Eternal Love - Bab 209 Tidak Ada Keberuntungan Untuk Merasakan

Karena tangan terluka, dalam beberapa hari kedepan, Miranda Wen diperintahkan oleh Alberto Ji untuk istirahat di rumah beberapa hari.

Pagi hari ini, cahaya matahari masuk dalam kamar Miranda Wen, seperti memberikan warna emas ke dalam kamar.

"Tut, tut, tut ..."

Tiba-tiba ponselnya berbunyi, membangunkan Miranda Wen dari alam mimpi.

Miranda Wen mengulurkan tangan menyentuh ujung ranjang, tapi tetap tidak menemukan ponsel. Karena masih ngantuk, dia hanya bisa menyerah dalam pencaharian ponsel saja.

Awalnya dia kira hanya telepon sekali dua kali saja, tapi dering ponsel terus terdengar.

Karena tidak berdaya, Miranda Wen terpaksa bangun untuk mencari ponsel. Hanya untuk melihat di atas layar tertulis beberapa huruf besar, Melvin Wen.

Miranda Wen tanpa sadar tersenyum menyindir, lalu menekan tombol dengar.

"Halo."

Begitu suara Miranda Wen terdengar, Melvin Wen langsung berkata, "Miranda, jangan sampai lupa pesta malam ini."

Mendengar suara Melvin Wen, Miranda Wen tanpa sadar tertawa. Dia tahu kalau tidak ada urusan apa-apa, pasti tidak akan mencarinya. Ternyata benar kalau tidak ada keperluan, tidak akan mencarinya. Memikirkan ini, pandangan mata Miranda Wen juga mendingin, "Ada apa, Manajer Wen takut aku tidak pergi?"

Mendengar suara Miranda Wen, Melvin Wen tiba-tiba merasakan api kemarahan dalam hati yang muncul dalam dada. Kalau bukan demi malam ini, mana mungkin dia merendahkan diri untuk bicara dengan kelinci kecil ini?

Tapi demi malam ini, dia masih harus menahan diri. Karena bagaimanapun Miranda Wen mewakili Keluarga Ji. Sekarang Miranda Wen menikah ke dalam Keluarga Ji. Saham Keluarga Wen dan yang lainnya juga ikut naik.

Memikirkan ini, Melvin Wen tersenyum menyanjung dan berkata lembut pada Miranda Wen, "Miranda, bukan ayah yang tidak tenang padamu, tapi bagaimanapun betapa pentingnya malam ini, kamu juga tahu 'kan."

Mata Miranda Wen setenang laut, tidak ada perasaan apapun, juga tidak ada kehangatan sedikitpun. Mendengar perkataan Melvin Wen, Miranda Wen tanpa sadar tertawa, "Di saat ini juga, kamu masih tahu kamu adalah seorang ayah. Ok, aku akan pergi."

Setelah itu, Miranda Wen langsung mematikan sambungan dengan kesal, tidak memperhatikan Melvin Wen yang ada di ujung sambungan masih ingin mengatakan apa.

Saat ini rasa kantuk Miranda Wen sudah hilang sepenuhnya dan matanya kelihatan sangatlah dingin.

Miranda Wen berdiri dan mengenakan pakaian, mengambil hadiah yang sebelumnya dibeli bersama Jasline Xie, lalu naik ke mobil dan langsung pergi ke tempat pesta.

Satu Keluarga Wen berdiri di luar menyambut tamu. Melvin Wen mengangkat lengan untuk melihat waktu dan tanpa sadar khawatir. Kenapa Miranda Wen masih belum datang juga.

Di saat ini, sebuah mobil Bentley tiba-tiba muncul dalam pintu masuk. Sang supir segera turun untuk membuka pintu mobil, terlihat dulu kaki yang cantik, dan menarik perhatian semua orang.

Saat semua orang sedang menebak siapa wanita ini, wajah Miranda Wen yang familiar masuk dalam pandangan semua orang, membuat semua orang heboh dan mendekati Melvin Wen untuk berkata, "Manajer Wen, putri pertamamu benar-benar sangat cantik. Pantas saja menikah masuk ke dalam Keluarga Ji."

Ada seseorang yang berkata seperti itu, dilanjutkan dengan semua orang menyetujui perkataan orang itu. Satu per satu menyanjung Melvin Wen.

"Iya, Manajer Wen, putrimu benar-benar snagat cantik."

Sedangkan Melvin Wen berdiri di tengah orang-orang dan kelihatan sangatlah senang. Hari-hari ini benar-benar sangat menyenangkan.

Mendengar semua orang memuji Miranda Wen, Sisca Wen langsung masam. Pujian-pujian itu seharusnya adalah miliknya, atas dasar apa malah pergi memuji Miranda Wen. Keirian seperti ular, menggerogoti hatinya.

Tiba-tiba Sisca Wen seperti teringat pada sesuatu, matanya menyala, dan diam-diam meninggalkan tempat itu, pergi ke ujung suatu tempat.

Melihat adegan ini, Miranda Wen tanpa sadar mengepalkan tangan. Keluarga Wen sekarang benar-benar semakin hebat, begitu banyak orang yang menyanjung.

Miranda Wen hanya berdiri diam begitu saja menatap mereka, tubuhnya memancarkan aura tidak bisa bersatu dengan sekitar. Mendengar pujian orang-orang, menatap adegan keluarga Melvin Wen yang bahagia bersama putrinya, seperti semua itu sama sekali tidak ada hubungannya dengannya.

Di saat semua orang sedang memuji Melvin Wen dan Miranda Wen, tiba-tiba saat ini terdengar suara yang tidak pas.

"Mau secantik apapun bukankah tetap menikah kepada orang bodoh." perkataan ini keluar, seperti melemparkan bom kepada pikiran orang-orang yang ada di sana, membuat heboh keadaan.

Suasana juga perlahan-lahan mulai hening dan tegang.

Semua orang melihat ke arah suara, tidak disangka malah melihat Sisca Wen dan orang-orang Sisca Wen.

Miranda Wen tanpa sadar mengingat dengan rinci, orang-orang itu adalah geng Sisca Wen, tapi apa namanya, dia sudah lupa.

Pandangan Miranda Wen dingin bergeser dari wajah orang-orang, lalu tersenyum menyindir, tidak bicara.

Melihat Miranda Wen tidak bicara, hati Sisca Wen dan gengnya semakin senang, merasa harus mengenai rasa sakit Miranda Wen, jadi semakin tidak takut untuk bicara lebih parah.

Salah seorang wanita langsung mendekat melihat wajah Miranda Wen yang cantik dan tanpa sadar juga merasa iri, tapi segera mengatur perasaan dan berkata pada Miranda Wen, "Kenapa tidak bicara. Nyonya Muda Kedua Keluarga Ji, tidak tahu apakah suami bodohmu baik terhadapmu atau tidak? Rasa si bodoh itu pasti sangat baik bukan. Kita orang biasa sih tidak mempunyai keuntungan untuk merasakan."

Perkataan ini keluar, semakin membuat orang-orang heboh. Hanya mendengar suara orang membahas masalah ini, tapi Miranda Wen malah sedikitpun tidak memasukkan ini ke dalam hati. Hanya menatap orang di hadapannya itu dengan dingin, ingin melihat mereka memainkan drama seperti apa.

Hanya melihat Sisca Wen berjalan buru-buru menarik wanita itu, dan dalam nada bicaranya mengandung nada menyalahkan, "Miyuki, sudahlah, jangan mengatai kakakku seperti itu. Kakakku sekarang adalah Nyonya Muda Kedua Keluarga Ji. Kalau sampai membuat orang Keluarga Ji mengetahui ini, nanti kita akan kena akibatnya."

Nada bicara Sisca Wen meskipun di permukaannya membela Miranda Wen, tapi dalam perkataannya itu juga mengandung maksud Miranda Wen yang suka melapor, dan bergantung kepada Keluarga Ji berbuat seenaknya.

Miyuki Tsu menangkap tangan Sisca Wen, lalu menatap Miranda Wen yang pandangan merendahkan. Terhadap wanita yang demi uang menikah kepada seorang bodoh, Miyuki Tsu berkata merendahkan, "Sisca, takut apa, coba lihat sekarang mana ada orang Keluarga Ji yang datang?"

Novel Terkait

Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu