobati lukanya.

Dalam perjalanan.

"Bagaimana kalian dapat menemukanku dengan begitu cepat?" Jesline yang berbaring di pelukan Miranda, dengan lemah berkata.

Dia bahkan mengira dirinya akan dilecehkan oleh para preman itu, tetapi dia tidak menyangka mereka akan secara kebetulan menyelamatkan dirinya. Saat ini, dia tidak tahu apakah harus merasa beruntung atau sedih.

Miranda menatapnya dengan tidak tega,"Tahukah kamu pada malam itu, aku sangat ketakutan. Aku tidak menyangka wanita itu adalah dia. Wanita jahat itu sungguh sangat licik."

Sambil berkata, Miranda mengenakan pakaian kepadanya. Ketika Miranda memasuki pintu itu tadi, Miranda telah melihat apa yang telah terjadi dengan Jesline. Kiara sungguh gila untuk dapat merencanakan penculikan seperti ini.

"Terima kasih." Jesline sungguh tidak tahu bagaimana mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada mereka.

Mendengarkan percakapan mereka, membuat Zayn teringat kembali akan adegan itu, hatinya pun dipenuhi dengan amarah, dia sungguh ingin menghajar orang-orang itu.

"Sudahlah, semuanya sudah berakhir, jadi jangan terlalu memusingkannya lagi. Kamu istirahatlah terlebih dulu." Dengan suara lembut, Zayn berkata.

Ketika Jesline mendengar suara lembut Zayn, dia mengangguk dengan patuh. Teringat bahwa Zayn bahkan telah melepas pakaiannya demi dirinya tanpa berpikir dua kali, hatinya dipenuh rasa syukur.

Aroma mint yang akrab itu, membuat hatinya merasa tenang.

"Kalau begitu aku akan istirahat dulu."

Miranda mengangguk, lalu dengan lembut menyentuh rambutnya. Melihat luka yang ada di wajahnya, membuatnya bertanya-tanya apakah itu akan membekas.

Ketika mereka tiba di rumah sakit untuk menyelesaikan Jesline, mereka mendengar para polisi mengatakan bahwa dua preman itu telah ditangkap, sementara yang lainnya dan Kiara telah melarikan diri.

“Ya. Tunggu sebentar. Kami akan pergi ke kantor polisi.” Melalui kaca transparan, Zayn melihat Jesline yang lemah terbaring di dalam bangsal. Teringat pada saat Jasline terbaring di atas tikar, ada perasaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata muncul di dalam hatinya.

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu