Eternal Love - Bab 7 Kekasih Gelap

Dan saat mereka berdua saling tarik menarik, Sisca telah tiba sambil membawa pengawal.

Miranda masih dipegang oleh Alberto dan tidak melepasnya, dia marah hingga ingin sekali menggigitnya, namun melihat tangan Alberto yang bagus, benar-benar tidak sanggup melakukannya.

Jari tangannya sungguh cantik, sendi yang tegas jelas, putih rapi terawat, dan begitu berdiri, baru menyadari perawakan pria ini sebanding dengan model internasional, seluruh tubuhnya terlihat hawa yang menggoda, kelihatan begitu terhormat juga elegan.

Pria seperti ini, mengapa bisa muncul di rumahnya?

Jangan-jangan sekutunya Sisca, khusus datang untuk menangkapnya?

Tepat saat Miranda sedang berpikir, Sisca sudah sampai, dan langsung memberi perintah pada pengawal, “Bawa dia kembali!”

Miranda marah hingga merasa sakit di dadanya.

Kalau saja dia tahu ada bencana yang menunggunya, dia pasti tidak akan menyiksa dirinya sendiri, untuk memanjat turun dari lantai tiga.

Makin dipikir semakin jengkel, dengan marah dia melotot pada Alberto, barusan karena parasnya, muncul kesan yang baik padanya, dalam sekejap kesan baiknya menjadi hilang.

“Miranda, kamu benar-benar tidak ingin hidup lagi, berani lompat dari lantai tiga? Aku beritahu, lebih baik kamu patuh dan menerima nasibmu. Jangan banyak tingkah, diam saja di rumah sambil menunggu keluarga Ji datang untuk melamarmu.”

Sisca dengan rasa puas melihat Miranda, kemudian melambaikan tangannya pada kedua pengawal tersebut : “Bawa dia kembali ke dalam, paling bagus lagi jika pintu dan jendela dipaku saja.”

“Baik, nona kedua.”

Dua pengawal itu segera maju, dan membawa Miranda.

Miranda tahu hari ini dia tidak bisa kabur, hanya bisa dengan hati tidak rela ikut masuk, sebelum pergi masih tidak lupa melotot sekali lagi pada Alberto.

Sejenak mata Alberto tersorot sebuah senyuman.

Bocah ini, sungguh menarik.

Kelihatannya, pernikahan ini juga tidak buruk seperti yang dibayangkan.

Selagi berpikir, Alberto juga mulai ikut masuk.

Saat ini, Sisca baru menyadari dirinya, lalu membentak dengan keras : “Berhenti, siapa kamu? Mengapa ada di rumahku? Jangan-jangan kekasih gelap Miranda?”

Kekasih gelap?

Mendengar kata ini, Alberto menghentikan langkahnya, seluruh tubuhnya tersebar hawa yang dingin, lalu menghampiri Sisca : “Kamu bilang siapa yang kekasih gelap?”

Sisca menjadi gemetar, baru akhirnya melihat jelas paras Alberto.

Wajahnya sangat tampan sekali, di tubuhnya yang gagah terpancar prestise dan kedudukan yang tinggi, kepribadian yang terhormat, dipadukan dengan pakaian yang bermerk, layaknya seorang tuan muda yang hidup bebas di abad pertengahan.

Sisca masih belum sempat terpesona, segera merasakan orang ini sedikit familiar.

Berpikir sebentar, sepertinya teringat sesuatu, terkejut hingga mata terbelalak : “Kamu……kamu tuan muda pertama keluarga Ji, Alberto?”

Mendengar nama Alberto, Miranda yang di depan juga tercengang.

Tidak mungkin, orang ini adalah Alberto?

Meskipun Miranda belum pernah bertemu secara langsung dengan Alberto, namun legenda mengenai dirinya, dia sering mendengarnya.

Orang ini memang sesuai dengan yang dikatakan, penuh dengan kelebihan, tidak hanya tampan, kaya raya, yang paling utama adalah kemampuan usaha bisnisnya yang tinggi, menguasai urat nadi perekonomian di seluruh kota Beijing, sekali menghentakkan kaki saja sudah bisa mengguncang seluruh kota Beijing.

Merupakan pasangan yang ingin dinikahi oleh semua wanita yang tak terhitung jumlahnya, tetapi tidak melihat dia menaruh hatinya pada siapa.

Bagaimanapun Miranda tidak pernah menyangka, orang ini adalah Alberto.

Dia tidak datang lebih awal, juga tidak telat, mengapa memilih waktu sekarang untuk datang ke rumah keluarga Wen?

Untuk apa dia datang ke sini?

Hati Miranda menjadi bimbang, Sisca yang di situ matanya sudah seperti bunga persik yang merekah.

Sebelumnya di sebuah acara, pernah melihat Alberto sekali dari kejauhan, dalam hati sudah penuh dengan kerinduan, senantiasa mengharapkan bisa menikah dengan Alberto.

Kini melihat dari dekat, semakin membuat hatinya lebih mantap lagi.

Pria ini, benar-benar terbaik hingga tidak bisa diungkapkan lagi, hanya pria seperti ini yang sepadan dengan dirinya.

“Tuan muda Ji, silakan masuk, papaku juga ada di rumah, anda datang mengapa tidak memberi kabar dulu.”

Sisca menyunggingkan senyum yang sangat manis, dengan ramah dan perhatian menyambut Alberto.

Melvin mendengar Alberto datang, langsung membawa Yenny keluar untuk menyambut, dengan wajah penuh sanjungan : “Direktur Ji, mengapa anda ada waktu luang untuk datang ke sini?”

Alberto kembali dengan wajah yang dingin, berkata : “Tidak ada apa-apa, yang utama datang untuk menegaskan urusan pernikahan, hanya saja tidak disangka baru saja tiba sudah melihat sebuah tontonan.”

Maksudnya menunjuk pada Miranda yang melihat dari samping.

Miranda : “……”

“Eh, anak kecil membuat keributan, telah membiarkan anda melihat lelucon, benar-benar minta maaf. Tapi anda tenang saja, mengenai urusan pernikahan, kapanpun kami bisa menyiapkan diri, kini hanya menunggu anda untuk memastikan harinya.”

Melvin menjelaskan dengan canggung, berusaha menyembunyikan kebenaran.

Alberto melayangkan senyum mengejek pada Miranda yang berdiri di samping, dengan acuh tak acuh berkata : “Benarkah? Tapi saat aku di luar tadi, melihat sepertinya putri ini tidak bersedia untuk menikah masuk dalam keluarga Ji kami.”

“Tuan muda Ji, Miranda kami cuma senang membuat keributan kecil saja, anda jangan simpan dalam hati, dia pasti akan menikah masuk dalam keluarga Ji, anda tenang saja.”

Yenny berlagak seperti seorang ibu yang baik, berkata dengan senyum.

Tepat Miranda ingin membuka mulut, menyatakan tidak mau menikah, tapi sudah dipotong oleh Alberto dengan cepat : “Kalau demikian, mengapa tidak baik-baik memperlakukan dia? Apakah Direktur Wen tidak jelas, keluarga Ji kami bukan sembarangan orang bisa masuk, misalnya putri……”

Sambil bicara, dia memandang Miranda, berkata : “Sebagai nona pertama keluarga Wen, memakai pakaian kaki lima yang harganya murah, bahkan sepatu yang ada di kaki, tidak sampai satu juta kan? Kalian perlakukan dia seperti itu, bagaimana bisa dia menikah masuk dalam keluarga Ji kami?”

“Itu……”

Seketika Melvin tidak bisa berkata apa-apa.

Raut wajah Yenny perlahan berubah, segera berdalih : “Direktur Ji, Miranda kami biasanya tidak seperti ini……”

“Nyonya Wen, aku punya mata untuk melihat, juga bisa menyelidiki banyak hal. Jangan mencoba untuk memberi penjelasan, bagaimana kondisi keluarga kalian, aku sudah tahu semuanya. Kalau ngomong agak kasar, pembantu di rumah kami saja pakaiannya lebih baik dari putri ini, coba kamu bilang, apa aku bisa membiarkan dia masuk dalam keluarga kami dengan penampilan seperti ini?”

Alberto bicara terus terang, tidak memberi muka pada keluarga Wen sama sekali dan sangat kasar.

Mendengar kata-kata Alberto, seketika membuat Melvin mandi berkeringat, segera berkata : “Maaf, ini memang benar kelalaian dariku.”

Sambil bicara, dia berputar dan berteriak pada Yenny : “Apa yang terjadi denganmu? Tidak memberikan uang jajan yang lebih agar Miranda bisa membeli pakaian?”

Raut wajah Yenny benar-benar menahan marah, tapi takut menyinggung Alberto dan terdesak oleh keadaan, hanya bisa berkata : “Akan ku perhatikan, nanti akan kuberikan uang pada Miranda, agar dia bisa membeli beberapa pakaian yang bagus.”

Miranda yang awalnya masih kesal karena tidak berhasil kabur, tidak disangka, malah Alberto mengeluarkan setumpuk sindiran, seketika membuat wajahnya penuh kebingungan.

Orang baik-baik saja tapi diremehkan berpakaian yang tidak bagus, apa yang terjadi?

Melvin dan Yenny mengira sudah selesai untuk hal ini, hasilnya tiba-tiba terdengar Alberto bertanya : “Selain itu, putri seharusnya memiliki mobil sendiri kan?”

“Hah? Ini……”

Melvin tidak bisa menjawab.

Sisca melihat keadaan ini, segera berkata : “Tuan muda Ji, kakakku belum memiliki surat izin mengemudi?”

Miranda tertawa mengejek : “Siapa yang bilang aku tidak punya? Ada di laci dan akan segera berjamur!”

Saat kata-kata ini keluar, ekspresi wajah Melvin dan Yenni langsung berubah, lalu segera berjanji lagi : “Direktur Ji, nanti akan kami berikan satu untuk Miranda, anda tenang saja.”

Selesai bicara, di depan mata Alberto, Melvin mengambil sebuah kartu dari dompet dan memberikan pada Miranda : “Miranda, barusan yang dikatakan oleh Direktur Ji kamu sudah dengar kan, lakukan semua sesuai dengan permintaannya, ingin beli apa beli saja, kartu ini tidak ada limitnya, gunakan sesukamu……”

Mendengar kata tersebut, wajah Yenny dan Sisca terjadi perubahan besar.

Kartu yang tidak ada limitnya?

Bahkan mereka berdua tidak memilikinya, Miranda bisa mendapatkannya begitu saja?

Wajah Sisca penuh rasa iri, Yenny juga dengan hati yang tidak rela, tapi tidak enak untuk ditunjukkan.

Sedangkan Miranda, masih belum sadar sepenuhnya akan perubahan yang menakjubkan dengan wajah tercengang.

Setelah sadar, dia segera menerima kartu tersebut.

Barusan dalam hatinya penuh dengan kritik yang tak terucap kepada Alberto, bahkan urusan adik ipar yang belum masuk ke dalam keluarganya juga diurus. Namun sekarang, dia secara tidak langsung telah membantu mengeluarkan rasa tidak adil pada dirinya, benar-benar merasa sangat puas sekali dalam hatinya!

Terutama, melihat ekpsresi wajah Yenny ibu dan anak tersebut, dia lebih sungguh gembira.

“Papa, tenang saja. Aku pasti akan menggosoknya dengan semangat.”

Kata Miranda sengaja sambil tersenyum.

Sudut bibir Melvin dan Yenny langsung mencibir dengan wajah yang menahan sakit.

Miranda tersenyum girang.

Tampaknya, Alberto ini tidak separah yang dia pikirkan!

Meskipun tadi telah merusak rencana dirinya untuk kabur, tapi sekarang keadaannya sudah berubah.

Memiliki kartu ini, dia sudah bisa memperlakukan dirinya dengan baik, kalau tidak sungguh tidak bisa memaafkan pengorbanan dirinya sendiri!

Berpikir sampai di sini, mendadak Miranda merasa hidupnya penuh dengan harapan, dalam waktu bersamaan merasakan menikah ke dalam keluarga Ji, barangkali bukan sebuah hal yang buruk.

Alberto melihat ekspresi Miranda, dari ekspresi marah barusan, hingga rasa puas sekarang, sudut bibirnya juga perlahan tersungging sebuah senyuman.

Awalnya dia datang adalah untuk membatalkan pernikahan, namun melihat Melvin ada perbedaan dalam memperlakukan putrinya, telah mengusik dirinya dan seperti suruhan setan dia berbuat demikian demi Miranda.

Kelihatannya sudah dipastikan dia akan menikah ke dalam keluarga Ji, sehingga bisa membuat dirinya untuk hidup yang sejahtera juga tidak buruk.

Lagi pula, mau masuk dalam keluarga Ji memang tidak boleh terlalu kasar, tidak peduli dari berpakaian, dan juga kelakuan, mestinya harus ada standar yang tinggi.

Orang dalam keluarga Ji, tidak mengizinkan orang sewenang-wenang terhadap mereka!

“Karena urusan ini sudah diselesaikan, maka aku pamit dulu. Menunggu harinya sudah ditetapkan, aku akan mengutus orang untuk memberi kabar pada kalian.”

Setelah urusan diselesaikan, Alberto juga tidak perlu untuk tinggal lagi, dan segera beranjak bangun.

“Hah? Sudah mau pergi begitu saja? Tuan muda Ji tinggallah untuk makan baru pergi.”

Sisca menjadi panik seketika.

Barusan dia masih berpikir mencari kesempatan untuk bisa mengobrol berdua saja dengan Alberto!

“Iya, Direktur Ji, jarang-jarang ke sini, biar kami bisa melayanimu dengan baik.” Melvin ikut menambahkan.

“Tidak perlu.”

Alberto menolak tanpa pikir panjang, kemudian dia berlalu pergi dengan keluarga Wen di sekelilingnya.

Sebelum keluar dari pintu, tiba-tiba dia berkata pada Miranda : “Nona Wen, bisa bicara?”

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu