Eternal Love - Bab 38 Kakak Mempunyai Tunangan

“Terima kasih kak, aku tahu kamu pasti memiliki cara!” Adanya bantuan dari Alberto, sesaat Miranda pun merasa hatinya jauh lebih tenang, memang masalah apapun adalah masalah kecil di hadapan Kakaknya.

Bagaimana pun juga, ia tidak mungkin mengijinkan peninggalan dari Ibu untuk dirinya dan Dessie dinodai oleh Yenny dan putrinya.

Namun ia pun terpikirkan sebuah masalah yang tidak bisa dihindari, berdasarkan sifat Yenny, jika tiba saatnya lalu ia menemukan jalan buntu dan tidak peduli apapun lagi, bagaimana jika ia berhenti membayar biaya pengobatan Dessie?

Sedangkan hampir setiap kali Keluarga Wen menggunakan biaya pengobatan Dessie sebagai alasan untuk memaksanya, sudah selama ini sampai kapan ia akan tetap menahannya?

Miranda berpikir sambil mengerutkan alisnya, ia merasa ini bukanlah caranya.

Setelah ragu beberapa saat, akhirnya ia mengambil keputusan, dan bertanya pada Alberto, “Itu, Kak, menurutmu apakah aku boleh keluar mencari kerja?”

Tidak peduli bagaimana pun juga, ia akan mencobanya demi Dessie!

Mendengar ia ingin mencari pekerjaan, Alberto cukup terkejut dan menoleh memandangnya, tidak menjawab dan balik bertanya, “Kamu ingin bekerja? Kenapa?”

Ia sebenarnya tidak begitu melarang hal ini, di dalam hatinya malah ia merasa wajah seriusnya begitu lucu, membuat orang tidak kuasa ingin melindunginya.

“Karena aku tidak ingin menjadi Nyonya Muda yang tidak melakukan apa-apa, dan juga jika pergi bekerja maka tidak akan menyia-nyiakan jurusan yang kutekuni susah payah selama 4 tahun.” Sekaligus, masih bisa membiayai pengobatan Dessie.

Hanya saja kalimat terakhir tidak diucapkannya.

Alberto mengangguk, “Apa jurusanmu ketika kuliah?”

“Desain perhiasan, ketika kuliah juga pernah mendapatkan beberapa penghargaan.”

Mengungkit tentang perolehannya sendiri, Miranda masih tetap percaya diri, jika bukan karena ia menikahi Keluarga Ji, mungkin saja sekarang ia sudah menjadi pekerja di sebuah perusahaan dari pukul 9 pagi sampai pukul 5 sore hari.

Tapi jika pun begitu, ia juga rela, lebih baik daripada terus di dalam Kediaman Ji dan tidak melakukan apapun, tidak hanya untuk Dessie, tapi juga untuk merealisasikan kehidupannya sendiri.

Ia masih muda, tentu tidak mungkin selamanya hidup tanpa tujuan, sedangkan Bernando, tidak begitu membutuhkan perhatiannya, jadi barulah timbul pemikiran ingin keluar bekerja.

Lagi-lagi Alberto mengangguk, tapi tidak mengatakan apapun.

“Sebenarnya aku takut Mama tidak setuju.” Mengingat mertuanya yang biasanya ketat terhadapnya, Miranda pun menundukkan wajahnya.

Bagaimana pun juga ia baru memasuki Keluarga Ji, jika ibu mertuanya tidak mengijinkan, maka ia tidak bisa berbuat apa-apa.

“Ini masih belum tentu, wanita di Keluarga Ji semuanya bisa berbisnis, Ibuku dulu juga bisa, termasuk almarhumah Nenek, tidak mungkin ada orang yang melarangmu.” Ucap Alberto dengan suara ringan.

“Benarkah?”

Mendengarnya, mata Miranda pun seketika berbinar, ia tersenyum bahagia, “Baguslah jika begitu.”

Ia sedikit girang dan menengadah memandang Alberto, sinar matanya membuat Alberto tidak kuasa memandangnya, wajah yang menawan dan mempesona sekali lagi membuyarkan pikirannya.

……

Ketika makan malam, seperti biasanya Keluarga Ji duduk satu per satu.

Berdasarkan peraturan, otomatis Miranda adalah yang terakhir duduk, ia menghela napas di dalam hatinya.

Dulu baginya makan adalah kenikmatan, tapi sejak memasuki Keluarga Ji tidak tahu bagaimana lalu berubah menjadi penyiksaan.

Tapi hanya sekedar makan saja, bahkan penempatan sumpit pun ada aturannya, hanya dengan beberapa peraturan ini, sudah membuat nafsu makan orang hilang.

Ketika ia sedang melamun, tiba-tiba Kakek memandang ke arahnya, “Cucu menantu, kudengar kamu ingin bekerja, apakah benar?”

Miranda yang sedang makan, tiba-tiba mendengar pertanyaan Kakek, hampir saja ia tersedak, ia pun bingung dan memandang ke arah Alberto. Alberto terlihat sedang meminum sup dengan tenang, gerakannya anggun, seperti tidak ada apa-apa.

“Kakek, aku ……”

“Apa!” Belum selesai Miranda berkata satu kalimat namun sudah langsung diinterupsi oleh Joyce, “Tentu tidak boleh! Kamu baru menikah beberapa hari, tidak di rumah merawat Bernando dan mencari kerja, Keluarga Ji tidak kekurangan uang dari penghasilanmu, kamu hanya perlu ada di rumah dan taat pada suami, melakukan tugas di dalam rumah saja sudah cukup.”

Dengan wajah dinginnya Joyce menjadi yang pertama yang tidak setuju.

Begitu Kakek mendengarnya, tatapannya pun terkejut, sesaat raut wajahnya menjadi serius, “Apa yang kamu katakan, bagus jika anak muda mempunyai semangat, biarkan dia pergi dan mencari pengalaman, ada asisten rumah tangga yang merawat Bernando, kita menikah untuk mendapatkan menantu, bukan mendapatkan pembantu.”

“Tapi Pa ……” Joyce memasang tatapan tidak terima, ingin melawan tapi tidak tahu harus berkata apa.

“Jangan tapi tapi, sekarang perusahaan begitu sibuk, bagus jika ada orang yang membantu Alberto, ia sudah 27 tahun, sudah saatny menyelesaikan masalah besar di hidupnya. Kamu sebagai seorang Ibu tidak bisa hanya mencintai Bernando saja, terkadang juga harus memikirkan masalah Alberto.”

Mendengarnya, Alberto yang makan dengan diam pun terpaku, lalu kembali normal, “Kakek, aku tidak terburu-buru.”

Miranda yang duduk di seberangnya pun memberikan tatapan bersimpati, hatinya merasa bersalah.

Ini, lari dari pembicaraan seharusnya tidak akan menyalahkannya bukan ……

“Apa yang tidak terburu-buru!” Raut wajah Kakek makin serius, “Kamu tidak terburu-buru, tapi Kakekmu sudah sangat terburu-buru, dari awal sudah memutuskan bahwa anak pertamamu akan mewarisi Keluarga Qin, sebelumnya bukankah memperkenalkanmu pada seorang calon istri, tapi kamu yang tidak serius.”

“Betul, Alberto, adikmu sekarang sudah menikah, kamu juga cepatlah!” Karena ucapan Kakek, fokus Joyce pun berpindah kepada Alberto.

Alberto menyerngit, “Masalah pernikahan, aku akan menyelesaikannya sendiri.”

“Kamu ini sedari kecil selalu tidak mau mendengarkan perkataan orang lain, cepatlah selesaikan, dengar tidak.” Melihat Alberto tidak menjawab, Joyce pun menggeleng dan tidak lagi bicara banyak.

Mendengar ini, Miranda pun menundukan kepalanya, perasaan yang tidak bisa dijelaskan di dalam hatinya membuat ia tidak bisa bernapas.

Ternyata Kakak sudah memiliki calon pengantin.

Benar, orang sempurna seperti Kakak, mana mungkin belum ada calon istri.

Ia lagi-lagi sedang berharap akan sesuatu, jelas-jelas tahu mereka berdua sama sekali tidak mungkin, tapi selalu tanpa disadari ia tertarik pada Alberto, sepertinya setelah ini ia harus menjaga jarak dengan Alberto, tidak boleh membiarkan dirinya jatuh ……

Ketika jelas topik pembicaraan sudah melenceng, tiba-tiba Richard berbicara, “JIka Miranda ingin bekerja maka pergilah, tapi jika ingin melakukannya, maka lakukanlah sebaik mungkin. Kebetulan, Flourish Jewelry sedang kekurangan orang manajemen, bagaimana kalau Miranda kamu yang melakukannya.”

“Hm, saran Richard tidak buruk, Flourish Jewelry adalah anak perusahaan dari Perusahaan Besar Ji, jika Miranda kerja di sana, Alberto juga bisa menjaganya.” Kakek menganggungkan kepalanya.

“Pa, sepertinya ini tidak bisa, Miranda baru saja lulus kuliah, masih belum memiliki pengalaman, bagaimana mungkin mengatur sebuah anak perusahaan ……”

Lagi-lagi Joyce menyampaikan keraguannya dengan raut wajah dingin, masih tetap tidak terlalu setuju membiarkan Miranda bekerja.

Novel Terkait

My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu