Eternal Love - Bab 432 Benar tidak menyukaimu

Di bandara, orang-orang datang dan pergi, tidak seperti berisik di pasar, tetapi juga tidak ribut, meninggalkan tidak berarti dipeluk dengan kerabat dan enggan untuk pergi, hanya seorang diri, terburu-buru, menarik koper yang berat yang berada di samping dengan berlari. Hanya ada pria berjas dan sepatu kulit dengan wajah serius, berjalan ke tempat pendaftaran imigrasi pelan-pelan.

Asisten khusus mendesah di dalam hati, darimana datangnya kebangkitan, abu orang tersebut juga telah di kebumikan, masih dapat berpikir bahwa Miranda Wen belum mati, sangat yakin apa yang dia sendiri lihat bayangan itu adalah Miranda Wen.

Meskipun orang tersebut mirip dengan Miranda Wen, juga bukan apa-apa, di dunia ini, banyak orang yang wajahnya mirip.

Tapi siapa suruh kalau orang itu adalah bos, mengontrol gaji dan bonus akhir tahun, asisten khusus mendesah panjang, “Sangat konyol.” Sendiri hanya dapat mengikuti kekonyolan in.

Sesampai di loket pendaftaran imigrasi, disana berbaris panjang, asisten khusus tidak ingin membuang waktu, juga mengetahui Alberto Ji juga terburu-buru menunggu dia pulang, juga tidak berbaris, langsung berjalan kedepan loket.

“Tuan, mohon anda untuk berbaris, hormati peraturan umum, terima kasih atas kerjasamanya.” Petugas itu dengan hormat tersenyum, dengan ramah mengingatkan.

Asisten khusus tidak berkata-kata kepada petugas, segera menelepon, telepon dengan cepat di angkat.

Asisten khusus memberi salam: “Apa kabar CEO Wang, maaf mengganggu anda.” Sebuah suara dengan cepat terdengar dari seberang, itu tidak lebih dari ucapan sopan, dan mereka berdua memainkan TaiChi sebentar, dengan cepat langsung ke intinya.

“CEO Ji ingin mengecek catatan imigrasi seseorang.” Selesai asisten khusus selesai berkata, setelah jawaban pasti datang dari sana, maka langsung menutup telepon.

Telepon di loket segera berbunyi, petugas dengan terburu-buru mengangkat telepon, tidak mengetahui apa yang dibicarakan, hanya terdengar kata: “Baik, aku mengerti, jangan khawatir.”

Meletkkan telepon, petugas segera memberikan senyum yang lebih ramah, mengoper pekerjaan dia kepada rekannya, bertanya: “Apakah Tuan ingin melihat catatan imigrasi yang kapan?”

Asisten khusus mengetuk meja loket dengan jarinya yang ramping, “Dua tahun belakangan ini, semua harus lihat.”

Senyuman petugas itu berubah kaku, tetapi masih tetap ramah berkata: “Tuan, silahkan datang kesini, aku akan memeriksanya untuk kamu. Siapa orang yang ingin Tuan cari?”

“Miranda Wen, wanita.” Asisten khusus selesai berbicara, lalu melihat petugas itu dengan cepat mengotak atik komputer mencari.

Petugas itu dengan cepat menanggapi, “Orang ini tidak memiliki catatan imigrasi.”

Asisten khusus itu tahu bahwa jawabannya akan seperti ini, juga tidak berkata apa pun, langsung pergi, lalu menelepon Alberto Ji, memberitahu jawaban, di batasi dengan telepon pun dia tahu Alberto Ji tekanan rendah.

Alberto Ji menutup telepon, menenangkan suasana hati dia, lalu berjalan ke tempat tamu, seharusnya tamu ini diantar oleh asisten khusus, tetapi karena asisten khusus dia perintah untuk melakukan sesuatu, maka dia sendiri yang mengantarnya.

Alberto Ji dengan cepat mengantar tamu masuk ke dalam pemeriksaan keamanan, membalikkan kepala lalu berjalan pulang, tempat umum dilarang untuk merokok, dia berjalan kearah WC.

Disini Miranda Wen berpamitan dengan Elisha Yu dan Zayn Shen, sudah mau masuk kedalam pemeriksaan keamanan, tiba-tiba perutnya terasa sakit, seperti makan sesuatu yang buruk pagi ini.

Miranda Wen melihat waktu boarding yang mendekat, dengan wajah bersedih, terburu-buru berlari ke WC. “Aku akan segera kembali.”

Elisha Yu dengan gelisah berteriak dari belakang: “Cepatlah, jangan lewatkan waktu boarding.”

Bayangan Miranda Wen telah menghilang seperti angin, Elisha Yu tidak dapat menutupi wajahnya, dengan wajah tak berdaya berkata: “Masih sama seperti dulu tidak dapat diharapkan.”

Zayn Shen tidak dapat menahan tawa, “Jangan terburu-buru.”

Elisha Yu melototi dia.

Miranda Wen akhirnya sampai di depan pintu WC dengan cepat, dari jauh mendongakkan kepalanya melihat dimana toilet wanita, menambah kecepatannya. Saat bersamaan perutnya bergulat hebat seperti ombak, juga menambah rasa sakit.

Miranda Wen sampai di depan pintu, menghembus nafas yang panjang, sebelah tangannya merapikan rambut panjangnya, satu lagi mengangkat kakinya kearah toilet wanita, belum berjalan dua langkah, bahunya di tahan oleh seseorang.

Miranda Wen menoleh dengan curiga, ternyata adalah pria yang dia lihat beberapa kali sebelumnya, keraguan di matanya meningkat. Orang ini memanggil dia untuk apa?

Dia berkata: “Kamu?” Nada suaranya dipenuhi oleh kekagetan yang tidak dapat dijelaskan.

Dia berkata dengan mudah, di hati Alberto Ji seperti ditusuk jarum yang tidak tak terhitung jumlahnya, nyeri hebat, kamu sudah tidak menyukai aku lagi? Bagaimana kamu bisa mengunakan nada bicara seperti itu berkata “Kamu”? Kamu pasti masih menyalahkan aku?

Sebenarnya Alberto Ji telah melihat dia, jantungnya seperti gendang, berdetak kencang, kecewa bahkan putus asa karena balasan asisten khusus, darahnya yang dingin akhirnya kembali menghangat.

“Miranda.” Alberto Ji seperti takut untuk bangun, suaranya kecil hingga tidak terdengar.

Miranda Wen tidak mendengar, hanya melihat bibir lawan bicaranya bergerak, seperti mengucapkan satu kata, tetapi dia tidak tertarik untuk menerka, karena bahunya hampir hancur ditekan orang.

Dengan wajah dingin, Miranda Wen berkata: “Bisakah kamu melepaskan tangan kamu dulu, kamu menekan bahu ku sampai sakit.”

Mendengar, seperti tersengat listrik Alberto Ji segera menarik tangannya kembali, “Apa kamu baik-baik sajs, maaf, aku….. benar-benar tidak sengaja.”

Alberto Ji menatap Miranda Wen dalam dalam, sangat takut jika dia berkedip, maka orang tersebut akan hilang, seperti hari itu.

Miranda Wen tidak nyaman akan tatapan dia, tunuhnya merinding, hingga dia mundur selangkah, siapa sangka Alberto Ji maju selangkah, langsung berdiri di depan dia, jika dia menundukkan kepala, maka dapat langsung mencium dia.

Miranda Wen tidak berani bergerak, takut merangsang pihak lain lagi. Beberapa kali saat dia bertemu dengan Alberto Ji, telah merasa kejiwaan pria ini tidak normal, jangan bertanya dia mengapa, ini hanya insting seorang wanita, hanya dengan insting ini, dia dapat mengetahui banyak pria bajingan.

“Kamu…” Miranda Wen ragu untuk berbicara, pria ini menatapnya dengan aneh, dicampur oleh perasaan bahagia, dan ada perasaan sangat menyesal, yang paling tebal, adalah cinta yang tak terelakkan.

Miranda Wen berpikir, apakah dia terlihat seperti orang yang dicintainya, jika tidak mengapa dia menunjukkan tampilan ini pada dia sendiri. Akibatnya, dia tidak bisa mengatakan apa pun yang ingin dia salahkan.

Alberto Ji merasakan bahagia dan asam, dia tidak menyangk, bahwa Miranda Wen belum mati, tidak mati adalah hal yang baik, dia akan melindunginya dengan baik di masa depan, tidak akan membiarkan dia menderita lagi.

Dia benar-benar ingin mengendong orang dan berputar dua kali, juga ingin berteriak dengan keras, dan bertanya kepada dia: “Mengapa kamu tidak pulang, mengapa kamu tidak memberikan aku untuk mengetahui keadaan kamu, apakah kamu tahu bagaimana aku melewatinya selama ini?”

Tetapi pada akhirnya, kata-kata ini di tekan di dlam hatinya, tidak peduli bagaimana, sekarang, orang tersebut telah dia temukan.

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu