Eternal Love - Bab 375 Diusir Keluar

Alberto Ji menatap Miranda Wen yang tertegun di sana, bagaimana pun juga, dia tetap tidak mengucapkan namanya. Darah segar mengalir keluar dari luka akibat terkena cambukan. Wajah Miranda Wen semakin pucat. Semua Anggota Keluarga Ji hanya menatap dia tanpa berbuat apa-apa.

Ibu Ji semakin marah begitu melihat Miranda Wen masih tidak ingin menyebutkan namanya. Dia sambil menggertakkan giginya berkata: "karena kamu tidak ingin mengatakan apa pun, kalau begitu keluar dari Keluarga Ji! Kami Keluarga Ji tidak memiliki menantu yang mencoreng nama baik keluarga seperti kamu!"

"Mulai hari ini, kamu dan Keluarga Ji tidak memiliki hubungan apa pun lagi!"

Miranda Wen menatap semua tatapan dingin Anggota Keluarga Ji lalu menatap Alberto Ji.

Alberto menatap mata merahnya dan mengencangkan bibirnya. Dia benar-benar tidak tega membiarkan Miranda Wen menderita sendirian. Tapi dia ... dia tidak ingin membiarkan dirinya menderita bersamanya.

Miranda Wen tidak lagi memandangi siapa pun, dia menyeret tubuhnya yang memar berjalan keluar dengan tertatih-tatih.

Alberto Ji merasa sangat sedih melihat keadaan Miranda Wen yang seperti itu. Dia ingin maju untuk memapah dia, akan tetapi dia dimarahi oleh Joyce Qin, "kamu tidak boleh menghampiri dia! Biarkan dia pergi sendiri!"

Alberto Ji pun hanya dapat berdiri di tempat, dia tidak ingin membuat Joyce Qin semakin marah dan Miranda Wen kembali terkena imbasnya.

Tatapan Miranda Wen menjadi gelap, dia tersenyum pahit dan melangkah keluar dari pintu rumah Keluarga Ji selangkah demi selangkah.

"Miranda!" Di saat Miranda Wen sudah tidak dapat bertahan lagi, tiba-tiba dia mendengar suara yang familiar.

Miranda Wen menatap ke arah asal suara dan melihat sebuah sosok yang berjalan menghampirinya.

"Zayn Shen." Miranda Shen berbicara dengan lemah, lalu seketika pandangannya menjadi gelap.

Zayn Shen menggendong Miranda Wen masuk ke dalam mobil. Melihat bekas luka pada tubuhnya, dia bergumam berkata: "sebegitunyakah.......kamu mencintai dia?"

Mata Miranda Wen dalam keadaan terpejam dan dia tidak memberikan jawaban apa pun.

Darah segar terus mengalir keluar dari tubuhnya, seketika dalam mobil dipenuhi dengan bau amis.

Zayn Shen memukul alat setir dengan marah tanpa mengatakan apa pun ketika melihat keadaan Miranda Wen yang seperti itu. Dia pun bergegas menggerakkan mobilnya ke rumah sakit.

Setelah Zayn Shen dibawa pulang oleh pengawal pada hari itu, dia terus memikirkan Miranda Wen. Hari ini dengan tidak mudah dia berhasil lepas dari pengawasan keluarganya, dia pun bergegas pergi ke rumah Keluarga Ji. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Miranda Wen di pintu rumah Keluarga Ji dengan luka di sekujur tubuhnya.

Zayn Shen mengantar Miranda Wen pergi ke rumah sakit untuk diobati dan dilakukan pemeriksaan. Anak di dalam kandungannya baik-baik saja, hanya saja karena sudah besar, jika tidak keguguran maka hanya dapat segera melakukan persalinan.

Miranda Wen menatap hasil laporan pemeriksaan lalu dengan lemah terhadap Zayn Shen berkata: "terima kasih atas bantuanmu hari ini, maaf merepotkan kamu untuk mengantar aku pulang."

Zayn Shen menatap dia dengan lekat: "jika kamu pulang siapa yang akan mengobati lukamu? Kamu masih mengandung, jika kamu tidak memikirkan dirimu sendiri, setidaknya pikirkan anak di dalam kandunganmu."

Miranda Wen memandang perutnya, mengulurkan tangan dan membelai dengan lembut. Ada kehidupan kecil di dalamnya, dia adalah anak dari pria yang dicintainya. Tatapanya menjadi lembut dan dia dengan lembut berkata: "baik, aku tidak akan kembali."

Zayn Shen mengatur sebuah kamar rawat inap untuk dia dan wajahnya menggelap tetapi tidak mengatakan apa-apa begitu melihat dia mengelus perutnya dengan lembut.

Miranda Wen menoleh dan menatap Zayn Shen lalu dengan penuh perhatian bertanya: "bagaimana dengan lukamu?"

Miranda Wen kembali teringat kejadian beberapa hari lalu di rumah Keluarga Ji, dimana Zayn Shen terkena beberapa kali cambukan demi melindungi dia.

"Tidak apa-apa, itu hanya luka kecil. Aku hanya terkena luka luar dan itu akan pulih dalam beberapa hari. Lagipula tenaga Joyce Qin pada hari itu juga tidak terlalu kencang dan dia sendiri juga seorang wanita." Zayn Shen berbicara dengan acuh tak acuh.

Miranda Wen tahu bahwa Zayn Shen berkata seperti itu untuk membuatnya tenang, agar dia tidak khawatir. Tetapi dia sendiri tahu seberapa sakitnya cambukan Joyce QIn.

"Semua ini salahku." Miranda Wen berbicara dengan menyesal.

"Aduh apa yang sedang kamu katakan. Aku ini sedang membantu teman yang kesusahan. Oh iya, kamu belum makan bukan hingga saat ini? Aku belikan makanan untukmu sekarang juga, tidak bagus untuk kandunganmu jika kamu tidak makan apa pun." Zayn Shen berbicara, lalu merapikan selimut Miranda Wen dan membalikkan badannya lalu keluar dari ruang rawat inap.

Miranda Wen menatap punggung Zayn Shen dengan hangat.

Miranda Wen berbaring di atas ranjang dan menatap atap berwarna putih di depannya. Seketika tatapannya menjadi dingin. Memang benar dia mencintai Alberto Ji dan rela menerima semua penderitaan ini demi dia. Akan tetapi apakah Alberto Ji benar-benar mencintai dia? Saat ini dia sudah tidak yakin akan hal itu dan dia takut bahwa jawaban dari itu merupakan jawaban yang paling tidak ingin dia inginkan.

Pembalasan dendam Keluarga Ji datang lebih cepat dari yang diperkirakan. Di bawah propaganda Violet Qin yang disengaja, fakta bahwa Miranda Wen diusir dari rumah Keluarga Ji telah tersebar di kalangan atas.

Keesokkan paginya, Miranda Wen berusaha bangun dan perawat yang masuk pun mencegat dia.

"Nona Wen, luka kamu belum pulih sepenuhnya. Kamu jangan banyak bergerak."

Miranda Wen tidak menghiraukan ucapan dia dan mulai menarik jarum infus yang ada di tangannya. Sang perawat begitu melihat peristiwa itu pun bergegas mencegat dia.

Miranda Wen menatap dia lalu dengan dingin berkata: "kamu tidak perlu mengurusi aku, aku ingin pergi. Aku akan menanggung semua akibatnya."

Sang perawat pun berjalan mundur begitu melihat tatapan dingin dia.

Miranda Wen pergi dalam keadaan lemah. Dia menjulurkan tangan menghentikan sebuah taksi dan memberikan sebuah alamat lalu memejamkan matanya.

Miranda Wen marasa tatapan orang-orang di sekitar perusahaannya agak sedikit aneh. Orang-orang yang memiliki nyali kecil pun tidak berani mengatakan apa pun, tetapi mereka yang suka mencari masalah tidak takut untuk mengatakannya. Begitu melihat kedatangan Miranda Wen, mereka bergegas berkata: "ada beberapa orang yang sudah menjadi nyonya muda saja masih tidak bersyukur, bisa-bisanya masih mengingat pria lain dan mengandung anak haram. Benar-benar orang tidak tahu malu."

Miranda Wen menggertakkan giginya tanpa berbicara apa pun dan bergegas masuk ke dalam kantor.

Ketika dia baru saja memasuki kantor, Rita Tsu pun bergegas menyambut dia.

Dia sedih begitu melihat bekas luka yang ada pada tubuh Miranda Wen. Dia membuka mulutnya ingin mengatakan sesuatu, akan tetapi tidak ada sepatah kata pun yang berhasil dilontarkan.

Hati Miranda Wen tiba-tiba terasa lelah begitu melihat tatapannya. Dia bertanya: "Rita Tsu, katakan saja apa yang ingin kamu katakan."

"Miranda.......timbul masalah pada perusahaan kita."

Miranda Wen mengadahkan kepalanya menatap dia, hatinya semakin terasa lelah. Dia bertanya: "apa yang terjadi?"

Rita Tsu memapah dia masuk ke dalam ruang kerja dan setelah menutup pintu, dia dengan serius berkata: "kontrak yang akhir-akhir ini kita tanda tangani, pihak mereka semuanya...........memutuskan pembatalan kontrak atau ada juga yang mencari masalah untuk memutuskan kontrak dengan kita. Beberapa pihak yang sudah membuat janji untuk menandatangani kontrak pun sudah tidak dapat dihubungi."

"Apa alasannya?....." Miranda Wen begitu bertanya saja sudah tahu apa alasan tersebut, "karena aku diusir dari Keluarga Ji?"

Rita Tsu tidak menjawab, akan tetapi dari tatapannya saja sudah dapat terlihat jawabannya dengan sangat jelas.

Miranda Wen memaksakan dirinya untuk duduk di kursi.

Rita Tsu menatap keadaan Miranda Wen yang tidak terlalu baik itu pun berkata: "Miranda........kamu masih memiliki kami, entah kesulitan apa pun yang sedang kita hadapi sekarang, kita pasti dapat melaluinya."

Miranda Wen tertegun dan tidak menghiraukan Rita Tsu.

Rita Tsu melihat keadaan dia yang begitu lemah itu pun tidak lagi mengeluarkan suaranya. Melainkan dia mundur dan memberikan segelas air panas kepada dia.

Elisha Yu yang sedang dalam perjalanan pulang pun mendapatkan sebuah pesan masuk, pesan penolakan dari pihak yang dia ajak bekerja sama akhir-akhir ini. Dia sangat marah, bukannya kemarin semuanya berjalan lancar? Lalu mengapa hari ini menjadi seperti ini?

Dia bergegas menghubungi pihak tersebut untuk menanyakan hal tersebut. Akan tetapi hanya terdengar suara perempuan dari sistem: "maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif, mohon untuk meninggalkan pesan suara......."

Dia mematikan panggilan tersebut dengan kesal dan dia tertegun sambil memegang ponselnya. Dia mengerti hal ini karena masalah Miranda Wen. Setelah berpikir sejenak, dia pun putar balik ke arah rumah Miranda Wen.

Begitu dia turun dari mobil, dia langsung melihat tatapan cemoohan para tetangga kepada dia. Dia mengetuk pintu, akan tetapi tidak ada jawaban. Ketika dia bertanya kepada tetangga, sang tetangga dengan acuh tak acuh menjawab: "orang seperti itu masih berani pulang?" Lalu segera menutup pintunya.

Elisha Yu kembali mengendarai mobilnya ke LC Studio, ketika dia masuk ke dalamnya, dia melihat banyak desainer yang sedang sibuk akan pekerjaannya masing-masing serta Rita Tsu yang sedang sibuk menjawab telepon.

"......Direktur Wang, Anda......" Pihak lawan segera memutuskan panggilannya, dapat terlihat ekspresi lelah pada wajah Rita Tsu. Begitu melihat kedatangan Elisha Yu, dia bergegas menyambutnya, "Nona Yu, Anda sudah datang. Aku akan menghubungi Manager Wen."

"Tidak perlu." Elisha Yu melambaikan tangannya. Dia datang karena takut Miranda Wen terpukul akan masalah ini, pada awalnya dia masih ingin bertanya. Akan tetapi ketika melihat kejadian seperti ini di depan matanya, dia sudah tahu bahwa pukulan atas masalah ini sangat besar.

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu