Eternal Love - Bab 337 Bukan Seperti Yang Kamu Pikirkan

Miranda sudah tiba di kantor dari pagi, dia melihat Elisha yang berada dikantor dengan ekspresi pucat,dia sedikit khawatir dan berjalan kearahnya.

"Elisha, ada apa denganmu, mengapa tampangmu begitu pucat? Apakah sakit?" Tanya Miranda dengan tatapan khawatir.

Meskipun ada dandanan tipis, namun bisa dilihat bahwa wajah Elisha pucat bahkan bibirnya juga begitu.

Elisha tengah berada disamping komputer dan melamun, didalam benaknya terus terulang adegan yang terjadi kemarin, dia tiba-tiba mendengar panggilan dari Miranda.

Dia bergegas menjawab, "Ahhh.....aku........aku tidak apa-apa, hanya saja...........hanya saja kemarin tidak tidur dengan baik, oh iya........." Sekali terpikiran hingga disini, dia berhenti sejenak dan menundukkan kepalanya.

Miranda melihat tampang tegangnya dan mengerutkan keningnya, dia ingat bahwa biasanya Elisha terbuka sekali, namun hari ini malah feminim sekali, meskipun wajahnya pucat, namun pipinya sedikit memerah.

"Oh, Aku tahu, Elisha! Tidak apa-apa, setiap wanita pasti akan mengalaminya." Miranda tersenyum.

Elisha mendengar jawaban Miranda dan menatapinya dengan tatapan kaget, dia bergegas berdiri dan mondar mandir ingin menjelaskan, "Bukan seperti yang kamu pikirkan."

Seusai berkata, dia malah tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya.

Miranda langsung tertawa dengan tampang lucunya, "Kenapa? Bukankah datang bulan? Kemarin malam tidak tidur dengan nyenyak kan, oh iya, kebetulan beberapa hari lalu aku menyiapkan gula merah, minumlah, itu baik buat tubuhmu."

Seusai berkata, dia lalu meletakkan tasnya dan mencarinya di meja.

Mendengar jawabannya, Elisha lega, ternyata dia salah paham, namun tadi hatinya bagaikan naik roller-coaster, melayang kemana-mana.

Sekali kepikiran kemarin, dia juga tidak tahu entah kenapa, meskipun dirinya minum banyak arak, namun arak itu tidak seberapa baginya, bagaimana mungkin dirinya tidak mampu melawan lelaki itu, hanya dengan sedikit godaan saja langsung terjerumus dan pergi ke hotel bersamanya, meskipun dirinya sedikit tidak mau.

Kemarin malam bagaikan dirinya tidak bisa mengontrol badannya saja, dia semakin menyesal jika dipikir ulang.

Keperawanan yang telah dia jaga berpuluh-puluh tahun ternyata diberikan kepada seorang lelaki asing tidak dikenal, meskipun tampang lelaki itu lumayan, namun dirinya tidaklah begitu tahu mengenai latar belakang serta informasi mengenainya.

Dan kemarin malam melihat tampangnya, rasanya dia adalah playboy, mungkin pertama kali dirinya tidaklah berarti apa-apa bagi lelaki itu.

Elisha sekali terpikiran seperti ini, dia bergegas mengelengkan kepalanya.

Sudahlah, lupakan saja.

Anggap saja tidak mengeluarkan uang namun membeli seorang lelaki tampan saja, ini tidak seberapa, lagian dirinya juga tidak rugi.

Jika bukan karena kemarin malam begitu banyak kali, pagi hari ini dirinya juga tidak akan seperti begini, bahkan turun dari kasur saja juga begitu susah, benar-benar binatang.

Sekali terpikir, Elisha mulai memaki dalam hati.

Miranda akhirnye menemukan gula merah didala tasnya namun melihat Elisha mulai melongo didepan komputer, ekspresinya beragam, dia sedikit penasaran dengan apa yang dipikirkan Elisha.

MIranda mengulurkan tangan dan mengerakkannya dihadapan Elisha, namun sama sekali tidak ada reaksi, "Elisha, mengapa kamu melamun lagi? Apakah badanmu kurang sehat?"

Elisha langsung sadar, wajahnya sedikit memerah, dia bergegas mengelengkan kepalanya, Dia mulai membereskan dokumen ditangannya, "Tidak memikirkan apa-apa."

"Ini, untukmu, lihatlah, tampangmu begitu pucat, cepatlah minum ini, setidaknya bisa sedkit mengurangi rasa sakit." Miranda tersenyum dan meletakkan gula merah diatas meja kerjanya, dia lalu pergi.

Elisha melihat gula merah diatas meja, untuk tidak dicurigai, dia lalu mengambil gelas dan berjalan keruang pengisian air, baru berjalan beberapa langkah, barulah Elisha menyadari bahwa dirinya bahkan sangatlah susah untuk berjalan.

Satu tangannya memegang perut, satu tangannya memegang benda, dirinya selalu mengira bahwa adegan didalam novel biasanya bohong, namun tidak disangka, kejadian kemarin malam mendobrak pemikirannay sebelumnya dengan sempurna.

"Dasar!" Setelah datang ke ruang pengisian air, Elisha mengaduk gelasnya, dan sambil memaki lelaki itu dalam hatinya.

Miranda baru saja kembali ke ruang kerjanya, dia lalu melihat Elisha memegang perutnya dan berjalan kearah ruang pengisian air.

Dia sedikit khawatir, dia tidak menyangka Elisha akan begitu parah ketika datang bulan, dia bergegas meletakkan dokumen ditangannya dan mengikutinya ke ruang pengisian air.

"Elisha, apakah kamu sekarang benar-benar tidak apa-apa? Aku lihat kamu sepertinya sangatlah parah, wajahmu begitu pucat."

Melihat Elisha yang lemas sambil bersandar didinding, sambil meniup minuman ditangannya, reaksinya tidak seperti datang bulan.

Miranda ternyata begitu perhatian terhadapnya, Elisha sangatlah terharu, "Aku tidak apa-apa, hanya saja kemarin tidak tahu datang bulan dan masih minum banyak arak dengan temanku, kemarin malam juga tidak tidur dengan baik, jadi sekarang kepalaku lumayan sakit."

Elisha terus menjelaskan, seusai berkata, dia lalu menundukkan kepalanya dan meminum teh gula merah ditangannya, untuk menyamar kebohongannya.

Karena Elisha tahu bahwa sekali dia bohong tatapannya selalu kesana kemari, bagaimanapun juga kejadian memalukan kemarin sebisa mungkin jangan ketahuan oleh orang lain.

"Mengapa kamu begitu tidak memperhatikan dirimu sendiri!" Miranda sedikit lega.

"Begini saja, kamu pulang dan istirahat dulu, bagaimanapun juga ini adalah badanmu sendiri, Jika terus begini terus bekerja juga tidak baik." Kata Miranda.

Miranda melihat orang-orang yang berdatangan kerja, dia berpikir, untung saja pekerjaan hari ini tidaklah banyak, jika tidak tidak akan ada orang yang menyadari badan Elisha tidak nyaman.

Elisha sekali mendengar Miranda menyuruhnya libur, dia bergegas berkata, "Bagaimana boleh, tugasku masih belum selesai.........."

Sebelum Elisha selesai berkata, dia langsung dihentikan oleh Miranda, melihat tampang lemahnya dan masih memikirkan hal lain.

Miranda lalu mengerutkan keningnya dan berkata, "TIdak apa-apa, kebetulan pekerjaan hari ini tidaklah banyak, aku akan membagikan tugasmu kepada orang lain kamu pulang dan istirahatlah."

Elisha melihat tatapan Miranda yang tegas, ditambah lagi karena tahu betapa lelahnya badannya, serta kepalanya yang sangat sakit, dia lalu menyetujuinya.

"Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu." Setelah menyetujuinya, didalam hatinya sangatlah berterima kasih.

"Iya."

Miranda mendengar Elisha sudah setuju, dia menganggukkan kepalanya dan mengingatkannya mengenai beberapa hal mengenai datang bulan, apa yang harus di makan, apa yang harus dihindari.

Setelah meminum air gula merah, perutnya langsung terasa lebih hangat, karena tadi pagi ketika dia datang dia juga tidak sarapan, barulah badannya terasa begitu lemas.

Setelah berpamitan dengan Miranda, Elisha lalu pergi meninggalkan kantor.

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu