Eternal Love - Bab 383 Bisakah membawa aku pergi

“Wanita ini akhirnya mendapat pembalasan, sangat bahagia.” Joyce Qin mendengar pengurus rumah tangga membicarakan hal ini, dan dalam hati sangat gembira, wanita itu akhirnya mendapat pembalasan.

Joyce Qin melihat koran yang dibawa pengurus rumah tangga, senyuman puas muncul di wajahnya. Padahal dia berencana untuk memberi pelajaran kepada wanita itu, sekarang bagus, dia tidak perlu sendiri bertindak, masalah telah terselesaikan.

Pengurus rumah tangga berdiri di sampaing dengan hormat, “Benar.”

Joyce Qin masih mabuk dalam kegirangan, “Apakah wanita itu hamil? Aku lihat begitu lama sudah tidak ada. Memang pantas, selalu ikuti kabar ini, beritahu aku jika ada masalah.”

Miranda Wen telah mendapat balasannya, semua ini dia pantas mendapatkannya. Dia ingin berada disini, sendiri merasa masalah besar telah selesai, perasaan hati terasa bahagia.

“Baik.” Penjaga rumah tangga mengangguk dengan hormat.

……

Alberto Ji tiba–tiba tidak dapat menemukan berita apa pun tentang Miranda Wen, bahkan Zayn Shen juga menghilang tanpa jejak, keluarga Shen mengatakan dia telah keluar negeri. Tetapi Alberto Ji merasa sedikit mencurigakan, Miranda Shen mendapat masalah yang begitu besar, dia masih dengan tenang pergi menetap di luar negeri?

Terlebih lagi bukan hanya Zayn Shen, Elisha Yu juga tidak terlihat. Tidak peduli cara apa, tetap tidak ada kabar tentang mereka berdua, mereka berdua seperti orang yang menguap.

“Direktur, ini adalah video kecelakaan Nona Wen hari itu.” Kata Winsen Yan, menyerahkan tablet kepada Alberto Ji.

Alberto Ji menerima tablet, menatap adegan di layar monitor, dia melihat Miranda Wen ternyata berdiri di samping jalan, tapi tiba tiba sebuah mobil tanpa kendali menabraknya ke depan, terlebih lagi targetnya hanya dia seorang.

Melihat adegan di video, Alberto Ji menatap matanya dalam, mengeluarkan nafas tertekan.

“Telusuri masalah ini.” Alberto Ji berkata dengan dingin.

“Baik.” Setelah Winsen Yan mendapat perintah, lalu keluar dari ruangan kerja.

Alberto Ji sedang menonton video itu, melihat tubuh kecil Miranda Wen, hatinya terasa sakit. Dia lebih rela hal ini terjadi pada dirinya, dia tidak tega melihat dia menahan rasa sakit.

Dia mengambil ponsel dan menelepon, menunjukkan telepon sedang menghubungi, sangat jelas Zayn Shen dan Elisha Yu tidak ingin menghubunginya.

Perasaanya sangat cemas……

Alberto Ji berbaring di kursi kantor, sudut mulut pucat menunjukkan lekukan mencela diri sendiri, “Miranda Wen, aku tidak berdaya, sampai sekarang aku belum bisa menemukanmu, tidak tahu bagaimana keadaan kamu sekarang.”

Dan di sisi lain.

Miranda Wen telah dipindahkan ke ruangan bangsal umum, tetapi karena kehilangan banyak darah, belum juga siuman.

“Miranda….” Elisha Yu tetap menjaga di samping ranjang rumah sakit.

Dia tidak tahu apakah dia sadar, juga tidak tahu apakah dia mengetahui bahwa anak yang ada di dalam kandunganya telah tiada karena kecelakaan itu, dan lebih mengkhawatirkan bagaimana dia akan menghadapi fakta kejam ini setelah dia bangun.

Perasaan Elisha Yu saat itu sangat tidak karuan, berharap dia dapat bangun, juga tidak berharap dia menghadapi kenyataan yang kejam ini.

Dia telah tidur berhari hari bermalam malam, sampai sekarang belum juga siuman, kata dokter, dia memang telah melewati masa kritis.

Tetapi selanjutnya tergantung pada kemampuan Miranda Wen, selama dia bisa bangun, nyawanya tidak dalam bahaya, tetapi masalah selanjutnya siapapun tidak dapat mengetahui apa yang akan terjadi.

Elisha Yu dan Zayn Shen telah menjaga dia bermalam malam, dia masih saja tetap belum bangun.

“Bodoh, kenapa kamu belum bangun….” Elisha Yu menatap Miranda Wen yang berbaring di ranjang rumah sakit berkata dengan pelan.

Dia menggunakan handuk dengan pelan membasuh wajahnya, wajah pucatnya tidak menunjukan warna darah, mata tertutup, bulu mata panjang sedikit terangkat, seluruh tubuhnya terpasang berbagai tabung, masih terdapat tabung oksigen. Melihat semua ini terjadi pada Miranda Wen, Elisha Yu berusaha menahan air matanya.

“Apa….”

Dengan suara rendah, menyadarkan Elisha Yu yang sedang sedih, tiba-tiba dia melihat perempuan yang ada di depannya, bulu mata sedikit bergetar, kemudian tersadar dia bangun.

“Zayn Shen Zayn Shen, Miranda, Miranda, dia, dia telah bangun…..” Elisha Yu dengan girang berlari di lorong, berkata kepada Zayn Shen yang sedang menunduk sambil merokok.

Zayn Shen mendengar berita ini, segera membuang rokok yang ada di gengamannya, dengan terburu buru berlari ke dalam.

“Miranda….Miranda…..” Zayn Shen melihat orang yang berbaring lemah di ranjang, memanggil.

“Aku pergi panggilkan dokter.” Elisha Yu melihat Miranda Wen tidak terbangun, segera membalikkan badan memanggil dokter.

Miranda Wen terjebak dalam kegelapan dan tidak dapat keluar, dia mendengar suara yang akrab memanggilnya terus menerus, dia terus mengikuti suara itu.

Tiba-tiba dia melihat cahaya redup di depannya, tidak hanya mempercepat langkah kakinya, ingin segera keluar dari kesulitan ini dengan segera. Saat dia benar-benar bangun, rasa sakit di seluruh tubuhnya menyapu seketika, biarkan dia berpikir terlalu banyak, pikirannya kosong.

Melihat ruangan yang menyilaukan mata, mengesankan warna putih pucat di matanya, rasa sakit itu membuatnya merasa lemas, bahkan menggerakkan satu jari saja, dia merasa sangat kesulitan.

“Miranda.” Tiba-tiba terdengar suara yang familiar, Miranda Wen mengikuti suaranya.

“Zayn Shen…..” ternyata itu adalah Zayn Shen, dia tersenyum padanya.

Kemudian, beberapa orang masuk dari luar, itu adalah dokter dan Elisha Yu dan beberapa perawat.

“Miranda, kamu telah bangun!” Elisha Yu melihat Miranda Wen bangun, sangat bahagia.

“Dokter, cepat periksa keadaan dia.” Zayn Shen mundur kebelakang, memberi jalan kepada dokter.

Dokter selesai memirksa, mencerminkan Miranda Wen telah melewati masa kritis, tetapi harus beristirahat dengan baik, tidak boleh terlalu banyak emosi dan bergerak, jika tidak penyembuhannya akan terhambat.

Zayn Shen dan Elisha Yu mengangguk satu demi satu, dokter merasa lega, membawa perawat keluar dari ruangan itu.

“Elisha, apa yang terjadi pada aku? Kenapa aku berada di rumah sakit?” Miranda Wen sendiri tidak jelas mengapa berada di rumah sakit.

Tetapi dia merasa seperti kehilangan sesuatu, hatinya terasa kosong, dan rasa sakit terasa di seluruh tubuhnya hingga merangsang sarafnya.

Elisha Yu melihat ekspresi nya yang terlihat penuh kecemasan,sepasang mata cerah aslinya seperti kehilangan warnanya, kata-katanya seakan tercekik : “Tiba-tiba kecelakaan….”

Elisha Yu berbicara beberapa saat, tapi jangan berani membicarakannya lebih jauh, dia takut Miranda Wen tidak dapat menerima kenyataan ini.

Tiba-tiba terlintas di benak saya, dia tidak memperdulikan rasa sakit di tubuhnya, mengenggam tangan Elisha Yu, dimana anakku? Apakah anak ku telah tiada…”

Miranda Wen berkata dengan mengerikan, setelah selesai berkata, dia duduk dengan berat hati, melihat perutnya yang kecil, seluruh tubuhnya terpasang banyak alat-alat medis, pukulan di depanya segera merasuki dia.

Miranda Wen tidak dapat mempercayain keadaan yang terjadi padanya.

Elisha Yu menatapnya, hatinya penuh denga kesusahan dan rasa bersalah, dengan terburu buru melangkah maju dan memeluknya, “Maaf, maaf, aku tidak dapat mempertahankannya.”

Kedua orang itu berpelukan dan menangis bersama, Zayn Shen yang berada di samping tidak tahan untuk melihat kedepan, dia berbalik dengan pelan-pelan, meninggalkan kamar itu.

Miranda Wen tidak berani percaya pada kenyataanya, lebih tidak berani menghadapi kenyataan ini.

“Elisha, bisakah kamu membawaku pergi?” setelah sekian lama, Miranda Wen memohon kepada Elisha Yu.

Novel Terkait

My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu